PENDAHULUAN
mungkin dari saluran akar dan menciptakan lingkungan yang tidak mendukung bagi
setiap organisme yang tersisa untuk dapat bertahan hidup.1 Perawatan ini dilakukan
dengan mengangkat jaringan pulpa yang telah terinfeksi dari kamar pulpa dan saluran
akar.2 Mengingat anatomi ruang pulpa yang sangat rumit serta jauhnya penetrasi
bakteri ke dalam tubulus dentin, maka tindakan preparasi saluran akar disertai irigasi
tidak dapat membebaskan saluran akar dari bakteri, sehingga diperlukan medikamen
saluran akar.1,2
dan mencegah nyeri.2 Saat ini bahan medikamen yang banyak digunakan adalah
kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Ca(OH)2 mempunyai aksi kerja melalui pelepasan ion
Ca2+ yang berperan dalam proses mineralisasi jaringan dan ion OH- yang dapat
bahan ini memiliki kelemahan yaitu bersifat toksik3, tidak mempunyai efek mencegah
atau meredakan nyeri, sulit dihilangkan dari dinding saluran akar1,2 dan beberapa
setelah 24 jam berada dalam dentin (Haapasalo dkk, 2000 cit Athanassiadis, 2007).1
Selain itu, Enterococcus faecalis masih resisten terhadap Ca(OH)2 pada pH 11,1
sedangkan dalam dentin radikular, sifat alkalin Ca(OH)2 hanya mencapai pH 10,3
bertanggung jawab terhadap 80-90% infeksi Enterococci dalam saluran akar dan
biasanya ditemukan dalam jumlah sedikit pada saluran akar yang belum dirawat
tetapi bakteri ini sering ditemukan pada perawatan saluran akar yang gagal dan dapat
berkisar antara 24-77% pada perawatan saluran akar yang gagal disertai periodontitis
apikalis.6
cytolysin.7,8 AS, surface adhesion dan LTA berperan dalam pembentukan kolonisasi
pada host; AS juga menyebabkan bakteri ini resisten terhadap mekanisme pertahanan
host; Cytolysin dan AS-48 berperan dalam menghambat pertumbuhan bakteri lain;
menyebabkan perubahan patogen secara langsung; AS, LTA dan sex pheromones
yang gagal.5,8
akar yang berasal dari bahan alami dengan kadar toksisitas rendah tetapi memiliki
daya antibakteri yang baik. Hal ini sesuai dengan prioritas utama dan fokus
obat yaitu mengembangkan Iptek kesehatan dan obat khususnya obat alami untuk
mendukung klaster industri kesehatan dan industri farmasi nasional yang meliputi
dan obat.9
Aloe vera menjadi salah satu alternatif bahan alami yang dapat dikembangkan
antiinflamasi, dapat meredam rasa sakit, tidak toksik, dan sampai saat ini merupakan
salah satu dari 10 tanaman terlaris di dunia yang berpotensi untuk dikembangkan
sebagai tanaman obat.10 Zat-zat aktif yang terdapat dalam lidah buaya meliputi
enzim, mineral, vitamin, protein, lignin, asam salisilat, saponin, sterol, tanin,
magnesium laktat dan senyawa antiprostaglandin. Zat yang besifat antibakteri adalah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gel Aloe vera memiliki efek antibakteri
dengan konsentrasi di atas 70% (Zimmerman, 1969 cit Kathuria dkk, 2011),11 perasan
daun Aloe vera memiliki daya antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada
terhadap Fusobacterium nucleatum dengan nilai MBC 20% dan 50% serta memiliki
efek antifungal terhadap Candida albicans dengan nilai MIC 2,5% dan 21%.13
saluran akar, perlu dilakukan berbagai penelitian. Salah satu penelitian yang harus
dilakukan adalah melihat efek antibakteri dari Aloe vera terhadap Enterococcus
faecalis sebagai bakteri yang sulit dieliminasi dari saluran akar dan resisten terhadap
Apakah ada efek antibakteri ekstrak etanol Aloe vera terhadap Enterococcus
1. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut pemanfaatan Aloe vera sebagai bahan
3. Sebagai informasi bagi dokter gigi tentang manfaat dan efek antibakteri
alam sehingga limbahnya lebih mudah terurai dan bersifat kompatibel tinggi.