dihasilkan oleh spray gun, di mana material akan meleleh dan II. METODE PENELITIAN
disemprot secara cepat menuju substrat yang akan dilapisi. A. Preparasi spesimen untuk substrat
Energi panas dan kinetik dari nyala api dapat diproduksi
Spesimen plate dipotong dengan ukuran 5cm x 5 cm
dengan pembakaran campuran bahan bakar gas dan oksigen,
atau dengan menggunakan sumber daya listrik. Berdasarkan sebanyak 9 kali,1cm kali 5cm sebanyak 2 kali Kemudian
sumber energinya, metode thermal spray dapat dibagi menjadi dilakukan penghalusan permukaan spesimen substratdengan
beberapa kelompok utama: Plasma Spray (atmosferic plasma menggunakan mesin grinding. Kemudian permukaan
APS, vakum plasma VPS, dan low pressure plasma LPPS), spesimen dikasarkan menggunakan serbuk keramik oksida
metode combustion flame spray (flame spray), metode high berbentuk pellet dengan tekanan sebesar 7bar. Permukaan
velocity oxy/air-fuel (HVOF / HVAF), metode arc spray dan yang kasar dapat meningkatkan sifat adhesi antara substrat
lain-lain [1]
dengan endapan pelapis.
Pelapisan thermal spray sering digunakan karena
derajat kekerasan yang relative tinggi terhadap pelapisan cat.
Untuk pelapisan logam dengan Thermal spray kekerasan dan
kepadatan lapisan tergantung pada bahan thermal spray,jenis
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2
C. Pengujian XRF
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui komposisi
dari substrat. Serta untuk mengetahui komposisi dari bond
coat dan top coat setelah proses pelapisan. Pengujian ini
menggunakan mesin XRF PT. Petrokimia Gresik.
D. Pengujian SEM
SEM (Scanning Electron Microscopy) Merk Zeiss ini
digunakan untuk mengidentifikasi morfologi dari substrat
Gambar 1 Spesimen Hardox 400 Hardox 400. Mengidentifikasi morfologi bond coat,serta
mengindentifikasi top coat sebelum uji abrasif dan setelah uji
B. Proses pelapisan abrasif pada masing2 parameter.
Pada penelitian kali ini proses pelapisan dilakukan E. Pengujian Hardness
dengan beberapa parameter proses diantaranya: Pengujian Hardness dilakukan untuk mengetahui nilai
Pressure air 500kPa, kecepatan Arc-spray 100 m/s, ukuran kekerasan pada permukaan substrat dan lapisan coating. Pada
diameter wire 1,6mm dan feed rate wire 90 g/min. substrat dan lapisan coating masing-masing parameter diambil
Kemudian melakukan spraying wire 75B (NiAl) untuk lima titik untuk mengetahui persebaran kekerasan di
membentuk lapisan bond coat. Pelapisan komposit NiAl ini permukaan.
bertujuan sebagai lapisan perekat atau bond coat antara top Metode yang digunakan untuk uji kekerasan pada
coat yaitu 13%Chrome steel dengan baja yaitu baja penelitian ini ialah hardness superficial standard ASTM E 18.
Hardox400. Selain itu juga untuk mencegah terjadinya Dikarenakan metode ini hanya di butuhkan ketabalan tipis
oksidasi pada temperatur tinggi. Lapisan bond coat juga dapat yang cocok untuk lapisan pada proses pelapisan Arc Spray ini.
menaikkan sifat adhesif dari lapisan topcoat. [10]. NiAl yang Metode ini menggunakan pembebanan total hanya 15 kgf[12]
digunakan dalam penelitian ini berupa wire dengan diameter [5].
1,6mm. Kemudian menyetel Arus DC 265 Ampere, Voltase
DC 25 Volts. Kemudian melakukan spraying 13% chrome F. Pengujian Ketahanan Abrasif
steel wire dengan Arus DC 170 Ampere,Voltase 29 volts, Ketahanan Abtrasif pada substrat,dan lapisan coating
Pressure air 500kPa dengan sudut 45 dan jarak penembakan menggunakan lat uji seperti pada gambar 1
150mm untuk membentuk lapisan top coat pada substrat 1,2,3.
Kemudian melakukan spraying 13% chrome steel wire
dengan Arus DC 170 Ampere,Voltase 29 volts, Pressure air
500kPa dengan sudut 45 dan jarak penembakan 200mm
untuk membentuk lapisan top coat pada substrat 4,5,6.
Kemudian melakukan spraying 13% chrome steel wire
dengan Arus DC 170 Ampere,Voltase 29 volts, Pressure air
500kPa dengan sudut 90 dan jarak penembakan 150mm
untuk membentuk lapisan top coat pada substrat 7,8,9.
Kemudian melakukan spraying 13% chrome steel wire
dengan Arus DC 170 Ampere,Voltase 29 volts, Pressure air
500kPa dengan sudut 90 dan jarak penembakan 200mm
untuk membentuk lapisan top coat pada substrat 10,11,12.
Gambar 3 Alat uji abrasif
III. HASIL DAN PEMBAHASAN Sedangkan pada variasi jarak 150mm dan 200mm tidak
menunjukkan perbedaan kekerasan yang signifikan.
A. Pengujian Kekerasan
Pada coating dengan menggunakan sudut 90 dan jarak
Pengujian kekerasan yang dilakukan untuk mengetahui 200mm memiliki nilai kekerasan yang tertinggi. Hal ini
distribusi kekerasan pada daerah top coat disetiap variasi. dikarenakan permukaan coating pada variasi tersebut memiliki
Pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell kerapatan yang tinggi. Kerapatan permukaan dan porositas
Superficial 15T ASTM E18 dengan beban awal Po = 3kgf, P1 coating berperan dalam meningkatkan nilai kekerasan. Pada
= 12kgf, dan diameter bola 1,5888mm. Pengambilan Data variasi jarak yang digunakan tidak menunjukkan adanya
menggunakan Rockwell superficial 15T ASTM E18 perubahan yang signifikan. Namun tetap adanya sebuah
dikarenakan hanya ingin melihat kekerasan dari coating yang
perbedaan dari variasi jarak tersebut. Hal ini seperti
memiliiki kedalaman 0,8mm.
dengan penelitian yang menunjukkan bahwa jarak spray
Untuk mempermudah analisa dan agar hasil pengujian
adalah parameter penting yang berpengaruh signifikan
valid maka dilakukan indentasi sebanyak 5 titik pada daerah
terhadap kekerasan, porositas dan kekasaran coating[9].
top coat di setiap variasi. Berikut hasil komparasi dari uji
Sedangkan pada variasi sudut, sudut semprot sangat
kekerasan dari coating 13% chrome steel wire dengan sudut
berpengaruh secara signifikan pada deposisi karakteristik
nozzle 45 jarak 150mm, sudut nozzle 45 jarak 200mm, sudut
dalam proses coating. Sementara dalam berbagai sudut, ikatan
nozzle 90 jarak 150mm, sudut nozzle 90 jarak 200mm, dan relatif efisiensi meningkat dengan peningkatan sudut
base metal: semprotan dari nol sampai 100% [2]
Gambar 5 Kurva komparasi nilai wear rate base metal, Sementara dalam berbagai sudut, ikatan relatif efisiensi
lapisan coating dengan sudut nozzle 45 jarak 150mm, sudut meningkat dengan peningkatan sudut semprotan dari nol
nozzle 45 jarak 200mm, sudut nozzle 90 jarak 150mm, sudut sampai 100% [2].
nozzle 90 jarak 200mm.
C. Analisa Uji Scanning Electron Microscope (SEM)
6 SEM (Scanning Electron Microsope) digunakan untuk
meneliti morfologi suatu material. Dalam hal ini dilakukan
5 Base metal pengujian SEM guna mendapatkan morfologi pada bagian
coating dan penampang melintang coating. Pada masing-
4 45 jarak 150 mm
masing parameter menghasilan bentuk morfologi dan
3 45 jarak 200 mm porositas surface lapisan yang berbeda-beda.
Berikut adalah hasil pengamatan SEM dari penampang
90 jarak 150 mm
2 melintang sampel coating 13%Cr steel dengan sudut nozzle
90 jarak 200 mm 45 jarak 150mm, sudut nozzle 90 jarak 150mm, sudut nozzle
1 45 jarak 200mm, dan sudut nozzle 90 jarak 200mm.
0
Gambar 7 Gambar sampel coating hasil pengamatan SEM Gambar 8 Gambar sampel coating dari hasil pengamatan
perbesaran 100x (a) sudut nozzle 45 jarak 150mm,(b) sudut SEM perbesaran 500x (a) sudut nozzle 45 jarak 150mm,(b)
nozzle 90 jarak 150mm,(c) sudut nozzle 45 jarak 200mm,(d) sudut nozzle 90 jarak 150mm,(c) sudut nozzle 45 jarak
sudut nozzle 90 jarak 200mm. 200mm,(d) sudut nozzle 90 jarak 200mm.
Pada gambar 4.4, terlihat morfologi surface coating 13% Pada gambar (a), (b), (c), dan (d) terlihat bahwa lapisan
Chrome Steel dengan perbesaran 100x. Pada gambar (a), (b), surface paling atas memiliki tingkat porositas yang berbeda.
(c), dan (d) terlihat bahwa lapian surface paling atas tidak rata. Pada gambar (d) terlihat memiliki tingkat porositas yang
Hal ini di sebabkan karena pada proses pelapisan ini tidak ada paling kecil yaitu sebesar 12.24m, sedangkan pada gambar
perlakuan finishing (grinding dan polishing). Pada proses Arc- (a) terlihat memiliki tingkat porositas yang paling tinggi
Spray, finishing dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan dibandingkan dengan variable yang lainnya yaitu sebesar
fungsi dari pelapisan. 23.21m. Hal ini di karenakan pada variable sudut 90
Pada gambar (a), (b), (c), dan (d) terlihat bahwa lapisan partikel-partikel coating 13% Chrom Steel memiliki efesiensi
surface paling atas memiliki tingkat kerapatan yang berbeda. relative deposisi lebih tinggi daripada variasi sudut 45. Fakta
Pada gambar (d) terlihat memiliki tingkat kerapatan yang ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan bahwa sudut
paling tinggi, sedangkan pada gambar (a) terlihat memiliki semprot sangat berpengaruh secara signifikan pada deposisi
tingkat kerapatan yang paling rendah dibandingkan dengan karakteristik dalam proses coating oleh [2].
variable yang lainnya. Setelah melakukan investigasi morfologi lapisan coating
Pada gambar (d) lapisan coating dengan sudut nozzle 90 masing-masing parameter, dilakukan investigasi morfologi
jarak 200mm menunjukan tingkat kerapatan yang terjadi pada lapisan coating setelah pengujian abrasif.
surface paling sedikit jika dibandingkan dengan gambar (a), Berikut merupakan hasil SEM setelah pengujian Abrasif
(b) dan (c). dengan perbesaran 50x:
Berikut perbesaran 500x seperti pada gambar 4.5
menunjukan porositas pada sudut nozzle 45 jarak 150mm,
sudut nozzle 90 jarak 150mm, sudut nozzle 45 jarak 200mm,
sudut nozzle 90 jarak 200mm. Dimana masing-masing ukuran
porositasnya 23.21m, 17.7m, 20.10m, dan 12.24m.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
1. Didapatkan nilai wear rate yang paling kecil pada
variasi sudut 90 jarak 200mm yaitu 1,39 mm3/m x
10-2.
2. Didapatkan nilai kekerasan yang paling besar pada
variasi sudut 90 jarak 200mm yaitu 88,312 HR15T.
3. Nilai kekerasan dan ketahanan abrasif yang tertinggi
terjadi pada sudut 90 dengan jarak nozzle 200mm.
DAFTAR PUSTAKA
[1] B.Q. wang, M. W. Setz. 2001. Comparison in erosion behavior
or iron-base coating sprayed by three different arc-
spray processes. Journal of wear. USA.
[2]Fukanuma, H. 2003. Effect of Spray Angle on Deposition
Characteristics in Cold Spraying. China.
[3]Friedrich Franek, Ewald Badisch and Martin Krichgabner. 2009.
Advanced Methods for Characterisation of
Abrasion/Erosion Resistance of Wear Protection
materials. Faculty of Mechanical Engineering,Belgrade.
[3]I. Gedzevicius, A.V. Valiulis. 2009. Analysis of Wire Arc
Spraying Process variables on coatings properties.
Journal of material Science and welding. Lithuania.
[4]Joseph V. Koleske. 2008. Mechanical Properties of Solid
Coatings. USA : Charleston.
[5]Low, Samuel R. 2001. Practice Guide Rockwell Hardness
Measurement of Metallic Material. National Institute of
Standards and technology: US Department of Commerce.
[6]P. Berghofer. ------. Abrasion Resistance of Sputtered Hard
Coatings. Austria: Leoben.
[7]Pawlowski, L. 2008. The Science And Engineering Of Thermal
Spray Coatings. France : Willey.
[9]Sarikaya, Ozkan. 2005. Effect of some parameters on
microstructure and hardness of alumina coatings prepared
by the air plasma spraying process. Turkey.
[10]T. watanabe, Wang. X, E. Pfender. 1998. J. Heberlein.
Correlation between electrode phenomena and coating
properties in wire arc spraying. Journal of thin solid
films. Japan.
[11]Wang Rujiun, Xu Lin, Zhang Tianjin, Huang Xiaoou. 2010. The
Properties of the High Productive High Velocity Arc
Sprayed Coatings and its Applications. Surface
Engineering Technology. China
[12]_____. 2000. ASTM E18-00 (Standard Test Methods for
Rockwell Hardness and Rockwell Supercial Hardness
of Metallic Materials). ASTM Committee. West
Conshohocken. USA: ASTM International.
[13]_____. 1991. ASM Metals Hand Book. Vol 8, Material
Testing. United States of America: ASM International.
[14] ___. 2002. ASM Handbook Vol. 1 (Properties and Selection:
Irons, Steels, and High Performance Alloys). ASM
International. Material Park. Ohio. USA.
[15]___. 2002. ASM Metals Handbook Vol. 5 (Surface
Engineering). ASM International. Material Park. Ohio.
USA.
[16]___. 2002. ASM Metals Handbook Vol. 18 (Friction,
Lubrication, and Wear Technology). ASM International.
Material Park. Ohio. USA.