Anda di halaman 1dari 15

LO MINGGU 5 BLOK 3.

KANKER GINJAL

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini menyerang laki-laki hampir dua kali lebih banyak dari pada wanita dan umumnya
mengenai laki-laki pada usia diatas 55 tahun. Insidensi carsinoma sel ginjal ( kanker ginjal )
mengenai 3 per 1000 orang dan ditemukan sekitar 31.000 kasus baru ditemukan disetiap tahun ,
serta 12.000 orang meninggal karena kanker ginjal

KLASIFIKASI

1. Stadium I. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal. Tumornya berukuran 2,75 inci (
7 cm ) atau tidak lebih besar dari sebuah bola tenis. Sel sel kanker ditemukan hanya berada
di ginjal.
2. Stadium II. Stadium ini merupakan awal dari kanker ginjal namun tumor sudah berukuran
lebih dari 2,75 inci. Sel sel kanker ditemukan hanya di ginjal.
3. Stadium III. Pada stadium ini, tumor tidak meluas diluar ginjal, tetapi sel sel kanker telah
menyebar melalui sistem getah bening ke suatu simpul getah bening yang berdekatan.
Tumor juga menyerang kelenjar adrenal atau lapisan lapisan dari lemak dan jaringan yang
berserabut yang mengelilingi ginjal. Namun, sel sel kanker masih belum menyebar diluar
jaringan berserabut. Sel sel kanker ditemukan pada satu simpul getah bening yang
berdekatan atau menyebar dari ginjal ke suatu pembuluh darah besar yang berdekatan. Sel
sel kanker juga ditemukan pada simpul getah bening yang berdekatan.
4. Stadium IV. Pada stadium ini, tumor meluas dari luar jaringan berserabut yang mengelilingi
ginjal. Sel sel kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening yang berdekatan
atau kanker yang telah menyebar ke tempat tempat lain di dalam tubuh, seperti paru
paru.
5. Kanker yang kambuh. Kondisi ini adalah kanker yang kembali muncul setelah perawatan
bisa muncul kembali di ginjal atau bagian tubuh lainnya.

ETIOLOGI

Penyebab mengganasnya sel-sel ginjal tidak diketahui.

Risiko terjadinya carcinoma sel ginjal meningkat sejalan dengan bertambahnya


usia. Kanker ini paling sering terjadi pad ausia 50-70 tahun. Pria memilikirisiko 2 kali
lebih besar dibandingkan wanita.
Faktor faktor resikonya, yaitu :
1. Merokok. Merokok adalah faktor resiko utama. Para perokok dua kali lebih mungkin
menderita kanker ginjal daripada bukan perokok. Orang yang menyukai rokok cerutu
bahkan bisa menderita kanker ginjal paling parah.
2. Kegemukan / obesitas. Orang yang mengalami kegemukan mempunyai resiko yang
lebih tinggi dari mereka yang tidak kegemukan.
3. Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk orang orang yang
ginjalnya tidak bekerja dengan baik. Dialysis akan mengeluarkan pembuangan
pembuangan dari darah.
4. Hipertensi. Merupakan faktor resiko yang termasuk pokok.
5. Von Hippel Lindau ( VHL ) syndrome. HVL adalah penyakit yang jarang beredar
pada beberapa keluarga dan disebabkan oleh perubahan dalam gen HVL. Suatu gen
HVL yang tidak normal dapat meningkatkan resiko kanker ginjal, juga menyebabkan
kista atau tumor dimata, otak dan bagian bagian tubuh yang lainnya. Penderita
sindrom ini bisa melakukan tes pemeriksaan terhadap kemungkinan gen VHL yang
tidak normal.
6. Jenis kelamin. Laki laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal
daripada perempuan. Di AS, sekitar 20.000 laki laki dan 12.000 perempuan
menderita kanker ginjal dalam setiap tahun.
7. Makanan tinggi lemak
8. Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin, asbestos.

PATOFISIOLOGI

Tumor ini berasal dari tubulus proksimalis ginjal yang mula-mula berada di dalam korteks, dan
kemudian menembus kapsul ginjal. Tidak jarang ditemukan kista-kista yang berasal dari tumor
yang mengalami nekrosis dan diresorbsi.Cara penyebaran bisa secara langsung menembus
simpai ginjal ke jaringan sekitarnya dan melalui pembuluh limfe atau v. Renalis. Metastasis
tersering ialah ke kelenjar getah bening ipsilateral, paru, kadang ke hati, tulang , adrenal dan
ginjal kontralateral (De Jong, 2000).

MANIFESTASI KLINIK

Pada stadium dini, kanker ginjal jarang menimbulkan gejala. Pada stadium lanjut,
gejala yang paling banyak ditemukan adalahhematuria ( adanya darah di dalam air kemih).
Hematuria bisa diketahui dari air kemih yang tampak kemerahan atau diketahui melalui
analisis air kemih.

Nyeri tumpul pada daerah punggung terjadi sebagai akibat dari tekanan balik yang
ditimbulkan oleh kompresi ureter, perluasan tumor ke daerah perienal atau perdarahan ke
dalam jaringan ginjal.

Nyeri yang bersifat kolik terjadi jika bekuandarah atau massa sel tumor bergerak
turun melalui ureter.

Tekanan darah tinggi terjadi akibat tidak kuatnya aliran darah ke beberapa bagian
atau seluruh ginjal sehingga memicu dilepaskannya zat kimia pembawa pesan untuk
meningkatkan tekanan darah. Polisitemia sekunder terjadi akibat tingginya kadar
hormone eritropoietin, yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan
pembentukan sel darah merah.

Tanda-tanda lain dari Carsinoma ginjal adalah;


Warna urin abnormal ( gelap atau coklat ) karena terdapat darah dalam urin.
Kehilangan berat badan lebih dari 5%
Kebanyakan Carsinoma ginjal teridentifikasi secara kebetulan pada saat
pemeriksaan diagnostic abdomen seperti CT-scan
Gejala yang Nampak mungkin berkaitan dengan metastase tumor seperti
fraktur patologi pada paha.

DIAGNOSIS

CT Scan.

2. Ultrasound. Alat ultrasoud bekerja dengan menggunakan gelombang gelombang suara


yang tidak dapat didengar oleh orang. Gelombang gelombang suara memantul balik dari
ginjal, dan komputer menggunakan gema gema untuk menciptakan gambar yang disebut
sonogram.

3. Biopsy. Biopsy adalah pengangkatan jaringan untuk mencari sel sel kanker.

4. Urografi intravena
5. USG
6. MRI bisa memberikan keterangan tambahan mengenai penyebaran tumor
7. RPG
8. Arteriografi
9. Pemeriksaan Fisik

Periksa tanda tanda kesehatan umum dan mengujinya untuk demam dan tekanan darah
tinggi. Raba perut dan pinggang untuk memastikan adanya gejala tumor.
10. Tes urin.

11. Tes darah. Laboratorium memeriksa darah untuk melihat seberapa baik ginjal berfungsi.
Laboratorium memeriksa tingkat dari beberapa senyawa, seperti creatinine. Tingginya
creatinine akan mengakibatkan ginjal tidak bekerja secara normal.

12. Intravenous Pyelogram ( IVP ). Pemberian zat warna suatu vena di lengan dengan cara
disuntikkan. Zat warna berjalan melalui tubuh dan berkumpul di ginjal. Zat warna itu lalu
terlihat pada sinar X. Lalu zat warna itu akan bergerak melalui ginjal menuju kantung
kemih.

TATALAKSANA
1. Operasi

Operasi adalah perawatan yang paling umum untuk kanker ginjal. Perawatan jenis ini
merupakan suatu tipe dari terapi lokal yang dilakukan dengan merawat kanker ginjal dan area
yang dekat pada tumor. Operasi untuk mengangkat ginjal disebut nephrectomy. Adapun tipe
operasi pengangkatan ginjal ini tergantung pada stadium dari tumor yaitu :

- Radical nephrectomy. Ahli bedah mengangkat seluruh ginjal bersama kelenjar adrenal dan
beberapa jaringan disekitar ginjal. Beberapa simpul getah bening di area itu juga diangkat.

- Simple nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat ginjal. Biasanya tindakan ini dilakukan
pada penderita kanker ginjal stadium I.

- Partial nephrectomy. Ahli bedah hanya mengangkat bagian dari ginjal yang mengandung
tumor. Operasi ini dilakukan ketika seseorang itu hanya mempunyai satu ginjal, ketika
kanker sudah memengaruhi kedua ginjal, maupun penderita yang ukuran tumor ginjalnya
kurang dari 4 cm atau inci.

Efek samping dari operasi adalah lamanya waktu untuk sembuh. Lama waktu yang
diperlukan untuk kesembuhan pun berbeda untuk setiap orang. Pasien sering tidak nyaman
selama beberapa hari pertama meskipun telah menggunakan obat penghilang nyeri.
2. Arterial embolization

Arterial embolization adalah tipe terapi lokal yang menyusutkan tumor dan dilakukan
sebelum tindakan operasi. Tujuannya adalah agar operasi dapat berjalan lebih mudah. Ketika
operasi tidak mungkin dilakukan, maka embolization digunakan untuk membantu
menghilangkan gejala gejala kanker ginjal.

Cara ini dilakukan dengan memasukkan tabung yang sempit ke dalam suatu
pembuluh darah di kaki. Tabung dialirkan keatas hingga ke pembuluh darah besar utama atau
arteri ginjal yang menyediakan darah pada ginjal. Lalu disuntikkan suatu senyawa ke pembuluh
darah untuk menghalangi aliran darah ke dalam ginjal.

Setelah arterial embolization penderita biasanya merasakan nyeri punggung atau


mengalami demam. Efek efek lainnya mual dan muntah. Namun masalah masalah ini bisa
segera menghilang.

3. Terapi radiasi

Terapi radiasi ( radioterapi ) adalah tipe lain dari tipe lokal yang yang menggunakan
sinar bertenaga tinggi untuk membunuh sel sel kanker, serta memengaruhi sel sel kanker di
area yang dirawat. Pasien mendapatkan perawatan di rumah sakit atau klinik dalam lima hari
setiap minggu selama beberapa minggu.

Efek samping dari terapi radiasi tergantung pada jumlah radiasi yang diberikan dan
bagian tubuh yang dirawat. Pasien bisa menjadi sangat lelah selama terapi radiasi, terutama pada
minggu minggu pertama perawatan.
Terapi radiasi pada ginjal dan area area yang berdekatan memungkinkan terjadinya
mual, muntah, diare atau tidak nyaman ketika BAK. Selain itu juga menyebabkan kekurangan
jumlah sel darah putih sehat yang sebenarnya membantu melindungi tubuh terhadap infeksi.
Efek lainnya kulit diarea yang dirawat akan memerah, kering dan peka.

4. Terapi biologis

Terapi biologis adalah suatu tipe dari terapi sistematis atau terapi yang menggunakan
senyawa senyawa yang berjalan melalui aliran darah, mencapai dan memengaruhi sel sel di
seluruh tubuh. Terapi biologis menggunakan kemampuan alamiah tubuh atau sistem imun untuk
melawan kanker.

Terapi biologis mungkin menyebabkan gejala gejala seperti flu, kedinginan,


demam, nyeri nyeri otot, kelemahan, kehilangan nafsu makan, mual, muntah dan diare. Pasien
pasien juga mungkin memperoleh suatu ruam kulit atau skin rash. Persoalan persoalan ini
dapat menjadi parah, namun mereka menghilang setelah perawatan dihentikan.

5. Kemoterapi

Kemoterapi adalah tipe dari terapi sistemis dengan menggunakan obat obatan. Obat
obatan anti kanker memasuki aliran darah dan mengalir ke seluruh tubuh. Meskipun berguna
untuk kanker kanker yang lain, obat obatan tersebut telah menunjukkan penggunaan yang
teratas terhadap kanker.

Efek samping dari kemoterapi tergantung pada obat obatan spesifik dan jumlah
yang diterima. Pada umumnya, obat obatan anti kanker memengaruhi sel sel yang membelah
secara cepat, terutama sel sel darah. Sel sel ini melawan infeksi, membantu darah untuk
menggumpal atau membantu, dan membawa oksigen ke seluruh tubuh. Ketika obat obat
memengaruhi sel sel darah, pasien lebih mudah mendapat infeksi, memar berdarah, juga
merasa sangat lemah dan lelah.

Kemoterapi dapat menyebabkan kerontokan rambut. Rambut tumbuh kembali, namun


adakalanya rambut yang baru memiliki warna dan tekstur yang agak berbeda.

Kemoterapi dapat menyebabkan nafsu makan yang buruk, mual, muntah, diare, atau
luka luka mulut dan bibir. Namun, efek efek samping ini dapat dikontrol dengan
menggunakan obat obatan.

6. Nutrisi

Pasien perlu makan dengan baik selama terapi kanker. kecukupan kalori dibutuhkan
untuk menjaga berat badan dan protein untuk mempertahankan kekuatan. Nutrisi bisa membuat
penderita kanker merasa lebih baik dan mempunyai lebih banyak energi. Masalahnya pasien
kanker sering kali sulit untuk makan karena tidak merasa nyaman atau lelah.
KANKER PENIS

Ca penis merupakan karsinoma sel skuamosa dari epitel gland penis atau permukaan dalam
preputium. (Buku AjarIlmu Bedah, hal 1067)

EPIDEMIOLOGI

Terjadi pada pria berusia > 60 tahun.


v Ditemukan pada orang dengan higiene jelek.

INSIDEN :
Rendah pada orang yang disirkumsisi.
Rendah : Israel (0,1 %), Puertorico (5 5,7 %).
Tinggi : China (22 %), Birma (15 %), Vietnam selatan (12%), Thailand (7 %).
Tampak pada kulit penis sebagai pertumbuhan massa mirip kutil, tidak nyeri atau sebagai
ulkus.

KLASIFIKASI

ETIOLOGI
Faktor resiko :
a. Usia : Usia tua meningkat (85 tahun : 9,2 %).
b. Ras : Tidak ada perbedaan kulit putih dan hitam.
c. Genetik : Tidak ada perbedaan resiko.
d. Risiko patologi genital : Sirkumsisi, Fimosis, Penyakit kelamin.
e. Urbanisasi : Lebih sering pada sosial ekonomi rendah.

PATOFISIOLOGI

Ca penis sering terjadi pada laki-laki yang tidak disirkumsisi dan dapat dihubungkan dengan
hygiene pada preputium dan gland penis. Fimosis yang lama juga dapat menjadi penyebab Ca
penis mulai dari kelainan kecil di permukaan dalam preputium atau gland penis termasuk corona
gland. Bentuk kelainan dapat papiler, eksofitik rata atau tukak. Pada Ca penis sekunder dapat
terjadi dari metastasis kanker di kandung kemih, rectum atau prostat. Ca prostat ini berangsur-
angsur membesar sampai meliputi seluruh penis dan meluas ke region pubis, skrotum dan bagian
bawah dinding perut. Erosi ke dalam pembuluh besar femoral dapat mengakibatkan perdarahan
berbahaya. Metastasis jauh jarang ditemukan. Karsinoma skuamous penis umumnya
terdiferensiasi baik, merupakan kanker dengan tingkat keganasan rendah tapi mempunyai daya
destruksi setempat yang kuat.

MANIFESTASI KLINIK

Manifestasi lokal :
Prakenker : Leukoplakia, ulkus superfisial.
Benjolan tidak nyeri (bervariasi) : Eritem, ulkus, nodul, exofitik.
Miksi iritatif, nyeri penis, discharge, perdarahan.

Sistemik:
Painless inguinal lymphadenopathy.
malaise, anemia, perdarahan, BB turun.
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK :
w Abdomen : Abdominal Massa, hepatomegali.
w Genitalia : Lokasi, gambaran, sensitifitas lesi, preputium tertarik ke belakang,
exophytic, sessile, ulceratif.
w Lnn : Palpasi (50 % Positif).

DIAGNOSIS
a. Anamnesis.
b. Pemeriksaan fisik.
c. Pemeiksaan penunjang
1. Laboratorium.
- Darah : lengkap, LFT, BUN-Creatinin.
- Urine lengkap.
2. Radiologi
- Foto thorax.
- CT scan : Thorax, abdomen dan pelvil.
3. Biopsi (invasif)

DIAGNOSA DIFERENSIAL
1. Infeksi berat.
2. Lues.
3. Chancroid.
4. Condyloma acuminata.

TATALAKSANA

Lesi yang lebih kecil yang leibatkan kulit dapat dikontrol dengan eksisi biopsi.
Kemoterapi topical dengan krim 5 fluororasil mungkin menjasi satu pilihan pada pasien
tertentu.
Terapi radiasi digunakan untuk mengobati karisinoma sel skuamosa nodus limfe.
Panektomi Parsial (pengangkatan penis) lebih dipilih daripada panektomi total jika
memungkinkan. (sekitar 40 % pasien nantinya dapat berpartisipasi.
Tindakan pembedahan :
A. Tumor primer.
1. Sirkumsisi.
Terbatas pada lesi superfisial, noninvasif terbatas pada/di preputium.
2. Partial panectomy.
Pilihan untuk lesi distal (amputasi 2 cm dati tepi tumor).
3. Total panectomy dengan oerineal urethrostomy.
Lesi proximal, ada infiltasi ke profunda.
4. Lymphadenectomy.
Radial ilioinguinal lymphadenectomy pada Ca Penis masih kontroversi.
5. Sentinel node biopsy (cabanas 1977).
Sentinel node terletak 32 jari laterodistal dari tuberculum pubicum pada pertemuan v.
epigastrica superficial dan v. saphena.
Bila kelenjar positif dilakukan Lymphadenectomy.
B. Tumor lanjut dan metastasis.
Bersifat paliatif.
Untuk mengatasi : nyeri, perdarahan, massa inguinal superfisial.
Kemoterapi : Bleomycin, methorexate, cisplatin, 5FU.
Radiasi : Bila penderita menolak operasi.
6.000 rad selama 3 6 minggu.
Dapat digunakan brakiterapi dengan Iridium 192,

KANKER TESTIS

Kanker Testis adalah pertumbuhan sel sel ganas didlam testis yang bisa menyebabkan testis
membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam skrotum

EPIDEMIOLOGI

Usia puncak sesorang mengidap kanker testis adalah 15-35 tahun. Insiden meningkat perlahan
setelah 40 tahun

KLASIFIKASI

Terdapat 2 kelompok besar tumor testicular yaitu


o Tumor sel GCT (germinal) yang berasal dari sel-sel yang memproduksi
sperma dan dibatasi oleh tubulus seminefirus dengan jumlah 95%
o Sex cord tumor yang berasal dari sel-sel penunjang testis spesialis maupun
yang non spesialis dengan jumlah kurang dari 5%
Berdasarkan sumber lain dari Internet, kanker testis dikelompokkan menjadi:
o Seminoma: 30-40 % dari semua jenis tumor testis. Biasanya ditemukan
pada pria usia 30-40 tahun dan terbatas pada testis
o Non seminoma: Merupakan 60% dari semua jenis tumor testis. Dibagi lagi
menjadi beberapa subkatagori:
- Karsinoma Embrional: Sekitar 20 % dari kanker testis, terjadi
pada usia 20-30 tahun dan sangat ganas. Pertumbuhannya sangat
cepat dan menyebar ke paru-paru dan hati
- Tumor yolk sac: Sekitar 60 % dari semua jenis kanker testis
pada anak laki-laki.
- Teratoma: Sekitar 7% dari kanker testis pada pria dewasa dan
40 % pada anak laki-laki
- Tumor sel stroma: Tumor yang terdiri dari sel-sel Leydig, sel
sertoli dan sel granulosa. Tumor ini merupakan 3-4%dari semua
jenis tumor testis. Tumor bisa menghasilakan hormon estradiol,
yang bisa menyebabkan salah satu gejala kaker testis yaitu
ginekomastia

Kanker testis memiliki 6 stadium yaitu


I : Terbatas pada testis
II : mengenai testis dan kelenjar limfe retroperitoneal
IIa : kelenjar getah bening kurang dari 2 cm
IIb : kelenjar getah bening 2-5 cm
IIc : kelenjar getah bening lebih dari 5 cm
III : metastasis jauh

ETIOLOGI

Penyebab kanker testis belum diketahui namun tercatat beberapa factor resiko. Kegagalan
penurunan testis kedalam skrotum (kriptorkidisme atau undesensustestis) aka meningkatkan
resiko berkembangnya kanker testis kular hingga beberapa kali lipat. Testis yang tidak turun dan
menetap dalam abdomen memilki resiko kanker testiskular yang lebih tinggi daripada yang
tertahan dalam kanalis inguinalis. Adapun disebut Sindrom Klinefelter yaitu suatu keadaan yang
berkaitan dengan peningkatan resiko berkembangnya kanker testis.

PATOFISIOLOGI

Mula-mula tumor berupa benjolan / tonjolan pada testis yang kadang kadang terasa
nyeri. Tumor dapat menyebabkan timbulnya cairan jernih dalam tunica vaginalis yang
menimbulkan hidrocelle. Pada stadium lebih lanjut timbul gejala gejala yang disebabkan oleh
anak sebar / metastase misalnya pembesaran kelenjar getah bening regional, anak sebar dalam
paru paru , hati dan lain lain.
Seminoma mempunyai presdiposisi pada testis yang tidak turun kedalam scrotum,
bersifat paling jinak dan walaupun telah terbentuk anak sebar pada waktu ditemukan , dengan
orchidektomi lokal disertai dengan penyinaran pada rongga abdomen dan regio genitalis
menghasilkan angka kematian kurang dari 10 % dalam waktu dua (2) tahun . Anak sebar
seminoma biasanya hanya sampai pada kelenjar getah bening regional dan kelenjar kelenjar
sepanjang aorta. Penderita seminoma yang berumur lebih muda ternyata mempunyai prognosis
lebih baik dari penderita yang lebih tua.
Selain seminoma , tumor tumor testis cenderung untuk cepat beranak sebar kealat
alat dalam seperti : paru-paru, hati, sumsum tulang, ginjal dan otak. Apabila pada waktu
pembedahan ternyata sudah terdapat anak sebar maka kemungkinan hidup selama dua tahun
sangat kecil. Tumor tumor ini kurang peka terhadap penyinaran sehingga dengan pembedahan
radikal dan penyinaran , 50% penderita mengalami kematian dalam waktu 2 tahun.
Pada beberapa kasus terutama choriocarsinoma terdapat peninggian produksi FSH
sehingga hormon ini dapat diketukan dalam air kemih. Peningkatan ini kemungkinan disebabkan
oleh karena testis rusak sehingga hambatan terhadap hipofisis tidak ada.

MANIFESTASI KLINIK

Testis membesar atau teraba aneh(tidak seperti biasanya)


Benjolan atau pembengkakan pada salah satu atau kedua testis
Nyeri tumpul di punggung atau perut bagian bawah
Ginekomastia
Rasa tidak nyaman/rasa nyeridi testis atau skrotum terasa berat

DIAGNOSIS

Inspeksi:
Ukuran, bentuk, warna, lesi skrotum, push, ada perdarahan atau tidak
Palpasi:
Ada masa atau tidak, ada tidaknya nyeri tekan

9. Pemeriksaan penunjang
USG skrotum
Pemeriksaan darah untuk petanda tumor AFP (alfa fetoprotein), HCG (human
chorionic gonadotrophin) dan LDH (lactic dehydrogenase).
Hampir 85% kanker non-seminoma menunjukkan peningkatan kadar AFP atau beta
HCG.
Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru-paru)
CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker ke organ perut)
Biopsi jaringan.

TATALAKSANA

Pengobatan tergantung kepada jenis, stadium dan beratnya penyakit.Setelah kanker


ditemukan, langkah pertama yang dilakukan adalah menentukan jenis sel kankernya.
Selanjutnya ditentukan stadiumnya:
Stadium I : kanker belum menyebar ke luar testis
Stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening di perut
Stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjar getah bening, bisa sampai ke
hati atau paru-paru.
Ada 4 macam pengobatan yang bisa digunakan:
1.Pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi dan pengangkatan kelenjar getah
bening (limfadenektomi
2.Terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi atau sinar energi tinggi
lainnya, seringkali dilakukan setelah limfadenektomi pada tumor non-seminoma.
Juga digunakan sebagai pengobatan utama pada seminoma, terutama pada stadium
awal.
3.Kemoterapi : digunakan obat-obatan (misalnya cisplastin, bleomycin dan etoposid)
untuk membunuh sel-sel kanker.
Kemoterapi telah meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non-
seminoma.
4.Pencangkokan sumsum tulang : dilakukan jika kemoterapi telah menyebabkan
kerusakan pada sumsum tulang penderita.

Tumor seminoma
- Stadium I diobati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjar getah bening perut
- Stadium II diobati dengan orkiektomi, penyinaran kelenjar getah bening dan
kemoterapi dengan sisplastin
- Stadium III diobati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi-obat.

Tumor non-seminoma:
-Stadium I : diobati dengan orkiektomi dan kemungkinan dilakukan limfadenektomi
perut
- Stadium II : diobati dengan orkiektomi dan limfadenektomi perut, kemungkinan
diikuti dengan kemoterapi
- Stadium III : diobati dengan kemoterapi dan orkiektomi.

KANKER SERVIKS

Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh didalam leher rahim atau serviks yang terdapat
pada bagian terendah dari rahim yang menempel pada puncak vagina. ( Diananda,Rama, 2009 )

EPIDEMIOLOGI

Kanker serviks biasanya menyerang wanita berusia 35 - 55 tahun, 90% dari kanker serviks
berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju kedalam
rahim.(Sarjadi, 2001)

KLASIFIKASI

Mikroskopis
1. Displasia
Displasia ringan terjadi pada sepertiga bagaian basal epidermis. Displasia berat terjadi pada
dua pertiga epidermi hampir tdk dapat dibedakan dengan karsinoma insitu.
2. Stadium karsinoma insitu
Pada karsinoma insitu perubahan sel epitel terjadi pada seluruh lapisan epidermis menjadi
karsinoma sel skuamosa. Karsinoma insitu yang tumbuh didaerah ektoserviks, peralihan sel
skuamosa kolumnar dan sel cadangan endoserviks.

3. Stadium karsionoma mikroinvasif.


Pada karksinoma mikroinvasif, disamping perubahan derajat pertumbuhan sel meningkat juga
sel tumor menembus membrana basalis dan invasi pada stoma sejauh tidak lebih 5 mm dari
membrana basalis, biasanya tumor ini asimtomatik dan hanya ditemukan pada skrining
kanker.

4. Stadium karsinoma invasif


Pada karsinoma invasif perubahan derajat pertumbuhan sel menonjol besar dan bentuk sel
bervariasi. Petumbuhan invasif muncul diarea bibir posterior atau anterior serviks dan meluas
ketiga jurusan yaitu jurusan forniks posterior atau anterior, jurusan parametrium dan korpus
uteri.

5. Bentuk kelainan dalam pertumbuhan karsinoma serviks


Pertumbuhan eksofilik, berbentuk bunga kool, tumbuh kearah vagina dan dapat mengisi
setengah dari vagina tanpa infiltrasi kedalam vagina, bentuk pertumbuhan ini mudah nekrosis
dan perdarahan.

Pertumbuhan endofilik, biasanya lesi berbentuk ulkus dan tumbuh progesif meluas ke
forniks, posterior dan anterior ke korpus uteri dan parametrium.

Pertumbuhan nodul, biasanya dijumpai pada endoserviks yang lambatlaun lesi berubah
bentuk menjadi ulkus.

ETIOLOGI

Penyebab kanker serviks belum jelas diketahui namun ada beberapa faktor resiko dan
predisposisi yang menonjol, antara lain :

1. Umur pertama kali melakukan hubungan seksual


Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan
seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap
masih terlalu muda

2. Jumlah kehamilan dan partus


Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus
semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.

3. Jumlah perkawinan
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai
faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
4. Infeksi virus
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata
diduga sebagai factor penyebab kanker serviks

5. Sosial Ekonomi
Karsinoma serviks banyak dijumpai pada golongan sosial ekonomi rendah mungkin faktor
sosial ekonomi erat kaitannya dengan gizi, imunitas dan kebersihan perseorangan. Pada
golongan sosial ekonomi rendah umumnya kuantitas dan kualitas makanan kurang hal ini
mempengaruhi imunitas tubuh.

6. Hygiene dan sirkumsisi


Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya
belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga
banyak kumpulan-kumpulan smegma.
7. Merokok dan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan
berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian
menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus
terbentuknya kanker serviks.

PATOFISIOLOGI

Bentuk ringan (displasia ringan dan sedang) mempunyai angka regresi yang tinggi.
Waktu yang diperlukan dari displasia menjadi karsinoma insitu (KIS) berkisar antara 1 7
tahun, sedangkan waktu yang diperlukan dari karsinoma insitu menjadi invasif adalah 3
20 tahun (TIM FKUI, 1992).
Proses perkembangan kanker serviks berlangsung lambat, diawali adanya
perubahan displasia yang perlahan-lahan menjadi progresif. Displasia ini dapat muncul
bila ada aktivitas regenerasi epitel yang meningkat misalnya akibat trauma mekanik atau
kimiawi, infeksi virus atau bakteri dan gangguan keseimbangan hormon. Dalam jangka
waktu 7 10 tahun perkembangan tersebut menjadi bentuk preinvasif berkembang
menjadi invasif pada stroma serviks dengan adanya proses keganasan. Perluasan lesi di
serviks dapat menimbulkan luka, pertumbuhan yang eksofitik atau dapat berinfiltrasi ke
kanalis serviks. Lesi dapat meluas ke forniks, jaringan pada serviks, parametria dan
akhirnya dapat menginvasi ke rektum dan atau vesika urinaria. Virus DNA ini menyerang
epitel permukaan serviks pada sel basal zona transformasi, dibantu oleh faktor risiko lain
mengakibatkan perubahan gen pada molekul vital yang tidak dapat diperbaiki, menetap,
dan kehilangan sifat serta kontrol pertumbuhan sel normal sehingga terjadi keganasan
(Suryohudoyo, 1998; Debbie, 1998).

MANIFESTASI KLINIK

1. Keputihan yang makin lama makin berbau akibat infeksi dan nekrosis
jaringan.
2. Perdarahan yang dialami segera setelah senggama ( 75% - 80% ).
3. Perdarahan yang terjadi diluar senggama.
4. Perdarahan spontan saat defekasi.
5. Perdarahan diantara haid.
6. Rasa berat dibawah dan rasa kering divagina.
7. Anemia akibat pendarahan berulang.
8. Rasa nyeri akibat infiltrasi sel tumor ke serabut syaraf.

DIAGNOSSIS

1.
1. Sitologi/pap smear
Keuntungan: murah, dapat memeriksa bagian-bagian yang tidak terlihat.
Kelemahan: tidak dapat menentukan lokasi.

1. Schillentest
Epitel karsinoma serviks tidak mengandung glikogen karena tidak mengikat yodium. Kalau
porsio diberi yodium maka epitel karsinoma yang normal akan berwarna coklat tua, sedang yang
terkena kaersinoma tidak berwarna.

1. Koloskopi
Memeriksa dengan menggunakan alat untuk melihat serviks dengan lampu dan dibesarkan 10-
40x.
Keuntungan: dapat melihat jelas daerah yang bersangkutan sehingga mudah untuk melakukan
biopsi.
Kelemahan: hanya dapat memeriksa daerah yang terlihat saja yaitu porsio, sedangkan kelainan
pada skuamosa kolumnar junction dan intraservikal tidak terlihat.

1. Kolpomikroskopi
Melihat hapusan vagina (Pap Smear) dengan pembesaran sampai 200x.

1. Biopsi
Dengan biopsi dapat ditemukan atau ditentukan jenis karsinomanya.

1. Konisasi
2. Dengan cara mengangkat jaringan yang berisi selaput lendir serviks dan epitel
gepeng dan kelenjarnya. Konisasi dilakukan bila hasil sitologi meragukan dan pada
serviks tidak tampak kelainan-kelainan yang jelas
TATALAKSANA

Penatalaksanaan Medis
1. Radiasi
a. Dapat dipakai untuk semua stadium
b. Dapat dipakai untuk wanita gemuk tua dan pada medical risk
c. Tidak menyebabkan kematian seperti operasi.
2. Operasi
a. Operasi limfadektomi untuk stadium I dan II
b. Operasi histerektomi vagina yang radikal
3. Kombinasi (radiasi dan pembedahan)
Tidak dilakukan sebagai hal yang rutin, sebab radiasi menyebabkan bertambahnya
vaskularisasi, odema. Sehingga tindakan operasi berikutnya dapat mengalami
kesukaran dan sering menyebabkan fistula, disamping itu juga menambah penyebaran
kesistem limfe dan peredaran darah.
Cytostatika : Bleomycin, terapi terhadap karsinoma serviks yang radio resisten. 5 %
dari karsinoma serviks adalah resisten terhadap radioterapi, diangap resisten bila 8-10
minggu post terapi keadaan masih tetap sama.

Anda mungkin juga menyukai