Pengambilan Sampel
MUHAMMAD SYUKRI
K111 05 128
B. Non-Probability Sampling
Sampling non-probability adalah sampling yang unit populasinya tidak
mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Hasil sampling
yang diperoleh melalui sampling non-probability tidak dapat digeneralisasikan.
Sampling non-probability dibedakan menjadi :
1. Sampling Purposive
Sampling purposive adalah sampling yang dilakukan dengan
pertimbangan tertentu.
2. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah ampling yang terjai secara aksidental,
yaitu siapa saja yang kebetulan akan terpilih menjadi sampel.
3. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah sampling yang dilakukan berdasarkan
karakteristik tertentu dalam jumlah yang diinginkan.
4. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah sampling yang prosesnya berdasarkan
sudah jenuh atau belum suatu sampel. Sampel dikatakan jenuh jika sampel
yang terpilih sudah lebih setengah populasi.
5. Sampling Bola Salju
Sampling bola salju adalah sampling yang di mulai dengan
menentukan kelompok kecil yang diminta untuk menunjukkan kawan-
kawannya, kemudian kawan-kawanya tersebut menunjukkan kawan-
kawannya yang lain lagi.
Tugas Individu
Mata Kuliah : Rancangan Sampel
Dosen : DR. Masni, Apt.,MSPH
Besar Sampel
MUHAMMAD SYUKRI
K111 05 128
Keterangan :
n : Besar sampel
N : Besar populasi
Z1-/2 : Nilai sebaran yang besarnya tergantung
P : Proporsi kejadian
d : Besar penyimpangan (absolute) yang bisa diterima
[ 1 2 + 1 1 1 + 2 2 ]2
2
= ,
(1 2 )
P1#P2
Keterangan :
N : Besar sampel
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
P : Proporsi suatu kejadian, Q1 = 1-P
P1 : Proporsi kejadian kelompok 1, Q1 : 1-P1
P2 : Proporsi kejadian kelompok 2, Q2 : 1-P2
3. Untuk estimasi pada sampel tunggal
a. Rumus sampel untuk data kontinu pada populasi tidak terbatas (infinite).
2 2
1/2
= , 0
2
Keterangan :
n : Besar sampel
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
2 : Nilai varian populasi
d : Besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima
b. Rumus besar sampel untuk data kontinu pada pupulasi terbatas (finite)
2 2
1/2
= 2
( 1) 2 + 1/2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
N : Besar populasi
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
2 : Nilai varian populasi
d : Besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima
c. Rumus besar sampel untu data proporsi pada populasi tidak terbatas
(infinite)
2
1/2 (1 )
= , 0
2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
P : Proporsi pada populasi
d : Besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima
d. Rumus besar sampel untuk data proporsi pada populasi terbatas (finite)
2
1/2 (1 )
= 2
( 1)2 + (1 ) 1/2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
N : Besar populasi
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
P : Proporsi pada populasi
d : Besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima.
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
2 : Nilai varian populasi
0-a : Prakiraan selisih nilai rerata yang diteliti dengan rerata
pada populasi
[ 1 0 0 + 1 ] 2
2
= , 0
( 0 )2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
P0 : Proporsi populasi, Q0 = 1-P0
Pa : Prakiraan proporsi di populasi, Qa = 1-Pa
Pa-P0 : Prakiraan selisih proporsi yang diteliti dengan proporsi
pada populasi
5. Untuk estimasi pada sampel ganda
a. Rumus besar sampel untuk data kontinu
2
1/2 (2 2 )
= , 0
2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
2 : Nilai varian populasi
d : Besar penyimpangan (absolut) yang bisa diterima.
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
P1 : Proporsi pada populasi 1
P2 : Proporsi pada populasi 2
e : Besar penyimpangan (relatif) yang bisa diterima
Studi Case Control
2
1/2 1 1
= [ + ]
[1 (1 )]2 1 (1 1 ) 2 (1 2 )
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
P*1 : Proporsi pada populasi 1(Outcome+)
P2 : Proporsi pada populasi 2 (Outcome -)
e : Besar penyimpangan (relatif) yang bisa diterima.
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya tergantung
2 : Nilai varian populasi
1-2 : Prakiraan selisih nilai rerata pada populasi 1 dengan
populasi 2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
P1 : Perkiraan proporsi pada populasi 1, Q1 = 1-P1
P2 : Perkiraan proporsi pada populasi 2, Q1= 1-P1
P = P1+P2/2
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
P*1 : Perkiraan proporsi pada populasi 1, Q*1 = 1-P*1
P*2 : Perkiraan proporsi pada populasi 2, Q*1= 1-P*1
Studi Kohort
[1/2 2 + 1 11 + 22]2
= , 1 2
(1 2)
Keterangan :
n : Besar sampel minimum
Z1-/2 : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
Z1- : Nilai sebaran normal baku yang besarnya
tergantung
P1 : Perkiraan proporsi pada populasi 1, Q1 = 1-P1
P2 : Perkiraan proporsi pada populasi 2, Q1= 1-P1