BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
gangguan sekresi insulin, penurunan kerja insulin, atau akibat dari keduanya.
1. Kadar gula darah sewaktu lebih atau sama dengan 200 mg/dl
2. Kadar gula puasa lebih atau sama dengan 126 mg/dl
3. Kadar gula darah lebih atau sama dengan 200 mg/dl pada 2 jam setelah
dan protein, yang menyebabkan peningkatan level gula darah (Black &
Hawks, 2009).
B. Epidemiologi
penderita DM tipe 2 mencapai 217 juta dan memperkirakan pada tahun 2030
mencapai 366 juta jiwa. Adanya globalisasi dan perubahan gaya hidup
Kepulauan Riau, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa
2007).
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030.
10
sebanyak 2-3 kali lipat pada tahun 2035. Sedangkan International Diabetes
Indonesia dari 9,1 juta pada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada tahun 2035.
penduduk Indonesia yang berusia diatas 20 tahun sebanyak 133 juta jiwa.
tahun 2030 nanti akan ada 194 juta penduduk yang berusia diatas 20 tahun.
(PERKENI, 2015).
terakhir, yaitu dari Oktober 2016-Maret 2017. Desa dengan jumlah penduduk
yang paling banyak menderita DM tipe 2 adalah Desa Kramat Jegu. Dari data
penderita DM di Desa Kramat Jegu sebanyak 220 jiwa. Pada bulan Oktober
kasus, bulan Februari sebanyak 39 kasus dan tertinggi pada bulan Januari
tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa di dalam darah
anak atau usia muda, minimal sebelum usia 35 tahun. Sebaliknya, DM Tipe
degenerasi atau kerusakan organ dan faktor gaya hidup (Bustan, 2007). DM
usia diatas 40 tahun disertai berat badan yang berlebih (Nabil, 2009).
tubuh tidak peka atau resisten terhadap insulin. Resistensi terhadap insulin
Klasifikasi Etiologi
Diabetes Mellitus Tipe 1 Destruksi sel , umumnya karena defisiensi
insulin absolut:
a. Autoimun
b. Idiopatik
Diabetes Mellitus Tipe 2 Bervariasi mulai dari yang dominan yaitu
resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang dominan defek sekresi
insulin disertai resistensi insulin.
Diabetes Mellitus Gestasional Diabetes Mellitus Gestasional adalah
keadaan diabetes atau intoleransi glukosa
yang timbul selama masa kehamilan dan
biasanya berlangsung hanya sementara.
Diabetes Mellitus Tipe Lain a. Defek genetik fungsi sel dan kerja
insulin
b. Penyakit eksokrin pankreas
c. Endokrinopati
d. Karena obat atau zat kimia
e. Infeksi
f. Sebab imunologi yang jarang
insulin secara relatif maupun absolut. Defisiensi insulin dapat terjadi melalui 3
jalan, yaitu:
1. Rusaknya sel-sel pankreas karena pengaruh dari luar (virus, zat kimia
pankreas
3. Desensitisasi/kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer
Di dalam saluran pencernaan makanan dipecah menjadi bahan dasar
asam amino dan lemak menjadi asam lemak. Agar dapat berfungsi sebagai
bahan bakar, zat makanan itu harus masuk terlebih dahulu ke dalam sel agar
dapat diolah. Didalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui
proses metabolisme ini insulin memegang peran yang sangat penting yaitu
bahan bakar. Hidrat arang dalam makanan diserap oleh usus halus dalam
bentuk glukosa. Glukosa darah dalam tubuh manusia diubah menjadi glikogen
hati dan otot oleh insulin. Sebaliknya, jika glikogen hati maupun otot akan
digunakan, dipecah lagi menjadi glukosa oleh adrenalin. Jika kadar insulin
glukosa itu dimetabolisasikan menjadi tenaga. Bila insulin tidak ada, maka
glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, akibatnya glukosa akan tetap berada
14
Dalam keadaan ini badan akan menjadi lemah karena tidak ada sumber energi
yaitu:
1. DM Tipe 1
Insulin tidak ada dan hal ini disebabkan karena jenis penyakit ini ada
terdapat adanya ICA (Islet Cell Antibody) yang meningkat kadanya oleh
. Pada insulitis yang diserang hanya sel , biasanya sel alfa dan delta
2. DM Tipe 2
pada penderita DM dan mempunyai riwayat perjalanan alamiah yang unik dan
insulin dan gangguan sekresi insulin oleh sel pankreas. Awalnya resistensi
untuk mengatasi kenaikan kadar gula darah. Pada tahap ini, kemungkinan
insulin akan terus berlanjut dan semakin bertambah berat, sementara pankreas
yang cukup untuk mengontrol gula darah. Peningkatan produksi glukosa hati,
penurunan pemakaian glukosa dan lemak oleh otot berperan atas terjadinya
hiperglikemia kronik saat puasa dan setelah makan. Akhirnya sekresi insulin
oleh sel pankreas akan menurun dan kenaikan kadar gula darah bertambuah
berat. Perubahan proses toleransi glukosa, mulai dari kondisi normal, toleransi
berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah
resiko yang tidak dapat diubah meliputi riwayat keluarga dengan DM (first
berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah menderita DM
16
gestasional dan riwayat lahir dengan berat badan rendah (<2,5 kg). Faktor
resiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT 25kg/m2 atau
aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat. Faktor lain yang
keberadaan suatu benda atau makhluk, baik yang hidup maupun yang
mati.
usia karena lebih dari 50% DM tipe 2 terjadi pada kelompok umur
umur 35-44 tahun sebesar 5%, kelompok umur 45-54 tahun sebesar
b. Jenis Kelamin
wanita dan pria mempunyai peluang yang sama terkena DM. Hanya
dengan DM.
c. Faktor Genetik
Seorang yang menderita DM diduga mempunyai gen DM. Diduga
genetis dan berbagai faktor mental. Penyakit ini sudah lama dianggap
terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai enam kali lipat jika
pendidikan rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD, dan
seseorang.
b. Tingkat Pengetahuan
21
2010).
(Notoatmodjo, 2010).
c. Pekerjaan
5,9% pada pegawai, 5,9% pada wiraswasta, 2,8% pada petani atau
d. Stres
Stres adalah reaksi seseorang, baik secara fisik maupun kejiwaan
manusia yang tidak dapat dihindari, stres selalu terjadi pada setiap
yang lebih baik dan bersifat negatif, jika terjadi keluhan atau
darah.
e. Obesitas
Obesitas adalah peningkatan berat badan melebihi batas kebutuhan
tubuh. Bila lemak tubuh lebih dari 30% pada wanita dan 25% pada
adanya masa otot, tulang atau air yang berlebih (misalnya pada
badan (kg)/ (tinggi badan (m) x tinggi badan (m)) (Tandra, 2007).
f. Gaya Hidup
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang
kesehatan dan merupakan cerminan dari nilai-nilai dan jati diri dari
oleh tubuh. Ada dua macam serat yaitu serat larut (pembentuk
gel) seperti pectin dan guargum dan serat tidak larut seperti
(Sukardji, 2009).
di dalam tubuh.
diperkaya dengan serat tidak larut dan tiga hari lainnya juga
provinsi.
28
Kebutuhan akan serat yang dapat larut dalam air seperti apel,
jeruk, pir, kacang merah dan kedelai juga perlu untuk tubuh.
Tabel II.2. Daftar Kandungan Serat per 100 Gram Sayur-sayuran, Buah-
buahan Serta Produk Olahannya
29
2) Aktivitas Fisik
(<5 hari dan <150 menit per hari). Kurang aktivitas fisik
dengan kebutuhan.
3) Merokok
4) Konsumsi Alkohol
dari 1-2 minuman saja, tidak lebih dari dua kali seminggu.
bertambah namun berat badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam waktu 2-4
minggu), mudah lelah. Gejala kronik DM yaitu: kesemutan, kulit terasa panas
atau seperti tertusuk tusuk jarum, rasa kebas di kulit, kram, kelelahan, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, gigi mudah goyah dan mudah lepas,
kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi impotensi, pada
ibu hamil sering terjadi keguguran atau kematian janin dalam kandungan atau
darah sewaktu >200 mg/dl, glukosa darah puasa >126 mg/dl sudah cukup
toleransi glukosa lainnya diperiksa glukosa darah 2 jam setelah beban glukosa.
konfirmasi diagnosis DM pada hari yang lain atau Tes Toleransi Glukosa Oral
berat badan yang menurun cepat. Ada perbedaan antara uji diagnostik DM dan
(usia>45 tahun, berat badan lebih, hipertensi, riwayat keluarga DM, riwayat
abortus berulang, melahirkan bayi >4000gr, kolesterol HDL <= 35 mg/dl, atau
trigliserida 250 mg/dl). Uji diagnostik dilakukan pada mereka yang positif
kadar glukosa darah sewaktu atau kadar glukosa darah puasa, kemudian dapat
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid melalui pengelolaan pasien
perilaku.
a) Diet
36
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masingmasing
keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis dan jumlah makanan,
(Body Mass Index). Indeks Masa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status
kelebihan berat badan. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung
dengan kemampuan pasien. Sebagai contoh adalah olah raga ringan jalan
37
c) Pendidikan Kesehatan
kadar gula darah dan mencegah komplikasi. Lebih khusus lagi dengan
olah raga. Obat golongan ini ditambahkan bila setelah 4-8 minggu
38
upaya diet dan olah raga dilakukan, kadar gula darah tetap di atas 200
mg% dan HbA1c di atas 8%. Jadi obat ini bukan menggantikan upaya
penyakit lain dan komplikasi yang ada. Dalam hal ini obat hipoglikemik
b) Insulin
asam amino kedua rantai tersebut. Untuk pasien yang tidak terkontrol
Jika gula darah tidak terkontrol dengan baik beberapa tahun kemudian
1. Komplikasi Akut
Keadaan bisa fatal jika tidak segera ditangani. Termasuk dalam kelompok
ini adalah:
ini terjadi jika pemberian dosis insulin atau obat anti diabetes
Jadwal makan juga haruslah teratur, tiga kali makan utama dan
40
2007).
b. Hiperosmolar Non-Ketotik
41
nafas cepat dan dalam, banyak kencing, sangat haus, lemah, kaki
dan tulang kram, bingung, nadi cepat, kejang dan koma (Tandra,
tinggi (>240 mg/dl). Terdapat keton dalam urin, buang air kecil
42
secara perlahan, kadang tidak diketahui, tetapi berangsur semakin berat dan
makrovaskular diantaranya:
dalam waktu yang lama, dengan glukosa darah tinggi yang tidak
dapat berlanjut dengan rasa tebal di kaki, tidak ada rasa nyeri pada
otonom, saraf yang rusak adalah saraf otonom yaitu saraf yang
denyut jantung yang cepat terutama pada saat tidur. Denyut nadi
bisa juga berubah pada saat bernapas. Pada saat nafas denyut nadi
kembung, rasa penuh walau baru makan sedikit, mual dan bahkan
dalam bola mata. Di tempat yang gelap pupil tetap kecil dan tidak
2007).
b. Mata (Retinopati)
c. Jantung
Penyakit DM dapat menyebabkan berbagai penyakit jantung dan
akibat penyumbatan antara lain sesak nafas, nyeri dada, rasa lelah,
rasa nyeri. Hal ini disebabkan karena saraf yang mengantar rasa
mendapat dukungan dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor risiko lainnya.
makan yang kurang baik, pola hidup santai atau kurang aktivitas, dan obesitas
a. Pencegahan Primer
jasmani teratur, pola dan jenis makanan yang sehat menjaga badan agar
1) penyuluhan
2) perencanaan makanan
3) latihan jasmani
4) obat berkhasiat hipoglikemik.
c. Pencegahan Tersier
misalnya para ahli sesama disiplin ilmu seperti ahli penyakit jantung,