Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

BAYI NY. H DENGAN PREMATUR


DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

Dosen Pengampu : Tuti Sukini, S.SiT, M.Kes

Disusun oleh :
1. Devita Permana Sari ( P1337424515001)
2. Dessi Dwi Martini ( P1337424515028)
3. Tutik Utarini ( P1337424515045)
4. Fatimah Oktaviani P ( P1337424515047)

Prodi D IV Kebidanan Magelang


Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Semarang
2016/2017
I. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan merupakan metode atau bentuk pendekatan
yang digunakan bidan dalam memberikan asuhan kebidanan sehingga
langkah-langkah dalam manajemen kebidanan merupakan alur pikir
bidan dalam pemecahan masalah atau pengambilan keputusan klinis
(Astuti, 2012).
B. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri atas 7 langkah yang merupakan
proses berfikir dalam mengambil keputusan klinis dalam memberikan
asuhan kebidanan yang dapat diaplikasikan/ diterapkan dalam setiap
situasi.
Menurut Muslihatun (2010), ada 7 antara lain :
1. Pengkajian
Pengkajian adalah mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi keadaan pasien (Muslihatun, 2010). Pada tahap ini
semua data dasar dan informasi tentang pasien dikumpulkan dan
dianalisa untuk mengevaluasi keadaan pasien yang meliputi :
a. Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang diperoleh melalui
anamnesis, berhubungan dengan masalah dari sudut pandang
pasien, serta ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan
keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau ringkasan
yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Muslihatun,
2010). Data yang didapat dari pasien sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian, meliputi :
a) Biodata
(1) Identitas Bayi
(a) Nama bayi
Untuk menghindari kekeliruan. (Sondakh, 2013)
(b) Tanggal/ jam/ lahir
Untuk mengetahui usia neonatus (Sondakh, 2013).
Menurut ilmu kesehatan anak (2007), bayi
premature adalah bayi dengan masa gestasi kurang
dari 37 minggu atau 259 hari.
(c) Jenis kelamin
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi tersebut
(Sondakh, 2013).
(d) Umur bayi
Untuk mengetahui usia bayi (Sondakh, 2013). Untuk
mengetahui kapan bayi lahir disesuaikan dengan hari
perkiraan lahir.
(e) Alamat
Untuk memudahkan melakukan kunjungan rumah
(Sondakh, 2013).
(2) Identitas Orangtua
(a) Nama ayah/ ibu
Untuk memudahkan memanggil atau menghindari
kekeliruan. (Sondakh, 2013)
(b) Umur
Untuk mengetahui apakah ibu termasuk berisiko
tinggi/ tidak (Sondakh, 2013). Usia yang aman untuk
kehamilan yaitu 20-35 tahun.
Angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada
usia ibu dibawah 20 tahun dan pada multigravida
yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Kejadian
terendah ialah pada usia ibu antara 26-36 tahun.
(Ilmu Kesehatan Anak, 2007). Hal ini dikarenakan
pada usia dibawah 20 tahun fungsi alat reproduksi
wanita belum matang sehingga kebutuhan janin
kurang terpenuhi sehingga dapat menyebabkan
kelahiran premature.
Sedangkan wanita yang berusia lebih bari 35 tahun
fungsi alat reproduksi tidak optimal lagi dan otot-
ototnya sudah kelelahan sehingga jika terjadi
konsepsi makan akan menghambat proses
pertumbuhan janin dan dapat menyebabkan
kelahiran premature, IUGR dan abortus.
(c) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan yang dianut ibu
(Sondakh, 2013).
(d) Suku Bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan
sehari-hari (Ambarwati, 2010). Berguna untuk
mengetahui factor pembawa ras.
(e) Pendidikan
Untuk memudahkan pemberian KIE. (Sondakh,
2013)
Untuk ibu yang tingkat pendidikannya rendah masih
bergantung dengan orang lain. Sedangkan, pada ibu
yang tingkat pendidikannya tinggi lebih
memudahkan untuk pemberian KIE dan nutrisi yang
dikonsumsi ibu. Hal ini penting karena jika ibu
kekurangan gizi dapat mempengaruhi kelahiran
premature.
(f) Pekerjaan
Untuk mengetahui tingkat sosial ekonomi (Sondakh,
2013).
Kejadian premature lebih rendah pada ibu hamil
yang bukan pekerja bila dibandingkan dengan ibu
hamil yang bekerja. Pekerjaan ibu dapat
meningkatkan kejiadian persalinan premature baik
melalui kelelahan fisik atau stress yang timbul akibat
pekerjaannya. (Krisnadi at al,2009)
(g) Alamat
Untuk memudahkan komunikasi dan kunjungan
rumah (Sondakh, 2013).
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah keluhan yang didapat dengan
menanyakan tentang gangguan terpenting yang dirasakan
pasien sampai perlu pertolongan (Muttaqin, 2010). Keluhan
utama pada kasus ini adalah ibu mengatakan bayinya lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram dan umur
kehamilannya kurang dari 37 minggu (Arief, 2009).
c) Riwayat Kesehatan Ibu
a. Preeklampsia/Eklampsia
Preeklampsia meningkatkan risiko terjadinya solusio
plasenta, persalinan prematur,IUGR, dan hipoksia akut.
Pada ibu preeklamsia, terjadi kegagalan remodeling
arteri spiralis sehingga menyebabkan mengecilnya aliran
darah yang menuju retroplasenta sehingga mengakibatkan
gangguan pertukaranCO2, O2, dan nutrisi pada janin. Hal
ini menyebabkan terjadinya vasospasme dan hipovolemia
sehingga janin menjadi hipoksia dan malnutrisi. Hipoksia
menyebabkan plasenta mengtransfer kortisol dengan
kadar yang tinggi kedalam sirkulasi janin. Konsentrasi
kortisol yang tinggi akan mensintesis prostaglandin yaitu
protasiklin yang menyebabkan timbulnya kontraksi,
perubahan pada serviks dan pecahnya kulit ketuban,
sehingga bayi sering terlahir premature.
b. Penyakit jantung
Pada penyakit jantung yang disertai kehamilan,
pertambahan denyut jantung dan volume sekuncup
jantung dapat menguras cadangan kekuatan jantung.
Payah jantung akan menyebabkan stres maternal sehingga
terjadi pengaktifan aksis HPA yang akan memproduksi
kortisol dan prostaglandin, kemudian mencetuskan
terjadinya persalinan prematur.

c. Anemia
Anemia adalah suatu kelainan darah yang terjadi ketika
tubuh menghasilkan terlalu sedikit sel darah merah
(SDM), penghancuran SDM berlebihan, atau kehilangan
banyak SDM. Selama kehamilan total jumlah plasma
pada wanita hamil dan jumlah SDM meningkat dari
kebutuhan awal, namun peningkatan volume plasma lebih
besar dibandingkan peningkatan massa SDM dan
menyebabkan penurunan konsentrasi hemoglobin,
sehingga mempengaruhi kadar O2 yang masuk ke dalam
jaringan. Keadaan ini dapat menyebabkan hipoksia
jaringan yang kemudian akan memproduksi kortisol dan
prostaglandin, yang mencetuskan terjadinya persalinan
prematur pada ibu dengan anemia.
d. Hipotiroid
Saat awal gestasi, janin bergantung sepenuhnya pada
hormon tiroid ibu yang melewati plasenta karena fungsi
tiroid janin belum berfungsi sebelum 12-14 minggu
kehamilan. Pada kehamilan 12 minggu pertama kadar
hormon chorionic gonadotropin (HCG) akan mencapai
puncaknya dan kadar tiroksin bebas akan meningkat,
sehingga menekan kadar tirotropin. Namun, kadar
hormon tiroid yang rendah pada hipotiroid kehamilan
akan memacu aksis HPA untuk memacu produksi TRH
untuk memenuhi kebutuhan hormon tiroid ibu dan janin.
Pengaktifan aksis HPA ini yang dapat memacu pelepasan
kortisol kedalam darah sehingga memproduksi
prostaglandin yang dapat memacu terjadinya persalinan
prematur.
e. TBC
Pada kehamilan dengan infeksi TBC risiko prematuritas,
IUGR, dan berat badan lahir rendah meningkat, serta
risiko kematian perinatal meningkat 6 kali lipat. Keadaan
ini terjadi baik akibat diagnosis terlambat, pengobatan
yang tidak teraturdan derajat keparahan lesi di
paru,maupun infeksi ekstrapulmoner. Keadaan ini dapat
menyebabkan infeksi pada janin yang menyebabkan
tuberculosis congenital. (Prawirohardjo,2014:h.807)
f. Malaria
Infeksi malaria lebih mudah terjadi pada kehamilan jika
dibandingkan dengan populasi umum. Keadaan ini
kemungkinan disebabkan oleh system imun dan imunitas
dapatan terhadap malaria pada ibu hamil menurun.
Morbiditas dan mortalitas ibu hamil yang menderita
malaria tinggi, akan menimbulkan anemia dan mortalitas
perinatal yang tinggi dan perdarahan. Masalah yang bisa
terjadi pada kehamilan adalah abortus, prematuritas, lahir
mati, insufisiensi plasenta, pertumbuhan janin terhambat,
dan bayi kecil masa kehamilan.
(Prawirohardjo,2014:h.912-915)
g. Riwayat Kehamilan Sekarang
Beirisi hari pertama haid terakhir (HPHT), Hari perkiraan
lahir (HPL), frekuensi pemeriksaan antenatal care (ANC)
yang memeriksa, keluhan, imunisasi, golongan drah ibu
dan ayah, ibu hamil beberapa dan keadaan sekarang
bagaimana (Wiknjosastro,2005). Pada kasus bayi
premature disebabkan akrena hamil dengan hidramnion,
hamil ganda dan perdarahan antepartum (Manuaba,2008).
h. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Untuk membantu menangani perawatan kehamilan
(konseling khusus test tindak lanjut dan rencana
persalinan). (Pusdiknakes, 2001: 2-26)
Kehamilan yang ke.. pernah melahirkan .. kali, Abortus..
kali (G..P.. A..)
Riwayat persalinan prematur sebelumnya merupakan
penanda risiko paling kuat dan paling penting.
Berdasarkan data Health Technology Assessment
Indonesia tahun 2010 bahwa insiden terjadinya persalinan
prematur selanjutnya setelah 1x persalinan prematur
meningkat hingga 14,3% dan setelah 2x persalinan
prematur meningkat hingga 28%. Wanita yang
mengalami persalinan prematur memiliki risiko untuk
mengalaminya kembali pada kehamilan selanjutnya.
i. Kebiasaan Ibu Waktu Hamil
1. Pola nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum,
frekuensi, banyaknya, jenis makanan, makanan
pantangan (Ambarwati, 2010).
2. Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan BAB meliputi
frekuensi, jumlah, konsistensi, bau serta kebiasaan
BAK meliputi frekuensi, warna, jumlah (Ambarwati,
2010).
3. Pola istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien,
berapa jam pasien tidur, dan kebiasaan sebelum tidur
(Ambarwati, 2010).
Kejadian premature lebih rendah pada ibu hamil yang
bukan pekerja bila dibandingkan dengan ibu hamil
yang bekerja. Pekerjaan ibu dapat meningkatkan
kejiadian persalinan premature baik melalui kelelahan
fisik atau stress yang timbul akibat pekerjaannya.
(Krisnadi at al,2009)
4. Personal hygiene
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga
kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia
(Ambarwati, 2010).
5. Kebiasaan selama hamil
Untuk mengetahui kebiasaan ibu yaitu pola makan,
obat-obatan, jamu, merokok,minum alkohol dan lain-
lain. (Mochtar,2002). Pada bayi premature biasanya
terjadi pada ibu hamil yang gizinya kurang.
Ibu yang merokok, mengkonsumsi alkohol dan obat-
obatan dapat menghambat sirkulasi uteroplasenta, dan
pembuluh darah ibu menjadi vasokontriksi sehingga
menghambat nutrisi yang dialirkan ke janin kurang
sehingga dapat menjadi kelahiran premature.
b. Data Objektif
Data objektif adalah data yang diperoleh melalui hasil observasi
yang jujur dari pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium/ pemeriksaan diagnostik lain (Muslihatun, 2010).
a) Pemeriksaan khusus
Penilaian keadaan umum bayi dimulai satu menit setelah lahir
dengan menggunakan nilai apgar. Penilaian berikutnya
dilakukan pada menit kelima dan kesepuluh.
Tabel 2.1 Apgar score bayi Prematur
Tanda Nilai
0 1 2
Appearance Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) ekstremitas kemerah-
biru merahan
Pulse rate Tidak ada Kurang dari Lebih dari 100
(Frekuensi 100
Nadi)
Grimace Tidak ada Sedikit Batuk,bersin
(reaksi gerakan
rangsangan) mimic
Activity (tonus Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif
otot) dalam sedikit
Respiration Tidak ada Lemah, tidak Baik,
(pernafasan) teratur menangis
Sumber : Sondakh, 2013
Setiap variabel diberi nilai 0, 1, atau 2 sehingga nilai tertinggi
adalah 10. Nilai 7-10 pada menit pertama menunjukkan bahwa bayi
berada dalam kondisi baik. Nilai 4-6 menunjukkan adanya depresi
sedang dan membutuhkan beberapa jenis tindakan resusitasi. Bayi
dengan nilai 0-3 menunjukkan depresi serius dan membutuhkan
resusitasi segera. (Sondakh,2013).
b) Pemeriksaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum bayi meliputi tingkat
kesadaran (sadar penuh, apatis, gelisah, koma) gerakan yang
ekstrim dan ketegangan otot (Alimul,2004). Pada kasus dnegan
bayi premature keadaan umumnya sadar penuh (Arief,2009)
c) Tanda-tanda vital (TTV), meliputi :
(1) Suhu
Pemeriksaan ini dilakukan aksila untuk menilai
keseimbangan suhu tubuh dan membantu menentukan
diagnosis dini suatu penyakit. Suhu tubuh normal pada
bayi adalah 36,50C37,50C (Muslihatun, 2010). Pada bayi
prematur suhu tubuh berkisar 340C370C. (Wiknjosastro,
2006).
Menurut Wiknjosastro (2005), pada bayi dengan
premature suhu tubuh normal, tetapi mudah dan cepat
menderita hipotermia bila berada di lingkungan yang
dingin. Hal ini dikarenakan pertumbuhan otot-otot bayi
masih lemah, lemak subkutan dan lemak coklat kurang
sehingga cepat kehilangan panas dan belum matangnya
pusat pengatur suhu tubuh sehingga bayi mudah
kehilangan panas.
(2) Pernafasan
Pernafasan normal pada bayi adalah 3060 kali per menit
(Muslihatun, 2010). Pada bayi premature frekuensi
pernapasan tidak teratur, dan sering timbul apnea
(Wiknjosastro,2005)
(3) Denyut jantung
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui adanya
pulsus defisit. Denyut jantung normal pada bayi
adalah100160 kali per menit (Muslihatun, 2010). Pada
bayi prematur denyut jantung berkisar antara 100-140
kaliper menit (Wiknjosastro, 2006).
d) Pemeriksaan fisik sistematis (head to toe) meliputi :
(1) Kepala
Untuk mengetahui ubun-ubun, sutura, moulase,
caputsuccedaneum, cephal haematoma (Muslihatun, 2010).
Pada bayi premature batas dahi dan rambut tidak jelas, rambut
lanugo masih banyak (Surasmi,2003).
(2) Mata
Untuk mengetahui keluar nanah, bengkak pada kelopak mata,
perdarahan subkonjungtiva dan kesimetrisan (Muslihatun,
2010).
(3) Hidung
Untuk mengetahui kebersihan dan palatoskisis (Muslihatun,
2010). Adakah nafas cuping, kotoran yang menyumbat di jalan
nafas (Surasmi,dkk,2003)
(4) Mulut
Adakah sianosis dan bibir kering, kelainan labioskisis,
labiopalastoskisis (Surasmi,dkk,2003)
(5) Telinga
Untuk mengetahui kesimetrisan letak dihubungkan dengan
mata dan kepala (Muslihatun, 2010). Pada bayi prematur,
tulang rawan daun telinga belum sempurna
pertumbuhannya. (Pantiawati, 2010)
(6) Leher
Untuk mengetahui pembengkakan dan benjolan
(Muslihatun, 2010).
(7) Klavikula dan lengan tangan
Untuk mengetahui gerakan dan jumlah jari (Muslihatun,
2010). Pada bayi prematur, kuku panjangnya belum
melewati ujung jari (Pantiawati, 2010).
(8) Dada
Untuk mengetahui bentuk dada, puting susu, bunyi jantung
dan pernafasan. Pada bayi prematur, puting susu belum
terbentuk dengan baik (Muslihatun, 2010).
(9) Abdomen
Untuk mengetahui penonjolan sekitar tali pusat pada saat
menangis, perdarahan tali pusat, jumlah pembuluh darah
pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan. Pada
bayi prematur, tali pusat berwarna kuning kehijauan
(Muslihatun, 2010).
(10) Genetalia
Untuk mengetahui jenis kelamin laki-laki (testis berada
dalam skrotum, penis berlubang dan berada di ujung penis,
sedangkan jenis kelamin perempuan (vagina, uretra
berlubang, labia mayora dan labia minora). Pada bayi
prematur, genetalia belum sempurna, labia minora belum
tertutup oleh labia mayora (pada perempuan) dan testis
belum turun (pada laki-laki) (Muslihatun, 2010).
(11) Tungkai dan kaki
Untuk mengetahui gerakan, bentuk, dan jumlah jari
(Muslihatun, 2010). Pada bayi prematur, tumit mengkilap
dan telapak kaki halus (Pantiawati, 2010).
(12) Kulit
Ada tau tidak kemerahan pada kulit atau pemebengkakan,
postula, luka atau trauma, bercak atau tanda abnormal pada
kulit, elastisitas kulit, serta ada tidaknya ruam popok
(Hidayat,2009). Pada bayi premature jaringan subkutan
kulit tipis atau kurang (Surasmi,2003)
(13) Anus
Untuk mengetahui berlubang atau tidak, fungsi spingterani
(Muslihatun, 2010).
d) Pemeriksaan Reflek antara lain :
(1) Reflek Rooting
Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka akan
menoleh dan mencari sentuhan (Sondakh, 2013).
Pada bayi premature reflek rooting lemah (Strigh,2004) karena
tonus ototnya lemah sehingga kurang aktif dan pergerakannya
juga lemah.
(2) Reflek Sucking
Apabila bayi diberi dot/ puting, maka ia berusaha untuk
menghisap (Sondakh, 2013). Pada bayi prematur, reflek
menghisapnya belum sempurna (Arief, 2009).
Belum sempurna atau lemahnya reflek menghisap bayi ini
dikarenakan fungsi saraf bayi belum atau kurang matang yang
mengakibatkan reflek hisap bayi lemah.
(3) Reflek Swallowing
Kumpulan ASI di dalam mulut bayi mendesak otot-otot di
daerah mulut dan faring untuk mengaktifkan reflek menelan
dan mendorong ASI ke dalam lambung bayi. (Depkes
RI,2008:hal.131)
Pada bayi premature, terjadi hambatan dalam mendorong ASI
kedalam lambung bayi karena otot-otot di mulut dan faring
lemah yang dikarenakan tonus otot dan fungsi sarafnya belum
matang.
(4) Reflek Moro
Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari
dan tangan, maka akan menimbulkan gerak terkejut (Sondakh,
2013).
Pada bayi premature reflek moro ini lemah, karena tonus otot
bayi lemah sehingga pergerakan bayi juga melemah.
(5) Reflek Grasping
Apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa,
maka ia akan berusaha menggenggam jari pemeriksa
(Sondakh, 2013). Pada bayi prematur, reflek genggaman
tangan lemah (Wong, 2009). Yang dikarenakan tonus otot bayi
lemah pada bayi kurang bulan.
(6) Reflek Tonick Neck
Apabila bayi diangkat dari tempat tidur (digendong),
maka ia akan berusaha mengangkat kepalanya
(Sondakh, 2013). Pada bayi prematur, reflek tonick
neck lemah (Arief, 2009).
e) Pemeriksaan Antropometri antara lain :
(1) Lingkar kepala
Pengukuran ini digunakan untuk menilai pertumbuhan otak.
Normal lingkar kepala pada bayi baru lahir adalah 3335 cm
(Muslihatun, 2010). Pada kasus bayi prematur biasanya
lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
(Pantiawati, 2010).
(2) Lingkar dada
Normal lingkar dada pada bayi baru lahir adalah 3038 cm
(Muslihatun, 2010). Pada kasus bayi prematur biasanya
lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm (Pantiawati,
2010).
(3) Panjang badan
Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi
di samping faktor genetik. Normal panjang badan pada bayi
baru lahir adalah 4852 cm (Muslihatun, 2010). Pada kasus
bayi prematur biasanya panjang badan sama dengan atau
kurang dari 46 cm (Pantiawati, 2010).
(4) Berat badan
Penilaian ini digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, sehingga
diketahui status keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.
Normal berat badan pada bayi baru lahir adalah 2.5004.000
gram (Muslihatun, 2010). Pada kasus bayi prematur biasanya
berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram
(Pantiawati, 2010).
3) Data Penunjang
Pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit guna mendukung
atau menyingkirkan diagnosis lainnya. Pada kasus bayi prematur
dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan glukosa
darah (mencegah terjadinya hipoglikemia) dan darah secara rutin
(Pantiawati, 2010).
2. Interpretasi Data
Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap diagnosis masalah dan kebutuhan pasien (Muslihatun, 2010).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa
kebidanan.
Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu :
Bayi baru lahir Ny. X umur ... jam dengan Prematur.
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian atau yang menyertai diagnosa.
Masalah tidak dapat diidentifikasi seperti diagnose, tetapi
membutuhkan penanganan. (Varney,2007). Masalah yang sering
timbul pada bayi premature adalah suhu tubuh rendah dan reflek hisap
lemah. (Wiknjosastro,2005)
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosis dan masalah. (Varney,2007). Hal ini
didapatkan dengan melakukan analisa data pada bayi premature.
Kebutuhan bayi premature antara lain pemberian rasa nyaman dan
hangat, pemenuhan nutrisi. (Manuaba,2008)
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan kritis
pola atau kelompok tanda gejala yang memerlukan tindakan kebidanan
untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-masalah yang
spesifik. (Varney,2007). Oleh karena itu membutuhkan antisipasi
pencegahan serta pengawasan dengan mempersiapkan tindakan bila benar-
benar terjadi. Pada kasus bayi baru lahir dengan prematur, kemungkinan
yang dapat terjadi adalah hipotermia atau hipertermia, gangguan nutrisi,
rentan terhadap infeksi (Pantiawati, 2010).
4. Antisipasi/ Tindakan segera
Langkah ini bila ada kegawatdaruratan maka bidan harus bertindak segera
menentukan bentuk kolaborasi yang paling tepat untuk keselamatan
pasien. (Varney,2007).
Pada bayi premature tindakan pertama, melakukan kolaborasi dengan
dokter Sp. A misalnya karena adanya komplikasi (Muslihatun, 2010).
Setelah itu antisipasi yang dilakukan adalah pengaturan suhu lingkungan,
pemberian nutrisi dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi
serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi (Wiknjosastro, 2006).
5. Perencanaan
Perencanaan asuhan adalah suatu tindakan tepat untuk mengatasi masalah/
kebutuhan pasien secara efektif selanjutnya berfungsi untuk menentukan
aktifitas dari semua petugas perawatan kesehatan yang terlibat dalam
perawatan pasien, sehingga akan memberikan kontribusi, berpartisipasi
dan memangku tanggung jawab atas perawatan mereka sendiri dan
mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan. (varney,2007). Rencana
asuhan pada bayi baru lahir dengan premature antara lain :
1) Lakukan pemantauan terhadap tanda-tanda vital yaitu : suhu, respirasi,
dan heart rate (Strigh,2004)
2) Jaga suhu tubuh bayi dan cegah infeksi (Wiknjosastro,2005)
3) Berikan nutrisi sesuai dengan kebutuhan bayi dnegan kolaborasi dokter
spesialis anak. (Manuaba,2008)
4) Lakukan penimbangan secara ketat. (Saifudin,2006)
Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur menurut Saifuddin
(2010) :
1) Keringkan secepatnya dengan handuk hangat
2) Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan
hangat
3) Kepala bayi ditutup topi
4) Beri oksigen sesuai kebutuhan
5) Beri infus Dekstrose 10% dan Bicarbonas Natricus 1,5% = 4:1,
hari I : 60 cc/kg/hari, hari II : 70 cc/kg/hari dan berikan
antibiotik
6) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat dengan dimasukkan
ke dalam inkubator
7) Mencegah infeksi dengan ketat, dengan memperhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan
sebelum memegang bayi dan tali pusat dalam keadaan bersih
8) Pengawasan nutrisi/ ASI untuk bayi baru lahir sesuai
kebutuhan, beri minum dengan sonde/ tetesi ASI
9) Penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat, karena
perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayi
yang berhubungan dengan daya tahan tubuh.
6. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari renacana asuhan menyeluruh
dari perencanaan (Varney,2007). Pelaksanaan asuhan pada bayi baru lahir
dengan prematur disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah dibuat
(Muslihatun, 2010).
7. Evaluasi
Evaluasi merupakan sebuah perbandingan dari hasil yang actual dengan
hasil yang diharapkan. Dilakukan penilaian apakah rencana asuhan yang
telah disusun dapat terlaksana dan terpenuhi kebutuhannya seperti yang
telah diidentifikasi dalam masalah dan diagnose (Varney,2007)
Evaluasi pada bayi baru lahir premature menurut saifusin (2003) :
a. KU : baik
b. Gerakan bayi aktif
c. Nutria terpenuhi
d. Reflek hisap bayi kuat
e. BB meningkat
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR
BAYI NY. H DENGAN PREMATUR
DI RSU ASSALAM GEMOLONG SRAGEN

Tempat: Ruang Perinatologi


Tanggal : 29 Mei 2015
No. Register : 092002
1. Pengkajian
Tanggal : 29 Mei 2015 Pukul : 14.10 WIB

a. Identitas Bayi

1) Nama : By. Ny. H

2) Umur : 10 menit

3) Tanggal/ Jam lahir : 29 Mei 2015/ 14.00 WIB


Jenis
4) Kelamin : Laki-laki

5) BB/ PB : 2.200 gram/ 45 cm

b. Identitas Ibu Identitas Ayah

1) Nama : Ny. H Nama : Tn. N

2) Umur : 33 tahun Umur : 31 tahun

3) Agama : Islam Agama : Islam


Jawa/ Suku/ Bangsa : Jawa/
4) Suku/ Bangsa : Indonesia Indonesia

5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

7) Alamat : Kayen Rt 13/4 Juwangi, Boyolali


2. Data Subjektif
a. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang ke 2 pada tanggal 29
Mei 2015, pukul 14.00 WIB dengan berat badan 2.200 gram
b. Riwayat kehamilan sekarang
a) HPHT : 26 September 2014
b) HPL : 3 Juni 2015
c) Keluhan-keluhan pada
Trimester I : Ibu mengatakan mengeluh mual muntah
Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
Trimester III : Ibu mengatakan mengeluh pusing yang menetap
d) ANC
Ibu mengatakan melakukan ANC sebanyak 6 kali
Trimester I : 2 kali, saat hamil 7+4 dan 15+5 minggu di bidan
Trimester II : 2 kali, saat hamil 18+1 dan 22 minggu di bidan
Trimester III : 2 kali, saat hamil 31 dan 34 minggu di dokter
e) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapatkan penyuluhan tentang gizi pada
ibu hamil pada umur kehamilan 3 bulan di bidan
f) Imunisasi TT
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT sebanyak 2 kali
TT 1 : Pada saat mau menikah
TT 2 : Pada umur kehamilan 6 bulan
g) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan mengkonsumsi obat hanya yang diberikan oleh
bidan yaitu momilen dan dari dokter yaitu aspilet
3) Riwayat persalinan ini
a) Tempat persalinan : RSU Assalam Gemolong
Penolong : dr. SpOG dan bidan
b) Jenis persalinan : Sectio Cesarea atas indikasi
PEB
c) Komplikasi dalam persalinan : Tidak ada
d) Plasenta
(1) Berat plasenta : + 450 gram
(2) Panjang tali pusat : +50 cm
(3) Jumlah kotiledon : lengkap
(4) Insersi tali pusat : sentralis
(5) Jumlah perdarahan : +450 cc
4) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Saat Hamil
Ibu mengatakan waktu kehamilan awal mengeluh mual, muntah dan
kehamilan akhir mengeluh pusing yang menetap
b) Riwayat Penyakit Sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri dada
kiri dan tidak berkeringat dingin saat beraktivitas
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan nyeri pada
pinggang bagian bawah dan tidak pernah merasakan sakit
saat BAK
(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah merasakan sesak
nafas dan batuk berdahak lebih dari 3 minggu
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan pada mata dan ujung kuku tidak
pernah terlihat kuning
(5)Diabetes Mellitus : Ibu mengatakan tidak pernah
merasakanlapar, haus dan kencing lebih dari 7 kali pada
waktu malam hari
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan pernah mengalami pusing yang
menetap dan mempunyai tekanan darah melebihi 140/90
mmHg
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah mengalami kejang
yang disertai dengan keluar busa pada mulutnya
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarganya maupun keluarga suami tidak ada
riwayat penyakit menular (Asma/ TBC, hepatitis) maupun penyakit
menurun (jantung, DM dan hipertensi)
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari keluarganya maupun keluarga suami tidak ada
riwayat keturunan kembar
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan sudah pernah operasi juga saat melahirkan anak
pertamanya
d. Pemeriksaan Fisik Bayi
1) Riwayat pemeriksaan khusus (Apgar Score) Tabel 4.1
Apgar Score Bayi Ny. H
Aspek yang Nilai Jumlah
Dinilai 0 1 2 MntI 5II 10III
1. Warna Kulit Pucat Badan merah, Seluruh tubuh, 0 1 1
kemera
Ekstermitas h
meraha
Biru n
2. Frekuensi Tidak ada <100 kali/ >100 kali/ 2 2 2
Menit menit
Jantung

3. Reaksi Tidak ada Sedikit Batuk/ bersin 1 1 2


gerakan
Rangsangan
mimic
4. Tonus Otot Lumpuh Ekstermitas Gerakan aktif 1 1 2
sedikit fleksi
5.Usaha Napas Tidak ada Lemah/ Tidak Baik, 1 2 2
teratur menangis
JUMLAH 5 7 9
2) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Lemah

b) Kesadaran : Somnolen

c) TTV : N : 120x/ menit, R : 40x/ menit, S : 36,70C


3) Pemeriksaan Fisik Sistematis

a) Kepala : Normal, bentuk mesocephal, tidak ada

cephal hematoma atau caput succedaneum

b) Ubun-ubun : Berdenyut, sutura pada ubun-ubun Kecil

belum menutup

c) Muka : Bersih, tidak pucat, tidak odema

d) Mata : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada

kotoran, conjungtiva warna merah muda,

sklera putih

e) Telinga : Simetris antara kanan dan kiri dan tulang

rawan belum terbentuk sempurna

f) Mulut : Bibir warna merah muda, mukosa basah,

tidak ada kelainan labioskisis atau

Labiopalatoskisis

g) Hidung : Simetris, berlubang dan tidak ada secret,

tidak ada nafas cuping hidung

h) Leher : Tidak ada pembesaran Kelenjar Tyroid

maupun kelenjar limfe


i) Dada : Simetris, tidak ada retraksi saat nafas,

jantung tidak bising, tidak ada suara


Tambahan

j) Perut : Perut tidak kembung, tidak ada odema,

tidak ada kelainan

k) Tali pusat : Terjepit klem tali pusat, bersih, Masih


basah, terbungkus kassa
steril

l) Punggung : Normal, tidak ada spins bifida

m) Kulit : Warna merah muda, turgor kulit tipis,

rambut lanugo banyak

n) Ekstremitas

(1) Atas : Aktif, jumlah jari lengkap, kuku melebihi

ujung jari. Pada tangan kanan terpasang

infus Dekstrose 10%

(2) Bawah : Aktif, jumlah jari lengkap, kuku melebihi

ujung jari

o) Genetalia :Testis belum turun ke skrotum

p) Anus : (+) positif, berlubang

4) Pemeriksaan reflek

a) Reflek Moro : Lemah, tangan bayi sedikit dapat terangkat

keatas apabila dikejutkan


b) Reflek Rooting : Baik, mulut bayi mencari putting susu
ketika jari telunjuk disentuhkan pada pipi bayi
c) Reflek Sucking : Lemah, reflek menghisap dan menelan
bayi kurang sempurna
d) Reflek Grasping : Lemah, sedikit menggenggam saat
dilakukan pemeriksaan meletakkan jari telunjuk
e) Reflek Tonik neck : Lemah, bayi sedikit melakukan perubahan
posisi kepala diputar ke satu sisi
f) Gland reflek : Lemah, bayi sedikit mengangkat kedua pahanya
ketika lipatan paha kanan dan kiri disentuh
5) Pemeriksaan Antropometri
a) Lingkar Kepala: 30 cm
b) Lingkar dada : 28 cm
c) LLA : 10 cm
d) BB/PB : 2.200 gram/45 cm
6) Pola Eliminasi
a) Urine : belum keluar
b) mekonium : belum keluar
e. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium : Glukosa sewaktu : 89 mg/dl
2) pemeriksaan Penunjang lain : Tidak ada

3. Interpretasi Data
Tanggal : 29 Mei 2015 Pukul : 14.30 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir By. Ny. H umur 30 menit dengan Prematur
b. Masalah
Gerak bayi lemah, reflek menghisap dan menelan bayi kurang
sempurna
c. Kebutuhan
1) Menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan hangat
2) Pemenuhan nutrisi yang adekuat
Diagnosa Potensial
Potensial terjadi Hipotermia, Hipoglikemia
4. Antisipasi/ Tindakan Segera
a. Kolaborasi dengan Dokter Sp. A
b. Merawat bayi dalam inkubator 340C
5. Perencanaan
Tanggal : 29 Mei 2015 Pukul : 14.35 WIB
a. Cegah infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum dan
sesudah memegang bayi
b. Beri cap pada kedua telapak kaki bayi
c. Bungkus tali pusat bayi dengan kassa steril
d. Pertahankan suhu tubuh dengan ketat
e. Kolaborasi dengan dokter Sp. A dalam pemberian terapi
f. Berikan asupan nutrisi karena reflek menelan belum sempurna
g. Observasi KU dan TTV bayi setiap 4 jam
h. Observai BAK dan BAB bayi setiap 2 jam
6. Pelaksanaan
Tanggal : 29 Mei 2015 Pukul : 14.40 WIB
a. Pukul 14.45 WIB : Mencegah infeksi dengan cara mencuci
tangan sebelum dan sesudah memegang bayi
b. Pukul 14.50 WIB : Memberi cap pada kedua telapak kaki bayi
c. Pukul 14.52 WIB : Membungkus tali pusat bayi dengan kassa
steril
d. Pukul 14.55 WIB : Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat
yaitu dengan cara membungkus bayi dengan kain bersih dan
kering lalu memasukkan bayi ke dalam inkubator 340C
e. Pukul 15.00 WIB : Berkolaborasi dengan dokter Sp. A
pemberian terapi infus Dekstrose 10% 10 tetes per menit,
injeksi Neo K 0,1 g/ cc dan Logafox 2x100 mg
f. Pukul 15.05 WIB : Memberikan asupan nutrisi 15 cc karena
reflek menelan belum sempurna dengan cara menggunakan dot
g. Pukul 15.10 WIB : Mengobservasi KU dan TTV bayi setiap 4
jam
h. Pukul 15.20 WIB : Mengobservasi BAB dan BAK bayi setiap
2 jam
7. Evaluasi
Tanggal : 29 Mei 2015 Pukul : 15.20 WIB
a. Tidak terjadi infeksi pada bayi
b. Kedua telapak kaki bayi sudah diberi cap
c. Tali pusat bayi sudah dibungkus dengan kassa steril
d. Bayi sudah dibungkus dengan kain bersih dan kering dan dimasukkan
ke dalam inkubator 340C
e. Bayi sudah diberi terapi infus Dekstrose 10% 10 tetes per menit,
injeksi Neo K 0,1 g/ cc dan Logafox 2x100 mg
f. Bayi sudah diberikan nutrisi pertama (air gula) 15 cc dengan dot
g. KU: Lemah
h. Kesadaran : Somnolen
i. TTV : N : 120x/ menit, R : 40x/ menit, S : 36,70C
j. BAB 1x warna kehitaman dan BAK 2x warna kuning jernih
PEMBAHASAN :
Setelah dilakukan pengkajian pada bayi Ny. H dengan diagnosa bayi baru
lahir premature diruang Perinatologi RSU Assalam Sragen, maka akan membahas
sebagai berikut :
1. Data Subyektif
Pengkajian data subjektif pada bayi dengan berat badan premature
dilakukan dengan anamnesa. Keluhan utama yaitu ibu mengatakan telah
melahirkan anaknya yang ke 2 pada tanggal 29 Mei 2015, pukul 14.00
WIB dengan berat badan 2.200 gram.
Pada kasus tersebut didapatkan hasil bahwa ibu melahirkan pada
tanggal 29 Mei 2015, yang berarti usia kehamilan ibu baru 36 minggu bila
dihitung dari HPHT (26 September 2014) dan HPL (03 Juni 2015).
Dalam hal ini, kasus bayi Ny.H dapat diklasifikasikan sebagai preterm
infant atau bayi premature yaitu bayi yang dilahirkan sebelum usia gestasi
37 minggu, tanpa mempertimbangkan berat badan lahir. (Reeder,2011)
2. Data Obyektif
Dari data obyektif didapatkan hasil keadaan umum lemah,
kesadaran somnolen, LK 30 cm, LD 28 cm, LLA 10 cm, BB/PB 2,200
gram/45 cm. Pada telinga bayi tulang rawan belum terbentuk sempurna.
Rambut lanugo banyak, reflek moro lemah, reflek sucking lemah, reflek
grasping lemah, reflek tonic neck reflek lemah, reflek gland lemah, dan
dari penilaian apgar score yaitu 5-7-9. Serta data pemeriksaan penunjang
glukosa sewaktu 89 mg/dl.
Menurut Pantiawati (2010) bayi premature mempunyai tanda dan
gejala diantaranya seperti kasus diatas yaitu : BB <2.500, PB <46 cm,
LK<33 cm, LD <30 cm, rambur lanugo masih banyak, tulang rawan daun
telinga belum terbentuk sempurna pertumbuhannya sehingga seola-olah
tidak ada tulang rawan daun telinga, tonus otot lemah sehingga bayi
kurang aktif dalam pergerakannya. Fungsi saraf belum atau kurang matang
mengakibatkan reflek hisap menelan dan batuk masih lemah.
3. Interpretasi Data
Diagnosa dari kasus ini adalah Bayi Baru Lahir Ny. H umur 30 tahun
menit dengan premature.
Data dasar :
Data subjektif :
1) Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal 29 Mei 2015 pukul
14.00 WIB
2) Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat 2.200 gram
3) Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan bayinya
Data Obyektif
1) Keadaan umum : lemah
2) Kesadran : somnolen
3) TTV : N : 120x/menit, R : 40 x.menit, S: 36,70C
4) Pemeriksaan antropometri
(a) Lingkar Kepala : 30 cm
(b) Lingkar dada : 28 cm
(c) LLA : 10 cm
(d) BB/PB : 2.200 gram/45 cm
5) Sutura pada ubun-ubun kecil belum menutup
6) Tulang rawan belum terbentuk sempurna
7) Turgor kulit tipis, rambut lanugo banyak
8) Kuku melebihi ujung jari
9) Testis belum turun ke skrotum
10) Riwayat Apgar Score : 5- 7 9
11) Reflek
(a) Reflek Moro : Ada, lemah
(b) Reflek Rooting : Ada, baik
(c) Reflek Sucking : Ada, lemah
(d) Reflek Grasping : Ada, lemah
(e) Reflek Tonik neck : Ada, lemah
(f) Gland Reflek : Ada, lemah
12) Glukosa sewaktu : 89 mg/dl
Masalah yang muncul pada kasus ini yaitu gerak bayi lemah yang
dikarenakan tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan
pergerakannya menjadi lemah, reflek menghisap dan menelan bayi
kurang sempurna karena fungsi saraf yang belum atau kurang matang,
sedangkan kebutuhan tindakan segera pada kasus ini adalah menjaga
linkungan agar tetap nyaman dan hangat, pemenuhan nutrisi yang
adekuat.
Pada bayi premature potensial terjadi hipotermia atau hipertermia,
gangguan nutrisi, rentan terhadap infeksi.
Hipotermia dapat terjadi karena pertumbuhan otot-otot yang belum
cukup memadai, lemah subkutan yang sedikit, belum matangnya system
saraf pengatur suhu, luas permukaan tubuh relative besar dibanding berat
badan sehingga mudah kehilangan panas.
Pada bayi premature juga mudah terkena infeksi karena imunitas
humoral san seluler masih kurang sehingga bayi mudah menderita
infeksi. Selain itu karena kulit dan selaput lendir membrane tidak
memiliki perlindungan seperti bayi cukup bulan.
4. Implementasi
Dalam kasus bayi Ny.H diberikan penatalaksanaan bayi premature
agar tidak terjadi permasalahan yang dikarenakan bayi premature atau
kurang bulan. Penatalaksanaannya seperti mencegah infeksi dengan cara
mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, memberi cap pada
kedua telapak kaki bayi, membungkus tali pusat bayi dengan kassa steril,
mempertahankan suhu tubuh dengan ketat yaitu dengan cara membungkus
bayi dengan kain bersih dan kering lalu memasukkan bayi ke dalam
inkubator 340C, berkolaborasi dengan dokter Sp. A pemberian terapi infus
Dekstrose 10% 10 tetes per menit, injeksi Neo K 0,1 g/ cc dan Logafox
2x100 mg, memberikan asupan nutrisi 15 cc karena reflek menelan belum
sempurna dengan cara menggunakan dot, mengobservasi KU dan TTV
bayi setiap 4 jam, mengobservasi BAB dan BAK bayi setiap 2 jam.

Anda mungkin juga menyukai