Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa definisi bronkopneumonia?
2. Apa etiologi bronkopneumonia?
3. Bagaimana patofisiologi bronkopneumonia?
4. Bagimana manifestsi klinik bronkopneumonia?
5. Apa saja pemeriksaan laboratorium bronkopneumonia?
6. Apa saja penecegahan terhdap bronkopneumonia?
7. Apa saja komplikasi bronkopneumonia?
8. Bagaimana pentalaksanaan bronkopneumonia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui definisi bronkopneumonia
2. Mengetahui etiologi bronkopneumonia
3. Mengetahui patofisiologi bronkopneumonia
4. Mengetahui manifestsi klinik bronkopneumonia
5. Mengetahui pemeriksaan laboratorium bronkopneumonia
6. Mengetahui penecegahan terhdap bronkopneumonia
7. Mengetahui komplikasi bronkopneumonia
8. Mengetahui pentalaksanaan bronkopneumonia

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Bronkopneumonia (BnPn)


Bronkopneumonia adalah salah satu jenis pneumonia yang
mempunyai pola penyebaran bercak, teratur dalam satu atau lebih area
terlokalisasi di dalam bronchi dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan
di sekitarnya (Smeltzer & Suzanne C,2002:57).
Bronkopneumonia adalah peradangan paru yang disebabkan oleh
bermacam-macam etiologi jamur dan seperti bakteri, virus, dan benda asing(
Ngastiyah,2005)
Bronkopneumonia adalah bronkolius terminal yang tersumbat oleh
eksudat, kemudian menjadi bagian yang terkonsolidasi atau membentuk
gabungan di dekat lobules, disebut juga pneumonia lobaris (Whaley&
Wong,2000)
Bronkopneumonia berasal dari kata bronchus dan pneumonia
berarti peradangan pada jaringan paru-paru dan juga cabang tenggorokan
(broncus). (Arief Mansjoer)
Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang
meluas sampai bronkioli atau dengan kata lain peradangan yang terjadi
pada jaringan paru melalui cara penyebaran langsung melalui saluran
pernafasan atau melalui hematogen sampai ke bronkus.(Riyadi sujono&
Sukarmin,2009)
Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang
disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda
asing yang mengenai daerah bronkus dan sekitar alveoli.

B. Etiologi atau Predisposisi Bronkopneumonia


Secara umum individu yang terserang bronchopneumonia diakibatkan
oleh adanya penurunan mekanisme pertahanan tubuh terhadap virulensi
organisme pathogen. Orang yang normal dan sehat mempunyai mekanisme
pertahanan tubuh terhadap organ pernafasan yang terdiri atas : reflek glottis
dan batuk, adanya lapisan mucus, gerakan silia yang menggerakan kuman
keluar dari organ, dan sekresi humoral setempat.
Timbulnya bronchopneumonia disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,
protozoa, mikrobakteri, mikoplasma, dan riketsia. (Sandra M.Nettina,
2001:628) antara lain:
1. Bakteri : Streptococcus, Staphylococus,H. Influenza, Klebsiella.
2. Virus : Legionella pneumonia
3. Jamur : Aspergillus spesies, Candida albicans
4. Aspirasi makanan, sekresi orofariengal atau isi lambung kedalam paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama.
Sebab lain dari pneumonia adalah akibat flora normal yang terjadi
pada pasien yang daya tahannya terganggu, atau terjadi aspirasi flora
normal yang terdapat dalam mulut dank arena adanya pneumocystis
crania, Mycoplasma. (Smeltzer & Suzanne C, 2002: 572 dan Sandra
M.Nettina, 2001:628).

C. Patofisiologi Bronkopneumonia
Bronchopneumonia selalu didahului oleh infeksi saluran nafas bagian
atas yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus, Haemophilus influenza
atau karena aspirasi makanan dan minuman. Dari saluran pernafasan dengan
gambaran sebagai berikut:
1. Infeksi saluran nafas bagian bawah menyebabkan tiga hal, yaitu
dilatasi pembuluh darah alveoli, peningkatan suhu, dan edema antara
kapiler dan alveoli.
2. Ekspansi kuman melaui pembuluh darah kemudian masuk kedalam
saluran pencernaan dam menginfeksinya mengakibatkan terjadinya
peningkatan flora normal dalam usus, peristaltic meningkat akibat usus
mengalami malabsorbsi dan kemudian terjadilah diare yang
beresiko terhadap gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.

D. Manifestasi Klinik
Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktusrespiratoris
bagian atas selama beberapa hari suhu tubuh naik sangat mendadak
sampai 39-40 derajat celcius dan kadang disertai kejang karena demam yang
tinggi. Anak sangat gelisah, dispenia pernafasan cepat dan dangkal disertai
pernafasan cuping hidung serta sianosis sekitar hidung dan mulut, kadang
juga disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada
permulaan penyakit tapi setelah beberapa hari mula-mula kering kemudian
menjadi produktif.
Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik
tetapi dengan adanya nafas dangkal dan cepat, pernafasan cuping hidung dan
sianosis sekitar hidung dan mulut dapat diduga adanya pneumonia. Hasil
pemeriksaan fisik tergantung luas daerah auskultasi yang terkena, pada
perkusi sering tidak ditemukan kelainan dan pada auskultasi mungkin hanya
terdengar ronchi basah nyaring halus dan sedang. (Ngastiyah,2005)

E. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pengambilan secret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi
langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan satu atau mencari
etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sulit.
b. Secara laboratorik ditemukan leukositasis biasanya 15.000-40.000/m
dengan pergeseran LED meninggi.
c. Foto thorax bronkopneomonia terdapat bercak-bercak infiltrate pada satu
atau beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya
konsolidasi pada satu atau beberapa lobus.
d. Laringoskopi.

F. Pencegahan
Penyakit bronkopneumonia dapat dicegah dengan menghindari kontak
dengan penderita atau mengobati dini penyakit-penyakit yang dapat
menyebabkan terjadinya brokopneumonia. Selain itu, hal-hal yang dapat
dilakukan adalah dengan meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai
penyakit saluran nafas seperti: cara hidup sehat, makan makanan bergizi dan
teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup, dan rajin berolahraga.
Melakuakan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi kemungkinan
infeksi antara lain: vaksinasi Pneumokokus, vaksinasi H, Influenza, Vaksinasi
Varisela yang dianjurkan pada anak sebelum anak sakit.

G. Komplikasi
Komplikasi dan bronkopneumonia adalah :
a. Atektasis
Adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps
merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflex batuk hilang.
b. Empisema
Adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura
terdapat di satu tempat atau seluruh rongga plasenta.
c. Abses Paru
Adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.
d. Endokarditis
Adalah infeksi yang menyerang selaput otak.
e. Meningitis
f. Infeksi Sistemik

H. Penatalaksanaan
a. Medis
1. Kemoterapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan
Eritromicin 4 x 500 mg sehari atau Tetrasiklin 3 4 mg sehari. Obat-
obatan ini meringankan dan mempercepat penyembuhan terutama
pada kasus yang berat. Obat-obatan penghambat sinetesis SNA
(Sintosisn, Antapinosin dan Induksi Uridin) dan interperon inducer
seperti polinosimle, poliudikocid.
2. Oksigen 1-2 liter per menit jika diperlukan.
3. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal
bertahap melaui selang nasogastrik dengan feeding drip
4. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan
salin normal dan beta agonis untuk transport muskusilier
b. Asuhan Kebidanan
1. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa elektrolit (Arief
Mansjoer,2000)
2. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat di
rumah.
3. Simptomatik terhadap batuk.
4. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif.
5. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris,
diberikan brincodilator.
6. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus
berat. Antibiotik yang paling baik adalah antibiotic yang sesuai
dengan penyebab yang mempunyai spectrum sempit.
c. Penatalaksanaan Lainnya
1. Observasi keadaan umum dan TTV.
2. Beri posisi semi fowler.
3. Kaji suhu tubuh anak.
4. Beri minum hangat demi sedikit tapi sering.
5. Natu aktifitas anak untuk kegiatan sehari-hari.
6. Sarankan keluarga untuk membatasi aktifitas anak yang berlebihan
yang dapat menimbulkan kelelahan.
7. Sarankan untuk melakukan aktivitas secra bertahap.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai