Anda di halaman 1dari 3

DARI PDF

Arah dan Kebijakan P2 ISPA


Pelaksanaan pemberantasan penyakit I
SPA ditujukan pada kelompok usia
balita, yaitu bayi ( 0 - <1 tahun ) dan anak balita ( 1- <5 tahun ) dengan fokus
penanggulangan pada penyakit pnemonia (Depkes RI,2002).
Universitas
Sumatera
Utara
xxxix
2.3.1. Kebijakan
Untuk mencapai tujuan program pemb
eratasan penyakit I
SPA balita maka
dirumuskan kebijakan sebagai berikut :
a.
Melaksanakan promosi penanggulangan pne
monia balita sehingga masyarakat,
mitra kerja terkait dan pengambil keputusan m
endukung pelaksanaan
penanggulangan pnemonia balita.
b.
Melaksanakan penemuan penderita mela
lui saran kesehatan dasar (pelayanan
kesehatan di desa, Puskesma
s Pembantu, Puskesmas dan Sarana Rawat Jalan
Rumah Sakit) dibantu oleh kegi
atan Posyandu dan Kader Posyandu.
c.
Melaksanakan tatalaksana standard
penderita ISPA dengan deteksi dini,
pengobatan yang tepat dan segera, pencegah
an komplikasi dan rujukan ke sarana
kesehatan yang lebih m
emadai.
d.
Melaksanakan surveilans kesakitan da
n kema
tian pnemonia balita serta faktor
resikonya termasuk faktor re
siko lingkungan dan kependudukan.
2.3.2. Strategi
Rumusan umum strategi pemberanta
san peny
akit ISPA adalah sebagai
berikut:
a.
Promosi penanggulangan pnemonia balita
me
lalui advokasi, bina suasana dan
gerakan masyarakat.
b.
Penurunan angka kesakitan dilakukan
dengan upaya pencegahan atau
penanggulangan faktor resiko me
lalui kerj
asama lintas program dan lintas sektor,
seperti melalui kerjasama dengan program
imunisasi, program bina kesehatan
Universitas
Sumatera
Utara
xl
balita, program bina gizi masara
kat dan program penyehatan lingkungan
pemukiman.
c.
Peningkatan penemuan melalui upaya pe
ningkatan prilaku ma
syarakat dalam
pencaharian pengobatan yang tepat.
d.
Melaksanakan tatalaksana kasus melalui pendekatan Manejemen Terpadu Balita
sakit (MTBS) dan audit kasus untuk peni
ngkatan kualitas tatalaksana kasus ISPA.
e.
Peningkatan sistem surveilans ISPA mela
lui kegiatan surveilans rutin, autopsi
verbal dan pengemb
angan informasi kesehatan serta audit manejemen program.
2.4
Kegiatan Pokok P2 ISPA
Dalam mencapai sasaran dan tujuan pemberantasan penyakit ISPA, maka
Strategi Pemberantasan Penyakit ISPA dijabarkan da
lam 8 kegiatan pokok yaitu
promosi penanggulangan pne
monia balita, ke
mitraan, peningkatan penemuan kasus,
peningkatan kualitas tatalaksana kasus
ISPA, peningkatan kualitas sumber daya,
surveilans ISPA, pemantauan dan evaluasi dan pengembangan program ISPA.
Dalam pelaksanaannya kegiatan P2
ISPA mengacu kepada pendekatan
Manajeme
n Pemberantasan Penyakit Menular Be
rbasis Wilayah atau dengan kata lain
diarahkan menanggulangi secara kompre
hensif faktor-faktor yang berhubungan
dengan ksakitan dan kematian balita termas
uk faktor resiko lingkunga
n, faktor resiko
kependudukan dan penanganan kasus yang di
lakukan secara terpadu dengan mitra
kerja terkait yang didukung oleh surveilans yang baik serta tercemin dalam
perencanaan dan penganggaran ke
sehatan secara terpadu (P2KT).

TB PADA BUMIL

olongan utama OAT seperti


isoniazid, rifampisin, etambutol digunakan
secara luas pada wanita hamil. Obat-obat
tersebut dapat melalui plasenta dalam dosis
rendah dan tidak menimbulkan efek teratogenik
pada janin.
(8,11-13)
Pada pemberian isoniazid
sebaiknya diberikan piridoksin 50 mg/hari untuk
mencegah terjadinya neuropati perifer.
Pemeriksaan fungsi hati sebaiknya dilakukan
saat pemberian isonizid dan rifampisin.
Pemberian vitamin K dilakukan pada akhir
trismester ketiga kehamilan dan bayi yang baru
lahir.
(12)
Pada kasus
multidrug resistant
(MDR)
digunakan pirazinamid, akan tetapi pirazinamid
tidak digunakan secara rutin pada wanita hamil
karena terdapat efek teratogenik. Paraamino
salisilat (PAS) telah digunakan secara aman
pada wanita hamil akan tetapi obat tersebut
ditoleransi tubuh secara buruk.

Anda mungkin juga menyukai