Oleh :
31101200317
SEMARANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
Impaksi Gigi Molar Ketiga Disertai dengan Hipertensi
Tanggal 2017
Mengetahui,
Ketua KSM Ilmu Kesehatan Gigi dan Mulut Dosen Pembimbing
RSUD Tugurejo Semarang
DESKRIPSI KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn.S
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
No CM : 119781
Agustus 2017
a) Riwayat penyakit pasien :
pusing sudah sekitar 3 bulan yang lalu, menjalar sampai ke telinga dan
Riwayat DM : dtak
2. Status present
TD : 155/102mmHg
N : 124 x / menit
3. Extra oral
Fluktuasi : (-)
4. Intra oral
- Perkusi (+)
- Sondasi (-)
- Vitalitas (+)
- Mobilitas (-)
- Palpasi (-)
Gingiva : tidak ada kelainan
- Perkusi (+)
- Sondasi (-)
- Vitalitas (+)
- Mobilitas (-)
- Palpasi (-)
VI. TERAPI
VII. KOMPLIKASI
Perdarahan, dry socket, parastesi
VIII. PROGNOSIS
Baik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. IMPAKSI
A. Definisi Impaksi
Gigi impaksi merupakan gigi yang erupsi sebagian atau tidak dapat
erupsi oleh karena terhalang oleh gigi, tulang atau jaringan lunak yang ada
disekitarnya. Hal ini memerlukan penanganan medis khusus. Pada kasus gigi
yang erupsinya terhalang oleh gigi tetangga, tulang sekitarnya atau jaringan
keluhan di masyarakat sejak gigi mulai erupsi, keluhan utama yang paling
operkulitis. Gigi impaksi juga sering menjadi tempat retensi makanan yang
sulit dibersihkan. Retensi debris makanan dan plak akan menyebabkan karies
pada gigi tersebut atau pada gigi tetangganya dan menyebabkan bau mulut.
B. ETIOLOGI
sistemik. Etiologi gigi impaksi secara lokal adalah persistensi gigi sulung,
a. Inflamasi
abses dento - alveolar akut - kronis, ulkus sub -mukus yang apabila
menjadi osteomyelitis. Biasanya gejala - gejala ini timbul bila sudah ada
gigi tersebut. Jika pada stadium erupsi, gigi mendapat rintangan dari gigi
kaninus dapat menekan insisivus dua dan premolar. Premolar dua dapat
c. Rasa sakit
Rasa sakit dapat timbul bila gigi terpendam menekan syaraf atau menekan
padakanalis mandibularis.
D. KLASIFIKASI
menurut George Winter yaitu angulasi sumbu panjang gigi impaksi molar
terhadap sumbu panjang gigi M2, meliputi; impaksi mesioangular,
klasifikasi Pell dan Gregory I, II dan III yaitu berdasarkan perbandingan ukuran
mesio-distal M3 bawah dengan ruang yang tersedia dari distal M2 sampai ramus
ramus ke distal M2, Kelas II jika jarak dari anterior ramus ke distal M2 lebih
kecil dari anterioposterior gigi M3, terdapat sejumlah tulang yang masih
menutupi bagian distal M3, Kelas III jika tidak ada ruang sama sekali untuk
menurut Pell dan Gregory yang dilihat berdasarkan letak molar tiga dalam tulang
Kelas A jika ketinggian puncak gigi M3 sama dengan oklusal gigi M2.
Kelas B jika ketinggian puncak gigi M3 dibawah garis oklusal gigi M2,
E. ODONTEKTOMI
1. DEFINISI ODONTEKTOMI
ada diatas gigi dan juga tulang disekitar akar bukal dengan chisel, bur,
yang baik dan rencana operasi yang tepat dan benar dalam melakukan
tersebut.
kegagalan.
adalah :
leher.
c. Kista (folikuler).
d. Rasa sakit atau perih di sekitar gusi atau rahang dan sakit kepala
e. Fraktur rahang
4. FAKTOR PENYULIT
5. KOMPLIKASI
Komplikasi Pre-operatif:
menyebarkan infeksi.
a. Nyeri dan Pembengkakan
b. Edema
jaringan.
Pencegahan:
d. Dry soket
karena itu, orang dengan kebersihan mulut yang buruk lebih beresiko
e. Trismus
alveolaris inferior.
f. Parastesi
sensasi pada bagian tertentu dari wajah, biasanya pada bibir atau
keluhan lain.
pada pagi hari), serta pusing, vertigo, tinitus (dengung atau desis di
lebih ringan mungkin sulit dibedakan antara satu dan lainnya. Hasil
mengalami hipertensi.
Klasifikasi Hipertensi
(< 120 sistoik dan <80 diastoik) dan pasien pre hipertensi (120-
1:100.000
Ada dua strategi dalam perawatan gigi pada pasien hipetensi yaitu
bagi dokter gigi. Tekanan darah mereka akan semakin meningkat apabila
tingkat kecemasan meeka terhadap perawatan yang akan dilakukan
7. PENATALAKSANAAN
a. Anestesi
infiltrasi di bukal. Anestesi lokal dilakukan pada pasien dewasa muda ini
oleh karena memiliki keadaan umum baik, keadaan mental yang baik
dan sikap kooperatif. Pada penggunaan anestesi lokal ini jarang terjadi
b. Teknik Operasi
c. Prosedur Insisi
Pada daerah distal molar kedua sampai ke ramus dilakukan insisi
horizontal tegak lurus pada pinggir oklusal tulang alveolar dan ramus.
kesatu. Setelh kedua insisi dibuat dengan baik sampai ke tulang, maka
arah bukal. Setelah flep dibuka maka akan tampak tulang yang menutupi
gigi.
3. Pengambilan Tulang
Tulang yang menutui gigi harus dibuang dengan menggunakan bur bulat
dan tajam. Bur besar dengan nomor 3-5 digunakan untuk mengurangi
tulang bagian distal. Bur yang kecil digunakan untuk mengurangi tulang
mengurangi panas yang terjadi pada saat mengebor agar tidak terjadi
bekas pengeboran. Folikel dan sisa organ enamel dibuang karena jika
interupted.
bersih. Pasien ahrus beristirahat yang cukup, dan tidak boleh makan dan
minum yang panas. Pasien juga harrus makan makanan yang lunak dan
bergizi. Pasien diminta untuk kontrol tiga hari kemudian untuk kontrol
dan tujuh hari kemudian untuk kontrol kedua untuk membuka jahitan.
DAFTAR PUSTAKA
Fragiskos FD. Oral Surgery. In: Fragiskos FD,Surgical Extraction of Impacted teeth.
Pell GJ, Gregory BT., 1993. Impacted mandibular third molars; classification and
Pedersen, Gordon W. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Jakarta : EGC.
Pranjoto EH, Sjamsudin J. Perawatan gigi impaksi anterior rahang atas pada remaja.