1.Pendahuluan
Kristalisasi merupakan salah satu proses pemurnian dan pengambilan hasildalam
bentuk padat. Dewasa ini kristalisasi menjadi suatu proses industri yang sangat penting,
karena semakin banyak hasil industri kimia yang dipasarkan dalam bentuk kristalin.
Prosesnya digunakan dalam kawasan industri yang luas, dari produksi skalakecil dengan
bahan kimia khusus, seperti produk produk farmasi, sampai ke produksi besar seperti
gula, garam biasa, dan pupuk.
Bentuk kristal semakin banyak diminati karena kemurniannya yang tinggi,dengan
bentuk yang menarik serta mudah dalam pengepakan dan transportasi. Secara umum
tujuan kristalisasi adalah untuk memperoleh produk dengan kemurnian tinggidan dengan
tingkat pemungutan (yield) yang tinggi pula.Dari segi kebutuhan energi,kristalisasi
memerlukan energi lebih sedikit dibandingkan distilasi atau metode pemisahan yang lain.
Kristalisasi adalah proses pembentukan partikel zat padat di dalam fasehomogen.
Kristalisasi merupakan salah satu unit operasi dalam chemical engineering baik untuk
material organik maupun inorganik. Proses ini merupakan proses pembentukan zat-zat
murni dari campuran impurities dimana processing cost-nyarendah dan menghasilkan
suatu produk kristal yang uniform dan memiliki sifat-sifatyang diminati pasaran. Produk
kristal yang uniform atau seragam memberikankeuntungan antara lain yaitu mudah dalam
transportasi, mudah bereaksi dengan bahan lain, mudah dalam penyimpanan serta mudah
dalam pengemasan.
Proses kristalisasi dapat terjadi dari suatu larutan dan lelehan cair.
Dalamkristalisasi larutan sebagaimana banyak dilaksanakan dalam industri, campuran
duafase cairan induk atau mother liquor dan kristal dari segala ukuran yang
mengisikristalizer dan dikeluarkan sebagai hasil yang disebut magma
Mullin menuliskan bahwa konsep dari kristalisasi dari larutan
dapatdipertimbangkan menjadi tiga konsep dasar :
1. data yang didapat dari kondisi supersaturasi
2. formasi dari inti
3. pertumbuhan dari inti
Jika air dingin digunakan sebagai pendingin dan berkontak langsung denganlarutan,
akan terjadi penguapan dari pelarut. Tetapi biasanya jumlah kristal yangterbentuk untuk
direct cooling lebih besar dibandingkan dengan hanya evaporation.
Operasi pada temperatur rendah mempunyai keuntungan dan kerugian.Temperatur
rendah seringkali menyebabkan penambahan viskositas yang signifikandan laju
pertumbuhan kristal lambat, sehingga ukuran peralatan harus diperbesar.Selain itu pada
viskositas yang tinggi akan lebih sulit dilepaskan cairan yang melekatselama proses
terjadi di centrifuge atau filter.
4.4.Kristalisasi Vakum
Kebanyakan crystallizer modern termsuk dalam kategori unit vakum
yangmenggunakan pendinginan evaporasi adiabatik untuk maencipatakan keadaan
lewat jenuh. Dalam bentuknya yang paling sederhana, crystallizer itu berupa suatu
bejanatertutup dan vakum yang dijaga dengan kondensatir, biasanya dengan bantuan
pompavakum jet-uap atau booster yang ditempatkan di antara crystallizer dan condenser.
Larutan jenuh panas yang suhunya jauh di atas titik didih pada tekanan didalam
crystallizer, diumpankan ke dalam bejana tertutup dan vakum. Volume magmadijaga
dengan mengendalikan permukaan zat cair dan zat padat yang mengkristalisasidi dalam
bejana itu. Umpan itu mendingin secara spontan pada suhu keseimbangan,oleh karena
entalphi pendinginan dan entalphi kristalisasi keduanya muncul sebagaientalpi
penguapan. Keaadan lewat jenuh yang dibangkitkan oleh pendinginan, dan penguapan itu
menyebabkan timbulnya nukleasi dan pertumbuhan. Magma hasildikeluarkan dari dasar
Crystallizer. Perolehan teoritis kristal itu sebanding denganselisih antara konsentrasi
umpan dan kelarutan zat terlarut pada suhu keseimbangan.
Untuk jenis MSMPR, kristal yang diperoleh mempunyai ukuran yang tidak seragam
sehingga diameter bervariasi mulai dari ukuran yang tidak teratur sampai diameter
tertentu.
JENIS-JENIS KRISTALIZER
Alat ini dikembangkan dalam larutan tersirkulasi dengan pendinginan di dalam cooler
(H) larutan supersaturasi ini dengan dikontakan dengan suspensi kristal alm ruangan
suspensi pada (E). Pada puncak ruang suspensi aliran larutan induk (D) dapat dipisahkan
digunakan untuk memindahkan partikel halus
Gambar 1. Evaporate Crystalizer
Sebuah penukar panas dipasang antara pipa sirkulasi dan ruang penguapn utnuk
mencuplai panas yang dibutuhkan. Perpindahan larutan supersaturasi dai vaporizer (titik
B), sering menyebabkan timbulnya kerak dan pengurang sirkulasi.
Alat ini dilengkapi dengan ekstraktor pum yang berfungsi untuk mengklasifikasikan
kristal hingga didapat kristal dalam ukuran tertentu. Klasifikasi ukuran kristal di sini
didasarkan atas gaya gravitasi dengan jalan sebagai berikut:
Jika dalam kristalizer telah terbentuk kristal-kristal dengan ukuran heterogen, maka
kristal ni diklasifikasikan ukuranya dengan mengalirkan larutan ini dari bawah ke atas
dengan menggunakan ekstraktor pump. Dengan adanya larutan jenuh ini, kristal dengan
ukuran yang besar akan berada di bawah, dengan demikian didapatkan produk dengan
ukuran yang homogen. Disini untuk mendapatkan kristal dengan ukuran tertentu dapat
diatur dengan mengatur aliran larutannya. Jika larutan mempunyai kecepatan tinggi,
maka dakan didapat kristal dengan ukuran yang besar dan menyebabkan turun ke bawah
dan dapat dikeluarkan sebagai produk.
Sistem sirkulasi ini simaksudkan agar inti kristal berkurang dimana dibiarkan makin lama
makin banyak. Karena inti kristal membutuhkan solute untuk pertumbuhan selanjutnya.
Padahal kecepatan feed masuk tetap, maka diperlukan recycle dengan ukuran pompa
sirkulasi yang bersama-sama feednya masuk melalui heater sehingga larut dan masuk
kembali ke dalam ruang kristalisasi.
Tawas
GAMBAR ALAT
PROSEDUR KERJA
1. Membuat larutan jenuh tawas pada suatu suhu tertentu di dalam tangki saturator
2. Pengaturan suhu dilakukan dengan memakai Thermo-regulator, setting suhu pada
angka yang dikehendaki, cek ketelitian ( kalibrasi) thermoregulator dengan
memakai thermometer biasa.
3. Hidupkan heater pengaduk listrik, tambahkan kristal tawas dean air sekukupnya
ke saturator tank, biarkan pemanasan berjalan beberapa lama.
4. Cek kondisi apakah jenuh atau belum dengan mengukur densitas larutan memakai
picnometer. Berat picnometer + larutan sudah konstan, berarti sudah jenuh (tawas
tidak bisa melarut lagi)
5. Jalankan sisteem pendingin tangki kristaliser dengan air yang dialirkan kontinyu,
atur jepitan talang iar pendingin sedemikian rupa sehingga inpur=output yang
ditandai dengan konstannya ketinggian permukaan ir pendingin di dalam tangki
pendingin kristaliser. Tangki kristaliser diberi tanda untuk volume tertentu misal 2
L.
6. Jalankan pompa, atur flowrate yang menuju tangki kristaliser sesuai dengan yang
diingikan dengan mengatur jepitan aliran recycle. Cek (kalibrasi) flowrate
tersebut dengan memakai gelas ukur dan stopwatch.
7. Siapkan sistem vacuum pengeluaran produk : pompa vacum, buffer tank
dikosongkan. Cek apakah tidak bocor ( lewat ujung selang penghisap apakah
terasa bila menghisap)
8. Jalankan pengaduk tangki kristaliser juga permukaan larutan tawas di dalam
tangki kristaliser tetap pada tanda 2 L.
9. Jalankan sistem kristalisasi ini sampai dicapai kondisi tunak (steady state), dengan
perkiraan dari start awal selama 3x waktu tinggal cairan di dalam kristaliser.
10. Sebelum tercapai kondisi tunak, kristal + cairan yang dikeluarkan tidak bisa
dipakai sebagai produk tetapi dikembalikan ke saturator tank lagi. Setelah tercapai
kondisi tunak. Kristal dan cairan dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu
misalnya 20 menit, tampung dan saring kristalnya, keringkan kristalnya dengan
diangin-anginkan.
11. Ulangi langkah kerja di atas dari awal untuk masing-masing flowrate sehingga
diperoleh minimal 3 titik agar bisa dibuat grafik yang baik
12. Timbang produk kristal, kemudian dilakukan analisa ayak untuk masing-masing
variasi flowrate.
13. Hitung berat 1 kristal untuk ukuran ayakan tertentu dengan mengasumsi
kristalnya berbentuk bola, kemudian hitunglah jumlah butir kristal yang ada
dalam satu ukuran ayakan.
14. Buat grafik CSD untuk masing-masing variasi flowrate saturator tank.
15. Buat grafik kelarutan tawas dalam air sebagai fungsi suhu dengan dara Perry
16. Hitung derajat supersaturasi yang terjadi untuk masing-masing flowrate dengan
melihat data kelarutan tawas dari suhu saturator dan suhu kristaliser.
17. Buat grafik hubungan berat produk kristal versus derajat supersaturasi untuk
masingmasing variasi flowrate.