PEM berat (Severe PEM) dapat dengan mudah dikenal di dasarkan gejala-gejala kliniknya
(lihat dibawah ini), sedangkan untuk penggolongan PEM ringan (PEM I) dan PEM sedang
(PEM II) serta membedakannya dengan PEM III (=PEM berat = Severe PEM) digunakan
klasifikasi secara antropometrik (akan dibicarakan pada Pokok Bahasan Penilaian Gizi).
Sebenarnya penyakit PEM sudah ada sejak dulu hanya namanya saja yang berbeda-beda
(Disease With Many Names) :
- Infantile Pellagra
- Malignant Malnutrition
- Polycarencial Dystrophy
- Nutritional Distrophy
- Mehlnahrschaden atau Dystrophie de Farineux
2
Epidemiologi :
PEM bisa di anggap sebagai akibat interaksi (=saling tindak) antara faktor-faktor berikut
pada masyarakat :
I. a. Poverty (kemiskinan) akibat :
- rendahnya penghasilan
- rendahnya daya beli
- rendahnya produktivitas tanah
b. Tak tersedianya makanan, ini bisa disebabkan oleh : 2
- makanan yang sesuai tidak bisa diproduksi di suatu daerah.
- kegagalan pada cara-cara proses dan pengawetan (absolute unavailability)
II. Ignorance (ketidak tahuan) akan keperluan zat gizi untuk bayi dan anak, praktek
kebiasaan tradisional bisa menyebabkan tidak di gunakannya sumber-sumber bahan
makanan kaya akan protein.
III.Sanitasi lingkungan yang buruk, menyebabkan meningkatnya penyakit infeksi / infestasi
(infeksi saluran nafas, infeksi traktus gastrointestinalis,virus, parasit (cacing) dsb.
Terdapat peningkatan kehilangan protein yang mana kehilangan ini harus diganti.
Etimologi PEM
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk terjadinya PEM :
1). Umur Anak:
PEM terutama terdapat pada golongan anak usia kurang 5 tahun, jika diit miskin akan
protein dan energi, sedangkan keperluan zat gizi relatif tingi.
2). Frekuensi dan hebatnya infeksi-infeksi (pada saat penyapihan)
3). Faktor-faktor diit :
Penyampihan :
- Cara pemberian makanan (pada bayi) sebelum dan selama penyampihan
- Umur anak pada saat penyampihan diselesaikan.
3
Marasmus :
Pengaruh perkotaan (urban) yang merupakan predisposisi untuk terjadinya marasmus antara
lain : kehamilan yang berturutan dengan interval cepat, penyampihan yang segera (tiba-
tiba) dan dini, diikuti pemberian makanan buatana yang tidak tepat dan kotor misalnya susu
yang sangat diencerkan.Sehingga diit rendah akan energi dan protein. Perumahan yang
tidak memuaskan menyebabkan persiapan pembuatan makanan menjadi tidak me
mungkinkan. Sering timbul penyakit-penyakit infeksi khususnya saluran pencernaan,
selanjutnya si ibu hanya memberikan diit yang kurang bergizi seperti air beras atau air teh
saja untuk mengatasi diarenya ini sehingga timbullah keadan marasmus.
Kwashiorkor :
Kebalikan dengan marasmus , pada kwashiorkor penyampihan dilakukan sesudah jangka
waktu yang lama (prolonged breast feeding). Sesudah disapih anak tadi diberi makanan
keluarga/tradisional yang biasanya rendah protein disebabkan kemiskinan,tanah yang tidak
cukup dan pertanian yang kurang baik.Tidak terdapat tambahan susu. Kebiasaan-kebiasaan
yang di perkuat oleh taboe menyebabkan jumlah makanan yang sudah sedikit itu terutama
diberikan pada orang-orang dewasa (anggota keluarga).
Kwashiorkor sering dicetuskan oleh adanya penyakit-penyakit demam seperti malaria,
morbilli ataupun gastroenteritis. Demikian pula investasi cacing turut serta dalam terjadinya
penyakit ini. Baik marasmus maupun kwashiorkor timbul akibat kemiskinan (poverty) dan
ketidaktahuan (ignorance).
Gejala-gejala klinik biasa bervariasi sehingga bisa terletak antara bentuk ekstrim marasmus
dan kwashiokor. Bentuk yang paling ringan hanya memperlihatkan retardasi per tumbuhan
dan perkembangan saja. Tetapi bentuk PEM I dan II (Mild dan Moderate PEM) dalam
masyarakat sangat penting sebagai problem public health dibandingkan dengan PEM berat
(marasmus dan kwashiokor). PEM berat ini biasanya dirawat dirumah sakit dan menjadi
perhatian para klinikus (dokter).
Marasmus dan kwashiokor bisa dipanadang sebagai suatu puncak dari gunung es (iceberg
phenomenon).
Pada daerah endemik PEM, kebanyakan penderita yang dikirim ke rumah sakit memperhatikan
gejala-gejala klinik campuran marasmus dan kwashiorkor. Ini disebabkan oleh variasi
defisiensi diit dan faktor-faktor sosial dan penyakit-penyakit infeksi yang mempengaruhi
timbulnya.
Untuk membedakan ke-3 PEM berat tadi dengan gizi kurang lainnya dipakai pembagian
menurut "Well come trust working party, 1970" :
LEMAK
Fatty liver merupakan tanda khas kwashiorkor.
Dari hasil biopsi ditemukan kadar lipid 39g / 100g hati pada kwashiorkor,sedanhgkan pada
marasmus hanya 3,5g / 100g hati.
Kadar phospholipid sama pada kedua sindroma ini dan biasanya di bawah 2g /100g. Lemak
yang berlebihan dalam hati ini dalam ben-tuk triglyceride. Pada kwshiorkor (tidak pada
marasmus) triglyseride dan cholesterol serum menurun. Terdapat penurunan kemampuan hepar
untuk memobilisasi lipid dalam bentuk lipoprotein.Pada semua semua bentuk PEM, kadar FFA
7
(asam lemak bebas) plasma cenderung meningkat. Ini mungkin akibat keadaan starvation
sebagian. 7
HIDRAT ARANG
Kadang-kadang ditemukan kadar glukosa darah yang rendah dan cadangan glycogen pada
hati dan otot menurun.Kadar glukosa darah yg rendah kadang2 ditemukan pada anak dengan
suhu badan yang rendah dan bisa menyebabkan hypothermia.
KOMPOSISI TUBUH:
Tingginya kandungan air tubuh, penggunaan cadangan lemak dan kehilangan protein dari
jaringan otot dan jaringan lain mengubah komposisi kimiawi anak dengan PEM (lihat tabel.)
Ginjal :
Albuminurie ringan bisa ditemukan tetapi tidak terdapat kelainan struktur dan fungsi ginjal
yang khas.GFR bisa menurun mungkin akibat dehidrasi atau kurangnya cardiac output.Daya
8
pemekatan ginjal berkurang, tetapi ini bisa disebabkan penekanan fungsi tubulus akibat
defisiensi elektrolit.
PENGOBATAN PEM :
Untuk PEM berat (kwashiorkor, marasmus dan marasmic kwashiorkor) dilakukan dirumah
sakit .
a). Pengobatan diitetik : tinggi energi dan tinggi protein
Energi : 160 - 200 Cal/kgBB/hari
Protein : 3 - 4 gr protein kualitas baik/kgBB/hari
Nutrien-nutrien lainnya (vitamin A, Vit. B kompleks dll, mineral (K,Mg).
Perlu diperhatikan untuk makanannya : bertahap mulai dari cairan susu -- setengah padat --
padat -- makanan normal.
b). Pengobatan terhadap dehidrasi
c). Pengobatan terhadap infeksi dan infestasi.
d). Tindakan-tindakan umum lainnya untuk hipotermi, kelainan kulit dan sebagainya.
e). Penting pendidikan gizi/kesehatan/imunisasi dan sebagainya untuk ibu/keluarga, setelah
anak ddipulangkan.
Penderita PEM ringan dan sedang bisa dilakukan secara berobat jalan.
PENCEGAHAN PEM :
Pencegahan (Prevension) berarti menghalangi proses penyakitpada setiap tahap
perkembangannya dengan tindakan-tindakan public health (melalui tindakan masa yang
terorganisasi). Jadi tindakan ini harus dilaksankan berdasarkan pandangan epidemologik :
a). Poverty: - Tindakan standar hidup / kurangi kehamilan.
- Jangka pendek : makanan : susu skim, dsb.
b). Tidak tersedianya bahan makanan:
- Tingkatkan produksi makanan, distribusi makanan dan program pengolahan (processing)
- Program-program pemerintah dan Applied Nutrition Program :
* Susu dan produk binatang lainnya (telur).
* Ikan (FPC = Fish Protein Concentrate)
* Kacang kedele (tepung kacang kedele) -- tempe
* Kacang2an -- kacang tanah dan oncom.
* Kelapa
* Pembuatan makanan campuran (seperti saridele, incarparina dan sebagainya).
c). Ignorance akan keperluan zat gizi bayi dan anak, adat dan kebiasaan :
- Pendidikan gizi untuk ibu.
9
SECARA UMUM :
- Akhirnya PEM dapat diberantas hanya dengan mengembangkan sosial ekonomi secara umum
dan suatu pendekatan secara terkoordinasi dalam lapangan pertanian, pendidikan, pelayanan
sosial, kesehatan masyarakat (sanitasi lingkungan, immunisasi dsb.) termasuk Keluarga
Berencana.
- Tidak terdapat pemecahan secara sederhana. 9
- Tujuan semua aktivitas adalah meningkatkan daya beli masyarakat
Tindakan-tindakan kesehatan masyarakat yg khusus mempunyai tujuan tujuan sebagai berikut :
a). Memeperbaiki gizi dan memeprtahankan status gizi yang baik.
b). Pemberantasan penyakit infeksi dan diare.
c) Meminimalkan akibat-akibat penyakit infeksi.
d). Pengelolaan dan deteksi sedini-dininya kasus-kasus malnutrisi ringan
e). Memperbaiki cara pengobatan dan rehabilitasi yang segera dan sempurna kasus2 malnutrisi
berat dan sedang.
Tindakan-tindakan pertanian dan sosioekonomi harus ditujukan pada antara lain :
a) Kebijaksanaan Pangan / Produksi Pangan.
b) Distribusi makanan (secara bebas dann disubsidi)
c) Perbaikan produksi, penyimpanan, pengolahan dan sebagainya.
Harus disadari bahwa :
1). PEM merupakan problema serius :
- serius erhadap pertumbuhan
- serius terhadap perkembangan intelektual
- serius terhadap mudahnya terkena infeksi
2). PEM merupakan problema yang urgen (mendesak):
- dinamika pertumbuhan anak
- kelompok umur yang terkena PEM (6 bulan sampai kurang lebih 3 tahun) setiap tahun
jutaan anak memasuki usia ini.
3). PEM merupakan suatu problema yang harus diselesaikan pada tingkat masyarakat.
4). Perlunya pengetahuan dan keterampilan untuk memberantas PEM pada tingkat masyarakat :
a) Mengenal PEM pada individu, maksudnya untuk mengidentifikasi tingkat ringan
(permulaan) pada saat mana PEM mudah diobati --- mencegah pengembangan lebih lanjut.
b) Mengukur PEM dalam masyarakat
Untuk menilai problema dalam populasi : luasnya, hebatnya dan menentukan golongan
rawan.
10
c) Penyebab-penyebab PEM :
- nutrient2 )
) + infeksi
- makanan )
d) Bagaimana terjadinya :
* Memahami interaksi faktor-faktor ekologi pada suatu masyarakat tertentu..
* Memahami lingkungan sosio-kultural-fisik.
* Pola kebiasaan ubu yang ditentukan oleh faktor kultural.
* Akhirnya : jika ibu telah menentukan apa yang harus dterima anaknya, perilaku ibu
harus diubah.
e) Apa yang harus dikerjakan pada tingkat masyarakat :
Makanan, tinggi energi dan protein harus tersedia dan ibu harus memberikan pada
anaknya. Nyatakanlah secara eksplisit, meskipun itu sudah jelas !
f) Apa yang dapat dikerjakan pada tingkat masyarakat :
Perencanaan, usaha, pelaksanaan, menilai program2, suplemenytasi pendidikan gizi.
(pengembangan sosioekonomi + pendidi{an kesehatan, sanitasi termasuk kesehatan
perorangan, keluarga berencana dan nutrition education = pendidikan gizi).