Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
oral hygiene merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada pasien
yang dihospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu
mempertahankan kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus dipantau
sepenuhnya oleh perawat. Menurut Perry, ddk (2005), pemberian asuhan
keperawatan untuk membersihkan mulut pasien sedikitnya dua kali sehari..

2.2 Tujuan
Menurut Clark (dalam Shocker, 2008), tujuan dari tindakan oral hygiene
adalah sebagai berikut:

a. Mencegah penyakit gigi dan mulut

b. Mencegah penyakit yang penularannya melalui mulut.

c. Mempertinggi daya tahan tubuh

d. Memperbaiki fungsi mulut untuk meningkatkan nafsu makan.

Sedangkan menurut Hidayat dan Uliyah (2005), tujuan dari tindakan oral
hygiene, adalah:
a. Mencegah infeksi gusi dan gigi.

b. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut.

Hasil yang Di harapkan


Mukosa mulut dan lidah terlihat merah muda, lembab, utuh. Gusi basah
dan utuh, gigi terlihat bersih, dan licin. Lidah berwarna merah muda dan tidak
kotor. Bibir lembab, mukosa dan pharynx tetab bersih.
Peradangan, kerak, luka, dan kotoran yang keras akan tidak ada. Dan gigi
bebas dari partikel makanan. Dan diharapkan klien secara verbal menyatakan
kenyamanan dan perasaannya tentang kebersihan mulut. Sehingga klien akan
menelan dan berbicara lebih nyaman.

2.3 Persiapan Alat


Sarung tangan bersih (tidak perlu steril)
Pelumas
Bedpan
Alas karet
Sabun
Air
Lap mandi

2.4 Prosedur
1) Pastikan program dokter bila diperlukan hal-hal khusus

2) Pastikan identitas pasien

3) Jika memungkinkan jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan


kepada keluarga pasien

4) Dekatkan alat-alat

5) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

6) Uji adanya reflex muntah dengan menempatkan spatel lidah diatas


bagian belakang lidah (pasien dengan gangguan reflex menelan
memerlukan perawatan khusus)

7) Inspeksi rongga mulut


8) Posisikan klien dekat ke sisi tempat tidur, balik kepala pasien ke arah
matras, bila perlu nyalahkan mesin pengisap dan sambungkan slang ke
kateter pengisap.

9) Tempatkan handuk dibawah wajah pasien dan bengkok di bawah dagu.

10) Secara hati-hati regangkan gigi atas dan bawah pasien dengan spatel
lidah dengan memasukkan tong spatel secara cepat tetapi lembut,
diantara molar belakang. Masukkan bila pasien relaks. (Jangan
memaksa).

11) Bersihkan mulut pasien menggunakan spatel lidah yang dibasahi dengan
air segar. Isap sesuai kebutuhan selama pembersihan. Bersihkan
permukaan penguyah dan permukaan dalam pertama. Bersihkan atap
mulut dan bagian dalam pipi dan bibir. Gosok lidah tetapi hindari
menyebabkan reflex muntah bila ada. Basahi aplikator bersih dengan air
dan gosok mulut untuk mencuci. Ulangi sesuai kebutuhan.

12) Isap sekresi bila terakumulasi.

13) Jelaskan kepada keluarga bahwa tindakan telah selesai.

14) Lepaskan sarung tangan.

15) Kembalikan pasien pada posisi yang nyaman.

16) Bersihkan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.

17) Dokumentasikan prosedur dan keadaan pasien

18) Periksa kembali bila diperlukan.

2.5 Bahaya kurangya kebersihan mulut

Tujuan utama dari kesehatan rongga mulut adalah untuk mencegah


penumpukan plak dan mencegah lengketnya bakteri yang terbentuk pada gigi.
Akumulasi plak bakteri pada gigi karena hygiene mulut yang buruk adalah faktor
penyebab dari masalah utama kesehatan rongga mulut, terutama gigi. Kebersihan
mulut yang buruk memungkinkan akumulasi bakteri penghasil asam pada
permukaan gigi. Asam demineralizes email gigi menyebabkan kerusakan gigi
(gigi berlubang). Plak gigi juga dapat menyerang dan menginfeksi gusi
menyebabkan penyakit gusi dan periodontitis. Banyak masalah kesehatan mulut,
seperti sariawan, mulut luka, bau mulut dan lain-lain dianggap sebagai efek dari
kesehatan rongga mulut yang buruk. Sebagian besar masalah gigi dan mulut dapat
dihindari hanya dengan menjaga kebersihan mulut yang baik (Forthnet, 2010).

2.6 Cara menjaga oral hygiene


Menurut Denstisty (2010), cara-cara yang dapat dilakukan sendiri dan
efektif dalam menjaga oral hygiene, adalah sebagai berikut:

a. Sikat gigi

Pengenalan teknik sikat gigi yang tepat, memotivasi untuk sikat gigi
secara teratur dan pemilihan pasta gigi dengan tepat. Teknik sikat gigi yang secara
horisontal adalah umum dilakukan dan itu merupakan suatu kesalahan karena
dengan cara demikian lambat laun dapat menimbulkan resesi gingival dan abrasi
gigi. Pada pasien yang tidak sadar, sikat gigi diganti dengan kain pembungkus
handuk atau kasa pada ujung batang jari. Pasta gigi membantu tetapi tidak perlu.

b. Kumur-kumur antiseptik

Terdapat berbagai bahan aktif yang sering digunakan sebagai kumur-


kumur, seperti metal salisilat, chlorhexidine 0,20% dan H2O2 1,5% atau 3,0%.
Kumur-kumur yang lebih murah dan cukup efektif adalah dengan air garam
hangat.

c. Dental flos atau benang gigi

Cara ini mulai banyak diperkenalkan dan cukup ampuh untuk


membersihkan di sela-sela gigi.
d. Pembersih lidah

Tumpukan debris di dorsum lidah penuh dengan kuman-kuman oportunis


serta candida yang bermukim sebagai flora normal maupun transient.

2.7 Bahaya oral hygiene buruk terhadap penyakit sistemik

Menurut Wikipedia (2010), beberapa studi klinis terbaru menunjukkan


hubungan langsung antara kebersihan mulut yang buruk (bakteri dan infeksi
rongga mulut) dan penyakit sistemik, yaitu:

a. Penyakit kardiovaskuler (serangan jantung dan stroke)

b. Bakteri pnemonia

c. Bayi lahir berat badan rendah

d. Komplikasi diabetes

e. Osteoporosis

2.8 Proses pengkajian

Pada proses pengkajian tentang oral hygiene perawat memeriksa bibir,


gigi, mukosa buccal, gusi, langit-langit dan lidah klien. Perawat memeriksa semua
daerah ini dengan hati-hati tentang warna, hidrasi, tekstur, dan lukanya. Klien
yang tidak mengikuti praktek hygiene mulut yang teratur akan mengalami
penurunan jaringan gusi yag meradang, gigi yang hitam (khususnya sepanjang
margin gusi), karies gigi, kehilangan gigi, dan halitosis.
Rasa sakit yang dilokalisasi adalah gejala umumdari penyakit gusi atau
gangguan gigi tertentu. Infeksi pada mulut melibatkan organism seperti
Treponema pallidum, Neisseria gonorrhoeae, dan Hominisvirus herpes. Jika
klien hendak memperoleh radiasi atau kemoterapi sangat penting mengumpulkan
data dasar mengenai keadaan rongga mulut klien. Hali ini berfungsi sebagai dasar
untu perawatan preventif bagi klien saat mereka melewati pengobatan.

DIAGNOSA

Pengkajian rongga mulut klien dapat menunjukkan perubahan actual atau


potensial dalam integritas struktur mulut. Diagnose keperawatan yang
berhubungan dapat merefleksikan masalah atau komplikasi akibat perubahan
rongga mulut. Penemuan perawat juga menunjukkan kebutuhan kien untuk
bantuan perawatan mulut karena divisit perawatan diri. Identifikasi diagnose yang
akurat memerlukan seleksi factor yang berhubungan yang menyebabkan masalah
klien.

Perubahan pada mukosa mulut akibat pemaparan radiasi misalnya kan


memerlukan intervensi berbeda daripada kerusakan mukosa akibat penempatan
selang endotrakea.

Contoh Diagnose Keperawatan Untuk Masalah Hygiene

Perubahan membrane mukosa mulut yang berhubungan dengan :

1. Trauma oral
2. Asupan cairan yang terbatas
3. Hygiene mulut yang tidak efektif
4. Trauma yang berhubungan dengan kemoterapi atau terapi radiasi pada
kepala dan leher.
5. Nyeri yang berhubungan dengan :
a. Gingivitis
b. Kehilangan gigi

Devisit perawatan diri mandi/hygiene oral yang berhubungan dengan :

1. Perubahan tingkat kesadaran


2. Kelemahan ektremitas atas
3. Gangguan gambaran diri yang berhubungan dengan :
a. Halitosis
b. Ketidakadaan gigi
c. Kurang pengetahuan tentang hygiene oral yang berhubungan dengan :
1. Kesalahpahaman praktek hygiene
d. Resiko infeksi yang berhubungan dengan :
1. Trauma mukosa oral

2.9 Prosedur dan Rasional

Melakukan intervensi perawatan mulut untuk pasien yang tidak sadar


atau lemah

Langkah Rasional

1. Kaji adanya refleks muntah. Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat


Posisikan klien dalam posisi sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
Sims atau miring dengan dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
kepala diputar kea rah sisi yang
terkena.

2. Jelaskan prosedur kepada Klien yang tidak sadar masih mampu


klien. mendengar.

3. Persiapkan peralatan dan


bahan yang diperlukan;
Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak
a. larutan anti infeksi sebagai anti infeksi.

b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon
lidah dibungkus kasa atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi
tunggal;sikat gigi kecil dan mukosa.

c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi


terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma
d. handuk wajah
struktur mulut.
e. mangkok piala ginjal
f. handuk kertas

g. gelas air dengan air dingin Melubrikasi bibir

h. jeli larut air Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal


selama membersihkan rongga mulut.,
i. mesin pengisap portable
dengan kateter suksion Rongga mulut berisi mikroorganisme
penginfeksi yang tinggi.
j. sarung tangan sekali pakai

4. Cuci tangan dan gunakan Mengurangi transmisi perpindahan


sarung tangan sekali pakai. mikroorganisme.

5. Letakkan handuk kertas di Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan


atas meja tempat tidur dan atur yang dipersiapkan sebelumnya memastikan
peralatan. Hidupkan mesin prosedur lancar dan aman.
pengisap dan hubungkan
selang ke kateter pengisap.

6. Tarik tirai sekitar tempat Memberikan privasi


tidur atau tutup pintu ruangan.

7. Tinggikan tempat tidur pada Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga
tingkat horizontal tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera
tertinggi;turunkan pagar tempat pada perawat dank lien.
tidur.

8. Pindahkan klien mendekati Pengaturann posisi kepala yang sesuai


sisi tempat tidur dank e dekat mencegah aspirasi.
perawat;pastikan kepala klien
diputar ke arah matras.

9. Letakkan handuk di bawah Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.


wajah klien dan mangkok piala
ginjal di bawah dagu.

10. Secara hati-hati retraksi Mencegah klien dari menggigit jari dan
gigi bagian atas dan bawah menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
klien dengan spatel lidah yang
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang. Masukkan
saat klien rileks.

11. Bersihkan mulut dengan Tindakan penggosokkan mengangkat partikel


menggunakan sikat atau spatel makanan diantara gigi dan sepanjang
lidah yang dilembabkan permukaan pengunyahan. Pengusapan
dengan anti infeksi dan air. membantu pengangkatan sekresi dan enkrustasi
Minta perawat kedua mengisap dari mukosa dan melembabkan mukosa.
sekresi yang mengumpul Suksion mengangkat sekresi dan cairan yang
selama pembersihan. berkumpul pada faring posterior. Pengulangan
Bersihkan permukaan pembilasan mengangkat kotoran yang terlepas
mengunyah dan bagian dalam dan peroksida yang mengiritasi mukosa.
pertama kali. Bersihkan
permukaan luar gigi. Usapkan
bagian dasar mulut dan sebelah
dalam pipi. Secara lembut usap
atau sikat lidah tetapi hindari
menstimulasi reflex
muntah(jika ada). Lembabkan
lidi kapas yang bersih dengan
air untuk membilas. Ulangi
membilas beberapa kali, isap
semua sekresi yang tersisa.
12. Berikan jeli larut air pada Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan
bibir. retak.

13. Jelaskan bahwa prosedur Menyediakan stimulasi yang bermakna pada


telah selesai klien yang tidak sadar atau kurang responsive.

14 .Lepaskan sarung tangan Mencegah transmisi muikroorganisme.


dan letakkan pada tempat yang
sesuai.

15. Atur kembali posisi klien Mempertahankan kenyamanan dan keamanan


yang nyaman, naikkan klien.
penghalang tempat tidur, dan
kembalikan tempat tidur pada
posisi semula.

16. Bersihkan peralatan dan Pembuangan peralatan kotor yang tepat


kembalikan pada tempatnya mencegah tranmisi infeksi.
yang sesuai. Letakkan linen
kotor ke dalam tempat yang
sesuai.

17. Cuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.

18. Inspeksi rongga mulut. Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah


sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.

19. Catat prosedur, termasuk Mencatat respons klien terhadap terapi


observasi yang berhubungan keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
(mis. Perdarahan gusi, mukosa masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
kering, ulserasi, atau krusta mulut mungkin menjadi kanker.
pada lidah) dan laporkan setiap
temuan yang tidak umum
kepada perawat penanggung
jawab atau dokter.

Melakukan intervensi perawatan mulut pada klien yang menggunakan gigi


palsu

Langkah Rasional

1. Tanyakan klien apakah gigi palsunya Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
tidak pas dan apakah ada gilisah atau dengan gusi, dan membrane mukosa.
membrane mukosa yang nyeri atau Daerah iritasi mungkin memerlukan
iritasi. Setelah gigi palsu dilepas, perawatan khusus.
inspeksi rongga mulut dan permukaan
gigi palsu.

2. Jelaskan prosedur dan pastikan klien Meningkatkan pemahaman dan


bahwa akan menggunakan praktik kerjasama klien.
pilihan pribadi(jika sesuai).

3. Persiapkan peralatan dan bahan yang


diperlukan :

a. Sikat gigi berbulu lembut


Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.

c. Mangkok piala ginjal atau westafel

d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi

e. Gelas air (untuk air hangat dan


dingin)
Digunakan untuk mengangkat gigi
f. Kasa tunggal 4x4 palsu.

g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu

i. Sarung tangan sekali pakai

Mencegah kontak dengan


mikroorganisme di dalam saliva.

4. Cuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme

5. Atur bahan-bahan di meja tempat Menjamin prosedur lancar dan


tidur atau dekat wastafel. terorganisir.

6. Isi mangkok piala ginjal setengah Membantu mendistribusi dentrifikasi di


penuh dengan air biasa atau letakkan atas permukaan gigi palsu. Kain
waslap pada wastafel dan nyalakan air melindungi gigi palsu menjadi patah.
sampai terisi kurang lebih 2,5 cm. Air panas menyebabkan gigi palsu
menjadi melengkung atau lunak.

7. Kenakan sarung tangan sekali pakai. Mengurangi transmisi infeksi.

8. Minta klien untuk melepas gigi palsu Kassa mencegah tergelincir secara tidak
dan letakkan gigi pada mangkok piala sengaja saat menangani gigi palsu.
ginjal. Jika klien tidak mampu melepas Permutaran gigi palsu pada sudut
gigi palsu, pegang piringan bagian atas mengurangi penarikan bibir selama
di depan dengan ibu jari dan jari pelepasan gigi.
telunjuk yang di bungkus dengan kassa.
Gunakan tarikan yang mantap dan ke
arah bawah. Secara lembut angkat gigi
palsu sebelah bawah dari dagu dan
rotasikan ke satu sisi arah bawah untuk
mengeluarkan dari mulut. Letakkan
gigi palsu mangkok.

9. Gunakan detrifikasi pada gigi palsu Mencegah makanan dan bakteri yang
dan sikat permukaan gigi palsu. Pegang menumpuk pada permukaan gigi palsu
sikat secara horizontal dan gunakan dan mencegah baud an terbentuknya
gerakan kebelakang dan ke depan noda. Memegang gigi palsu dekat
untuk membersihkan permukaan dengan air mengurangi peluangretak
penggigit. Pegang sikat secara karena air akan mencegah keluar jika
horizontal dan gunakan gosokan gigi palsu tergelincir.
pendek dari atas gigi palsu pada
permukaan penggigit gigi untuk
membersihkan permukaan gigi sebelah
luar. Pegang sikat secara vertical dan
gunakan gosokan pendek untuk
membersihkan permukaan dalam gigi.
Pegang sikat secara horizontal dan
gunakan gerakan ke belakang dan ke
depan untuk membersihkan permukaan
bawah gigi palsu.

10. bilas gigi palsu dengan teliti dalam Air hangat bercampur dan membilas
air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.

11. kembalikan gigi palsu pada pasien Penyimpanan melindungi gigi palsu
atau simpan dalam air biasa di dalam tetap lembab untuk memudahkan saat
cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.

12. kosongkan mangkok piala ginjal Membantu menstimulasi sirkulasi gusi


dan tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-langit,
dan lidah dengan lembut.

13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel
teliti. makanan dan sekresi.

14. masukkan kembali gigi palsu jika Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
klien menginginkan, ayau biarkan klien atas lebih mudah untuk dimasukkan
melakukan sendiri. Mulai dengan pertama kali jika klien mempunyai
lembut memasukkan gigi palsu sebelah poringan sebelah atas dan bawah.
atas yang lembab. Minta klien untuk Pelembaban melubrikasikan gigi palsu
menggunakan jari untuk menekan gigi agar mempermudah insersi.
palsu melekat pada tempatnya, dan Penggunaan tekanan yang lembut pada
kemudian masukkan gigi palsu sebelah gigi palsu sebelah atas memperkuatnya
bawah yang lembab. menempel pada langit-langit.

15. Buang sarung tangan pada tempat Mengontrol penyebaran infeksi.


yang sesuai dan simpan bahan-bahan.
Cuci tangan.

16. Tanya klien jika gigi palsu terasa Pembersihan mengangkat sumber
nyaman atau tidak. iritasi.

17. Catat prosedur pada flowsheet atau Dokumentasi yang akurat dan tepat
catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan
catatan klien.

Contoh Rencana Asuhan Keperawatan untuk Perubahan Membrane


Mukosa Mulut

Diagnosa Keperawatan : Perubahan membrane mukosa mulut yang


berhubungan dengan radiasi rongga mulut.
Defenisi : perubahan membrane mukosa mulut adalah keadaan individu
mengalami gangguan pada lapisan rongga mulut.

Hasil yang
Tujuan Intervensi Rasional
diharapkan
Klien akan Mukosa, lidah, Membangun aturan Menggosok yang
memiliki mukosa dan bibir akan perawatan-mulut konsisten
utuh yang menjadi merah setelah makan dan meningkatkan
terhidrasi baik muda, lembab, waktu tidur. jaringan gusi,
pada waktu dan utuh. menggosok mengurangi
pulang. Peradangan, dengan sikat gigi kotoran, dan
kerak, luka, dan yang lembut menghasilakan
kotoran yang menggunakan pengontrolan plak.
keras akan tidak gerakan horizontal. Sikat gigi yang
ada. bilas dengan lembut dengan
Gigi bebas dari garam atau larutan gerakan horizontal
partikel makanan. baking soda (1/2 membantu jaringan
Klien secara sendok teh dengan gusi yang lembut
verbal 473 ml air) dan mencegah
mengatakan Flossing dengan perdarahan.
kenyamanan dan flos gigi yang tidak Membilas
perasaannya berlilin dua kali melarutkan
tentang sehari. Hindari keasaman mulut,
kebersihan mulut. flossing dengan mengangkat
Klien akan keras dekat garis debris; dan
menelan dan gusi. membantu
berbicara dengan mengurangi mulut
nyaman. yang kering yang
terjadi pada terapi
untuk mengurangi
produksi saliva.

Klien akan Teknik hygiene Minta klien untuk Larutan soda dan
melakukan secara mulut akan melakukan hygiene garam
mandiri hygiene didemontrsi mulut. meningkatkan
oral dengan dengan tepat. penyembuhan dan
benar. membantu
pembentukan
jaringan granulasi.
Mereka bertindak
sebagai penyegar
dan menekan
pertumbuahn
bakteri.
Flossing sistemik
mengurangi
produksi
pertumbuhan
bakteri yang
hancur pada
permukaan gigi
dan dekat garis
gusi.
Menggunakan
flossing yang tidak
berlilin dan
menghindari
flossing yang
keras, untuk
mencegah
perdarahan.

IMPLEMENTASI

Hygiene Mulut
Hygiene mulut yang baik termasuk kebersihan, kenyamanan dan
kelembaban struktur mulut. Perawatan yang tepat mencegah penyakit mulut dan
kerusakan gigi. Klien di rumah sakit atau fasilitas jangka panjang seringkali tidak
menerima perawatan agresif yang mereka butuhkan. Perawatan mulut harus
diberikan teratur dan setiap hari.

Diet
Untuk mencegah kerusakan gigi klien harus mengubah kebiasaan makan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kedupan manis diantara makanan.
Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan
gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30
menit untuk mengurangi aksi plak.

Gosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari (setelah makan dan
waktu tidur) adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus
mempunyai pegangan yang lurus, dan bulunya harus cukup kecil untuk
menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti setiap tiga bulan.

Penggunaan Fluorida
Pada kebanyakan komunitas persediaan air terdiri dari fluoride. Rosier dan
Beck (1991) melaporkan ringkasan studi epidemiologi yang menunjukkan bahwa
pemberian fluor pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam
menurunkan karies gigi.

Flossing
Flossing gigi adalah penting untuk mengangkat plak dan tartar dengan
efektif diantara gigi. Flossing melibatkan insersi floss gigi, satu per satu.

Hygiene Mulut Khusus


Beberapa klien memerlukan metode hygiene mulut yang khusus karena
tingkat ketergantungan mereka pada perawat atu ada kelainan mukosa mulut.
Klien yang tidak sadar. Lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu untuk makan, atau minum, sering
bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen.
Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien yang tidak sadar.

Langkah Rasional

1. Mengkaji adanya refleks Menunjukkan klien beresiko aspirasi. Membuat


muntah. Memposisikan klien sekresi mengalir dari mulut daripada menumpuk
dalam posisi Sims atau miring dibelakang faring dan mencegah aspirasi.
dengan kepala diputar kea rah
sisi yang terkena.

2. Menjelaskan prosedur Klien yang tidak sadar masih mampu


kepada klien. mendengar.

3. Mempersiapkan peralatan
dan bahan yang diperlukan;
Menghilangkan enkrustrasi dan bertindak
a. larutan anti infeksi sebagai anti infeksi.

b. sikat gigi spon atau spatel Sikat membersihkan gigi dengan efektif. Spon
lidah dibungkus kasa atau swab menstimulasi dan membersihkan gigi
tunggal;sikat gigi kecil dan mukosa.

c. spatel lidah berbantalan Mempertahankan mulut terbuka dan gigi


terpisah selama prosedur tanpa membuat trauma
d. handuk wajah
struktur mulut.
e. mangkok piala ginjal

f. handuk kertas

g. gelas air dengan air dingin


Melubrikasi bibir
h. jeli larut air
Mengangkat sekresi mulut yang tertinggal
i. mesin pengisap portable selama membersihkan rongga mulut.,
dengan kateter suksion
j. sarung tangan sekali pakai Rongga mulut berisi mikroorganisme
penginfeksi yang tinggi.

4. Mencuci tangan dan Mengurangi transmisi perpindahan


menggunakan sarung tangan mikroorganisme.
sekali pakai.

5. Meletakkan handuk kertas di Mencegah atas meja menjadi kotor. Peralatan


atas meja tempat tidur dan atur yang dipersiapkan sebelumnya memastikan
peralatan. Menghidupkan prosedur lancar dan aman.
mesin pengisap dan hubungkan
selang ke kateter pengisap.

6. Menarik tirai sekitar tempat Memberikan privasi


tidur atau menutup pintu
ruangan.

7. Meninggikan tempat tidur Penggunaan mekanika tubuh yang baik denga


pada tingkat horizontal tempat tidur pada posisi tinggi mencegah cedera
tertinggi;menurunkan pagar pada perawat dank lien.
tempat tidur.

8. Memindahkan klien Pengaturann posisi kepala yang sesuai


mendekati sisi tempat tidur dan mencegah aspirasi.
ke dekat perawat;memastikan
kepala klien diputar ke arah
matras.

9. Meletakkan handuk di Mencegah linen tempat tidur menjadi kotor.


bawah wajah klien dan
mangkok piala ginjal di bawah
dagu.

10. Secara hati-hati meretraksi Mencegah klien dari menggigit jari dan
gigi bagian atas dan bawah
klien dengan spatel lidah yang menyediakan kemudahan ke rongga mulut.
berbantalan dengan
memasukkan spatel dengan
cepat tetapi lembut diantara
geraham belakang. Masukkan
saat klien rileks.

11. Membersihkan mulut Tindakan penggosokkan mengangkat partikel


dengan menggunakan sikat makanan diantara gigi dan sepanjang
atau spatel lidah yang permukaan pengunyahan. Pengusapan
dilembabkan dengan anti membantu pengangkatan sekresi dan enkrustasi
infeksi dan air. Meminta dari mukosa dan melembabkan mukosa.
perawat kedua mengisap Suksion mengangkat sekresi dan cairan yang
sekresi yang mengumpul berkumpul pada faring posterior. Pengulangan
selama pembersihan. pembilasan mengangkat kotoran yang terlepas
Membersihkan permukaan dan peroksida yang mengiritasi mukosa.
mengunyah dan bagian dalam
pertama kali. Membersihkan
permukaan luar gigi.
Menusapkan bagian dasar
mulut dan sebelah dalam pipi.
Secara lembut mengusap atau
menyikat lidah tetapi hindari
menstimulasi reflex
muntah(jika ada).
Melembabkan lidi kapas yang
bersih dengan air untuk
membilas. Ulangi membilas
beberapa kali, mengisap semua
sekresi yang tersisa.
12. Memberikan jeli larut air Melubrikasi bibir untuk mencegah kering dan
pada bibir. retak.

13Menjelaskan bahwa Menyediakan stimulasi yang bermakna pada


prosedur telah selesai klien yang tidak sadar atau kurang responsive.

14 Melepaskan sarung tangan Mencegah transmisi muikroorganisme.


dan letakkan pada tempat yang
sesuai.

15. Mengatur kembali kembali Mempertahankan kenyamanan dan keamanan


posisi klien yang nyaman, klien.
naikkan penghalang tempat
tidur, dan kembalikan tempat
tidur pada posisi semula.

16. Membersihkan peralatan Pembuangan peralatan kotor yang tepat


dan kembalikan pada mencegah tranmisi infeksi.
tempatnya yang sesuai.
Letakkan linen kotor ke dalam
tempat yang sesuai.

17.Mencuci tangan. Mengurangi tranmisi mikroorganisme.

18. Menginspeksi rongga Menntukan kemanjuran pembersihan. Setelah


mulut. sekresi tebal terangkat maka dapat terlihat
inflamasi atau lesi dibawahnya.

19. Mencatat prosedur, Mencatat respons klien terhadap terapi


termasuk observasi yang keperawatan. Perdarahan dapat menunjukkan
berhubungan (mis. Perdarahan masalah sistemik yang lebih serius. Lesi rongga
gusi, mukosa kering, ulserasi, mulut mungkin menjadi kanker.
atau krusta pada lidah) dan
laporkan setiap temuan yang
tidak umum kepada perawat
penanggung jawab atau dokter.
Melakukan Implementasi Perawatan mulut untuk klien menggunakan gigi
palsu

Langkah Rasional

1. Menanyakan kepada klien apakah Gigi palsu yang tidak pas bergesekan
gigi palsunya tidak pas dan apakah ada dengan gusi, dan membrane mukosa.
gilisah atau membrane mukosa yang Daerah iritasi mungkin memerlukan
nyeri atau iritasi. Setelah gigi palsu perawatan khusus.
dilepas, menginspeksi rongga mulut
dan permukaan gigi palsu.

2. Menjelaskan prosedur dan pastikan Meningkatkan pemahaman dan


klien bahwa akan menggunakan praktik kerjasama klien.
pilihan pribadi(jika sesuai).

3. Mempersiapkan peralatan dan bahan


yang diperlukan :

a. Sikat gigi berbulu lembut


Digunakan untuk menggosok gusi dan
b. Sikat gigi untuk gigi palsu lidah.

c. Mangkok piala ginjal atau westafel

d. Detrifikasi gigi palsu atau pasta gigi

e. Gelas air (untuk air hangat dan


dingin)
Digunakan untuk mengangkat gigi
f. Kasa tunggal 4x4 palsu.

g. Waslap
h. Cangkir plastic gigi palsu

i. Sarung tangan sekali pakai

Mencegah kontak dengan


mikroorganisme di dalam saliva.

4. Mencuci tangan Mengurangi transmisi mikroorganisme

5. Mangatur bahan-bahan di meja Menjamin prosedur lancar dan


tempat tidur atau dekat wastafel. terorganisir.

6. Mengisi mangkok piala ginjal Membantu mendistribusi dentrifikasi di


setengah penuh dengan air biasa atau atas permukaan gigi palsu. Kain
meletakkan waslap pada wastafel dan melindungi gigi palsu menjadi patah.
menyalakan air sampai terisi kurang Air panas menyebabkan gigi palsu
lebih 2,5 cm. menjadi melengkung atau lunak.

7. Mengenakan sarung tangan sekali Mengurangi transmisi infeksi.


pakai.

8. Meminta klien untuk melepas gigi Kassa mencegah tergelincir secara tidak
palsu dan letakkan gigi pada mangkok sengaja saat menangani gigi palsu.
piala ginjal. Meletakkan gigi palsu Permutaran gigi palsu pada sudut
mangkok. mengurangi penarikan bibir selama
pelepasan gigi.

9. Menggunakan detrifikasi pada gigi Mencegah makanan dan bakteri yang


palsu dan sikat permukaan gigi palsu. menumpuk pada permukaan gigi palsu
Memegang sikat secara horizontal dan dan mencegah baud an terbentuknya
menggunakan gerakan kebelakang dan noda. Memegang gigi palsu dekat
ke depan untuk membersihkan dengan air mengurangi peluangretak
permukaan penggigit. memegang sikat karena air akan mencegah keluar jika
secara horizontal dan menggunakan gigi palsu tergelincir.
gosokan pendek dari atas gigi palsu
pada permukaan penggigit gigi untuk
membersihkan permukaan gigi sebelah
luar. memegang sikat secara vertical
dan menggunakan gosokan pendek
untuk membersihkan permukaan dalam
gigi. memegang sikat secara horizontal
dan menggunakan gerakan ke belakang
dan ke depan untuk membersihkan
permukaan bawah gigi palsu.

10. Membilas gigi palsu dengan teliti Air hangat bercampur dan membilas
dalam air biasa. dentrifikasi lebih efektif dari pada air
dingin.

11. Mengembalikan gigi palsu pada Penyimpanan melindungi gigi palsu


pasien atau simpan dalam air biasa di tetap lembab untuk memudahkan saat
dalam cangkir plastic. pemasukan. Gigi palsu plastic menjadi
rapuh dan melengkung jika tidak
dipertahankan untuk tetap lembab.

12. kosongkan mangkok piala ginjal Membantu menstimulasi sirkulasi gusi


dan tambahkan air dingin yang segar. dan mengangkat sisa-sisa lapisan
Berikan pasta gigi pada sikat gigi kotoran gusi dan mukosa.
lembut, dan sikat gusi dan langit-langit,
dan lidah dengan lembut.

13. Minta klien untuk berkumur dengan Berkumur mengangkat semua partikel
teliti. makanan dan sekresi.

14. Memasukkan kembali gigi palsu Bagian terbesar dari gigi palsu sebelah
Mulai dengan lembut memasukkan gigi atas lebih mudah untuk dimasukkan
palsu sebelah atas yang lembab. pertama kali jika klien mempunyai
Meminta klien untuk menggunakan jari poringan sebelah atas dan bawah.
untuk menekan gigi palsu melekat pada Pelembaban melubrikasikan gigi palsu
tempatnya, dan kemudian masukkan agar mempermudah insersi.
gigi palsu sebelah bawah yang lembab. Penggunaan tekanan yang lembut pada
gigi palsu sebelah atas memperkuatnya
menempel pada langit-langit.

15. Membuang sarung tangan pada Mengontrol penyebaran infeksi.


tempat yang sesuai dan simpan bahan-
bahan. mencuci tangan.

16. Menanyakan klien jika gigi palsu Pembersihan mengangkat sumber


terasa nyaman atau tidak. iritasi.

17. Mencatat prosedur pada flowsheet Dokumentasi yang akurat dan tepat
atau catatan perawat. waktu mempertahankan keakuratan
catatan klien.

EVALUASI
Hasil yang diharapkan dari hygiene mulut tidak terlihat dalam beberapa
hari. Pembersihan yang berulang-ulang seringkali diperlukan untuk mengangkat
enkrustasi tebal pada lidah dan memperbaiki hidrasi mukosa yang normal.
Perawat mengevaluasi keberhasilan intervensi untuk memelihara integritas
mukosa.Perawat mengantisipasi kebutuhan untuk mengubah intervensi selama
evaluasi. Hal ini memerlukan beberapa minggu dari hiegine yang teliti untuk
mengurangi kejadian karies gigi.

Contoh evaluasi intervensi untuk masalah hygiene mulut


Tujuan Tindakan Evaluatif Hasil yang Diharapkan
Klien akan memiliki Inspeksi kondisi lidah, Mukosa, lidah, dan bibir
mukosa mulut utuh dan gusi, dan garis pipi. akan menjadi lembab,
terhidrasi baik saat Observasi kondisi bibir merah, muda, dan utuh.
pulang Inspeksi permukaan gigi Inflamasi, krusta, lesi dan
kotoraan yang keras akan
tetap tidak ada.
Gigi bebas dari partikel
makanan dan plak.
Klien akan melakukan Observasi pernampilan Teknik hygiene mulut
perawatan hygiene mulut klien saat menyikat gigi, akan didemonstrasikan
secara mandiri dengan flossing, dan perawatan dengan tepat.
benar gigi palsu. Klien akan menjelaskan
Minta klien untuk langkah-langkah yang
menjelaskan teknik harus diikuti dalam
hygiene mulut. penggosokkan, flossing,
atau perawatan gigi palsu
dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai