Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang
sejak konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak
dengan dewasa. Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan
dan perkembangan yang sesuai dengan usianya. Tumbuh-Kembang anak berlangsung
secara teratur, saling berkaitan dan berkesinambungan yang dimulai sejak konsepsi
sampai dewasa.

Pertumbuhan memiliki pengertian “perubahan ukuran fisik dari waktu ke


waktu”. Ukuran fisik tidak lain adalah ukuran tubuh manusia baik dari segi dimensi,
proposi maupun komposisinya yang lebih dikenal dengan sebutan antropometri. Oleh
karena pertumbuhan merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan mengikuti
perjalanan waktu maka pertumbuhan pada manusia dapat diartikan pula sebagai
perubahan antropometri dari waktu ke waktu.

Perkembangan adalah perubahan kemampuan motorik (kasar maupun halus),


perilaku dan mental seorang anak. Perkembangan tidak dapat diukur secara
kuantitatif seperti halnya dengan pertumbuhan. Perkembangan dinilai secara
kualitatif.

B. Tujuan

Mahasiswa mampu menerapkan asuhan kebidanan bayi sehat dengan


pendokumentasian SOAP dengan benar.

C. Manfaat

1. Untuk mengaplikasikan dan memperdalam ilmu yang telah diperoleh pada


akademi kebidanan ini.
2. Memberikan kesempatan kepada penulis untuk menerapkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh dari institusi yang berkaitan dengan manajeman
kebidanan khususnya dengan dokumentasi SOAP.
3. Diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan yang dapat
menambah wawasan khususnya mengenai Asuhan Kebidanan.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. TUMBUH KEMBANG ANAK

I. Anak

1. Anak memiiki suatau cirri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang, sehinga
anak berbeda dari orang dewasa.
2. Anak tidak bisa diidentifikasi dengan orang dewasa dalam bentuk kecil
3. Anak memiliki UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002.
4. Dalam UU Perlindungan anak Pasal 4 disebutkan bahwa setiapa anak berhak
untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar.

II. Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran tubuh yang meliputi BB, TB< LK,
LD, dan lain-lain, ataubertambahnya jumlah dan ukuran sel pada semua
sisitem organ tubuh.

1. Potensi tinggi badan (genetic) pada usia 18 tahun

a. TBL rata-rata : 48 – 50 cm
Perkiraan TB mulai usia 1 tahun sebagai Perkiraan Penambahan TB 0-1
berikut : tahun :

a. 1 tahun 1,5 x TBL TW I bertambah 10 cm


b. 4 tahun 2 x TBL
TW I bertambah 6 cm
c. 6 tahun 1,5 x TB setahun
d. 14 tahun 3 x TB L TW I bertambah 5 cm
e. Dewasa 3,5 x TBL (2x TB 2
TW I bertambah 4 cm
tahun)

Pengukuran tinggi badan untuk anak yang sudah bisa berdiri


dilakukan dengan alat pengukur tinggi mikrotoa (microtoise) yang
memiliki ketelitian 0,1 cm. sedangkan pada anak yang belum bisa berdiri
digunakan alat pengukur panjang badan dengan posisi anak berbaring di
tempat datar. Pengukuran tinggi badan maupun panjang badan dapat
dilakukan dengan menggunakan pita ukur.
Cara mengukur panjang badan usia 0-24 bulan yaitu:
(1) alat pengukur diletakkan di atas meja atau tempat yang datar,
(2) bayi ditidurkan lurus di dalam alat pengukur,
(3) bagian bawah alat pengukur sebelah kaki digeser sehingga tepat
menyinggung telapak kaki bayi dan skala pada sisi alat ukur dapat
dibaca.
Rumusan berat badan 7-2n kg ( n = tahun ) berat badan umur 1 tahun
adalah 3x berat badan lahir, 2,5 tahun adalah 4x berat badan lahir, dan 6
tahun adalah 2x berat badan umur 1 tahun (Arfiana, 2016 : 37).
2. Berat badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan


gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan merupakan
pengukuran yang terpenting pada bayi baru lahir. Danhal ini digunakan untuk
menentukan apakah bayi termasuk normal atau tidak (Arfiana, 2016 : 37).
Berat badan dipengaruhi oleh beberapa hal berikut
a. Genetik (keturunan)
b. Asupan nutrisi (makan, minum dan kudapan)
c. Penyerapan dan pengeluaran usus
d. Aktivitas fisik
e. Metabolisme tubuh dan hormon
f. Penyakit kronik seperti jantung, ISK dan TBC.
g. Kadar air dan lemak tubuh
3. Lingkar kepala

Lingkar kepala dipakai untuk mengetahui volume intrakranial dan


dipakai untuk menaksir pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak
normal maka kepala akan mengecil dan menunjukkan retardasi mental
sebaliknya bila kepala membesar kemungkinan adapenyumbatan aliran
serebrospinal seperti pada hidrosefalus yang akan meningkatkan volume
kepala.
Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiberglass) dengan
lebar kurang dari 1 cm, fleksibel dan tidak mudah patah pengukuran
sebaiknya mendekati 1 desimal. Caranya dengan melingkarkan pita pada
kepala.
Lingkar kepala bayi normal adalah 33-35 cm,tahun pertama naik
10cm, kenaikan semakin lama semakin sedikit, usia 5 tahun kenaikan hanya
0,5 cm, setiap tahun sampai ukuran dewas dicapai (Arfiana, 2016 : 38)
4. Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pengukuran ini mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan
otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan
berat badan
Pada anak umur 1-5 tahun, LILA saja sudah dapat menunjukan status
gizi. Alat yang digunakan adalah pita ukur yang terbuat dari fiberglass, atau
jenis kertas tertentu berlapis plastik. Pengukuran dilakukan pada lengan yang
tidak aktif pada pertengahan bahu dan siku. Pada orang normal (tidak kidal)
dilakukan pada tangan kiri, sedangkan pada anak yang kidal dilakukan
pengukuran pada lengan kanan. (Arfiana, 2016 : 39)

III. Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan atau fungsi semua sistem


organ tubuh sebagai akibat bertambahnya kematangan fungsi-fungsi sistem
organ tubuh.

1. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan seorang anak


a. Keturunan (genetik), terutama orang tua, ayah, ibu, nenek, dan kakek.
Lingkungan (fisiko-bio-psiko-sosial) yang terdiri atas beberapa hal
berikut :
1) Nutrisi/gizi
2) Paparan toksin/ zat kimia/ radiasi
3) Infeksi janin pascanatal
4) Kebersihan dan sanitasi
5) Ssial ekonmi
6) Obat-obatan
7) Lingkungan pengasuhan
8) Pemberian stimulasi atau rangsangan
9) Kualitas pengasuh
10) Teman serta sekolah
2. Kebutuhan anak
a. Kebutuhan fisik dan biomedis
Nutrisi yang adekuat dan seimbang atau gizi seimbang (4 sehat 5
sempurna) yang dibutuhkan bayi adalah Asi eksklusif, MP ASI, dan
makanan anak. Pemberian makan pada anak selain untuk mencukupi
kebutuhan fisiknya, juga untuk mendidik kebiasaan anak.
b. Nutrien yang penting
1) Zat pembangun terdiri atas protein hewani dan nabati. Protein
mengandung asam amino essensial antara lain lisin, leusin, isoleusin,
metionin, fenilalanin, treonin, triptofan, valin dan histidin. Zat ini
berfungsi untuk mengganti jarinagan yang rusak.
2) Zat sumber tenaga atau energi
3) Zat penunjang membran sel yang bersumber dari lemak (susu, keju,
kuning telur dan lain-lain). Lemak merupakan sumber energi utama
bagi bayi,. Palatibilitas adalah kemampuan untuk merasakan atau
mencicipi kelezatan makanan yang biasanya terdapat pada asam emak
essenssial.
4) Za pelindung yang terdiri atas vitamin danmineral. Vitamin yang larut
dalam lemak (A,D,E,K).
5) Air memiliki porsi terbesar dalam tubuh
6) Nutrisi yang dibutuhkan otak, seperti glukosa, vitamin, mineral, dan
zat gizi esensial.
3. Periode kritis
a. Jika bayi lahir dengan lingkar kepala 75% orang dewasa.
b. Perkembangan lingkar kepala di dua tahun pertama adalah sebagai berikut
1) 6 bulan pertama : 1 cm/bulan
2) 6 bulan kedua : 0,5 cm/bulan
3) 12 bulan kedua : 2 cm/bulan
c. Usia 18 tahun
1) Lingkar kepala anak perempuan: 52-57,5 cm
2) Lingkar kepala anak laki-laki: 52-59 cm
4. Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal
Tumbuh kembang optimal dipengaruhi oleh beberapa hal berikut.
a. Adanya kesulitan makan
1) Nafsu makan dipengaruhi oleh:
a) Penyakit seperti penyakit sistemik, mulut, gigi, gusi,
tenggorokkan, usus, dan lain-lain.
b) Perhatian pada mainan/ bermain dengan emosi.
2) Makanan yang meliputi bentuk, warna, bau, dan ras,
3) Kudapan yang terlalu banayk
4) Cnth dari orang tua, saudara, dan teman mengenai kebiasaan
makan yang kurang baik.
5) Perilaku pengasuh yang memaksa
b. Suplemen, yang bergantung pada kebutuhan anak, masukkan tiap
anak,masalah tiap anak, dan tumbuh kembangnya.
c. Sandang (pakaian)
1) Berikan pakaian yang sesuai usia anak
2) Perhatian jenis bahan pakaiannya
d. Perawatan kesehatan dasar yang melputi imunisasi, pengobatan dini
secara tepat, sera mencegah keacacatan.
e. Perhatiakan kelayakan dan kebersiahan tenpat tinggal anak yang meliputi
adekuatnya ventilasi dan pencahayaan.
f. Kebutuhan tempat tinggal minimal 7 m²/orang
g. Kesegaran jasmani yang meliputi olahraga dan rekreasi.
Imunisasi diberikan sejak lahir sampai usia 18 ahun. Imunisasi ini
berfungsi untuk mencegah penyakit berat seperti hepatitis A, hepatitis B,
BCG, DPT, polio, campak, HIB, MMR, demam tifoid, cacar air, dan
influenza.
h. Kebersihan
1) Kebersihan badan dapat dicapai dengan mencuci tangan,
memotong kuku, mandi, mencuci rambut, dll.
2) Kebersihan makanan dalam sayur, buah, jajan, air, peralatan
makan, dan peralatan minum.
3) Kebersiahan rumah, sekolah, temat bermain, dan transportasi.
4) Kebersihan lingkungan dari asap rokok, asap mobil, debu,
sampah, dll.
i. Bermain/ aktivitas fisik
Bermain atau melakukan aktivitas fisik berguna dalam merangsang hormn
pertumbuhan, nafsu makan, metabolisme karbohidrat, protein, serta
lemak. Selain itu juga dapat, merangsang lemak. Selain itu juga dapat
merangsang pertumbuhan otot dan tulang, serta perkembangan anak.
j. Tidur atau istirahat
1) Tidur atau istirahat berguna dalam merangsang pertumbuhan anak.
2) Kebutuhan istirahat berbeda untuk setiap usia. Sebagai contoh,
anak usia 5 tahun memiliki kebutuhan tidur sekitar 11 jam/hari.
k. Pelayanan kesehatan
Melalui tempat pelayanan kesehatan, orang tua dapat melakukan
pencegahan penyakit melalui KIE dan imunisasi, memantau tumbuh
kembang anak, serta mendeteksi dini penyakit, dan sesegera mungkin
diberikan inervensi.
5. Kebutuhan emosi/ kasih sayang
a. Terjadi sejak kehamilan berusia 6 bulan.
b. Kasihsayang orang tua dapat memberikan rasa aman.
c. Anak diberikan contoh, dibantu, didorong, dan dihargai, buka dipaksa.
d. Ciptakan suasana yang penuh kegembiraan.
e. Pemberian kasih sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal
inibergantung pada pola asuh, terutama pola asuh
demokratisdankecerdasan emosional.
f. Kemandirian.
g. Dorongan dari orang sekelilingya.
h. Mendapatkan kesempatan dan pengalaman.
i. Menumbuhkan rasa memiliki.
j. Kepemimpinan dan kerjasama.
k. Pola pengasuhan keluarga yang terdiriatas:
1) Demokratis (autritatif)
2) Diktator (otoriter) yang sering menghukum atau menganiaya anak
(child abuse)
l. Pemberian kassih sayang juga dapat membentuk temperamen anak, seperi
penuru (easy), sulit diatur (difficult), dan pemalu (slow to warm up).
6. Kebutuhan akan stimulasi
a. Stimulasi merupakan cikal bakal proses pembelajaran anak. Stimulasi ini
terdiri atas pendidikan dan pelatihan.
b. Stimulasi dini berasal dari rangsangan yang ada di ligkungan anak, seperti
bermain, berdiskusi, dan lain-lain. Selain itu, stimulasi ini juga bisa
berasal dari orang tua.
c. Stimuasi ini dapat merangsang hubungan abtarsel otak (sinaps).
d. Miliaran sel otak dibentuk sejak kehamilan berusia 6 bulan padasaat itu
belum ada hubungan antar sel otak.
e. Bila ada rangsangan, maka akan terbentuk hubungan.
f. Jika rangsangan sering diberikan, maka hubungan akan semakin kuat.
g. Jika variasi rangsanagan banyak, maka akan terbentuk hubungan yang
semakin kompleks atau luas. Dengan demikian akan merangsang otak kiri
dan kanan, sehingga terbentuklah multiple intelegent dab juga kecerdasan
yang lebih luas dan tinggi.
h. Stimulasi melalui bermain.
1) Melalui bermain seorang anak dapat mengembangkan kemampuan
sensorik, motorik, kognitif, komunikasi-bahasa, sosio-emosional,
moral-spiritual kemandirian, kreativitas, kerjasama, dan
kepemimpinan.
2) Cara mengembangkan kemampuan tersebut bisa melalui
rangsangan suara, musik, gerakan, perabaan, bicara, bernyanyi,
bermain, memecahkan masalah, mencoret-coret, atau
menggambar.
3) Stimulasi ini dapat dilakukan setiap kali orang tua berinteraksi
dengan anak, seperti saat memandikan, mengganti pakaian,
menonton tv, bermain dan lain-lain.
i. Pemberian stimulasi
1) Stimulasi bisa dilakukan sejak janin berusia 23 minggu. Pada
masa-masa ini merupakan awal terjadinya sinaptogenesis.
Stimulasi dilanjutkan sampai anak berusia 3 tahun ketika
sinaptogenesis berakhir, anak usisa 14 tahun merupakan akhir
pruning.
2) Semakin dini dan semakin lama stimulasi diberikan, maka
akan semakin besar dan lama manfaatnya.
1) 0-6 bulan : penyesuaian dan persepsi ibu.
2) 7-36 bulan : intelektual dan perilaku
3) 37-48 bulan : kognitif
4) 49-96 bulan : membaca dan menghitung
j. Kebutuhan akan stimulasi
1) Stimulasi dapat menunjang perkembangan menta psikososial
(agama, etika, moral, kepribadian, kecerdasan, krativitas,
keterampilan, dan sebagainya).
2) Stimulasi dapat terjadi dilingkungan pendidikan informal,
formal dan nonformal.
k. Yang perlu dilakukan untuk memberikan kebutuhan stimulasi anak.
1) Memberikan rangsangan pada otak kiri dapat mengasah
kemampuan yang sifatnya konvergen (menyempit dan
menajam) seperti berikut ini.
a) Berbicara
b) Tata bahasa
c) Baca tulis hitung
d) Daya ingat
e) Bersifat logis, analitis, dan rasional
f) Kecerdasan pendidikan formal.
2) Memberikan rangsanga pada otak kanan dapat mengasah
kemampuan yang bersifat divergen (melebar dan meluas)
seperti berikut. Ini.
a) Berperasaan, gaya bahasa
b) Sifat waspada, daya konsentrasi
c) Pengenalan diri dan lingkungan
d) Senang musik.
e) Sosialisasi
f) Sifat berkhayal, kesenian dan agama.
g) Kreatif dan produktif.
3) Kecerdasan multiple (majemuk) : kerjasama otak kanan dan
kiri
a) Verbal linguistik : merangkai kalimat dan bercerita
b) Logika-matematika : pemecahan masalah
c) Visual spasial : berpikir 3 dimensi dan stereometris.
d) Jasmani-kinestik : gerak, tari, olahraga
e) Musik : bunyi, nada irama, lagu dan musik.
f) Intrapersonal :memahami dan mengonrol diri sendiri.
g) Interpersonal : memahami dan menyesuaikan dengan
orang lain.
h) Naturalis : menikmati dan memanfaatkan lingkungan.
i) Spiritual : moral, rohani dan ketuhanan.

IV. Kuisioner Pra Skrining Perkembangan ( KPSP )

Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui


perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.

Jadwal skrining KPSP rutin adalah umur 3, 6, 9, 12, 15, 18, 21, 24, 30, 36, 42,
48, 54, 60, 66 dan 72 bulan.

Cara menggunakan KPSP :

1. Tentukan usia anak


a. Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah
yang lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP
6 bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang
diberikan adalah KPSP 9 bulan.

b. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan. Bila umur


anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila
umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.

2. Pilih KPSP yang sesuai dengan umur anak

KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :

a. Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak. Contoh : “dapatkah


bayi makan kue sendiri?”
b. Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk melaksanakan
tugas yang tertulis pada KPSP. Contoh : “pada posisi bayi anda
terlentang, tariklah bayi pada pergelangan tangannya secara perlahan-
lahan ke posisi duduk”

c. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak


jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum
melaksanakan.

d. Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.

e. Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban YA atau TIDAK.

f. Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.

Interpretasi Hasil KPSP


a. Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-
kadang)
b. Hitung jawaban Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah)

c. Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan


tahapan perkembangan (S)
d. Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)

e. Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada penyimpangan


(P).

f. Rincilah jawaban TIDAK pada nomer berapa saja.

Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)


a. Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
b. Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan
stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.

c. Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi.


Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi sebagai
kegiatan sehari-hari yang terarah.

d. Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.

Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)


a. Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa yang
diberikan lebih sering .
b. Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.

c. Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter


anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang menghambat
perkembangannya.

d. Lakukan KPSP ulang setelah 2 minggu menggunakan daftar KPSP


yang sama pada saat anak pertama dinilai.

e. Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama
sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai
umur anak.

Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya bisa 7-8
YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai KPSP kembali gunakan
dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak sudah berusia 9 bulan, bisa
dilaksanakan KPSP 9 bulan.
a. Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami ketertinggalan
lagi.
b. Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke
rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.

c. Sebelum anda berkonsultasi masalah bayi anda


» Pelajari dulu penjelasan tentang penggunaan KPSP.
» Jawablah pertanyaan-pertanyaan diatas dengan jujur.
» Bila tidak jelas maksud pertanyaan, tanyakan.
» Sebutkan nomer yang berisikan jawaban TIDAK saja

B. TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN


I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Biodata anak
a. Nama
Dikaji untuk memudahkan mengidentifikasi bayi. Nama pasien
dikaji untuk mengenal atau memanggil pasien agar tidak keliru
dengan pasien lain (Alimul Hidayat, 2008).
b. Tanggal / jam lahir
Dikaji untuk mengetahui tanggal lahir sehingga bisa diketahui usia
balita dan untuk menghindari kemungkinan kekeliruan dengan
balita lain
c. Umur
Dikaji sebagai acuan dalam pemberian imunisasi, juga penting
untuk ditanyakan karena untuk mengetahui masa
perkembangannya.
Umur diakji untuk mengetahui perkembangan anak sesuai usianya
atau belum sehingga dapat ditentukan tindakan yang
akandilakukan untuk mengatasi masalah yang dialami
(Wiknjosastro, 2002).
d. Jenis kelamin
Jenis kelamin dikaji untuk mengetahui apakah jenis kelaminnya
laki-laki ataukah perempuan (Wiknjosastro, 2002).
2. Biodata orang tua
a. Nama ibu dan ayah
Nama ibu dan ayah dikaji untuk menganal orang tua anak agar
lebih dekat dan mudah mengkaji data anak (Alimul Hidayat,
2008).
b. Umur
Umur ibu dan ayah dikaji karena umur oran tua dapat
mempengaruhi cara merawat anak karena semakin tua usia orang
tua maka semakin banyak pengalaman orang tua dalam merawat
anak (Saminem, 2010).

c. Agama
Agama dikaji untuk mengatahui agama atau kepercayaan yang
dianut serta hal-hal yang berhubungan dengan perkembangan anak
(Saminem, 2008).
d. Suku / bangsa
Suku bangsa dikaji untuk mengathui adat/kebiasaan, karena setiap
bangsa/suku tertentu mempunyai adat yang
berbeda(Manuaba,2001).
e. Pendidikan
Untuk mengetahu tingkat pendidikan orang tua karena semakin
tinggi ntingkat pendidikannya diharapkan akan semakin baik pula
tingkat pengetahuannya dan semakin mudah pula dalam menerima
informasi dan edukasi yang diberikan (Manuaba, 2001).
f. Pekerjaan
Untuk mengetahui taraf hidup dan ekonomi keluarga agar nasehat
yang diberikan bidan dapat sesuai dengan keadaan keluarga
(Manuaba, 2001).
g. Alamat
Alamat dikaji secara lengkap untuk mengetahui tempat tinggal dan
lingkungannya sehingga mempermudah hubungan apabila
keadaannya mendesak dan untuk keperluan kunjungan rumah
(Saminem, 2008).

I. DATA SUBYEKTIF
1. Alasan Datang
Alasan datang dikaji untuk mengetahui alasan yang mendasari pasien
datang melakukan pemeriksaan (Wiknjosastro, 2002).
2. Keluhan utama
Keluhan dikaji untuk mengetahui keluhan yang menonjol yang
dirasakan pasien sehingga pasien datang melakukan pemeriksaan
(Manuaba, 2001). Tuliskan sesuai dengan apa yang diungkapkan ibu
tentang bayi.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan bayi
Tanyakan pada ibu penyakit-penyakit apa saja yang pernah diderita
bayi. Tanyakan pada ibu mulai sejak kapan penyakit itu di derita
bayi dan apakah sering berulang. Tanyakan pada ibu kapan, pada
usia berapa bayi/balita menderita penyakit tersebut.
Ini perlu dikaji untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami
bayi yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang bayi/balita.
b. Riwayat kesehatan keluarga
Dari pihak istri/ suami tidak ada yang menderita penyakit kronis,
infeksi dan penyakit menular, tidak ada riwayat keturunan kembar.
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
pengaruh penyakit keluarga terhadap gangguan kesehatan
bayi/balita. Misalnya, dalam keluarga ada yang menderita penyakit
menular ada yang menderita TBC atau adanya riwayat penyakit
keturunan seperti asma yang dapat mengganggu kesehatan
bayi/balita
4. Riwayat perkawinan
Bayi lahir dalam status perkawinan ( sah/ tidak sah). Orang tua
menikah (berapa kali), lama perkawinan, usia ibu saat menikah , usia
ayah saat menikah.
Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruh status
perkawinan terhadap masalah kesehatan bayi/balita .Apakah bayi/balita
dilahirkan dalam status perkawinan yang sah ataukah bayi/balita yang
tidak diharapkan karena lahir di luar nikah.
5. Riwayat Kehamilan Sekarang
Tanyakan pada ibu tentang riwayat kehamilan ibu, seperti umur ibu
waktu hamil, G...P...A..., usia kehamilan sampai bayi/balita lahir,
HPHT, HPL, berapa kali ANC saat hamil, imunisasi apa yang didapat
selama hamil, dan obat-obatan apa saja yang didapat selama ibu hamil.
Riwayat kehamilan merupakan faktor yang sangat penting untuk
mengetahui perkembangan bayi/balita. Ini menyangkut resiko
bayi/balita untuk mengalami gangguan perkembangan fisik dan mental
bayi/balita, termasuk faktor resiko untuk buta, tuli dll.
6. Riwayat Persalinan Sekarang
Dikaji untuk mengetahui berapa usia kehamilan ini,berapa tahun jarak
antara kelahiran ini dengan kelahiran sebelumnya,dimana tempat
melahirkan,lamanya waktu melahirkan,cara melahirkan (spontan),juga
riwayat bayi/balita yang dilahirkan mencakup : berat bayi sewaktu
lahir,kelainan bawaan bayi,jenis kelamin bayi dan status bayi yang
dilahirkan (hidup atau mati).
Bayi lahir ( spontan, vacum, sc) di ( rumah, rumah sakit, bps) ditolong
oleh ( bidan, dokter, dukun). Jenis kelamin(perempuan / laki-laki),
bb ...gr, pb...cm, lingkar kepala...cm, lingkar dada...cm, lingkar lengan
atas...cm,..., cacat ada / tidak, anus (+/-), gerakan aktf / tidak, menangis
kuat/ tidak, warna tubuh bayi.
Riwayat bersalin sangat berpengaruh untuk perkembangan bayi/balita
karena dengan diketahui kondisi bayi/balita pada saat lahir akan turut
pada menentukan bagaimana perawatan bayi/balita selanjutnya.
7. Riwayat imunisasi
Riwayat imunisasi dikaji untuk mengetahui apakah anak sudah
mempunyai kekebalan atau belum (Varney, 1997).
Pemberian imunisasi pada bayi/balita adalah penting untuk mengurangi
morbiditas dan mortalitas terhadap penyakit-penyakit yang bisa diubah
dengan imunisasi,misalnya penyakit tbc, dipteri, tetanus, pertusis,
polio, campak, dan hepatitis b bahkan sekarang telah masuk ke
indonesia vaksin mmr untuk mencegah measles (campak),mumps
(parotitis), rubella (campak jerman).
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Perlu dikaji karena makanan yang sehat dengan gizi seimbang
sangat dibutuhkan anak terutama pada masa-masa tumbuh
kembangnya agar optimal dan meningkatkan kekebalan tubuhnya
sehingga mencegah penyakit mudah menyerang tubuh anak
(Munandar, 2004).

b. Pola eliminasi
Eliminasi ALVI (buang air besar) perlu dikaji untuk mengetahui
apakah berapa kali anak buang air besar, bagaimana konsistensinya,
dan apakah anak mengalami gangguan dalam buang air besar
seperti diare/konstipasi yang akan mengganggu proses
pencernaannya (Yanti, 2010). Eliminasi urine (buang air kecil)
perlu dikaji apakah anak sering kencing, jumlah urinenya
sedikit/banyak, dan merasa sakit/tidak saat buang air karena dapat
berpengaruh pada saluran perkemihannya (Saifudin, 2002).
c. Pola istirahat dan tidur
Istirahat anak dikaji karena sering kurang tidur akibat banyak
aktivitas ehingga sering sakit/nyeri otot dan persendian yang
mebuat kuantitas dan kualitas tidur maupun istirahatnya kurang
(Saifudin, 2002).
d. Pola kebersihan
Kebersihan perlu dikaji untuk mencegah mikroorganisme penyebab
penyakit berkembang biak dilingkungan yang kotor sehingga
mencegah penyebaran penyakit (Yanti, 2010).
e. Pola aktivitas
Tanyakan pada ibu bagaimana kegiatan sehari-hari bayi/balita.

II. DATA OBYEKTIF


Data objektif adalah data yang menggambarkan mengenai dokumentasi
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium, dan uji diagnostic lain
yang dirumuskan dalam datafokus untuk mendukung asuhan (Saminem,
2010).
1. Pemeriksaan
a. Keadaan Umum
Hal ini dikaji untuk mengetahui apakah pasien dalam keadaan
sadar atau tidak sadar sehingga dapat diketahui anak mengalami
masalah atau tidak (Wiknjosastro, 2008).
b. Tanda Vital
1) Suhu : Berapa suhu tubuh bayi/balita.
PUSDIKNAKES-WHO-JHPIEGO (2003), yaitu 36,5-37,2°C.

Usia Nilai Suhu Usia Nilai Suhu


>3 bulan 37,50 C >7 tahun 36,80 C
>6 bulan 37,50 C >9 tahun 36,70 C
>1 tahun 37,70 C >11 tahun 36,70 C
>3 tahun 37,20 C >13 tahun 36,60 C
>5 tahun 37,50 C
2) Nadi : Berapa banyak denyut nadi bayi/balita tiap menit.
 BBL :100-180 ˣ/menit
 1 mingg-3 bulan :100-220ˣ/menit
 3 bulan-2 tahun :88-150ˣ/menit
3) Pernafasan / respirasi
 BBL :35 ˣ/menit
 1-11 tahun :30 ˣ/menit
c. Antropometri
1) Pemeriksaan antopomtri dikaji untuk mengetahui apakah
pertumbuhan antopometri sesuai dengan ukuran simestinya
tau tidak. Pemeriksaan antopometri abtara lain dengan
melakukan pemeriksaan lingkar kepala, tinggi badan, berat
badan, lingkar dada, lingkar lengan atas (Yanti, 2010).
d. Pemeriksaan Fisik
Menurut Nursalam (2008), pemeriksaan fisik dilakukan pada :
1) Kepala
Rambut dikaji kebersihannya, warnanya, kekuatanyya. Apabila
rambutnya kotor dan kemerahan menunjukkan anak
mengalami masalah kekurangan gizi
2) Muka
Dikaji simetris atau tidak, moon face atau tidak, dan pucat atau
tidak
3) Mata
Dikaji simetris/tidak, sclera ikterik/tidak, konjungiva
pucat/merah muda
4) Hidung
Dikaji ada polip/tidak, ada secret/tidak.
5) Mulut
Bibir dikaji pucat/tidak, kering/tidak, sianosis/tidak, gigi
bersih/tidak, napas berbau/tidak, mulut sariawan/tidak, napas
berbau/tidak
6) Telinga
Dikaji simetris/tidak, ada serumen/tidak, dan bersih atau tidak
7) Leher
Dikaji ada pembengkakan kelenjar parotis, kelenjar tiroid, dan
kelenjar getah benng/tidak da nada pembesaran vena
juguralis/tidak
8) Dada
Dikaji simetris/tidak, ada retraksi dinding dada/tidak, ada
ronchi/tidak, ada weezing/tidak
9) Perut
Ada bekas luka/tidak, ada bising usus/tidak
10) Genetalia
Dikaji ada luka/tidak, kelainan/tidak
11) Anus
Dikaji ada luka/tidak, bersih/tidak.
12) Tulang belakang/Punggung
Pemeriksaan yang dilakukan dengan inspeksi, yang dinilai
adalah adanya kelainan tulang belakang seperti lordosis,
kifosis, dan skoliosis.
(Aziz Alimul, 2008 : 89)
13) Ekstermitas
Simetris atau tidak, lengkap atau tidak,kebersihan kuku bersih
atau tidak.
(Matondang,Corry S,dkk.2003:36-126)

III. ASSESMENT
Bayi.............. Umur....................
Data yang telah dikumpulkan pada tahap pengkajian kemudian dianalisa dan
diinterpretasikan untuk dapat menentukan diagnosa dan masalah pada bayi.
1. Diagnosa Kebidanan
Bayi/balita... Umur... bulan, keterangan normal atau dengan ....
Data yang telah didapat kemudian dianalisa sesuai data dasar yang telah
didapat dari hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
Hal ini perlu dikaji sebagai dasar untuk membuat keputusan klinik yang
tepat. (Depkes RI, 2008 :8)
a. Data Dasar :
Data Subjektif: informasi yang diceritakan pasien tentang apa yang
dirasakannya, apa yang sedang dan telah dialaminya. Selain itu juga
meliputi informasi tambahan yang diceritakan oleh anggota keluarga
tentang status bayi/balita.
b. Data Objektif : data dasar yang didapat dari pemeriksaan/ pengamatan
(fisik atau penunjang).
2. Diagnosa Masalah
Dikaji guna menganalisa apakah bayi/balita mengalami masalah yang
memerlukan penanganan maka dituliskan sebagai masalah.
Diagnosa masalah harus disertai dengan data dasar.
(Depkes RI, 2008 :9)
3. Diagnosa Potensial
Digunakan untuk menentukan diagnosa dan masalah potensial yang
mungkin terjadi iagnose dan masalah yang telah ditentukan. Selain itu
juga menentukan tindakan untuk mengantisipasi terjadinya masalah atau
mencegah jika memungkinkan.
4. Kebutuhan Akan Tindakan Segera, Konsultasi, Dan Kolaborasi
Untuk menentukan tindakan apa yang harus segera dilakukan sesuai
kondisi bayi/balita, kebutuhan konsultasi dengan professional lain jika
diperlukan.
IV. PELAKSANAAN
Tanggal :…………… Jam : ………………
1. Rencana Tindakan
Mengembangkan rencana asuhan atau tindakan yang sesuai dengan kondisi
bayi/balita. Rencana asuhan harus disetujui bersama dengan klien agar
dapat dilaksanakan pada bayi/balita secara efektif.
2. Implementasi
Pelaksananan rencana asuhan atau tindakan yang telah disepakati bersama
dengan klien. Yang merupakan aplikasi dari rencana tindakan.
3. Evaluasi
Tanggal..... pukul....
Berisi tentang penilaian hasil akhir dari tindakan yang telah dilakukan pada
klien. (Saifudin,2001 :109)
Evaluasi dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Evaluasi hasil
Dilakukan untuk menilai keefektifan dari semua tindakan yang telah
dilakukan dalam mengatasi diagnose atau masalah.
b. Evaluasi respon
Dilakukan saat atau segera setelah suatu tindakan dilakukan.
c. Evaluasi proses
Dilakukan selama pemberian asuhan berlangsung.
Dengan evaluasi ini dapat dinilai sejauh mana hasil yang telah dicapai
apakah sesuai dengan harapan yang diinginkan atau tidak.

Magelang, Februari 2017

Pembimbing Institusi Mahasiswa

Sri Winarsih, S. Pd, S. SiT, M. Kes Devita Permana Sari


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari teori, pembahasan dan pada kasus balita sudah di berikan imunisasi.
Balita sehat pertumbuhan serta perkembangannya sesuai dengan balita
seusianya. Berat badan dan lingkar kepala balita sudah bagus dan dalam batas
normal. Ibu terlihat senang dengan hasil pemeriksaan yang di lakukan oleh
bidan.

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis menyampaikan beberapa saran
yang bermanfaat :
1. Bagi ibu dan keluarga
A. Perlu meningkatkan pemahaman tentang pentingnya
memantau tumbuh kembang anak
B. Dapat mengetahui tentang perkembangan anak sesuai dengan
usianya
2. Bagi Bidan
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam
memberikan asuhan kebidanan pada balita sehat
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada balita sehat.
3. Untuk institusi
a. Bagi mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai
dengan teori dan prosedur, karena teori dan prosedur yang
mendasari setiap paraktek sehingga menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi dan memberi masukan
secara konseptual tentang asuhan kebidanan dengan imunisasi
campak pada bayi.

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, Aziz. 2008. Ilmu Kesehatan Anak. Salemba Medika: Jakarta.

Catzel, pincus dan Ian Roberts. 1990. Kapita Selekta Pediatri.Jakarta : EGC.

Hamilton Persis Mary.1995. Dasar- Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC.


Jakarta.

Ladewig, Patrecia W., 2005. Asuhan Keperawatan Ibu- Bayi Baru Lahir. Jakarta:
EGC.

Marmi dan Kukuh Rahardjo. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Matondang, Corry S. 2003. Diagnosis Fisis pada Anak.Jakarta :Sagung Seto.

Muscari, mary. 2005. Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba Medika.

Pearce Evelyn C. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.

Proverawati dan Citra. 2010. Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta:Nuha Offset.

Supartini, yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC.

Suryanah. 1996. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. Ed. Ester Diana A. EGC:

Anda mungkin juga menyukai