Anda di halaman 1dari 48

ALGORITME BRADIKARDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.01 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara pelaksanaan tindakan bila nadi terukur kurang dari 60
PENGERTIAN kali per menit. Yang dimaksud Bradikardia Relatif adalah bila
nadi terukur kurang dari yang diharapkan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
TUJUAN gejala klinis dan gambaran EKG Bradikardia, mengetahui
penanganan pada penderita yang mengalami bradikardia
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

ALGORITME BRADIRKARDI

Nilai ABC
Pertahankan Jalan Nafas, Berikan ventilasi dengan
O2 100 %
Pasang Infus

Bila Keadaannya membahayakan


(perfusi sangat buruk, hipotensi, distress pernafasan)

PROSEDUR Kompresi dada jika :


- HR < 80 pada bayi
- HR < 60 pada anak

Adrenalin tiap 3 5 menit


0,1 ml/Kg adr 1 : 10.000 iv/io (dosis awal)
0,1 ml/Kg 1 : 1.000 adr 1 : 1.000 ET atau subsequent iv/io
(iv/io dosis > 0,2 mg/Kg adr 1 : 1.000 mungkin efektif)

Atropin 0,02 mg/kg, Boleh diulang 1 kali

Pertimbangkan pacing external

1
ALGORITME BRADIKARDI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.01 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


1. Instalasi Rawat Inap
2. IGD
UNIT TERKAIT
3. ICU
4. IBS

2
ALGORITME SVT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.02 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


1. Tachikardia adalah frekuensi jantung tercatat melalui
elektrokardiogram yang mana frekuensi lebih dari 100 kali per
menit.
2. SVT adalah kondisi dimana tachikardia berasal dari
supraventrikeldengan frekuensi lebih dari 100 kali per menit.
3. VT adalah kondisi dimana tachikardia berasal dari ventrikel
dengan frekuensi lebih dari 100 kali per menit.
PENGERTIAN 4. AF adalah gangguan lama jantung dimana tidak semua denyut
atrium diteruskan ke ventrikel. Hal ini ditandai dengan
gelombang P berbentuk gergaji.
5. Cardioversi adalah tindakan merubah irama jantung yang tidak
normal ke irama sinus dengan alat.
6. Synchronized cardioversion adalah cardioversi yang diberikan
sesuai dengan denyut jantung dan diberikan pada saat muncul
gelombang R.
Sebagai acuan pererapan langkah-langkah untuk patokan dalam
TUJUAN
menangani gangguan irama jantung
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit
Tidak Syok
Pada Syok

Ice bag
De sync 0,5 1 J/Kg Vagal manuver
Overdrive pacing
transesofageal
Dosis dinaikkan 2 x
PROSEDUR Adenosin 0,1 mg/kg
(max. 6 mg)

Adenosin 0,1 mg/kg


(max. 12 mg)

Cardioversi atau antiaritmia

3
ALGORITME SVT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.02 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


1. ICU
UNIT TERKAIT
2. Farmasi

4
CARA MENCATAT FORMULIR
CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.03 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara menulis/ mengisi formulir catatan keperawatan yang
PENGERTIAN berfungsi sebagai alat informasi dan komunikasi bagi Perawat
juga sebagai alat dokumentasi perawat
Sebagai pedoman/acuan bagi Perawat dalam pencatatan
TUJUAN
formulir catatan Asuhan Keperawatansesuai prosedur/standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
1. Persiapan alat: Alat tulis, Formulir catatan keperawatan
2. Perawat mengambil formulir catatan Asuhan Keperawatan
3. Perawat menulis nama pasien, dan tanggal pada setiap
lembaran catatan keperawatan
4. Perawat mencatat semua hasil observasi, keluhan pasien dan
setelah tindakan dilakukan
5. Penulisan catatan harus selalu dimulai dengan tanggal, waktu
yang tepat, nama serta tanda tangan Perawat yang menulis
6. Penulisan harus jelas, ringkas serta menggunakan istilah yang
PROSEDUR baku, menulis kata atau huruf yang jelas dan sesuai dengan
ejaannya
7. Tidak mencoret mencoret catatan yang salah, tetapi cukup
mencoret satu kali, diparaf dan ditulis yang benar di bawahnya
8. Kolom-kolom jangan dibiarkan kosong, beri tanda jika tidak
ada yang perlu ditulis dan diparaf
9. Agar catatan mudah dibaca, Perawat menggunakan tinta hitam
atau biru
10. Perawat meletakkan catatan keperawatan sesuai dengan
tempatnya

UNIT TERKAIT Rekam Medik

DOKTER JAGA DI INSTALASI


PELAYANAN INTENSIF ON SITE

5
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01.02.05.04 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara sebagai dokter jaga di Pelayanan Intensif On Site
yaitu tenaga dokter di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati yang
PENGERTIAN bertugas selama 24 jam sesuai dengan jadwal jaga yang diatur
oleh Kepala Intensif agar setiap saat siap memberikan
pertolongan terhadap pasien gawat darurat.
Sebagai acuan dan pedoman langkah-langkah bagi dokter jaga
TUJUAN on site di Instalasi Pelayanan Intensif Rumah Sakit Umum
Mitra Sejati sesuai prosedur
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
Dokter jaga Instalasi Pelayanan Intensif memberikan pertolongan
terhadap pasien yang datang ke Instalasi Pelayanan Intensif
1. Bila dokter jaga Instalasi Pelayanan Intensif tidak dapat
mengatasi, yang bersangkutan harus mengkonsultasikan pada
PROSEDUR dokter konsulen yang terkait
2. Dokter jaga harus mencatat terapi dan advices terhadap pasien
dalam rekam medis pasien
3. Dokter jaga Instalasi Pelayanan Intensif selesai menjalankan
tugas agar membuat laporan jaga harian

UNIT TERKAIT ICU

GANGGUAN IRAMA JANTUNG

6
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01.02.05.05 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Gangguan irama jantung di ICU umumnya disebabkan oleh
PENGERTIAN masalah jantung sendiri, tetapi bisa oleh sebab lain misalnya :
hipoksia, peningkatan suhu atau gangguan elektrolit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengatasi
TUJUAN
gangguan irama agar curah jantung tetap baik
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
A. Sinus Takikardi
1. Pada pemeriksaan EKG frekuensi jantung < 220 kali/menit
2. Setelah gelombang P selalu diikuti gelombang QRS
3. Timbulnya perlahan dan menetap
4. Penyebab :
a. Curah jantung lemah
b. Hipovolemia
c. Agitasi
d. Demam
e. Efek Inotropik
f. Hb yang rendah
5. Tatalaksana :
PROSEDUR a. Koreksi penyebab
b. Berikan analgesi yang adekuat

B. Junctional Ectopic Tachycardia


1. Tampak A-V disosiasi gelombang QRS yang sempit
2. Frekuensi ventrikel melebihi frekuensi atrial
3. Timbul pasca bedah jantung terutama koreksi VSD, TOF,
dan ASD
4. Penyebab : Terjadi peningkatan secara otomatis pada sinus
AV atau Bundle His
5. Tatalaksana :
a. Usahakan FN < 160 kali/menit
b. Koreksi gangguan asam basa dan atau elektrolit

7
GANGGUAN IRAMA JANTUNG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.05 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


c. Lakukan penurunan suhu dengan obat dan kompres,
bila perlukan cooling sp 340 C\
PROSEDUR d. Bila tidak berhasil berikan amiodaron 25 mcg/kg
BB/m IV selama 4 jam dan diteruskan 515 mcg/kg
BB/menit

UNIT TERKAIT Tim Dokter Kardiologi

8
INTUBASI ENDOTRACHEAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.06 1 1/3
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Suatu cara mempertahankan jalan nafas dengan memasukkan
PENGERTIAN
endotracheal melalui mulut atau hidung ke dalam trachea
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN mempertahankan jalan nafas yang adekuat, sarana untuk
penggunaan ventilasi mekanik
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR INDIKASI
1. Henti Jantung
2. Pasien sadar tetapi ventilasi kurang adekuat.
3. Pasien tidak dapat mempertahankan jalan nafas yang
adekuat
4. Penolong tidak mampu memberikan ventilasi adekuat
dengan cara konvensial.

PERSIAPAN ALAT.
a. Laringoskop, lengkap dengan handle dan blade
b. Pipa endotrakheal (ETT) dengan berbagai ukuran
disesuaikan dengan umur
c. Stilet
d. Forsep Magil
e. Jeli
f. Spuit
g. Stetoskop
h. Bantal
i. Plester dan Gunting
j. Mesin dan Kateter Suction untuk mulut dan pipa
endotrakheal.
k. Ambu bag dan selang oksigen
l. Sungkup muka
m. Oropharingeal airway.

TEHNIK INTUBASI
1. Cek alat-alat yang diperlukan dan pilih ETT sesuai

9
kebutuhan

INTUBASI ENDOTRACHEAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.05 1 2/3
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


2. Bila pasien masih sadar berikan obat-obatan sedative,
analgetik, dan relaksan
3. Beri pelumas pada ujung ETT pada daerah cuff
4. Lakukan Hiperventilasi minimal 30 detik sambil lakukan
manuvewr Sellick
5. Letakkan bantal di oksiput dan kepala tetap ekstensi
6. Bila perlu lakukan penghisapan lender pada mulut dan
pharing
7. Buka mulut dengan cara Cross Finger dan tangan kiri
memegang laringoskop
8. Masukkan bilah lariongoskop menelusuri mulut sebelah
kanan, sisihkan lidah ke kiri. Masukkan bilah sampai
mencapai dasar lidah, perhatikan agar atu bibir tidak terjepit
di antara bilah dan gigi pasien.
PROSEDUR 9. Angkat laringoskop ke atas dan tarik kearah depan dengan
kemiringan 3040, jangan menggunakan gigi sebagai titik
tumpu
10. Bila pita suara terlihat, masukkan ETT sambil
memperhatikan bagian proksimal dari Cuff ETT melewati
pita suara 1 2 cm.
11. Waktu Intubasi tidak boleh > 30 detik
12. Lakukan ventilasi dengan menggunakan bagging dan
lakukan auskultasi, pertama pada lambung kemudian pada
paru kanan dan kiri sambil memperhatikan perkembangan
dada
13. Bila terdengan suara Gargling pada lambung dan dada
tidak mengembang, lepaskan ETT lalu lakukan
hiperventilasi kembali selama 30 detik dengan O2 100%
selanjutnya lakukan intubasi kembali

10
INTUBASI ENDOTRACHEAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.05 1 3/3
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


14. Bila suara nafas paru kanan dan kiri sama kembangkan
Cuff dengan menggunakan spuit dengan volume
secukupnya sampai tidak terdengar suara kebocoran udara
di mulut saat di bagging
PROSEDUR 15. Lakukan fiksasi ETT dengan plester agar tidak terdorong
atau tercabut
16. Lakukan ventilasi terus dengan oksigen 100 %
17. Hubungkan dengan ventilator sesuai dengan kebutuhan

UNIT TERKAIT Tim Dokter Anastesi

11
KEWASPADAAN BENCANA ALAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.07 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)

PENGERTIAN Tata cara penatalaksanaan kewaspadaan terhadap bencana alam

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melaksanakan


TUJUAN
kewaspadaan terhadap bencana
Sesuai SK Direktur Nomor 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016
KEBIJAKAN
tentang kebijakan Pelayanan Instalasi Care Unit
Apabila terjadi bencana alam atau gempa bumi maka dilakukan
tindakan sebagai berikut :
1. Tetap tenang dan jangan berlari-lari
2. Hubungi Direktur, Dokter jaga untuk perintah evakuasi
PROSEDUR
3. Apabila keadaan darurat evakuasi dilakukan keluar jauh dari
bangunan tinggi atau jaringan listrik
4. Apabila situasi sudah aman segera berkumpul ditempat yang
telah ditentukan dan tunggu intruksi lebih lanjut.

UNIT TERKAIT Security

12
KRITERIA PENYAPIHAN
VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.08 1 1/3
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


1. Ventilator adalah mesin Bantu nafas yang bekerja
denganmemberikan zat asam kepada pasien dengan satuan
volume atau tekanan udara tertentu.
2. Penyapihan Ventilator adalah setiap usaha untuk menurunkan
jumlah bantuan dalam ventilasi mekanik pada pasien, dalam
PENGERTIAN penyapihan ventilator senantiasa berpedoman pada kondisi
hemodinamika, perfusi organ, suhu tubuh, fungsi paru, evaluasi
perdarahan, serta kondisi kesadaran penderita.

Bilamana kriteria diatas belum atau tidak memenuhi maka


penyapihan ventilator haruslah ditunda.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk mengetahui
prasyarat yang dibutuhkan dalam penyapihan ventilator,
TUJUAN mengetahui kriteria dari kegagalan penyapihan ventilator
mengetahui tindakan yang harus diambil saat terjadi kegagalan
penyapihan ventilator
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
I. HEMODINAMIK BAIK
Parameter :
a. Preload baik : CVP / wedge cukup (8-14 mmHg)
b. Afterload baik : SVR 800-1200, tek.darah sistolik 100-
160 mmHg
c. Kontraktilitas baik : Cl>2,4, takikardia (-) atau Cl post-op
> 30% dari pre-op
d. Tanpa Inotropik atau dengan inotropik misalnya Dopamin
PROSEDUR atau Dobutamin dosis 10 / kgBB/m
atau bila dengan IABP + inotropik hemodinamiknya
stabil.

II. PERFUSI ORGAN BAIK (ORGAN VITAL DAN NON-VITAL)


a. Ureum kreatinin tidak naik > 50% dari pre-op (demikian
juga pada yang pre-op sudah dengan renal insufisiensi).
b. Asam laktat < 2,5 atau mengalami penurunan
c. Fungsi ginjal baik :

13
KRITERIA PENYAPIHAN
VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.08 1 2/3
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


d. Produksi urin rata-rata selama 3 jam > 0,5 cc/kgBB/jam
tanpa diuretika
e. Perfusi splancnic baik : fungsi GIT baik, Gastric tonometri
tidak Asidosis

III. NORMOTERMI
Suhu sentral > 36 0 dan suhu perifer 34 0 C

IV. FUNGSI PARU BAIK


a. PaO2 > 70 90 dengan FiO2 0,4
b. PEEP 5
c. PH 7,35
d. PaCO2 49, kecuali PPOM.

V. TIDAK ADA PERUBAHAN AKTIF


VI. KESADARAN BAIK, KONTAK BAIK DAN DAPAT
MENGIKUTI PERINTAH.
PROSEDUR
KEGAGALAN PENYAPIHAN
Penyapihan disebut gagal bila :
1. Tekanan darah sistolik naik > 25 % meski analgetika sudah
adekuat
1. Tekanan PA rata rata naik 50% tekanan darah rata rata
2. Frekuensi nadi naik > 20 x/m
3. Frekuensi respirasi naik 10 x lebih cepat dari normal
4. Diskoordinasi respirasi
5. PH < 7,25
6. PaCO2> 50 mm Hg.
7. SaO2< 90%
8. PaO2< 60 mm Hg
9. Timul aritmia atau aritmia yang sudah ada bertambah
10. Gelisah dan berkeringat
11. Kelelahan
12. Terjadi oliguria, lakukan tindakan sesuai protocol oliguria.

14
KRITERIA PENYAPIHAN
VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.08 1 3/3
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


14. SVO2< 60%.

Bila timbul hal-hal seperti diatas maka penyapihan ditunda dan


dilakukan penilaian kembali hemodinamik pasien secara lengkap
dan kalau perlu dilakukan knock down kembali.

PROSEDUR TINDAKAN :
1. Terapi spesifik terhadap gejala yang timbul
2. Kembali ke modus ventilasi mekanis sebelumnya
3. Kalau perlu mengubah modus ventilasi mekanis
4. Kembali di knock down dengan control ventilasi.

UNIT TERKAIT Tim Dokter Anastesi

15
MELAKUKAN PEMANTAUAN CVP

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.09 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)

PENGERTIAN Tata cara pelaksanaan pemantauan CVP

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menilai


TUJUAN jumlah cairan dalam tubuh secara berkala dan
berkesinambungan
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
1. Mengganti cairan infus dengan cairan isotomie bila terpasang
cairan hipertonik
2. Mempercepat tetesan infus untuk menilai kelancaran aliran
cairan
3. Menghentikan aliran ke pasien dengan cara memutar threeway
stop coch
4. Mengalirkan cairan infus kearah manometer sampai setinggi 20
cm H20 diatas titik nol
5. Menghentikan cairan infus yang mengalir kearah manometer
dengan mengunci infus set
PROSEDUR
6. Mengalirkan cairan dari manometer kepasien dengan cara
memutar threeway stop coch
7. Menentukan titik nol pada manometer dengan cara mengukur
antara intercostae 4 pada garis mid axial menggunakan water
pas
8. Menunggu sampai cairan dalam manometertidakturun lagi
sambil memperhatikan undulasi yang sesuai dengan irama
pernafasan
9. Menghitung nilai CVP
10. Mengalirkan kembali tetesan infus menuju pasien
1. Instalasi Rawat Inap
UNIT TERKAIT
2. ICU

16
MEMASANG T PIECE DINDING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.10 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)

PENGERTIAN Tata cara pelaksanaan pemasangan T Piece Dinding

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam pemberian


terapi oksigen dan humidifikasi melalui T Piece dalam proses
TUJUAN akhir Penyapihan pasien dari penggunaan ventilator dengan
ETT masih terpasang untuk melatih pasien bernafas dengan
mandiri
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

17
1. Persiapan Pasien
1. Pasien diberi penjelasan tentang tujuan dan tindakan yang
akan dilakukan
2. Posisi pasien diatur semi flower
2. Alat
1. Humidifier atau sejenisnya
2. Flowmeter 2 buah
3. Air oksi (Gantungan Inline Nebulizer)
4. Selang inspirasi sepanjang 1,5 m
5. Selang ekspirasi 30 cm
6. Konektor berbentuk TN
7. Aquades
PROSEDUR 3. Pelaksanaan
1. Memasang flowmeter dan humidifier pada tabung oksigen/
sentral oksigen
2. Memasang flowmeter dan humidifier pada tabung udara/
tekan/ sentral udara tekan
3. Mengatur aliran 02 dengan cara membuka flowmeter sesuai
keutuhan dengan rumus :
X +21 + Y x 100
X+Y
Y = 02 Murni (100% konsentrasi 02)
X = Udara (21 %)
4. Memasang selang 02 pada botol humidifier udara
5. Mengatur aliran udara dengan cara membuka flowmeter
sesuai kebutuhan

MEMASANG T PIECE DINDING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.03.05.16 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
Direktur RSU Mitra Sejati
STANDAR
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA,


MM)
6. Menyambung selang inspirasi pada T/V konektor
a. Memasang T/V konektor ke ETT
b. Melakukan observasi dan mendokumentasikan :
PROSEDUR 1) Tensi, nadi, rematur
2) Tindak volume
3) Sekresi yang keluar, jumlah, warna,
konsitensi

18
1. ICU
UNIT TERKAIT
2. IGD

MENEMANI DOKTER VISITE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.11 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Prosedur yang dilakukan Perawat dan Dokter melihat dan
memeriksa langsung keadaan pasien serta mendengarkan
PENGERTIAN keluhan pasien sehingga Dokter dapat memberikan terapi yang
tepat yang sebahagian didelegasikan pada Perawat untuk
melanjutkan prosedur pengobatan dan perawatannya
Sebagai acuan bagi Perawat untuk menemani Dokter visite
TUJUAN
sesuai dengan prosedur/standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
19
1. Persiapan alat : status pasien, catatan keperawatan, stetoskop,
alat- alat vital sign (K/P), senter, formulir pemeriksaan test
diagnostik, formulir kertas resep obat.
2. Persiapan Perawat : harus mengetahui nama pasien, diagnosa,
keadaan, keluhan dan perkembangan penyakit pasien,
mengetahui dokter yang merawat pasien serta kepada Dokter
yang di konsulkan, mengetahui jenis obat-obatan, cara, waktu
pemberiannya yang didapat pasien serta sisa saat visite Dokter,
harus mengetahui jenis pemeriksaan penunjang diagnosa yang
sudah dilakukan
3. Perawat mencuci tangan
4. Perawat mempersiapkan alat-alat
5. Perawat memberi salam kepada Dokter
PROSEDUR 6. Perawat membawa catatan keperawatan dan alat tulis, serta
pemeriksaan sesuai kebutuhan terutama stetoskop dan senter
7. Perawat mengajak Dokter untuk visit
8. Perawat mempersiapkan lingkungan pasien
9. Perawat menyampaikan keluhan, perkembangan penyakit, reaksi
obat yang telah diberikan, serta hasil pemeriksaan sebelumnya
10.Perawat mempersiapkan pasien berdiri di sisi tempat tidur
(membuka pakaian pada daerah dimana Dokter periksa)
11. Perawat siap membantu pasien untuk menyampaikan keluhan-
keluhan pasien dan juga membantu memperjelas penjelasan
Dokter bila kurang mengerti
12.Perawat mencatat hasil kolaborasi dengan Dokter dan
mencatatnya di catatan keperawatan untuk segera ditindaklanjuti

MENEMANI DOKTER VISITE

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.03.05.11 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


13.Perawat menyarankan kepada Dokter untuk menulis hasil
kunjungan ataupun hasil pemeriksaan di status pasien serta
penatalaksanaan penyakit pasien
14.Perawat dan Dokter berdiskusi tentang penyakit pasien,
menyamakan persepsi tindakan pengobatan dan perawatannya
PROSEDUR yang akan dilaksanakan
15.Perawat melaksanakan hasil kolaborasi dengan Dokter dengan
segera dan menginformasikan kepada Perawat lainnya saat
pergantian dinas
16.Perawat membereskan dan merapikan serta mengembalikan
alat-alat pada tempat semula bagi pasien
20
1. Instalasi Rawat Inap
2. ICU
UNIT TERKAIT 3. IGD
4. Kamar Bersalin
5. Neonaty

MENGHITUNG OKSIGEN KE
MONITORING DAN KARTU
PENGELUARAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.12 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Cara menghitung dan mencatat pemakaian oksigen ke
PENGERTIAN monitoring dan kartu pengeluaran untuk mempermudah
penghitungan pemakaian oksigen pasien
Sebagai acuan bagi Perawat untuk menghitung oksigen ke
TUJUAN monitoring dan kartu pengeluaran sesuai dengan
prosedur/standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR 1. Perawat mencatat oksigen yang dipakai pasien sampai berapa
lama

21
2. Perawat memasukkan pemakaian oksigen ke monitoring dan
kartu pengeluaran berapa liter yang dipakai oleh pasien setiap
harinya, dengan rumus yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Instalasi Rawat Inap
2. ICU
3. IGD
UNIT TERKAIT
4. IBS
5. Kamar Bersalin
6. Neonaty

MENGUKUR JUMLAH CAIRAN


MASUK DAN KELUAR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.13 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Suatu cara mengukur jumlah cairan yang masuk (makanan/
minuman dan cairan infus) dan jumlah cairan yang keluar
PENGERTIAN
urine, feses, keringat, muntahan, cairan dari NGT/ drain,
penguapan.
Sebagai acuan bagi petugas rumah sakit dalam mengukur
TUJUAN
jumlah cairan masuk dan keluar pada pasien yang dirawatnya
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR 1. Persiapan alat: formulir implementasi pada kolom masukan &
pengeluaran cairan 24 jam, alat tulis, gelas ukur, pot/ urinal)
22
2. Perawat memberitahu dan menjelaskan kepada pasien dan
keluarga mengenai prosedur yang dilakukan
3. Perawat menentukan jam permulaan pencatatan sampai akhir
pencatatan, misalnya: pukul 24.00 dan berikutnya
4. Perawat mencatat pada formulir dengan segera setiap ada
cairan yang masuk dan keluar
5. Perawat menjumlahkan cairan yang masuk dan keluar selama
24 jam
6. Perawat mencatat pada catatan keperawatan
1. Instalasi Rawat Inap
2. ICU
3. IGD
UNIT TERKAIT
4. IBS
5. Kamar Bersalin
6. Neonaty

MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT


UNTUK TINDAKAN DEFIBRILASI
DAN KARDIOVERSI DENGAN
MENGGUNAKAN DC SHOCK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01.02.05.14 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara untuk memberikan arus listrik searah otot jantung
baik secara langsung maupun dinding dada. Pada kardioversi
PENGERTIAN
arus listrik digunakan secara synchronize, sedangkan pada
defibrilasi secara asynchronize
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN
menghilangkan spesifik aritmia atau ventrikel fibrilasi
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR A. Pasien
1. Pasien
23
diberitahu penjelasan tentang tujuan tindakan yang akan
dilakukan
2. Posisi pasien
diatur terlentang datar dengan kepala lebih rendah dari badan

B. Alat
1. Defribilator lengkap dengan monitor
2. EKG Monitor
3. Jelly EKG
4. Terapi oksigen
5. Set resusitasi jantung paru dan atau Trolly emergency

C. Prosedur
1. Tindakan kardioversi dan defibrilasi dilakukan oleh dokter
2. Mengecek bahwa monitor terpasang dengan baik
3. Memeriksa ulang gambaran irama denyut jantung pada
monitor EKG
4. Memberi bantuan pernapasan menggunakan ambubag
dengan O2 konsentrasi tinggi. Selama dilakukan tindakan
5. Melakukan precordial thumb jika perlu
6. Menentukan kapasitas watt second joule sesuai kebutuhan
(algoritma klinik) yang dimulai dari 50 350 joule yang dapat
diberikan secara synchronize/ asynchronize
7. Memasang kembali ventilator bila tindakan telah selesai dan
berhasil

MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT


UNTUK TINDAKAN DEFIBRILASI
DAN KARDIOVERSI DENGAN
MENGGUNAKAN DC SHOCK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01.02.05.14 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)

UNIT TERKAIT Tim Dokter Anasthesi

24
MENYIAPKAN PASIEN DAN ALAT
UNTUK TINDAKAN EXTUBASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.15 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara mengangkat pipa endotrachea dari trachea melalui
PENGERTIAN
hidung/ mulut
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
TUJUAN
mengembalikan fungsi fisiologis pernapasan
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR A. Pasien
2. Pasien dan keluarga diberi penjelasan
tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
25
3. Mengajarkan pasien cara batuk dan
mengeluarkan sputum yang efektif

B. Alat-alat
1. Set terapi oksigen
2. Emergency trolly
3. Set ekstubasi
4. Obat obat life saving
5. Spuit 10 cc/ 20 cc
6. Selang, kateter, dan alat penghisap, lender

C. Prosedur
1. Terangkan pada pasien dan keluarga tindakan yang akan
dilakukan
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Menghisap sekresi sebelum dilakukan tindakan ekstubasi
4. Mengempiskan cuff ETT
5. Melepaskan fiksasi ETT
6. Dokter melakukan tindakan ekstubasi
7. Memberikan terapi oksigen melalui sungkup muka dengan
konsentrasi tinggi
8. Cuci tangan

UNIT TERKAIT Tim Dokter Anasthesi

MERAPIKAN TEMPAT TIDUR


(DENGAN PASIEN DIATASNYA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.16 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Membersihkan dan merapikan tempat tidur saat pasien berada
PENGERTIAN di tempat tidur memberi rasa nyaman pada pasien, untuk
menjaga kebersihan dan kerapian
Sebagai acuan bagi perawat untuk merapikan tempat tidur
TUJUAN
(dengan pasien di atasnya) sesuai dengan prosedur/ standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR 1. Persiapan pasien : menjelaskan dan menawarkan pada
pasien tentang tindakan yang akan dilakukan

26
2. Perawat mencuci tangan
3. Perawat berdiri disebelah kanan pasien, memiringkan pasien
ke kiri, membersihkan dan merapikan tempat tidur pasien
sebelah kanan
4. Perawat berpindah ke sebelah kiri pasien, memiringkan
pasien ke kanan, membersihkan dan merapikan tempat tidur
pasien sebelah kiri
5. Perawat menyusun bantal dan merapikan pasien kembali
pada posisi yang nyaman
6. Perawat mencuci tangan
7. Perawat mencatat pada catatan keperawatan tindakan yang
telah dilakukan, dan senantiasa mengobservasi keadaan umum
pasien selama dan sesudah dilakukan tindakan
1. Instalasi Rawat Inap
2. ICU
UNIT TERKAIT
3. Kamar Bersalin
4. Neonanty

MERAPIKAN TEMPAT TIDUR


(TANPA PASIEN DIATASNYA)

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.17 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Membersihkan dan merapikan tempat tidur saat pasien tidak
PENGERTIAN berada di tempat tidur, memberi rasa nyaman pada pasien,
untuk menjaga kebersihan dan kerapian
Sebagai acuan bagi Perawat untuk merapikan tempat tidur
TUJUAN
(tanpa pasien di atasnya) sesuai dengan prosedur/ standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR 1. Perawat mencuci tangan
2. Perawat/house keeping
meletakkan bantal dikursi dekat tempat tidur
3. Perawat melepaskan dan melipat
27
selimut, sprei di kursi
4. Membalik kasur dengan cara
melipat kasur pada bagian kepala ke bagian kaki lalu
dibalikkan
5. Memasang kembali sprei,selimut
dan menyusun bantal
6. Perawat mencuci tangan
7. Perawat mencatat pada catatan
keperawatan tindakan yang telah dilakukan
1. Instalasi Rawat Inap
2. ICU
UNIT TERKAIT
3. Kamar Bersalin
4. Neonanty

MERAWAT COLOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.18 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Cara membersihkan, mengganti colostomy bag dan merawat
PENGERTIAN luka dengan teknik bersih dan steril untuk mencegah terjadinya
infeksi dan memberi rasa nyaman pada pasien
Sebagai acuan bagi Perawat untuk merawat colostomy sesuai
TUJUAN
dengan prosedur/standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

28
1. Persiapan alat: colostomy bag, kapas sublimat, kassa steril,
korentang, pinset sirurgis 1 buah (steril), pinset anatomis (steril),
nierbekken, cairan desinfektan, sarung tangan yang bersih.
2. Persiapan pasien: memberitahukan kepada pasien dan keluarga
tentang tindakan yang dilakukan
3. Perawat menyiapkan lingkungan pasien, pintu ditutup, schrem
dipasang
4. Perawat mengatur posisi pasien tidur terlentang
5. Perawat mencuci tangan dan memakai sarung tangan
6. Perawat mendekatkan nierbekken ke sisi tubuh pasien
7. Perawat mambuka colostomy bag yang kotor dengan hati-hati
dan meletakkannya dalam piala ginjal
8. Perawat membersihkan stoma colostomy dan kulit sekitar nya
PROSEDUR dengan kapas sublimat
9. Perawat mengeringkan kulit sekitar stoma colostomy dengan
kassa steril, sambil observasi terhadap kondisi kulit dan stoma
10.Perawat menyesuaikan lubang colostomy bag dengan stoma
colostomy
11. Perawat meletakkan/ memasang colostomy bag dengan tepat
tanpa udara di dalamnya
12.Perawat merapikan pasien, beri posisi tidur yang menyenangkan
dan merapikan lingkungan
13.Perawat membereskan alat-alat dan membuang kotoran
14.Perawat mencuci tangan
15.Perawat mencatat hasil tindakan yang dilakukan pada catatan
keperawatan

MERAWAT COLOSTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.18 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


1. Instalasi Rawat Inap
2. ICU
3. IBS
UNIT TERKAIT
4. IGD
5. Kamar Bersalin
6. Neonanty

29
MERAWAT LUKA YANG MEMAKAI
DRAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.19 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Cara merawat luka terpasang drain untuk mencegah terjadi
PENGERTIAN
infeksi dan memperlancar aliran drain
Sebagai acuan bagi Perawat untuk merawat luka yang memakai
TUJUAN
drain sesuai dengan prosedur/standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati

30
1. Persiapan alat
a Set ganti balutan steril yang isinya :
1) Pinset Chirurgi 1 buah
2) Pinset Anatomi 1 buah
b Kassa dan tuffer steril dalam botol
c Nierbekken
d Alkohol 70 %
e Korentang dan tempatnya yang steril
f Obat luka sesuai instruksi dokter
g Sarung tangan bersih 1 pasang
h Catatan keperawatan
2. Persiapan pasien
- Memberitahu dan menjelaskan kepada pasien mengenai
PROSEDUR tindakan yang akan dilakukan
3. Menyiapkan lingkungan dan mengatur posisi tidur pasien
sehingga luka mudah dirawat
4. Perawat membawa alat-alat dan meletakkannya dekat dengan
tempat tidur pasien
5. Perawat mencuci tangan
6. Perawat memakai sarung tangan
7. Perawat melepaskan pembalut yang kotor dengan menggunakan
pinset dan blutan yang kotor dimasukkan ke nierbekken, bekas
plester dibersihkan
8. Perawat membersihkan sekitar luka dengan alkohol, luka
dibersihkan dengan kassa steril dari dalam keluar satu kali, tidak
berulang ulang
9. Drain bagian luar dibersihkan dengan alkohol 70 %, bila perlu
drain ditarik dan drain diputar supaya cairan keluar

MERAWAT LUKA YANG


MEMAKAI DRAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.19 1 2/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


10.Perawat memberi betadine salep disekitar tempat drain
masuk dan ditutup dengan kassa yang sudah digunting
ditengahnya, lalu diplester
PROSEDUR 11. Perawat memberi obat pada luka dan ditutup dengan kassa
steril, lalu diplester
12.Perawat membantu merubah posisi tidur pasien yang
memberi rasa nyaman

31
9. Instalasi Rawat Inap
10. ICU
11. IBS
UNIT TERKAIT
12. IGD
13. Kamar Bersalin
14. Neonanty

MERUJUK PASIEN DARI PELAYANAN


INTENSIF KE RUMAH SAKIT LAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.20 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara merujuk pasien yang memerlukan pemeriksaan,
PENGERTIAN pengobatan atau fasilitas khusus yang tidak tersedia di RSU
Mitra Sejati Medan.
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk : Mengirim
pasien yang dirujuk ke Rumah Sakit lain secara tepat, cepat,
cermat, dan aman bagi pasien, Menjalin kerjasama yang baik
dan efisien dengan rumah sakit lain, Memfasilitasi pasien agar
32
mendapat pelayanan yang tepat sesuai dengan jenis
penyakitnya.
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
1. Menulis kartu rekam medik pasien bahwa pasien dirujuk ke
Rumah Sakit lain disertai dengan alasan rujukan
2. Dokter atau perawat menghubungi Rumah Sakit rujukan yang
telah disetujui keluarga melalui telepon, dengan menjelaskan
alasan pasien dirujuk serta memberitahu kondisi atau keadaan
pasien Rumah Sakit rujukan
3. Buat surat rujukan oleh dokter
PROSEDUR 4. Persiapkan dan rapikan pasien untuk dirujuk
5. Siapkan emergency kit dan obat lain yang diperlukan
6. Dampingi pasien oleh dokter dan perawat yang telah menguasai
dan mampu melakukan tehnik-tehnik live saving serta
bertanggung jawab dalam melakukan observasi dan pemantauan
kegawatan pasien sampai ke rumah sakit rujukan.
7. Lakukan serah terima pasien dengan petugas pada rumah sakit
rujukan

UNIT TERKAIT Rumah Sakit Rujukan

ORIENTASI DOKTER JAGA BARU DI


INSTALASI PELAYANAN INTENSIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.21 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


PENGERTIAN Tata cara orientasi dokter jaga baru di Instalasi Pelayanan
Intensif sebagai dokter yang ditugaskan di bagian Instalasi
Pelayanan Intensif berdasarkan Surat Tugas Orientasi dari
Direktur Medis dan Keperawatan RSU Mitra Sejati untuk
menjadi dokter jaga Instalasi pelayanan Intensif, dilaksanakan
selama 3 (Tiga) bulan dengan bimbingan kepala Instalasi

33
Pelayanan Intensif.

Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam kegiatan


orientasi bagi dokter jaga baru di Instalasi Pelayanan Intensif
TUJUAN
agar mampu melaksanakan pelayanan dengan terampil sesuai
dengan prosedur dan standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
1. Hari pertama dokter jaga baru melapor
kepada kepala Instalasi Pelayanan Intensif dengan membawa
surat tugas orientasi dari Direktur Medis & Keperawatan
2. Kepala Instalasi Pelayanan Intensif
membimbing dokter jaga baru tersebut
3. Kepala Instalasi Pelayanan Intensif
menerima dan mengenalkan kepada seluruh staf Instalasi
Pelayanan Intensif
4. Mempelajari visi, misi, falsafah dan tujuan
Instalasi Pelayanan Intensif
5. Mempelajari struktur organisasi Instalasi
Pelayanan Intensif fasilitas dan prosedur serta peraturannya
PROSEDUR lainnya
6. Melaksanakan tugas jaga sesuai daftar jaga
yang telah disusun
7. Mempelajari dan melaksanakan prosedur
dan standar terapi rumah sakit tentang kegawat daruratan
8. Mengisi absensi dan melaksanakan
tugasnya sesuai dengan bidangnya
9. Setelah 3 bulan orientasi kepala Instalasi
Pelayanan Intensif mengevaluasi dokter jaga tersebut
10.Setelah selesai orientasi melaporkan diri kepada direktur
medis untuk selanjutnya diibuatkan Surat Keputusan (SK)
penempatan defenitif
1. Personalia
UNIT TERKAIT
2. Direktur Medis & Keperawatan

PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN


STAF INSTALASI PELAYANAN
INTENSIF SECARA MENYELURUH

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.22 1 1/1
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)

34
Prosedur pelatihan dan pengembangan pegawai Instalasi
Pelayanan Intensif secara menyeluruh atau suatu program
PENGERTIAN peningkatan keterampilan dan pengetahuan bagi petugas
Instalasi Pelayanan Intensif yang dilakukan secara berkala dan
rutin
Sebagai acuan dan pedoman langkah-langkah dalam kegiatan
TUJUAN pelatihan dan pengembangan bagi pegawai di instalasi
pelayanan intensif sesuai dengan prosedur dan sesuai standar
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
1. Kepala instalasi pelayanan intensif
menyusun programpelatihan dan pengembangan instalasi
pelayanan intensif bersama seluruh staf
2. Daftar rencana pelatihan tersebut diajukan
kepada bagian diklat
PROSEDUR
3. Diklat membuat kalender kegiatan
pelatihan dan mengajukannya kepada direktur rumah sakit
4. Direktur rumah sakit menyeleksi pelatihan
pelatihan yang diperlukan dan mengintruksikan kepada Diklat
untuk merealisasikan program tersebut
1. Direktur Rumah sakit
UNIT TERKAIT 2. Kepala Instalasi Pelayanan Intensif
3. Diklat

PELAYANAN MEDIS DAN STANDAR


TERAPI

STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROSEDUR 01.02.05.23 1 1/1

35
Ditetapkan Oleh,
Direktur RSU Mitra Sejati
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara pelaksanaan pelayanan medis dan standar terapi yang
PENGERTIAN
dilaksanakan di pelayanan intensif
Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
TUJUAN melaksanakan pelayanan medis dan standar terapi di pelayanan
medis
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
A. Pelayanan Medis
1. Dokter jaga pelayanan intensif beserta perawat intensif
menemani pasien di ruangan intensif
2. Memberikan pelayanan medis pertama untuk menolong
pasien sesuai dengan kondisi pasien
3. Dokter jaga intensif melaporkan keadaan pasien kepada
dokter konsultan pasien untuk melaporkan keadaan pasien
PROSEDUR serta kolaborasi pelayanan medis berikutnya
4. Dokter jaga intensif melaporkan keadaan pasien kepada
dokter dan kepala pelayanan intensif untuk di observasi
pelayanan medis selanjutnya.
B. Standar Terapi
Dokter konsultan, dokter dan kepala pelayanan intensif serta
dokter jaga pelayanan intensif memberikan standar terapi
sesuai dengan status pasien masuk serta kondisinya

UNIT TERKAIT Dokter Konsultan Pelayanan Intensif

PEMASANGAN ALAT MONITORING


INVASIF

STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROSEDUR 01.02.05.24 1 1/6

36
Ditetapkan Oleh,
Direktur RSU Mitra Sejati
Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara pelaksanaan pencegahan infeksi nosokomial di
PENGERTIAN instalasi pada intensif meliputi upaya-upaya universal
precantion, penggunaan peralatan dalam perawatan pasien
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memahami
indikasi pemasangan monitoring invasive, memahami kontra
TUJUAN
indikasi pemasangan monitoring invasif, memahami tehnik
pemasangan monitoring invasif
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
A. CENTRAL VENOUS PRESSURE
1. Persiapkan Alat :
a Alat CVP multi lumen dengan ukuran sesuai kebutuhan
b Set CVP
c Baju Steril
d Bethadin sol dan ointment
e Alkohol 70 %
f Three way stopcock
g Set Infus dan cairan infuse
h Spuit 5 atau 10 cc
i Lidocain 2% dan Spuit 2,5 cc
j Bengkok
PROSEDUR k Plester
l Mersilk no.338
m Gunting Verband
n Pipa U
o Heparin
p Sarung Tangan Steril
q Masker
r Monitoring Kit
s Mata Pisau no.11

2. Yang melakukan dokter (dengan supervise konsulen)


1) Persiapkan pasien :
a beritahu pasien

PEMASANGAN ALAT MONITORING


INVASIF

STANDAR No. Dokumen No. Revisi Halaman


PROSEDUR 01.02.05.24 1 2/6

37
Ditetapkan Oleh,
Direktur RSU Mitra Sejati
Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


b posisi pasien trendelenburg bila memungkinkan
2) Tempat pemasangan :
a v.jugularis interna
b v.jugularis externa
c v.cephalica/basilica

3. Cara pemasangan :
a. Pasang monitor
Bagian yang akan dipasang diposisikan dengan memasang
ganjal dibawah punggung, sehingga bagian tersebut
terexpos. Umumnya dipasang di v.suclavia maka pasien
kepala menoleh kearah kebalikannya.
b. Yang melakukan sebelumnya cuci tangan dengan
antiseptik, memakai baju dan sarung tangan steril
c. Lakukan tindakan asptik dengan Betadine, tutup
menggunakan duk steril.
d. Lakukan infiltrasi dengan lidocaine 2 %
e. Identifikasi tempat tusukan di daerah 1/3
PROSEDUR medialclavicula, tusuk dengan arah jarum jam 30-45 derajat
menyususri pinggir bawah clavicula sambil dilakukan
aspirasi hingga terlihat aliran darah.
f. Bila sudah tampak aliran darah lepaskan semprit dari
jarumnya dan masukkan guide wire hingga batas garis
double, keluarkan jarum dan lakukan dilatasi dengan mata
pisau dan masukkan dilator.
g. Lepaskan dilator dan masukkan kateter CVP.
Kemudian lakukan aspirasi kemudian di flush dengan cairan
infus yang sudah diberi heparin.
h. Fixasi dengan jahitan.
i. Sambungkan dengan monitor dan set cairan infus
yang sudah diberi heparin.
j. Lakukan rontgent foto thorax dan pemantauan
terhadap ada tidaknya komplikasi.

4. Komplikasi pemasangan CVP:


a. Pneumothorax
b. Hematoma

PEMASANGAN ALAT MONITORING


INVASIF

38
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01.02.05.24 1 3/6
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


c. Cardiac tamonade
d. Perforasi
e. Arterial puncture from cannulation
f. Arrythmia
g. Nerve injury
h. Emboli
i. Trombosis

5. Indikasi pemasangan CVP :


a. Pemantauan tekanan vena sentral, saturasi mixvein dsb
b. Pemberian obat-obat vasoaktif, osmotic tinggi dsb
c. Pemberian nutrisi parenteral.
d. Pemberian infus yang cepat.
e. Pemberian infus untuk waktu lama
f. Pemberian inotropik jangka lama
g. Pacing transvenous temporer
h. Aspirasi emboli udara.
PROSEDUR
B. KATERISASI ARTERIAL ( ARTERIAL LINE )
1. Tempat Kanulasi :
a. radialis ( paling umum )
b. femoralis
c. brachialis
d ulnaris
e dorsalis pedis
f tibialis posterior
g Axillaris

2. Persiapan alat :
a kateter iv no 20 untuk dewasa, no 22 atau 24 untuk pediatric
1) Three way stopcock
2) Betadin sol, atau alcohol 70%
3) Plester
4) Kasa steril

PEMASANGAN ALAT MONITORING


INVASIF

39
No. Dokumen No. Revisi Halaman
01.02.05.24 1 4/6
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


1) Cairan flusing
2) Sarung tangan steril
3) Spuit 5 cc
b monitoring kit

3. Tehnik kanulasi :
a Lakukan allen atau SpO2 test untuk mengevaluasi
sirkulasi tangan
b Fixasi bagian yang akan dipasang, flexikan tangan,
ganjal pergelangan tangan dan fixasi ibu jari dengan
plester.
c Palpasi arteri dengan menggunakan ujung jari
d Sterilkan bagian yang akan dipasang dengan alcohol/
betadine. Pada waktu memasang dianjurkan memakai
sarung tangan.
e Infiltrasi dengan lidocain 2% menggunakan spuit 1
cc.
f Dilatasi sedikit bagian kulit yang akan ditusuk
PROSEDUR menggunakan jarum no.18
g Dengan menggunakan kateter iv yang sesuai,
dewasa dengan no.20 G dan pasien anak dengan no.22
atau 24 G. Tusuk arteri dengan arah 30 derajat, setelah
terlihat ada darah usahakan untuk memasukkan ujung
jarum 1-2 mmlebih dalam kearah pembuluh darah arteri.
Apabila aliran darah terlihat baik, tarik jarum kateter iv
dan dorong kateter ke dalam arteri.
h Sambung dengan spuit 5 cc yang sudah dipasang
dengan three way stopcock berbuntut dan berisi cairan
heparin kemudian disambung ke monitor lalu dikalibrasi.

C. PA CATHETER/ SWAN GAN


Tempat kanulasi sama dengan tempat kanulasi CVP, tetapi
daerah paling mudah Adalah dari v.jugularis interna kanan.
a. Persiapan alat :
- Introducer no.7,5 Fr
- Kateter PA ( Swan-Ganz, Baxter dan sebagainya )
- Set Pasang CVP

40
PEMASANGAN ALAT MONITORING
INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.24 1 5/6
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


- Sarung tangan steril
- Baju steril
- Betadin Sol dan Salep
- Alkohol 70 %
- Set Infus
- Lidocaine 2% dan 2,5 cc
- Monitoring Kit
- Bengkok
- Plester
b. Tehnik Kanulasi
1. Pasang monitor EKG, tekanan darah dan saturasi
oksigen
2. Pasang O2 kanula ( bila tidak dalam narkose umum )
3. Posisikan tempat kanulasi dengan mengganjal
bagian tersebut. Posisi pasien trendelenberg den kepala
miring ke kiri dan bahu kanan ekstensi dengan bantalan di
punggung.
PROSEDUR 4. Sebelum memasang, cuci tangan steril, memakai
baju dan sarung tangan steril
5. Lakukan tindakan aseptic di daerah kanulasi dan
tutup dengan duk steril
6. Identifikasi v.jugularis interna, lakukan kanulasi
sambil diaspirasi. Setelah darah terlihat mengalir lepaskan
jarum dan masukkan guide wire. Lakukan dilatasi dengan
menggunakan mata pisau lalu masukkan introducer dan
dilator dan dorong introducer. Fiksasi dengan jahitan.
7. Keluarkan Kateter PA dari tempatnya, ujung
proksimal berikan pada asisten sambil diflush dengan
cairan heparin pada ujung distal, medial dan proksimal
kateter juga dicek balonnya
8. Masukkan ujung kateter sejauh 20 cm tanpa balon
sehingga kurang lebih mencapai atrium kanan. Kemudian
kembangkan balon dengan udara 1,5 cc didorong perlahan
sambil memperhatikan perubahan gelombang pada
monitor dari RA
9. Ukur PCWP, CO/CI, SVR/I dan PVR/I

41
PEMASANGAN ALAT MONITORING
INVASIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.24 1 6/6
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


c. Komplikasi :
1. Disritmia
2. Rusak valvula
3. Endokarditis
4. Perforasi jantung
PROSEDUR 5. Trombus intra cardiac
6. Ruptur PA
7. Infark paru
8. Hematoma
9. Knotting kateter ( terutama kateter PA )
10. Trauma pada neural ( n.phrenic, pl.brach dll)

1. ICU
UNIT TERKAIT
2. IBS

42
PENGGUNAAN RESTRAIN

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.25 1 1/2
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Suatu metode/cara pembatasan/retriksi yang di sengaja
terhadap gerakan/perilaku pasien di dalam
PENGERTIAN pengobatan/perawatan di rumah sakit dimana terdapat
kecenderungan pasien tidak kooperatif di dalam proses
perawatan atau cenderung malah membahayakan.
1. Menjaga keamanan dan keselamatan pasien selama perawatan
2. Proses pengobatan dapat berlangsung optimal tanpa terganggu
TUJUAN
oleh ketidakkooperatifan pasien, demi memperoleh hasil sesuai
harapan.
Sesuai Keputusan Direktur Nomor
KEBIJAKAN 0297/i/RSUMS/Dir/SK/II/2016 tentang kebijakan Pelayanan
Instalasi Care Unit di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati
PROSEDUR 1. Memberi salam pada pasien dan keluarga
2. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang alasan
penggunaan restrain.
3. Apabila setuju, maka wajib menandatangani persetujuan
tindakan yang terdokumentasi di rekam medis.
4. Melaksanakan tehnik-tehnik restrain sesuai metode terpilih:
a. Tehnik Jacket/Vest Restrain
Bentuk restrain yang diaplikasikan pada badan pasien,
diletakkan di luar pakaian, gaun atau piyama pasien,
tahapan :
1) Tahap pre interaksi
Mengumpulkan data tentang klien dan Menyiapkan alat.
2) Tahap kerja
a) Memulai kegiatan dengan cara yang baik, memilih alat
restrain yang tepat.
b) Memasang restrain pada klien dengan cepat dan tepat,
bantu pasien dalam kondisi duduk jika tidak ada kontra
indikasi, pasang jaket restrain ke tubuh pasien. Jaket
restrain ini seperti baju tidak berlengan dan ada dua
buah tempat tali di samping kanan dan kiri untuk lewat
tali. Setelah itu masukkan tali ke lubang tadi, dan tali ke
lubang yang ada di bawah tempat tidur (kanan dan kiri)
atau bias tali kedua ujungnya mengelilingi kasur bawah.
c) Pastikan tidak ada bagian vest yang berkerut di bagian
punggung pasien,masukkan genggaman tangan diantara
restrain dan pasien untuk memastikan bahwa pernapaan
tidak dibatasi oleh restrain.
d) Hindari mengikat restrain pada side rail tempat tidur,
mengamankan restrain dari jangkauan pasien.
43
e) Melakukan pemeriksaan tanda vital, memeriksa bagian
tubuh yang di restrain, memperhatikan respon pasien.

b. Baju Restrain
Sama seperti diatas perbedaan pada alat restrain yang
digunakan dan tahapan kerja :
1) Pegang pundak pasien dan tangan yang agresif, berjalan
di belakang pasien dan tetap waspada.
2) Buka baju dalam posisi menyerbu pakaikan baju
dengan cepat.
3) Handle tangan pasien ke belakang, seperti orang
diborgol, mengamankan restrain dari jangkauan pasien.
4) Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai
kebutuhan.
5) Melakukan pemeriksaan tanda vital, memeriksa bagian
tubuh yang di restrain, memperhatikan respon pasien.

c. Teknik Elbow Restrain


Digunakan pada umumnya untuk anak-anak atau bayi guna
mencegah anak menekuk tangan dan mencapai insisi atau
alat teraupetik lain yang menempel pada anak.
Sama seperti diatas pada tahap kerja
1) Memasang restrain pada klien dengan cepat dan tepat
2) Pegang lengan klien, pasang ikatan ke klien
3) Masukkan satu jari sebelum diikat agar tidak terlalu
kencang, hindari mengikat restrain pada side rail tempat
tidur.
4) Mengamankan restrain dari jangkauan pasien.
5) Menyediakan keamanan dan kenyamanan sesuai
kebutuhan.
6) Melakukan pemeriksaan tanda vital (khususnya pada
capillary refill dan pulsasi proximal di lengan untuk
mengetahui sirkulasi pasien )
7) Memeriksa bagian tubuh yang di restrain.

d. Restrain Ekstremitas
Digunakan untuk membatasi gerak ekstremitas.
Tahapan sesuai dengan diatas,
Pada pelaksanaan tindakan restrain pada daerah yang tidak
membahayakan pada keempat ekstremitas dengan
menggunakan bahan yang tidak berbahaya/mencederai
pasien.
e. Tehnik Mummy Restrain
Dilakukan untuk bayi agar tidak bergerak dan jatuh/untuk
mengontrol pergerakan selama pemeriksaan.
Bentuknya seperti gurita/grito, bedanya ada 2 lapis, lapisan
pertama di ikat ke tempat tidur sedangkan lapisan kedua di
ikat ke bayi/anak (seperti grito).
1. Instalasi Gawat Darurat
UNIT TERKAIT 2. Instalasi Rawat Inap
3. ICU

44
PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.26 1 1/4
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR Tanggal Terbit
OPERASIONAL 04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


Tata cara pelaksanaan alat bantu nafas untuk membantu
PENGERTIAN
pernafasan pasien secara mekanik
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
kekuatan mekanis pada paru untuk mempertahankan
pertukaran O2 dan CO2 yang fisiologis, mengambil alih
TUJUAN (manipulasi) tekanan jalan napas dna pola pernapasan untuk
memperbaiki pertukaran O2 dan CO2 secara efisien dan
oksigenisasi yang adekuat, mengurangi kerja otot jantung
dengan jalan mengurangi kerja paru
Sesuai SK Direktur Nomor 0431/i/RSUMS/Dir/SK/III/2016
KEBIJAKAN
tentang kebijakan Pelayanan Pasien di RSU Mitra Sejati
A. Pasien
1. Pasien/ keluarga diberi penjelasan
tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Posisi diatur sesuai kondisi pasien

B. Alat
1. Ventilator lengkap dan slap pakai
2. Spirometer
3. Air viva (ambu bag)
4. Set pengisap sekresi
5. Cuff inflator atau spuit 10 cc

PROSEDUR C. Lingkungan
Meletakkan ventilator disamping tempat tidur sisi kiri kepala
pasien

D. Prosedur
1. Penetapan pemasangan ventilator dilakukan oleh dokter
a Mengisap sekresi
b Bekerja sama dengan dokter dalam menentukan pola
pernapasan kendali dengan cara :
1) Menentukan Tidal Volume (TV) 8 12 cc /
Kg Berat Badan
2) Menentukan Minute Volume (MV) = RR x
TV
45
PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.26 1 2/4
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


PROSEDUR 3) Menentukan Frekuensi pernapasan 12 kali /
menit
4) Menentukan Konsentrasi Oksigen (FI O2)
sesuai kebutuhan
5) Mengatur sensifitas ke arah kendali sesuai
jenis ventilator yang digunakan
c Menilai volume udara yang masuk dengan cara membaca
jarum petunjuk pada jarum ventilator, atau melihat pada
layar monitor
d Menentukan sistem alarm volume udara yang masuk /
tekanan udara, sesuai dengan jenis ventilator yang
digunakan
e Menentukan sensitifitas ke arah negative 20 cm H2O bagi
pasien dengan resusitasi otak
f Menghubungkan ventilator ke pasien dengna memakai
konektor

2. Pada pasien dengan pernapasan assisted


a Terangkan prosedur pada pasien
b Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c Mengisap sekresi
d Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola
pernapasan assisted dengan cara :
1) Menentukan sensitifitas sesuai jenis ventilator yang
digunakan
2) Mengatur ventilator dengan frekuensi pernapasan 10 kali
/ menit, agar bila pasien apaoe ventilator dapat
membantu pernapasan
3) Menentukan tidal volume disesuaikan dengan frekuensi
pernapasan yang disiapkan
4) Menentukan konsentrasi oksigen
5) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai
konektor
6) Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain :
a) Kerja ventilator
b) Tensi, nadi, pernapasan, dan tanda tanda
46
syanotik

PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.26 1 3/4
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
04 Februari 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


PROSEDUR c) Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan
ventilator)

3. Pasien dengan pernapasan Sincronize Intermitten Mandatory


Ventilation (SIMV)
a Terangkan prosedur tindakan yang akan dilakukan
b Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
c Mengisap sekresi
d Bekerjasama dengan dokter dalam menentukan pola
pernapasan SIMV dengan cara :
1) Mengatur ventilator sesuai pola napas
(SIMV)
2) Menyesuaikanfrekuensipernapasanventilator
denganfrekuensi pernapasan pasien sesuai dengan
ventilator yang digunakan
3) Menghubungkan ventilator ke pasien dengan memakai
konektor
e Melakukan observasi setiap 30 menit antara lain
1) Kerja ventilator
2) Tensi, nadi, pernapasan, dan tanda tanda
syanotik
3) Tanda-tanda fighting (penolakan bantuan
ventilator)

4. Pada pasien pernapasan Positive end expiratoriy pressure


(PEEP)
a Menetukan tekanan positif sesuai kondisi pasien
b Pola napas kendali dengan PEEP, cara kerjanya sama pada
pasien pernapasan kendali, ditambah dengan pemasangan
katup pada selang ekspirasi
c Pola assisted dengan PEEP, cara kerjanya sama pada pasien
dengan pernapasan assisted, ditambah dengan pemasangan
katup pada selang ekspirasi

47
d Pola napas SIMV dengan PEEP, cara kerjanya sama pada
pasien dengan SIMV, ditambah dengan pemasangan katup
pada selang ekspirasi
5. Pada pasien dengan pernapasan Continuous Positif Airway
Pressure(CPAP)

PEMASANGAN VENTILATOR

No. Dokumen No. Revisi Halaman


01.02.05.26 1 4/4
Ditetapkan Oleh,
STANDAR Direktur RSU Mitra Sejati
PROSEDUR
Tanggal Terbit
OPERASIONAL
10 Juni 2016

(dr. H.SG. WELDY RITONGA, MM)


a Mengatur ventilator ke arah CPAP pada pasien yang sudah
bernafas spontan
b Menghubungkan selang ekspirasi ke dalam botol berisi air
PROSEDUR untuk pasien yang sudah tidak memakai ventilator, tetapi
masih memerlukan tekanan positif pada akhir ekspirasi.
Besarnya tekanan positif dalam alveoli sama dengan panjang
selang ekspirasi yang masuk ke dalam air

UNIT TERKAIT ICU

48

Anda mungkin juga menyukai