Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Rambut adalah mahkota, begitulah yang sering kita dengar. Selain
berfungsi untuk melindungi kepala dari sinar matahari langsung, rambut juga
merupakan pembeda antara laki-laki dan perempuan. Tidak hanya itu, rambut juga
merupakan sesuatu yang harus dijaga keindahannya, terutama bagi wanita. Oleh
karena kebutuhan untuk tetap menjaga keindahan rambut, banyak orang yang
memanfaatkannya untuk menjadikannya sebagai sebuah profesi. Profesi ini
membutuhkan keahlian yang luar biasa. Beberapa orang mulai mendirikan
sekolah penata rambut dan membuka usahanya dalam bidang ini. Oleh karena itu
sebagian orang dapat memilih profesi ini untuk dijadikan sebagai kajian dalam
menilai hazard dalam suatu perkerjaan, karena penata rambut tidak hanya
dibutuhkan oleh wanita yang sangat menjaga penampilan mereka, tapi juga sangat
dibutuhkan oleh kalangan laki-laki.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk sediaan kosmetik gel rambut
2. Untuk mengetahui cara pembuatan sediaan kosmetik gel rambut

1.3 Rumusan masalah


1. Sebutkan macam-macam rambut ?;
2. Apa yang di maksud dengan gel ?; dan
3. Keuntungan dan kerugian gel ? .

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rambut

A. Pengertian Rambut

Rambut adalah sesuatu yang keluar dari dalam kulit dan kulit
kepala, rambut tidak mempunyai syaraf perasa, sehingga rambut tidak
terasa sakit kalau dipangkas. Dengan adanya rambut, selain berfungsi
sebagai MAHKOTA, juga berfungsi sebagai pelindung kepala dari panas
terik matahari, cuaca dingin. Rambut membutuhkan penataan dan
perawatan secara teratur supaya rambut tetap sehat, indah, dan berkilau.

Dalam menggunakan kosmetika rambut dibutuhkan suatu ketelitian


agar rambut tetap sehat dan indah. Setiap ahli kecantikan, harus teliti dan
tepat dalam menentukan analisa dan diagnosa tentang keadaan kulit kepala
dan rambut serta kelainan yang ada pada kulit dan rambut tersebut. Oleh
sebab itu seorang ahli kecantikan sangat perlu mempelajari ilmu tentang
Kulit, Kulit Kepala dan Rambut, (Trycology) Dengan mempelajari ilmu
tentang kulit, kulit kepala dan rambut, kita akan dapat memberikan analisa
yang tepat dan dapat memberikan nasehat-nasehat bagi langganan kita bila
diperlukan untuk perbaikan dan perhatian dalam pemeliharan serta
perawatan agar rambut tetap sehat dan indah.

B. Jenis-Jenis Rambut
1. Rambut Normal
Rambut yang terlihat sehat, kokoh (firm), lembut yang
mudah dirapikan (disentangle) baik waktu basah atau waktu
kering. Kalau sedang bersih akan terlihat mengkilat (glossy) tetapi
tidak berminyak (non glossy). Cirinya kelihatan bagus/segar, tidak
lengket dan tidak kusam sehingga mudah diatur.

2
2. Rambut Kering
Rambut yang terlihat suram dan mudah rusak (brittle)
akibat kekurangan sekresi kelenjar sebasea. Rambut kering
cenderung mudah kusut (tangles), disisir saja akan merusak batang
rambut dan ujung rambut yang pecah, kutikel rambut menjadi
terangkat dan lepas. Penyebab rambut kering ini terjadi pada
rambut yang sering kena trauma baik mekanik maupun kimiawi,
terlalu kencang diikat, terlalu kuat dipucatkan, terlalu sering dan
kuat shampoo, terlalu sering dan kuat diblow dry dan
sebagainya. Cirinya Bila dipegang tangan kaku, gersang, bersuara
dan pudar, warna rambut pirang/merah tidak bercahaya,
tumbuhnya sering tipis & sisik-sisiknya lebih merenggang jadi
lebih mudah menerima zat cair. Cara merawatnya pertama-tama
buanglah ujung-ujung merah dan terbelah dengan cara memotong
selanjutnya mengikuti keterangan berikut di kolom judul
Pelembaban dan Pengkondisi.
3. Rambut Porous (termasuk jenis rambut kering)
Rambut Porous adalah rambut yang menyerap zat cair,
kering, bercabang, dengan pertumbuhan rambut yang sedikit serta
kadang berwarna kemerahan yang diakibatkan oleh banyaknya
penyasakan, bahan kimia kosmetik rambut yang terlalu banyak.
Untuk mengetahuinya dengan mendorong rambut, yaitu ambilah
sedikit rambut seperti akan meroto. Pegang pada ujungya dengan
tangan kiri, lalu tangan kanan mendorong rambut seperti akan
menyasak, apabila rambut itu mudah basah, mudah digunting dan
kusut, maka rambut itu termasuk rambut porous.

Faktor-faktor yang membuat rambut porous antara lain :

Karena Over Prosesing dari cara kerja obat keriting dan


kadaluarsanya waving lation, kurang telitinya pengecekan
waktu rambut dikeriting.

3
Terlalu sering disasak, karena terlalu kencang / keras
penyasakannya.
Terlalu seringnya dicuci, serta penggunaan sampo yang keras.
Menggunakan kosmetik rambut dan sampoo yang tidak tepat
dengan keadaan dan jenis-jenis rambut seseorang.
Terlalu seringnya dikeriting ( waktunya berdekatan sekali ) dan
dicat rambut.

4. Rambut Berminyak
Penyebab rambut berminyak yang terlihat basah dan
lengket karena minyak terlalu banyak, mudah kotor karena debu,
mudah lengket (stick) membentuk rumpun rambut (gimbal). Set
rambut tidak akan bartahan lama karena rambut akan cepat jadi
ambruk karena beratnya. Cirinya Rambut kadang-kadang tumbuh
lebat, sangat Elastis, daya mulurnya mencapai 40% 50%,
mengkilap, kalau dipegang rambut terasa ditangan lembab / basah
oleh minyak dari kelenjar palit / lemak. Tindakan khusus untuk
mencegah rambut berminyak -Cuci rambut dengan air hangat,
sambil disiram sedikit, gosok kulit kepala secara perlahan- lahan
agar minyak yang menempel di kulit terbawa oleh air hangat,
gunakan shampoo berminyak, setelah dibilas air hangat hingga
bersih, terakhir bilas dengan air dingin biasa agar pori-pori rambut
dan kulit menutup kembali.

C. Jenis-Jenis Kulit Kepala

1. Kulit Kepala Normal

Ciri-ciri :

Kelenjar palit bekerja dengan normal.

4
Dapat menghasilkan sebum atau minyak untuk melumasi kulit
kepala dan rambut dengan normal.

2. Kulit Kepala Kering

Ciri-ciri :

Kelenjar palit kurang giat bekerja.


Kurang menghasilkan sebum untuk melumasi kulit kepala dan
rambut.

3. Kulit Kepala Berminyak

Ciri-ciri :

Kelenjar palit sangat giat bekerja.


Dapat menghasilkan sebum secara berlebihan.

D. Jenis Karakter Rambut

1. Rambut Ikal

Susunan sisik pada kutikula rambut biasanya tak tersusun


rapi mendatar karena batang rambut tidak kusam dan frizzy. Untuk
menjaga jenis rambut seperti ini selalu terlihat sehat, gunakanlah
sampo dan kondisioner yang kaya akan kandungan pelembap.
Gantilah sampo dan kondisioner secara berkala setiap 6 bulan,
namun pastikan Anda tetap memakai jenis sampo dan kondisioner
yang sama. Hal ini penting dilakukan agar rambut terbiasa
dengan kosmetik perawatan yang sama sehingga tidak memberi
efek apa pun. Biasakan untuk mengeringkan rambut ikal secara
alami. Hindari menyisir rambut ikal dalam keadaan kering, karena

5
akan membuat rambut menjadi frizzy. Sebaiknya gunakan jemari
untuk menyisirnya.

2. Rambut Keriting
Rambut jenis ini disebut juga rambut afro. Karakter dari
rambut ini adalah kering dan kasar, karena itulah jenis rambut ni
cenderung mudah patah dan rusak. Untuk menjaga kondisi agar
helaian rambut keriting menjadi lebih halus dan elastis, pijat kulit
kepala secara saksama menggunakan kondisioner rambut sebelum
keramas untuk merangsang produk kelenjar sebaceous. Gunakan
juga kondisioner rambut yang formulanya kaya akan pelembap.
Sebulan sekali, lakukan perawatan hot-oil. Agar terhindar dari
masalah rambut kusut, biasakan menyisir rambut memakai sisir
bergigi jarang. Atau gunakan sisir sikat berbulu alami agar helaian
rambut menjadi rileks.
3. Rambut Lurus
Batang rambut jenis ini sangatlah lurus. Karena itulah jika
rambut dalam kondisi sehat dan prima, sisik rambut pada kutikula
rambut akan tersusun rapi mendatar, membuat rambut tampak
halus dan berkilau. Untuk mempertahankan kondisi rambut
bertekstur lurus, gunakan sampo dan kondisioner yang sesuai
dengan jenis dan kebutuhan rambut. Gunakan pula hair
serum secukupnya untuk mempertahankan kekuatan kutikula
rambut. Agar terhindar dari masalah rambut bercabang, lakukan
pengguntingan ujung-ujung rambut secara berkala (trimming).
4. Rambut Kasar
Rambut bertekstur seperti ini biasanya akan terlihat kering
dan kusut, terutama sehabis mencuci rambut. Untuk meningkatkan
kondisinya, cuci rambut dengan sampo dan kondisioner yang kaya
akan pelembap. Gunakan juga serum atau leave-in
conditionersetiap akan beraktivitas, terutama di luar ruangan.
Sedangkan untuk mempertahankan kondisi kutikula rambut agar

6
tersusun rapi dan mendatar, lakukan perawatan deep-
conditioning secara rutin.
5. Rambut Halus
Rambut jenis ini biasanya terlihat bervolume, lemas, lepek,
setiap habis dicuci. Kondisi ini semakin parah jika Anda
memberinya terlalu banyak kondisioner. Agar helaian rambut
tampak lebih bervolume, gunakanlah sampo juga kondisioner yang
diformulasikan untuk memberikan volume pada rambut. Jika perlu,
gunakan juga produk penataan untuk membantu memberikan
volume secara maksimal pada rambut.
6. Rambut yang Terkena Proses Kimiawi
Kondisi rambut yang sering atau pernah mengalami
perawatan kimiawi, seperti pewarnaan, pengeringan atau pelurusan
permanen, biasanya cenderung kering, kusam, dan rapuh. Agar
kondisi ini tidak semakin buruk, sangat disarankan untuk memakai
kosmetik perawatan yang tepat guna. Misalnya, pakailah sampo
dan kondisioner dengan formula rehydrating. Khusus bagi rambut
diwarnai, gunakanlah sampo dan kondisioner yang diformulasikan
untuk rambut diwarnai agar kelembapan dan elastisitas rambut
tetap terjaga dan warna rambut awet. Pilih juga produk perawatan
rambut yang diperkaya dengan tabir surya untuk mempertahankan
rambut dari radikal bebas, serta efek negatif dari sinar matahari.
Hindari pemakaian alat penataan rambut yang memakai suhu
panas. Lakukan juga perawatan intensif secara rutin setiap minggu
untuk meningkatkan dan mempertahankan kondisi rambut.
2.2 Gel
A. Pengertian
Menurut Farmakope Indonesia edisi IV, gel kadang-
kadang disebut jeli, merupakan sistem semipadat terdiri dari
suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan.

7
Menurut Formularium Nasional, gel adalah sediaan
bermassa lembek, berupa suspensi yang dibuat dari zarah kecil
senyawa anorganik atau makromolekul senyawa organik, masing-
masing terbungkus dan saling terserap oleh cairan.
Menurut Ansel, gel didefinisikan sebagai suatu system
setengah padat yang terdiri dari suatu disperse yang tersusun baik
dari partikel anorganik yang terkecil atau molekul organic yang
besar dan saling diresapi cairan.

B. Penggolongan Gel
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV penggolongan
sediaan gel dibagi menjadi dua yaitu:
1. Gel sistem dua fase
Dalam sistem dua fase, jika ukuran partikel dari fase
terdispersi relatif besar , massa gel kadang-kadang
dinyatakan sebagai magma misalnya magma bentonit. Baik
gel maupun magma dapat berupa tiksotropik, membentuk
semipadat jika dibiarkan dan menjadi cair pada
pengocokan.Sediaan harus dikocok dahulu sebelum
digunakan untuk menjamin homogenitas.

2. Gel sistem fase tunggal


Gel fase tunggal terdiri dari makromolekul organik yang
tersebar sama dalam suatu cairan sedemikian hingga tidak
terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdispersi
dan cairan. Gel fase tunggal dapat dibuat dari makromolekul
sintetik misalnya karboner atau dari gom alam misanya
tragakan.

C. Keuntungan dan Kekurangan Gel


Keuntungan dan kerugian menurut Lachman, 1994 :
1. Keuntungan sediaan gel

8
Untuk hidrogel: efek pendinginan pada kulit saat
digunakan, penampilan sediaan yang jernih dan elegan, pada
pemakaian di kulit setelah kering meninggalkan film tembus
pandang, elastis, mudah dicuci dengan air, pelepasan obatnya baik,
kemampuan penyebarannya pada kulit baik.
2. Kekurangan sediaan gel
Untuk hidrogel: harus menggunakan zat aktif yang larut di
dalam air sehingga diperlukan penggunaan peningkat kelarutan
seperti surfaktan agar gel tetap jernih pada berbagai perubahan
temperatur, tetapi gel tersebut sangat mudah dicuci atau hilang
ketika berkeringat, kandungan surfaktan yang tinggi dapat
menyebabkan iritasi dan harga lebih mahal.

D. Kegunaan Gel
Kegunaan sediaan gel secara garis besar di bagi menjadi empat
seperti:
1. Gel merupakan suatu sistem yang dapat diterima untuk
pemberian oral, dalam bentuk sediaan yang tepat, atau sebagai
kulit kapsul yang dibuat dari gelatin dan untuk bentuk sediaan
obat longacting yang diinjeksikan secara intramuskular.
2. Gelling agent biasa digunakan sebagai bahan pengikat pada
granulasi tablet, bahan pelindung koloid pada suspensi,
bahan pengental pada sediaan cairan oral, dan basis
suppositoria.
3. Untuk kosmetik, gel telah digunakan dalam berbagai produk
kosmetik, termasuk pada shampo, parfum, pasta gigi, kulit dan
sediaan perawatan rambut.
4. Gel dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara topikal
(non streril) atau dimasukkan ke dalam lubang tubuh atau mata
(gel steril).

9
E. Sifat dan Karakteristik Gel
Menurut Lachman, dkk. 1994 sediaan gel memiliki sifat sebagai
berikut:
1. Zat pembentuk gel yang ideal untuk sediaan farmasi dan
kosmetik ialah inert, aman dan tidak bereaksi dengan
komponen lain.
2. Pemilihan bahan pembentuk gel harus dapat memberikan
bentuk padatan yang baik selama penyimpanan tapi dapat
rusak segera ketika sediaan diberikan kekuatan atau daya
yang disebabkan oleh pengocokan dalam botol, pemerasan
tube, atau selama penggunaan topical.
3. Karakteristik gel harus disesuaikan dengan tujuan
penggunaan sediaan yang diharapkan.
4. Penggunaan bahan pembentuk gel yang konsentrasinya
sangat tinggi atau BM besar dapat menghasilkan gel yang
sulit untuk dikeluarkan atau digunakan.
5. Gel dapat terbentuk melalui penurunan temperatur, tapi dapat
juga pembentukan gel terjadi setelah pemanasan hingga suhu
tertentu. Contoh polimer seperti MC, HPMC dapat terlarut
hanya pada air yang dingin yang akan membentuk larutan
yang kental dan pada peningkatan suhu larutan tersebut akan
membentuk gel.
6. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase yang
disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

Sediaan gel umumnya memiliki karakteristik tertentu, yakni


(disperse system, vol 2 hal 497):
1. Swelling
Gel dapat mengembang karena komponen pembentuk gel
dapat mengabsorbsi larutan sehingga terjadi pertambahan volume.
Pelarut akan berpenetrasi diantara matriks gel dan terjadi interaksi
antara pelarut dengan gel. Pengembangan gel kurang sempurna

10
bila terjadi ikatan silang antar polimer di dalam matriks gel yang
dapat menyebabkan kelarutan komponen gel berkurang.
2. Sineresis
Suatu proses yang terjadi akibat adanya kontraksi di dalam
massa gel. Cairan yang terjerat akan keluar dan berada di atas
permukaan gel. Pada waktu pembentukan gel terjadi tekanan yang
elastis, sehingga terbentuk massa gel yang tegar. Mekanisme
terjadinya kontraksi berhubungan dengan fase relaksasi akibat
adanya tekanan elastis pada saat terbentuknya gel. Adanya
perubahan pada ketegaran gel akan mengakibatkan jarak antar
matriks berubah, sehingga memungkinkan cairan bergerak menuju
permukaan. Sineresis dapat terjadi pada hidrogel maupun
organogel.

3. Efek suhu
Efek suhu mempengaruhi struktur gel. Gel dapat terbentuk
melalui penurunan temperatur tapi dapat juga pembentukan gel
terjadi setelah pemanasan hingga suhu tertentu. Polimer seperti
MC, HPMC, terlarut hanya pada air yang dingin membentuk
larutan yang kental. Pada peningkatan suhu larutan tersebut
membentuk gel. Fenomena pembentukan gel atau pemisahan fase
yang disebabkan oleh pemanasan disebut thermogelation.

4. Efek elektrolit
Konsentrasi elektrolit yang sangat tinggi akan berpengaruh
pada gel hidrofilik dimana ion berkompetisi secara efektif dengan
koloid terhadap pelarut yang ada dan koloid digaramkan (melarut).
Gel yang tidak terlalu hidrofilik dengan konsentrasi elektrolit kecil
akan meningkatkan rigiditas gel dan mengurangi waktu untuk
menyusun diri sesudah pemberian tekanan geser. Gel Na-alginat
akan segera mengeras dengan adanya sejumlah konsentrasi ion

11
kalsium yang disebabkan karena terjadinya pengendapan parsial
dari alginat sebagai kalsium alginat yang tidak larut.
5. Elastisitas dan rigiditas
Sifat ini merupakan karakteristik dari gel gelatin agar dan
nitroselulosa, selama transformasi dari bentuk sol menjadi gel
terjadi peningkatan elastisitas dengan peningkatan konsentrasi
pembentuk gel. Bentuk struktur gel resisten terhadap perubahan
atau deformasi dan mempunyai aliran viskoelastik. Struktur gel
dapat bermacam-macam tergantung dari komponen pembentuk gel.
6. Rheologi
Larutan pembentuk gel (gelling agent) dan dispersi padatan
yang terflokulasi memberikan sifat aliran pseudoplastis yang khas,
dan menunjukkan jalan aliran nonnewton yang dikarakterisasi
oleh penurunan viskositas dan peningkatan laju aliran.

F. Komponen Gel
Untuk kompenen gel di bagi menjadi dua gilling agents dan
bahan tambahan. Disetiap sedian gel harus memilik kedua
komponen seperti yang ada di bawah ini:
1. Gelling Agent.
Sejumlah polimer digunakan dalam pembentukan struktur
berbentuk jaringan yang merupakan bagian penting dari sistem gel.
Termasuk dalam kelompok ini adalah gom alam, turunan selulosa,
dan karbomer. Kebanyakan dari sistem tersebut berfungsi dalam
media air, selain itu ada yang membentuk gel dalam cairan non-
polar. Beberapa partikel padat koloidal dapat berperilaku sebagai
pembentuk gel karena terjadinya flokulasi partikel. Konsentrasi
yang tinggi dari beberapa surfaktan non-ionik dapat digunakan
untuk menghasilkan gel yang jernih di dalam sistem yang
mengandung sampai 15% minyak mineral.
a. Bahan tambahan :
- Pengawet

12
Meskipun beberapa basis gel resisten terhadap serangan
mikroba, tetapi semua gel mengandung banyak air
sehingga membutuhkan pengawet sebagai antimikroba.
Dalam pemilihan pengawet harus memperhatikan
inkompatibilitasnya dengan gelling agent.
- Penambahan bahan higroskopis
Bertujuan untuk mencegah kehilangan air. Contohnya
gliserol, propilenglikol dan sorbitol dengan konsentrasi
10-20 %.
- Chelating agent
Bertujuan untuk mencegah basis dan zat yang sensitive
terhadap logam berat. Contohnya EDTA.

13
BAB III
FORMULA

Komposisi : water, propylene glycol, sd alcohol 40-B, glycerin, sorbitol,


carbomer, triethanolamine, methylparaben, PEG-50 hydrogenated castor oil,
fragrance, PEG-7M, benzophenone-5, disodium EDTA, proline.

3.1 MONOGRAFI BAHAN


1. WATER
Pemerian : Cairan jernih,Tidak bewarna,Tidak berbau,Tidak
mempunyai rasa
Penyimpanan : Penyimpanan dalam wadah tertutup baik

2. PROPYLENE GLYCOL
Pemerian : cairan kental, jernih, tidak bewarna, tidak berbau, rasa
agak manis, higroskopik.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dengan etanol ( 95 % ) P dan
dengan kloroform P dan dengan minyak lemak.
Khasiat : Zat tambahan, Pelarut

3. SD ALCOHOL 40-B
Alcohol denat adalah alkohol yang diproses dengan denaturasi.
Alkohol denaturasi yang digunakan dalam kosmetik
adalah Alcohol 3-A, SD Alcohol 30, SD Alcohol 39, SD Alcohol

14
39-B, SD Alcohol 39-C, SD Alcohol 40, SD Alcohol 40-B dan SD
Alcohol 40-C. Denatonium Benzoate, Quassin, Brucine dan
Brucine Sulfate. Fungsinya sama seperti ethanol.

4. GLYCERIN
Pemerian : Cairan seperti sirup, jernih, tidak bewarna, tidak
berbau, manis diikuti rasa hangat.
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan etanol ( 95 % ) P;
Praktis tidak larut dalam kloroform P, dalam eter P
dan dalam minyak lemak.
Khasiat : Zat tambahan

5. SORBITOL
Pemerian : Serbuk butiran atau kepingan, putih : rasa manis ,
higroskopis
Kelarutan : Sangat mudah larut Dalam air, Sukar larut dalam etanol
( 95 % ) P, Dalam metanol dan dalam asam asetat P.
Khasiat : Zat tambahan

6. CARBOMER
Carbomer adalah istilah yang digunakan untuk serangkaian
polimer terutama dibuat dari asam akrilik. Carbomers berwarna
putih, bubuk halus, sering digunakan sebagai gel dalam kosmetik
dan produk perawatan pribadi. Carbomers membantu untuk
mendistribusikan atau menunda suatu padatan larut dalam cairan.
juga digunakan untuk menjaga emulsi. Carbomers sering
digunakan untuk mengontrol konsistensi dan aliran kosmetik dan
produk perawatan pribadi.

7. TRIETHANOLAMINE
Pemerian : Cairan kental, Tidak bewarna hingga kuning pucat, bau
lemah mirip amoniak, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol ( 95 % ), Larut
dalam kloroform P.
Khasiat : Zat tambahan

15
8. METHYLPARABEN
Pemerian : Serbuk hablur halus, putih , Hampir tidak berbau, Tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar di ikuti
rasa tebal.
Kelarutan : Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol ( 95 % ) P dan
dalam 3 bagaian aseton P, mudah larut dalam eter P dan
dalam larutan alkali hidroksida, Larut dalam 60 bagian
gliserol P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak
nabati panas. Jika Didinginkan Larutan tetep jernih.
Khasiat : Zat tambahan, Zat pengawet.

9. PEG-50 HYDROGENATED CASTOR OIL


Minyak Castor yang terhasil melalui proses hidrogenasi dengan
minyak buah jarak ini berfungsi mengurangkan risiko kulit kering
PEG-50 terhidrogenasi Castor Oil. Isostearate merupakan turunan
polietilen glikol dari ester asam theisostearic dari terhidrogenasi
Castor Oil (qv) dengan nilai rata-rata 50 ethoxylation.
Fungsi (s): Surfaktan - Emulsifying Agen; Viskositas
Meningkatkan Agen - berair; VISKOSITAS PENGENDALIAN
Sinonim (s): polyethylene glycol (50) terhidrogenasi MINYAK
JARAK ISOSTEARATE; Polioksietilen (50) terhidrogenasi
MINYAK JARAK ISOSTEARATE

10. FRAGRANCE bibit parfum sebagai pewangi


11. PEG-7M PEG-7M
PEG-7M adalah polimer etilen oxide.Function (s): Binder; Emulsi
Stabilizer; Viskositas Meningkatkan Agen - encer. Mereka adalah
polimer etilena glikol. Jumlah nama yang mewakili rata-rata
jumlah unit etilena glikol. Surat OEM terkait dengan nomor
singkatan 1000, sehingga PEG-25M adalah memiliki rata-rata
25.000 unit etilena glikol. Polimer polietilen glikol digunakan

16
dalam berbagai macam produk termasuk produk-produk mandi,
produk rias, produk perawatan kulit, makeup, produk pembersih
kulit, sampo, kondisioner rambut dan deodoran.
12. BENZOPHENONE-5
Benzofenon-5 benzofenon-5, dengan CAS NO 6628-37-1, adalah
jenis bubuk kuning putih atau cahaya. Ini memiliki sinonim dari 2-
Hydroxy-4-methoxybenzophenone-5-natrium sulfonat;
Benzofenon-5; Cyasorb UV 284; UNII-853Z42ZYAS; Uvistat 112
dan benzenasulfonat asam, 5-benzoil-4-hydroxy-2-methoxy-,
garam monosodium. Benzofenon-5 harus disimpan dalam sistem
tertutup di tempat gelap tanpa paparan cahaya dan terutama
digunakan sebagai germifuga.

3.2 Formulasi gel rambut :


R/ PEG
SD alkohol 40-B
Glyserin
Sorbitol
Karbomer
Triethanolamine (TEA)
Methyl paraben
PEG-50 hydrogenated castor oil
Fragrance
Benzophenone-5
Disodium EDTA
Proline
Aqua

3.3 Cara membuat :


1. Disiapkan alat dan bahan
2. Di timbang bahan sesuai dengan keperluan dan dipanaskan air di dalam
pemanas.

17
3. Air panas dimasukkan ke dalam mortir secukupnya dan ditaburrkan PEG-50
hydrogenated castor oil secara merata dan dibiarkan selama 30 menit hingga
mengembang.
4. Sambil menunggu PEG-50 hydrogenated castor oil mengembang dilarutkan
Triethanolamine (TEA) + Methyl paraben + Sorbitol + gliserin +
Benzophenone-5 + Disodium EDTA + Proline dengan SD Alkohol.
5. Kedua massa di gerus di atas mortar hingga homogen sambil di tambahkan
sedikit demi sedikit Aqua.
6. Setelah terbentuk massa gel ditambahkan Carbomer sebagai stabilizer dan
ditambahkan pengharum.
7. Gel yang terbentuk dimasukkan kedalam kemasan.

18
BAB 1V
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan dapat di simpulkan sebagai berikut:


1. Definisi kosmetik menurut RI No. 445/MenKes/Permenkes/1998
adalah sebagai berikut Kosmetik adalah sediaan atau paduan
bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar),
gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik,
mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan
baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk
mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.
2. Tujuan utama penggunaan kosmetik rambut pada masyarakat
modern adalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik,
meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi
rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang
lain dan secara umum, membantu seseorang lebih menikmati dan
menghargai hidup.

19
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2012 .Diktat Kosmetik .


http://id.scribd.com/doc/92173039/diktat-kosmetik-1 .Diakses tanggal16
November 2012.
Anonim3. 2012. Kosmetik Rambut.
http://id.scribd.com/doc/86194698/kosmetik-rambut. Diakses tanggal 18
November 2012.
Wasitaatmadja SM. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI
Press. 266-300.

20

Anda mungkin juga menyukai