Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH OTALGIA

KELOMPOK IV

DISUSUN OLEH

SUKMAWATI NASIR
ANDI HASNIDAR
ANDI HADRIANI
AMAL HAYATI
MUHAMMAD AKBAR
RUSNI
YUNI FASIATI
NURENI
SUMIATI
SITTI HALIMAH
NURLIAH
FERI ALDI
SUMIATI
HARDIAN SYAM
SARMIN

STIKES KURNIA JAYA PERSADA PALOPO


2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Otalgia sangat umum terutama pada anak-anak pada sebagian besar kasus.Lebih
banyak dialami oleh pria dari pada wanita.Beberapa koisioner diisi oleh beberapa sampel
secara acak dari 2.500 orang berusia 25-65 tahun. Keseluruhan 1.720 penerima mengisi
koisioner tersebut dan Kriteria inklusi rasa sakit di dalam atau di sekitar telinga tanpa infeksi,
tumor, atau trauma, dari waktu 6 bulan atau lebih, dan frekuensi sakit setidaknya sebulan
sekali. Secara keseluruhan 152 responden yang memenuhi kriteria, dan 100 berpartisipasi
dalam pemeriksaan klinis dan wawancaratersebut(kuttilas,dkk,2004).

B. Tujuan

1. Mahasiswa mampu mengetahui Definisi dari Otalgia.

2. Mahasiswa mampu mengetahui Etiologi Otalgia.

3. Mahasiswa mampu mengetahui Manifestasi Klinik Serta Pelaksanaannya.

4. Serta Mahasiswa mampu mengetahui Asuhan Keperawatan Dari Otalgia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Otalgia adalah sensasi rasa sakit di telinga.Otalgia adalah suatu nyeri telinga, setiap
penyakit yang mengenai daerah telinga hampir semuanya terdapat gejala otalgia.Penyebab
nyeri dalam telinga itu sendiri dapat berasal dari telinga maupun diluar telinga (Arnolds,
1984).

Otalgia adalah suatu gejala yang lazim terjadi, dan bisa dilukiskan sebagai rasa
terbakar, berdenyut atau menusuk, bisa bersifat ringan atau sangat hebat, atau konsisten
dan intermittent atau sementara. Pada keadaan terakhir, biasanya sesuai ini dilukiskan
sebagai nyeri tajam yang masuk(Petrus,1986).

B. Etiologi

Penyebab Otalgia dapat dibedakan menjadi dua , yaitu :

1. Otalgia Primer

a. Otitis Externa

Otitis eksterna adalah proses inflamasi dari meatus akustikus eksterna yang dapat
disebabkan oleh kelembaban ataupun trauma. Biasanya penyakit ini sering muncul saat
musim panas karena meningkatnya intensitas orang untuk pergi berenang, karena itulah
penyakit ini biasa disebut sebagai telinga perenang( Bluest D, 1996 ).

Otitis eksterna lazim terjadi dan selalu terasa nyeri, sering nyeri yang sangat
hebat.Tanda utama otitis eksterna bahwa tarikan pada aurikula atau penekanan pada tragus
dapat memperhebat nyeri ini, yang tidak terjadi pada otitis media supuratif akut. Bila otitis
eksterna karena jamur, sering nyeri terlihat tidak sesuai dengan gambaran fisik kulit liang
telinga berwarna merah, tetapi biasanya edema lebih ringan dibandingkan dengan yang
terjadi pada infeksi bakteri dan mungkin terdapat eksudat jernih yang minimum (Petrus,
1986).Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan debris atau eksudat yang biasa ditemukan
pada liang telinga dan tidak jarang juga menutupi membran timpani (Arnolds, 1984) (Petrus,
1986).

b. Polikondritis

Polikondritis ditandai oleh reaksi radang yang menonjol pada struktur-struktur


kartilago.Tersering mengenai kartilago telinga dan aurikula menjadi merah, bengkak, nyeri
dan nyeri tekan.Biasanya mengenai aurikula bilateral disertai reaksi akut pada aurikula yang
terjadi bersamaan atau berganti-gantian.Relaps lazim dan dapat terjadi dari beberapa kali
dalam sebulan sempai sekali dalam beberapa tahun, dan dapat berlangsung dari beberapa
hari sampai beberapa bulan (Petrus, 1986).
c. Otitis Media

Otitis media akut dapat mengembangkan otalgia berat dan biasanya didahului oleh
demam, iritabilitas dan hilangnya pendengaran.Nyeri telinga sinonim dengan otitis media
supuratif akut akibat infeksi bakteri dicelah telinga tengah.Organisme yang sering
bertanggung jawab meliputi Streptococcus, Haemoliticus, Pneumococcus dan Haemophillas
influenzae.Nyeri telinga dan demam yang menandai mulanya otitis media supuratif akut dan
biasanya didahului oleh gejala-gejala berbagai infeksi traktus respi ratorius atas.Pada anak
dan orang dewasa gejala utamanya adalah nyeri telinga.Mungkin juga terdapat sensasi
penuh ditelinga dan gangguan pendengaran, dapat juga timbul tinnitus dan demam (Petrus,
1986).

d. Barotrauma

Pada anak kecil yang mempunyai disfungsi tuba eustachius dapat terjadi trauma
pada telinga tengah dan membran timpani saat terjadi perubahan tekanan secara tiba-tiba
(Arnolds, 1984).Bila tuba Eustachius tidak dapat terbuka, maka nyeri cepat menghambat di
dalam telinga serta gangguan pendengaran. Kadang-kadang membran timpani akan ruptur,
biasanya dengan pendarahan mendadak dari telinga dapat meredakan nyeri (Petrus, 1986).

e. Mastoiditis Supuratif akut

Mastoiditis Supuratif akut timbul sebagai akibat terapi otitis media supuratif akut yang
tidak adekuat dan biasanya pada anak-anak.Kadang-kadang pasien otitis media supuratif
akut tidak mencari pertolongan medis karena nyeri terhenti dengan mulainya otore.Tetapi,
setelah beberapa hari otore, dapat terjadi kekambuhan demam dan nyeri yang menunjukkan
mulainya mastoiditis akut.Biasanya pada pemeriksaan telinga menunjukkan banyak sekret
purulen dari performasi membrana timpani dan sagging dinding posterior superior bagian
dalam meatus akustikus eksternus (Petrus, 1986).

f. Miringitis bulosa

Miringitis bulosa terdiri dari nyeri telinga serta gelembung hemoragik dikulit meatus
akustikus eksterna dan pada membrana timpani.Penyakit ini sembuh sendiri dengan nyeri
yang mereda serta gelembung mengering dan menghilang setelah beberapa hari.Tidak
terdapat demam, eksudat purulen atau tuli tanpa infeksi bakteri sekunder (Petrus, 1986).

2. Otalgia sekunder

a Nyeri alih (Reffered otalgia) oleh Nervus Trigeminus (N.V)

PenyakitGigi

Nyeri mungkin dialihkan ke telinga dari karies gigi, penyakit gigi, infeksi periapikal dari gigi
belakang dan infeksi subperiosteal rahang atas dan bawah.

Iritasi Sinus Paranasal

Inflamasi dan iritasi dari cabang nervus trigeminus pada sinus paranasal terutama sinus
maksilla dapat menimbulkan nyeri alih pada telinga.

Lesi di rongga mulut


Glandula salivatori

Inflamasi, obstruksi dan penyakit neoplasma dari submandibula, sublingual dan terutama
kelenjar parotis dapat menimbulkan otalgia

Iritasi Durameter

Iritasi oleh infeksi atau tumor dari durameter bagian tengah atau posterior fossa cramial
dapat menimbulkan nyeri telinga.

b. Nyeri alih (Referred atalgia) oleh nervus fasialis

Nervus fasialis adalah saraf motorik dari otot mimik tetapi ada serat sensoris dari saraf
fasialis yang mempersarafi kulit yang terletak pada bagian lateral dari konka dan antiheliks
dan juga pada lobus posterior dan kulit yang terletak pada daerah mastoid. Penyebab paling
sering nyeri alih oleh saraf fasialis adalah bells palsy sebelum terjadinya paralysis pada
wajah. Pasien dengan herpes zoster otikus (Ramsay Hunt syndrome) juga dapat mengalami
otalgia. Pada penyakit ini dapat ditemukan vesikel sepanjang konka dan liang posterior.

c. Nyeri alih (Referred otalgia) oleh nervus glossopharyngeal (N. IX)

Tonsilitis akut, peritonsilitis atau abes peritonsilar adalah penyakit yang sering menyebabkan
nyeri alih pada telinga.Pasien biasanya mengeluh otalgia setelah melakukan tonsilektomi.

d. Nyeri alih (Referred otalgia) oleh nervus vagus (N. X)

Cabang utama dari saraf vagus mempersarafi mukosa laring, hipofaring, fraken, esofagus
dan kelenjar tiroid.Nyeri pada setiap bagian ini dialihkan ke telinga.

Laringitis

Semua bentuk laringitis dapat menyebabkan nyeri alih otalgia.Luka pada laring atau adanya
benda asing pada laring dapat menyebabkan adanya nyeri yang menjalar ke telinga.

e. Nervus cervical

Penyebab otalgia dari pleksus servikal adalah limfadenopati servikal yang biasanya terdapat
pada jaringan limfe di oksipital dan mastoid
C. Patofisiologi

A. Penyumbatan

Kadang-kadang pada kanalis dapat terjadi impaksi, yang dapat menyebabkan


otalgia, rasa penuh dalam telinga dan atau kehilangan pendengaran. Penumpukan serumen
terutama bermakma pada populasi geriatrik sebagai penyebab defisit pendengaran . usaha
membersihkan kanalis auditorius dengan batang korek api, jepit rambut, atau alat lain bisa
berbahaya karena trauma terhadap kulit bisa menyebabkan infeksi. Anak-anak sering
memasukkan benda-benda kecil ke dalam saluran telinganya, terutama manik-manik,
penghapus karet atau kacang-kacangan.

B. Infeksi

Penyebab umum dari otitis eksterna adalah infeksi bakteri meskipun jamur adalah
penyebab yang terpenting dari 10% kasus; dapat pula dihasilkan dari non ineksi
dermatologi. Bacterial Otitis Externa

Menyukai semua kulit. Saluran telinga luar mempunyai flora normal. Ketika terjadi ggn, flora
pathogen berkembang didominasi oleh Pseudomonas aeruginosa dan Stapilococcus
aureus. Tanda dan gejala dari otitis eksterna dengan penyebab bakteri dirawat lebih giat dari
penyakit lain. Otalgia mungkin cukup berat, untuk itu diberikan anlgetik seperti Codein dan
obat anti inflamasi non steroid. Jamur Otitis Externa

Jamur dikenal kira-kira 10% dari kasus otitis externa. Pathogen yg terbesar dan umum
adalah Aspergillus dan Candida. Infeksi jamur terjadi sebagai hasil dari pengobatan yang
lama dari bakteri otitis eksterna yang menggantikan flora dari saluran telinga. Jamur kadang-
kadang pathogen utama pada otitis externa, khususnya dgn adanya lembab yg berlebihan
atau panas. Ineksi biasanya tidak bergejala dan diagnosa dibuat dengan mengamati
perubahan dalam saluran telinga luar. Jamur dpt menyebabkan pruritis dan rasa penuh
pada telinga. Pruritis mungkin hebat, menyebabkan kerusakan pada epidermis akibat
garukan. Tinnitus juga umum terjadi.

C. Trauma

Biasa karena benda-benda tumpul maupunbenda tajam. Karena benda tumpul


menyebabkan memar diantara kartilago dan perikondrium. Jika terjadi penimbunan darah di
daerah tersebut, maka akan terjadi perubahan bentuk telinga luar dan tampak massa
berwarna ungu kemerahan.

Darah yang tertimbun ini (hematoma) bisa menyebabkan terputusnya aliran darah ke
kartilago sehingga terjadi perubahan bentuk telinga. Pada trauma akustik terjadi kerusakan
organik telinga akibat adanya energi suara yang sangat besar. Efek ini terjadi akibat
dilampauinya kemampuan fisiologis telinga dalam sehingga terjadi gangguan kemampuan
meneruskan getaran ke organ Corti. Kerusakan dapat berupa pecahnya gendang telinga,
kerusakan tulang-tulang pendengaran, atau kerusakan langsung organ Corti. Penderita
biasanya tidak sulit untuk menentukan saat terjadinya trauma yang menyebabkan
kehilangan pendengaran.
D. tumor

Seruminoma (kanker pada sel-sel yang menghasilkan serumen) bisa tumbuh pada
sepertia saluran telinga luar dan bisa menyebar. Kanker sel basal dan kanker sel skuamosa
seringkali tumbuh di pada telinga luar setelah pemaparan sinar matahari yang lama dan
berulang-ulang.

E. Komplikasi

Komplikasi dari otalgia antara lain adalah:

1) Mastoiditis. Supuratif. Terjadi karena otalgia yang tidak terobati secara adekuat.
Terjadi nyeri postauricular + eritem + demam Perlu mastoidectomy.

2) Petrous Apicitis

3) Osteomielitisa

4) Paralisis nervus facialis

5) Sigmoid Sinus thrombosis

6) Infeksi CN

E. Klasifikasi

Klasifikasi otalgia dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan atas penyebabnya adalah


sebagai berikut :

1. Otalgia primer adalah nyeri yang berasal dari penyakit yang ada di telinga.

Seperti : Otitis Externa, Polikondritis, Otitis Media, Barotrauma, Mastoiditis Supuratif akut,
Miringitis bulos, dll.

2. Otalgia sekunder adalah penjalaran rasa nyeri dari tempat lain.

Seperti : Penyakit Gigi, Iritasi Sinus Paranasal, Lesi di rongga mulut, Glandula salivatori,
Iritasi Durameter, Bells palsy, Ramsay Hunt syndrome, Tonsilitis akut, peritonsilitis atau
abes peritonsilar, limfadenopati servikal, laringitis, dll.

F. Manifestasi Klinik

Gejala klinis yang dapat timbul adalah sebagai berikut :

Sakit telinga itu sendiri merupakan suatu gejala atau keluhan, biasanya disertai dengan
gejala-gejala lain dan bisa dari berbagai penyebab.Bayi dan anak-anak biasanya menjadi
rewel, sering menggaruk-garuk telinga atau menarik-narik telinga, bila penyakitnya di telinga
biasanya disertai gangguan pendengaran.Pada keadaan infeksi dapat disertai demam dan
keluar cairan dari telinga.Sakit telinga yang sering timbul pada anak-anak adalah akibat
infeksi telinga tengah akut, yang timbul secara tiba-tiba.Biasanya disertai dengan demam
tinggi, kadang-kadang sampai kejang dan muntah.Biasanya sebelumnya didahului oleh
batuk dan pilek.
Pada penderita yang sudah dapat menjelaskan seperti anak yang agak besar, remaja dan
dewasa,yang sering dialami selain nyeri adalah adanya perasaan penuh atau tekanan pada
telinga, gangguan pendengaran, pusing dan pada infeksi terdapat cairan yang keluar dari
telinga atau demam.Sakit telinga akibat infeksi telinga yang sudah menyebar kedaerah
mastoid atau daerah dibelakangtelinga (mastoiditis), biasanya disertai dengan nyeri kepala.
Pada infeksi liang telinga (otitis eksterna) sering disertai nyeri ketika membuka mulut atau
menelan.

G. PEMERIKSAAN FISIK

- Inspeksi: adanya kemerahan di liang telingan, klien mengeluhkan rasa sakit yang
amat sangat menggangu di telinganya.

- Palpasi: adanya nyeri tekan pada bagian yang sakit.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik biasanya dilakukan dengan menanyakan beberapa hal sehubungan


dengan keluhan sakit telinga yang timbul.Seperti adanya riwayat sakit batuk, pilek dan
demam, riwayat mengorek telinga sebelumnya, riwayat naik pesawat. Sangat penting untuk
mengidentifikasi penyebab telinga nyeriuntuk mengetahui cara mengatasi rasa sakit
tersebut. Telinga akan diperiksa dengan seksama baik menggunakan otoskop atau
endoskopi jika perlu. Organ sekitarnya juga akan diperiksa untuk memastikan asal rasa sakit
tersebut. Juga dilakukan Tes Toynbee/Valsava yaitu tes untuk menentukan masih tidaknya
fungsi Eustachius, Tes pendengaran, Tes keseimbangan, bila perlu dilakukan pemeriksaan
Radiologi.

Dapat juga dilakukan tes fungsi dan tes keseimbangan seperti :

a. Tes fungsi

Tes Toynbee/Valsava adalah untuk mengetahui masih tidaknya fungsi eusthacius.

b. Tes pendengaran

Tujuan dari tes pendengaran adalah :

Menentukan apakah pendengaran seseorang normal atau tidak.


Menentukan derajat kekurangan pendengaran.
Menentukan lokalisasi penyebab gangguan pendengaran.

c. Tes Suara

Tes Bisik : Normalnya tes bisik dapat didengar 10 15 meter. Tetapi biasa dipakai patokan
6 meter. Syarat melakukan tes Bisik :

1) Pemeriksa berdiri di belakang pasien supaya pasien tidak dapat membaca gerakan
bibir pemeriksa.
2) Perintahkan pasien untuk meletakkan satu jari pada tragus telinga yang tidak diperiksa
untuk mencegah agar pasien tidap dapat mendengar suara dari telinga itu.

3) Bisikkan kata pada telinga pasien yang akan diperiksa. Kata harus dimengerti oleh
pasien, kata dibagi atas : yang mengandung huruf lunak ( m, n, l, d, h, g ) dan yang
mengandung huruf desis ( s, c, f, j, v, z).

4) Suruh pasien untuk mengulang kata kata tersebut.

5) Sebut 10 kata ( normal 80 % ), yaitu 8 dari 10 kata atau 4 dari 5 kata.

6) Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf desis tuli persepsi.

7) Apabila penderita tidak / kurang mendengar huruf lunak tuli konduks

Tes Konversasi : Caranya sama dengan tes bisik, tetapi tes ini menggunakan percakan
biasa.

Tes Garpu Tala.

Tes Schwabach : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui
tulang penderita dan pemeriksa. Syarat melakukan tes Schwabach :

1) Gunakan garpu tala 256 atau 512 Hz.

2) Getarkan garpu tala.

3) Letakkan tegak lurus pada planum mastoid pemeriksa.

4) Apabila bunyi sudah tidak didengar lagi, segera garpu tala diletakkan pada planum
mastoid penderita.

5) Lakukan hal ini sekali lagi tetapi sebaliknya lebih dahulu ke telinga penderita lalu ke
telinga pemeriksa. Lakukan cara ini untuk telinga kiri dan kanan.

6) Normal jika pemeriksa sudah tak dapat mendengar suara dari garpu tala, maka
penderita juga tidak dapat mendengar suara dari garpu tala tersebut.

7) Tuli Konduksi apabila pemeriksa sudah tidak dapat mendengar suara dari garpu tala
tetapi penderita masih dapat mendengarnya ( Schwabach memanjang ).

8) Tuli persepsi apabila pemeriksa masih dapat mendengar suara dari garpu tala tetapi
penderita sudah tidak dapat mendengar lagi.

Tes Rinne : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui tulang
dan melalui udara pada penderita. Syarat melakukan tes Rinne :

1) Garpu tala digetarkan.

2) Letakkan tegak lurus pada planum mastoid penderita, ini disebut posisi 1 ( satu ).

3) Setelah bunyi sudah tidak terdengar lagi letakkan garpu tala tegak lurus di depan
meatus akustikus eksterna, ini disebut posisi 2 (dua ).
4) Kalau pada posisi 2 masih terdengar bunyi Tes Rinne (+).

5) Kalau pada posisi 2 tidak terdengar bunyi Tes Rinne ().

6) Kalau pada posisi 1 terdengar berlawanan Tes Rinne ragu ragu.

Tes Weber : Tes ini digunakan untuk membandingkan penghantaran bunyi melalui sebelah
kanan / kiri penderita. Syarat melakukan tes Weber :

1) Garpu tala digetarkan.

2) Letakkan tegak lurus pada garis tengah kepala penderita, mis : dahi, ubun ubun,
rahang, kemudian suara yamg paling keras di kiri dan kanan.

3) Pada tes ini terdapat beberapa kemungkinan.

4) Bisa didapat hasil telinga kiri dan kanan sama keras terdengarnya, hal ini bisa berarati
: normal atau ada gangguan pendengaran yang jenisnya sama.

5) Bisa juga didapatkan hasil telinga kiri > telinga kanan atau kiri < telinga kanan.

6) Lateralisasi ke kanan dapat berarti : adanya tuli konduksi sebelah kanan, telinga kiri
dan kanan ada tuli konduksi, tetapi yang kanan lebih berat dari yang kiri, terdapat tuli
persepsi disebelah kiri, keduanya tuli persepsi, keduanya tuli persepsi tetapi lebih berat yang
kiri, kedua telinga tuli, kiri tuli persepsi, kanan tuli konduksi.

Berbagai macam tes diatas merupakan sebagian dari berbagai macam cara untuk
mengetahui fungsi pendengaran seseorang. Sehingga untuk mengetahui dan mendiagnosa
seseorang mengalami ketulian diperlukan tes tes yang lain selain yang dipaparkan diatas.

Pemeriksaan Keseimbangan:

1) Berdiri normal

2) Berdiri kaki rapat

3) Berdiri tandem

4) Berdiri satu kaki

5) Berbagai posisi lengan pada tes di atas

6) Berbagai ggn keseimbangan pada tes di atas

7) Berdiri fleksi neutral ekstensi trunk

8) Berdiri side fleksi

9) Berjalan memposisikan kaki tandem

10) Berjalan sepanjang garis atau tanda tertentu

11) Berjalan ke samping, berjalan mundur

12) Berjalan di tempat


13) Berjalan dgn berbagai kecepatan

14) Berjalan dan berhenti dengan mendadak

15) Berjalan membentuk lingkaran

16) Berjalan pada tumit atau jari-jari kaki

17) Berdiri mata terbuka mata tertutup (Romberg test)

I. TERAPI

Terapi yang dapat diberikan pada penderita otalgia sesuai dengan penyakit primer yang
menyebabkan otalgia tersebut. Terapi yang diberikan dapat berupa : Jika terdapat kotoran
yang keras atau benda asing akan dibersihkan dengan alkohol, asam salisilat. Pada kasus
infeksi akan diterapi dengan pemberian antibiotika atau anti jamur. Pada kasus tertentu
bahkan dilakukan tindakan pembedahan.Dapat juga diberikan kompres hangat, analgesik.

Anda mungkin juga menyukai