Menulis essay dengan topik Sukses Terbesar Dalam Hidup ternyata jauh
lebih sulit dari yang saya bayangkan. Kesulitan itu karena saya merasa
belum pernah mencapai kesuksesan terbesar dalam hidup. Kata terbesar
membuat saya tertunduk dan merenung lama. Saya tak tahu harus menulis
apa. Namun jika yang harus saya tulis adalah sukses dalam artian
pendukung kesuksesan terbesar itu, saya bisa menulis banyak, bahkan jika
diminta menceritakannya, tulisannya bisa beratus halaman.
Menurut saya, kesuksesan terbesar itu adalah hasil akhir dari semua proses
yang telah dilakukan. Misalnya sukses menjadi seorang peneliti andai kita
bercita-cita jadi peneliti. Sukses jadi pengusaha bagi yang bercita-cita jadi
pengusaha. Bagi saya yang bercita-cita jadi dosen dan peneliti, tentu saya
belum meraih kesuksesan besar tersebut.
Ada banyak hal yang bisa ditulis berkaitan dengan essay ini, namun ketika
hendak menulis terlintas di kepala tentang dua hal. Pertama, lulus Universitas
Hasanuddin, Makassar. Kedua, yaitu berhasil meraih Test Of English as a
Foreign Language (TOEFL) dengan nilai 560.
Hal kedua yang saya anggap sebagai sebuah kesuksesan yaitu kemampuan
bahasa inggris. Sampai saya menyelesaikan studi tingkat sarjana pun saya
masih buta bahasa inggris dalam arti yang sebenarnya. Tidak bisa secara
total. Saya perlu akui saya lulus mata kuliah bahasa inggris pada semester
dua kuliah pun karena beruntungan. Saya pada waktu itu merasa tak bisa,
saya selalu masuk kuliah. Mungkin karena dosennya mengasihani saya
akhirnya diberi nilai lulus.
Sebagai anak kampung, saya cukup beruntung masih memiliki kesadaran diri
untuk sukses, untuk melawan perasaan inferioritas saya. memiliki cita-cita
tinggi merubah kampung halaman saya. Mengetahui kelemahan saya adalah
bahasa dan mengingat cita-cita tinggi saya untuk kuliah ke luar negeri
sebagai jalan menjadi dosen dan penelitipada saat-saat tertentu ini
merupakan alasan saya mengatakan diri saya gilasetelah di wisuda
memutuskan belajar bahasa inggris di Pare, Kediri, Jatim. Masih segar di
ingatan detail cerita proses belajar itu. Saya membutuhkan dua tahun
lamanya untuk bisa benar-benar meraih nilai TOEFL yang memuaskan saya.
Saya percaya kesuksesan itu hanyalah soal waktu. Saya juga sangat
percaya perjuangan saya akan segera dituai. Di tuai oleh adik-adik yang cinta
bahasa inggris. Yang rindu berita bagus seputar kampung halaman bukan
berita perang dan penyakit. Yang rindu akan pendidikan yang tinggi sehingga
kelak tak adalagi adik-adik yang menikah dini. Tak adalagi anak-anak yang
menegak miras dan narkoba. Tak banyak ibu yang meninggal akibat
melahirkan anak. Tak lagi ada berita buruk kematian bayi dan anak. Saya
paham ini terbaca berlebihan namun ini adalah keyakinan.