Anda di halaman 1dari 16

Ringkasan

Sampling Techniques

PENDAHULUAN
1.1 Kegunaan Metode Penarikan Sampel
1.1.1 Mengurangi Biaya
Jika data yang didapat berasal dari sebagian populasi, maka
pengeluaran atau biaya akan lebih murah daripada melakukan sensus
lengkap. Dengan populasi besar, hasil yang cukup akurat dapat diperoleh
dari sampel yang didapatkan dengan fraksi yang kecil dari populasi.
1.1.2 Kecepatan Lebih Besar
Dengan alasan yang sama, data dapat dikumpulkan dan ringkas
lebih cepat dengan sebuah sampel daripada dengan perhitungan lengkap.
Hal ini merupakan sebuah pertimbangan yang penting bila membutuhkan
informasi lebih cepat.
1.1.3 Cakupan Lebih Besar
Sensus lengkap tidaklah praktis digunakan, karena itu pilihannya
adalah antara memperoleh informasi dengan penarikan sampel atau tidak
untuk seluruhnya. Maka survey-survei yang bertumpu pada penarikan
sampel haruslah lebih besar cakupannya dan fleksibel mengenai jenis
informasi yang dapat diperoleh. Pada sisi lain, jika informasi yang akurat
diinginkan untuk beberapa subbagian dari populasi, ukuran sampel yang
dibutuhkan kadang-kadang menjadi besar, sehingga pencacahan lengkap
memberikan penyelesaian yang lebih baik.
1.1.4 Tingkat Ketelitian Lebih Baik
Sebuah sampel mungkin memberikan hasil yang lebih teliti
daripada pencacahan lengkap, jika dipakai tenaga-tenaga yang berkualita
baik dan diberi latihan yang intensif, serta pengawasan terhadap pekerjaan
lapangan diperketat, selanjutnya hasilnya dapa diproses dengan baik jika
volume pekerjaan dikurangi.
1.2 Beberapa Kegunaan Dari Survei Sampel
Sampel survei dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, deskriptif dan
analitik. Survei deskriptif bertujuan untuk mendapatkan keterangan tertentu
mengenai kelompok yang besar, misalnya jumlah laki-laki, perempuan, dll.
Sedangkan survey analitik, melakukan perbandingan subkelompok-subkelompok
itu dan untuk membentuk atau membuktikan hipotesis mengenai alasan
perbedaannya.
1.3 Tahap-tahap Penting Dalam Penelitian Survei
Tahap-tahap penting dalam penelitian survei dikelompokkan secara kasar
sebagai berikut:
1.3.1 Tujuan Survei
Sebuah pernyataan yang jelas mengenai tujuan suvei dirasakan
sangat membantu. Tanpa hal ini dalam sebuah survei yang kompleks akan
mudah melupakan tujuan jika perhatian tertuju pada perencanaan dan
membuat keputusan yang bertentangan dengan tujuannya.
1.3.2 Populasi yang Disampelkan
Populasi yang disampelkan sama dengan populasi yang memuat
informasi yang dibutuhkan (populasi sasaran). Kadang-kadang alasan
paraktis atau keuntungan, populasi disampelkan lebih kecil daripada
populasi sasaran. Jika demikian harus diingat bahwa kesimpulan yang
diambil dari sampel berasal dari sampel populasi.
1.3.3 Data yang Dikumpulkan
Ad baiknya memeriksa apakah semua data sesuai dengan tujuan
survei atau tidak ada data pokok yang dihilangkan. Seringkali ada
kecenderungan, khususnya mengenai populasi manusia, untuk membuat
banyak pertanyaan, tetapi bebrapa pertanyaan itu kemudian tidak di
analisis. Kuesioner yang terlalu panjang akan menurunkan kualitas
jawaban terhadap pertanyaan penting menjadi tidak penting.
1.3.4 Tingkat Ketelitian yang Diinginkan
Berbagai hasil dari sampel survei selalu penting untuk beberapa
ketidakpastian karena hanya sebagian populasi telah diukur dan karena
kesalahan pengukuran. Ketidakpastian ini dapat diperkecil dengan
memperbesar sampel serta dengan menggunakan instrumen pengukuran
yang lebih baik. Tetapi hal ini membutuhkan biaya dan waktu yang tidak
sedikit. Akibatnya, spesifikasi mengenai tingkat ketelitian yang diinginkan
dalam hasilnya merupakan tahap yang penting. Ahli statistik sering dapat
menolong pada tahap ini.
1.3.5 Metode Pengukuran
Mungkin ada pilihan untuk mengukur instrumen dan metode
pendekatan untuk populasi. Data mengenai keadaan kesehatan seseorang
dapat diperoleh berdasarkan pemeriksaan medis. Suatu survei dapat
menggunakan kuisioner rancanagn sendiri dengan seorang pewawancara
yang membaca sekumpulan pertanyaan atau proses suatu wawancara yang
tidak menyimpang dari bentuk atau susunan pertanyaan tersebut.
1.3.6 Kerangka
Sebelum pemilihan sampel, populasi harus dibagi dalambagian-
bagian yang disebut unit penarikan sampel atau unit. Unit ini harus
mencakup seluruh populasi dan tidak boleh tumpang tindih, dalam arti
bahwa setiap elemen dalam populasi hanya mempunyai satu unit.
1.3.7 Pemilihan Sampel
Misalkan ada sebuah rencana yang beragam sehingga sampel dapat
dipilih. Untuk setiap rencana yang dperimbangkan, perkiraan kasar dari
ukuran sampel dapat dibuat dengan mengetahui tingkat ketepatan yang
diinginkan. Masalah biaya dan waktu yang dicakup untuk setiap rencana
juga dibandingkan sebelum membuat keputusan.
1.3.8 Uji Pendahuluan
Sangat penting mengadakan uji coba terhadap kuisioner dan
metode lapangan dalam ruang lingkup yang kecil.
1.3.9 Organisasi Lapangan
Pada survei besar banyak ditemukan masalah administrasi. Tenaga
yang digunakan harus diberi latihan yang ada kaitanya dengan tujuan
survei dan metode pengukuran yang digunakan serta sanggup mengawasi
pekerjaan.
1.3.10 Ringkasan dan Analisis Data
Tahap pertama adalahmengedit atau menyunting kuesioner, denga
harapan pencatatan yang salah dapat diperbaiki, atau paling tidak
menghilangkan data yang secara jelas salah. Selanjutnya, penghitungan
yang merupakan tahap menuju perkiraan dilakukan. Kemudian, dalam
penyajian data hasil akan lebih baik disertakan laporan mengenai jumlah
kesalahan yang mungkin terjadi dalam kebanyakan perkiraan yang
penting. Salah satu kegunaan probabilitas penarikan sampel adalah
pertanyaan tersebut dapat dibuat, walaupun harus memenuhi syarat yang
besar jika nonresponnya besar.
1.3.11 Keterangan Yang Bermanfaat untuk Survei Mendatang
\ pengambil sampel yang baik belajar untuk mengenali kesalahan
dalam pelaksanaannya dan menjaga agar kesalahan tersebut tidak terulang
lagi dalam pelaksanaan survei mendatang.
1.4 Peranan Teori Penarikan Sampel
Tujuan teori penarikan sampel ialah untuk membuat penarikan sampel
lebih efisien. Selanjutnya sebuah penyederhanaan akan diperkenalkan dengan
ukuran sampel yang biasa dipakai dalam praktik; hal ini sering menjadi alasan
yang tepat untuk menduga bahwa pekiraan sampel mendekati distribusi normal.
1.5 Alternatif Penarikan Sampel Berpeluang
Berikut adalah beberapa jenis umum dari penarikan sampel bukan
berpeluang:
1.5.1 Sampel dibatasi pada suatu bagian dari populasi yang mudah
didapat.
1.5.2 Sampel dipilih secara sembarang.
1.5.3 Dengan sebuah populasi yang kecil tapi heterogen, penarikan sampel
memeriksa seluruhnya dan memilih sebuah sampel kecil dari unit
sejenis, yaitu unit-unit yang rata-rata mendekati populasinya.
1.5.4 Pada dasarnya sampel terdiri dari unit yang berbeda, karena dalam
penelitian proses pengukurannya tidak jelas atau membuat kesulitan pada
responden.
1.7 Bias dan Pengaruhnya
Dalam teori survei sampel, penduga bias perlu dipertimbangkan utnuk dua
alasan :
1.7.1 Pada beberapa masalah yang sangat umum, khususnya dalam
perkiraan rasio, penduga yang disenangi dan cocok didapat ternyata
menjadi bias.
1.7.2 Sering dengan penduga yang tidak bias dalam penarikan sampel
berpeluang, kesalahan pengukuran dan kesalahan nonrespons
menghasilkan bias yang jumlahnya dapat dihitung dari data.
PENARIKAN SAMPEL ACAK SEDERHANA

2.1 Penarikan Sampel Acak sederhana

Penarikan sampel acak sederhana adalah sebuah metode untuk memilih n


unit dari N sehingga setiap elemen dari NCn sampel yang berbeda mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih. Prinsip sampel acak sederhana, setiap
anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai
sampel.
Teknik acak sederhana ini hanya bisa dipakai jikalau ada kerangka
sampel yang baik lengkap yang memuat daftar nama semua anggota populasi.
Kerangka sampel itu harus akurat dan juga lengkap. Tidak boleh ada anggota
populasi yang tidak masuk dalam kerangka sampel karena bisa mengurangi
kesempatan yang sama bagi semua anggota populasi.
Mudah sekali untuk membuktikan bahwa seluruh NCn sampel yang
berbeda mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dengan metode ini.
Perhatikan satu sampel yang berbeda, yaitu himpunan n unit-unit tertentu akan
terpilih adalah n/N. Pada penarikan kedua, probabilita bahwa satu dari (n-1) unit-
unit sisanya yang akan terpilih adalah (n-1)/(N-1), dan seterusnya.
2.2 Pemilihan Sampel Acak Sederhana

Cara penarikan sampel sederhana adalah sbb:


2.1.1 Mengundi
Mengundi atau lottere adalah cara penarikan sampel acak yang
paling sederhana. Kita mencatat terlebih dahulu semua anggota populasi
dan memberi mereka nomor. Misalnya, kalau dalam populasi ada 100
orang, kita membuat daftar nama 100 orang itu dan memberi mereka
nomor dari 1 sampai 100. Pada saat bersamaan kita membuat gulungan
kertas dengan disertai nomor 1 hingga 100. Teknik mengundi bisa
bermacam-macam (lewat botol kecil, mengambil dengan mata tertutup,
dan sebagainya). Semua cara itu bisa dilakukan asal memenuhi prinsip
semua gulungan kertas itu mempunyai kesempatan yang sama untuk
diambil.
2.1.2 Tabel Acak
Tabel bilangan acak adalah tabel yang berisikan angka 0,1,2,3,9,
dimana setiap angka mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih
pada setipa penarikan. Di antara tabel-tabel bilangan acak yang besar
adalah yang diterbitkan oleh Rand Corporation (1955)satu juta angka
dan oleh Kendall dan Smith (1938)100.000 angka.
2.3 Definisi dan notasi
Dalam sebuah survei kita menemukan sifat-sifat tertentu dimana kita
berusaha untuk mengukur dan mencatat untuk setiap unit dalam sampel. Sifat-
sifat ini dari unit-unitnya disebut karekateristik atau lebih sederhana disebut item.
Huruf-huruf besar menunjukkan karakteristik populasi, sedangkan
karakteristik sampel diberi symbol huruf kecil. Untuk jumlah dan rata-rata
definisinya sebagai berikut :
Populasi Sampel
n
Jumlah Y=


y 1= y 1+ y 2+ + y n
N



y 1= y 1+ y 2+ + y n
n
Rata-rata y=
y 1+ y 2++ y n y1
y= =
N n n
y 1+ y 2+ + yn
y1
=
N N
2.4 Sifat-sifat Perkiraan
Ketelitian setiap perkiraan yang dibuat berdasarkan sebuah sampel
tergantung pada metode perkiraannya yang dihitung dari data sampel dan rencana
penarikan sampelnya.
Sebuah metode perkiraan tidak bias jika nilai rata-rata perkiraannya, yang
diambil dari seluruh sampel mungkin berukuran n sama dengan nilai populasi
sebenarnya. Bila metode menjadi tidak bias tanpa adanya syarat tertentu, hasil ini
berlaku untuk setiap nilai populasi terbatas yi dan untuk setiap n. Untuk
mengetahui apakah y tidak bias dalam pengambilan sampel acak sederhana, kita
menghitung nilai y untuk seluruh NCn sampel dan menentukan rata-rata
perkiraannya. Simbol E menunjukkan rata-rata seluruh sampel yang mungkin.
2.5 Koreksi Populasi Terbatas
Untuk sebuah sampel yang berukuran n yang diambil secara acak dari
populasi tidk terbatas, kita mengetahui bahwa varians dari rata-ratanya adalah
2/n. Hasil ini berubah jika populasi terbatas dengan menambahkan faktor (N-
n)/N. Faktor (N-n)/N untuk varians dan untuk kesalahan baku disebut koreksi
populasi terbatas.
2.6 Perkiraan Kesalahan Baku dari Sebuah Sampel

Rumus kesalahan baku dari perkiraan rata-rata populasi dan jumlah


populasi digunakan terutama untuk tiga tujuan : (1) membandingkan ketelitian
yang diperoleh dari penarikan sampel acak sederhana dengan metode penarikan
sampel lainnya, (2) untuk memperkirakan ukuran sampel yang dibutuhkan dalam
suatu survei yang telah direncanakan, dan (3) untuk memperkirakan ketelitian
sebenarnya yang didapat dalam suatu survei yang telah dilaksanakan. Rumus-
rumusnya mencakup S2, varians populasi. Dalam praktek hal ini tidak dapat
diketahui, tetapi dapat diperkirakan dari data sampel.
Teorema : untuk sampel acak sederhana
n

( y 1 y ) 2
2 1
s=
n1
adalah sebuah perkiraan yang tidak bias dari
N

( y 1Y ) 2
2 1
s=
N1
PENARIKAN SAMPEL ACAK SISTEMATIS
3.1 Penarikan Sampel Aacak Sistematis
Sampel acak sistematis adalah teknik penarikan sampel yang lebih
sederhana dibandingkan dengan acak sederhana. Disebut sederhana karena teknik
ini tidak membutuhkan tabel angka acak seperti pada acak sederhana.
3.1.1 Metode Pengambilan Sampel
Langkah pertama dalam penarikan sampel acak sistematis adalah
menentukan interval sampel. Interval sampel ini diperoleh dengan
membagi jumlah populasi dengan jumlah sampel.
Jumla h Populasi
Interval sampel =
Jumla h Sampel
Selanjutnya, menentukan unsur pertama dari sampel. Unsur
pertama ini dipilih secara acak dari angka interval sampel. Jika sudah
dipilih, unsur kedua dan seterusnya tinggal bergerak sesuai dengan interval
sampel.
3.1.2 Keuntungan
a. Cara ini relatif mudah melakukannya
b. Pemilihan sampel dapat dilakukan pada proses yang sedang
berjalan, dimana jumlah populasi dan kerangka sampel belum
tersedia. Misalkan untuk mengaudit data rekam medis pada tahun
berjalan. Pada keadaan ini pengambilan sampel acak sederhana
tidak mungkin dipergunakan, karena kerangka sampel belum ada
dan jumlah populasinya belum diketahui. Tetapi jika jumlah pasien
yang berkunjung (N) dapat diperkirakan dan besar sampel n telah
ditentukan, maka sampel pertama dapat ditentukan antara pasien ke
1 dan ke k (disebut sebagai pasien ke i). Sedangkan sampel
berikutnya adalah pasien ke i+2k, dan seterusnya.
c. Dengan menggunakan pengambilan sampel acak sistematis, unit
penelitian yang terpilih cenderung lebih tersebar dalam keseluruhan
populasi dan oleh karena itu mungkin lebih mewakili daripada
pengambilan sampel acak sederhana.
d. Membutuhkan waktu dan biaya relatif lebih rendah
dibandingkan dengan pengambilan sampel acak sederhana.

3.1.3 Kelemahan
a. Setiap unit penelitian tidak mempunyai peluang yang sama
untuk dipilih sebagai sampel. Oleh karena itu populasi (N) harus
besar sehingga pengambilan sampel menedekati acak lagi.
b. Populasi harus bersifat homogeny
c. Bila terdapat suatu kecenderungan tertentu maka metode ini
kurang sesuai. Misalkan untuk memilih sampel hari dengan k=7,
karena sampel akan jatuh pada hari yang sama.
PENGAMBILAN SAMPEL ACAK STRATIFIKASI
4.1 Pengambilan Sampel Acak Stratifikasi
Pengambilan sampel acak stratifikasi adalah suatu metode pengambilan
sampel dimana populasi yang bersifat heterogen dibagi-bagi dalam lapisan yang
saling pisah tuntas, dan dari setiap strata dapat diambil sampel secara acak.
pembuatan strata dilakukan untuk menghomogenkan populasi. Elemen dalam
strata dibuat homogen mungkin sedangkan variasi antara strata dibuat seheterogen
mungkin.
Pengambilan sampel acak stratifikasi dapat dilakukan dengan 2 cara :
4.1.1 Pengambilan sampel acak stratifikasi sederhana, bila jumlah unit
penelitian dalam strata kurang lebih sama.
4.1.2 Pengambilan sampel acak stratifikasi proporsional, bila jumlah unit
penelitian berbeda antara strata yang satu dengan strata yang lainnya.
Ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk menggunakan metode
pengambilan sampel acak stratifikasi, yaitu :
4.1.1 Harus ada kriteria yang jelas yang akan dipergunakan sebagai dasar
untuk menstratifikasi populasi ini dalam lapisan-lapisan. Yang dapat
dijadikan kriteria untuk pembagian itu ialah variabel-variabel yang
menurut peneliti mempunyai hubungan erat dengan variabel-variabel yang
hendak diteliti.
4.1.2 Harus ada data pendahuluan dari populasi mengenai kriteria yang
digunakan untuk menstratifikasi.
4.1.3 Harus diketahui dengan tepat jumlah unit penelitian dari tiap strata
dalam populasi itu.
4.2 Metode Pengambilan Sampel
Cara penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :
4.2.1 Membagi populasi menurut strata yang akan diteliti den merupakan
sub populasinya yang bersifat homogen.
4.2.2 Membuat kerangka sampel untuk setiap sub populasi.
4.2.3 Selanjutnya pengambilan sampel dapat dilakukan secara acak
sederhana atau acak proporsional.
4.3 Keuntungan
4.3.1 Memberikan presisi lebih tinggi dibandingkan dengan pengambilan
sampel acak sederhana dengan besar sampel yang sama.
4.3.2 Semua cirri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili
4.3.3 Kemungkinan peneliti untuk meneliti hubungan atau
membandingkan antara satu strata dengan strata yang lain.
4.4 Kelemahan
Pengambilan sampel tidak lebih murah daripada pengambilan sampel acak
sederhana karena rangka yang terperinci harus disusun untuk setiap strata sebelum
pengambilan sampel.
SAMPEL ACAK KLUSTER
5.1 Pengambilan Sampel Acak Sederhana
Pengambilan sampel acak kluster adalah metode pengambilan sampel
yang menggunakan kerangka sampel yang terdiri dari kluster-kluster. Klaster
dapat didefinisikan sebagai unit pengambilan sampel yang dapat dihubungkan
dengan satu atau lebih unit pendaftaran. Satuan ini dapat bersifat geografis atau
sementara.
Pada teknik ini sampel yang diambil bukan unit individu, akan tetapi
terdiri dari rumpun (cluster). Pengambilan sampel secara kluster dilakukan dengan
cara mendaftarkan banyaknya kelompok atau kluster, kemudian pengambilan
sampel berdasarkan kelompok tersebut.
Jika elemen di dalam kluster berdekatan sehingga dimungkinkan ada
kecenderungan mempunyai karakteristik yang sama, kemungkinan adanya
korelasi yang tinggi dengan ukuran elemen yang lain. Jika ukuran baru diambil,
maka informasi tentang parameter secara substansi tidak meningkat secara
signifikan bila ukuran baru diambil pada rumpun yang sama, sehingga jika
peneliti memilih rumpun ukuran besar akan menghemat biaya dan masih
mendapatkan taksiran parameter populasi yang baik.
5.2 Metode Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan cara :
5.2.1 Membagi daerah penelitian kedalam kluster-kluster (misalnya :Desa,
RW, RT, dan sebagainya), kemudian menyusun daftar kluster.
5.2.2 Tetapkanlah jumlah kluster yang akan dipilih atas dasar jumlah
subjek atau kesatuan analisis sampel yang dikehendaki.
5.2.3 Pilihlah kluster sampel dengan cara random murni atau sistematik.
5.2.4 Identifikasi seluruh individu yang termasuk subjek analisis penelitian
dalam semua kluster yan terpilih sebagai sampel.
Ada dua hal yang perlu diingat bila menggunakan metode ini :
5.2.1 Penetapan batas kluster dimana harus meliputi seluruh daerah dan
jangan sampai ada yang tumpang tindih.
5.2.2 Penyusunan daftar kluster dengan memberi nomor kluster dari
seluruh populasi. Penomeran ini dilakukan menurut daftar yan telah
tersedia atau dengan memberi nomer pada peta yang melukiskan seluruh
kluster.
5.3 Keuntungan
Tidak diperlukan daftar kerangka sampel dari unit elementer untuk seluruh
populasi, cukup untuk kluster terpilih saja sehingga biaya dan waktu yang
diperlukan lebih sedikit.
Metode ini lebih murah dan mudah dilakukan untuk survei pada manusia.
Maka metode ini sangat sering digunakan dalam penelitian survei walaupun
menghasilkan estimasi parameter dengan presisi yang lebih rendah dibandingkan
dengan sampel acak stratifikasi atau sampel acak sederhana.
5.4 Kelemahan
Sangat sulit untuk menghitung standar error.
SAMPEL ACAK BERINGKAT
6.1 Pengambilan Sampel Acak Bertingkat
Sampel acak bertahap adalah pengembangan dari sampel acak kluster.
Pada umumnya suatu kluster tersusun secara alamiah. Tahap (stage) dalam teknik
diterapkan untuk tingkatan wilayah atau area, sehingga pengambilan sampel ini
juga disebut area sampling.
6.2 Metode Pengambilan Sampel
Cara penggunaan metode ini adalah sebagai berikut :
6.2.1 Membagi wilayah populasi menjadi sub wilayah, kemudian dari sub
wilayah ditetapkan sampel.
6.2.2 Dari sub wilayah sampel ditetapkan pula sub-sub wilayah sebagai
sampel.
6.2.3 Dari bagian-bagian lebih kecil, ditetapkan unit-unit sebagai sampel.
6.3 Keuntungan
Tidak diperlukan daftar kerangka sampling dari unit elementer untuk
seluruh populasi.
6.4 Kelemahan
Metode ini sering digunakan karena analisanya sangat sulit, sehingga
praktik sulit menentukan berapa sampel yang harus diambil, baik mulai tahap
pertama maupun tahap akhir.
6.4 Skema Langkah Praktis Pengambilan Sampel

Tetapkan Populasi

Tetapkan Unit Analisis

Apakah suatu daftar Apakah dapat dilakukan


subjek dapat diperoleh? stratifikasi subjek penelitian?
Tidak
Dapatkah disusun daftar tidak
Sunjek baru dengan
informasi yang ada? Gunakan metode
pengambilan
Tidak sampel acak
sederhana/
Buatlah kluster dengan sistematis
ukuran sekecil atau sesama
mungkin

Apakah tujuan penelitian?


Tidak

Pilihlah kluster secara acak

Apakah jumlah subjek dalam


setiap stratum sama banyak? Tidak

Tersedia atau daptkahdisusun Sama Tidak


daftar atau julah subjek pada
tiap kluster
Gunakan Gunakan
metode metode
Tidak Bisa pengambilan pengambilan
sample acak sampel acak
Gunakan Gunakan strtifikasi stratifikasi
metode metode sederhana proporsional
pengambilan pengambilan
sampel acak sampel acak
kluster bertingkat

Anda mungkin juga menyukai