Yoghurt merupakan produk pada yoghurt (Jannah et al., 2012).
yang diperoleh dari fermentasi susu Yoghurt memeliki tekstur dan atau susu rekonstitusi dengan yang kyang agak kental sampai menggunakan bakteri Lactobacillus kental atau semi padat dengan bulgaricus dan Streptococcus kekentalan yang homogen akibat dari thermophillus dan atau bakteri asam penggumpalan protein karena asam laktat lain yang sesuai, dengan atau organik dari kultur starter. Proses tanpa penambahan bahan pangan lain pembuatan yoghurt diawali dengan dan bahan tambahan pangan yang persiapan bahan, persiapan starter, diizinkan (BSN, 2009). Hasil dari pasteurisasi susu, inokulasi susu fermentasi yang dilakaukan oleh dengan starter, diinkubasi bakteri asam laktat menjadikan cita (fermentasi) (Jannah et al., 2012). rasa susu (yoghurt) menjadi asam Mengonsumsi yoghurt memiliki (Harjiyanti et al., 2013). manfaat antara lain untuk penderita Bakteri asam laktat yang lactose intolerant, melawan dan digunakan dalam membuat yoghurt mencegah pertumbuhan bakteri mampu memproduksi asam laktat, patogen yang sudah maupun yang sehingga hasil yang dihasilkan baru masuk dan menginfeksi di berupa susu yang mengalami dalam saluran pencernaan, koagulasi protein atau menggumpal mereduksi kanker atau tumor di dengan rasa asam yang mempunyai saluran pencernaan, mereduksi cita rasa khas atau asam. Reaksi yang jumlah kolesterol dalam darah dan terjadi pada yoghurt selama proses stimulasi sistem syaraf, khusus untuk fermentasi berlangsung,yaitu laktosa saluran pencernaan dan stimulasi susu menjadi asam laktat oleh bakteri pembuangan kotoran. asam laktat, pemecahan laktosa METODE PENELITIAN menjadi asam laktat oleh aktivitas Praktikum dilaksanakan di bakteri asam laktat akan Laboratorium Mikrobiologi Pangan meningkatkan keasaman susu, dan Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember. laktat. Setelah itu, ditambahkan Alat dan Bahan media MRSA dan diamkan hingga memadat. Pembuatan media Bahan yang digunakan dalam dilakukan meggunnakan teknik praktikum ini adalah susu segar, double layer karena jenis mikroba starter komersil, starter sendiri. atau bakteri asam laktat (BAL) pada Adapun alat yang digunakan dalam yoghurt merupakan jenis bakteri praktikum ini adalah beaker glass, anaerob, sehingga pada pengaduk, bunsen, thermometer, pertumbuhannya tidak membutuhkan kompor (pemanas), gelas ukur, oksigen. Setelah media memadat, inkubator, gelas plastik beserta selanjutnya diinkubasi pada suhu tutupnya dan sendok plastik. 37oC selama 24 jam. Setelah Tahap Isolasi Mikroba inkubasi selesai, dilajutkan dengan mengisolasi BAL (Bakteri Asam Laktat) yang tumbuh pada cawan Suspensi 1 ml petri yaitu bakteri yang terdapat zona bening pada permukaannya. BAL tersebut diambil sebayak 1 ose lalu Penuangan ke cawan petri di goreska pada media agar miring dan diinkubasi ada suhu 37oC selama + Media 24 jam untuk memperoleh kultur muri. Kultur murni yang terbentuk selanjutnya digunakan pada proses pembuatan starter yoghurt. Pendiaman hingga memadat Identitas Mikroba Yoghrut
Bakteri asam laktat (BAL)
+ Media adalah kelompok bakteri gram positif berbentuk kokus atau batang, tidak Susu yang digunakan dalam membentuk spora, suhu optimum Inkubasi praktikum 0 ini37adalah C selama susu24sapi jamsegar. 40o C, pada umumnya tidak motil, Sebanyak 1 ml sampel susu sapi bersifat anaerob, katalase negatif dan segar dituangkan kedalam cawan oksidase positif, dengan asam laktat petri steril. Kemudian dituangkan sebagai produk utama fermentasi media MRSA cair (de Mann Rogosa karbohidrat. Sifat-sifat khusus Agar), lalu diamkan hingga bakteri asam laktat adalah mampu memadat. Media MRSA cair (de tumbuh pada kadar gula, alkohol, Mann Rogosa Agar) merupakan dan garam yang tinggi, mampu media khusus pertumbuhan asam memfermentasikan monosakarida dan disakarida (Chotimah, 2010). BAL dapat tumbuh di (BAL) yang berperan dalam lingkungan yang memiliki dan tidak pembuatan yoghurt. Bakteri memiliki O2 (tidak sensitif terhadap Lactobacillus bulgaricus merupakan O2), sehingga termasuk anaerob bakteri gram positif, berbentuk aerotoleran. Bakteri yang tergolong batang, katalase negatif, bersifat dalam BAL memiliki beberapa anaerobic/aerotolerant karakteristik tertentu yang meliputi: homofermentatif, dengan suhu tidak memiliki porfirin dan sitokrom, optimum pertumbuhan adalah sekitar katalase negatif, tidak melakukan 400 450C. sedangkan bakteri fosforilasi transpor elektron, dan Streptococcus thermophillus hanya mendapatkan energi dari merupakan bakteri gram positif, fosforilasi substrat. Hampir semua berbentuk bulat/kokus, katalase BAL hanya memperoleh energi dari negatif, bersifat anaerobic, dengan metabolisme gula sehingga habitat suhu optimum pertumbuhan sekitar pertumbuhannya hanya terbatas pada 400 450C. kedua jenis bakteri ini lingkungan yang menyediakan cukup terkandung dalam yoghurt dengan gula atau bisa disebut dengan jumlah 106 107 sel/ml dari lingkungan yang kaya nutrisi. masing masing jenis bakteri. Kemampuan mereka untuk mengasilkan senyawa (biosintesis) Proses Pembuatan Starter Yoghrut juga terbatas dan kebutuhan nutrisi kompleks BAL meliputi asam amino, Susu segar 10 mL vitamin, purin, dan pirimidin. Bakteri asam laktat dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu bakteri Pemanasan 85-90oC 15-20 menit homofermentatif merupakan glukosa difermentasi menghasilkan asam laktat sebagai satu-satunya produk, Pendinginan T= 45oC seperti Streptococus, Pediococcus, dan beberapa Lactobacillus. Bakteri heterofermentatif merupakan glukosa 1% inokulum dan difermentasikan selain menghasilkan 1 ose biakan asam laktat juga memproduksi senyawa-senyawa lainnya yaitu Penutupan rapat etanol, asam asetat dan CO2, contoh Leuconostoc, dan beberapa spesies Lactobacillus (Utami, 2011). Inkubasi 24 jam 37oC Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus merupakan bakteri asam laktat Pembuatan starter yogurt memerlukan susu segar sebanyak 10 mL. Susu 10 mL dipanaskan untuk membunuh mikroba yang kemungkinan terkandung di dalam susu selama 15-20 menit. Pemanasan selama 10-20 menit berguna untuk memaksimalkan proses pemanasan dan meminimalkan adanya mikroba yang kemungkinan masih hidup. Setelah dipanaskan, susu di diamkan sampai suhunya turun menjadi 45oC. Suhu diturunkan untuk mendukung pertumbuhan mikroba pada suhu yang sesuai dengan pertumbuhan mikroba. Susu kemudian ditambahkan 1% inokulum dan 1 ose biakan mikroba yogurt. Campuran ditutup rapat agar tidak ada udara yang masuk sehingga kondisi anaerob terjamin. Proses selanjutnya diinkubasi pada suhu optimum 200 mL susu segar sebagai pertumbuhan bakteri yogurt yaitu bahan pembuatan yogurt dipanaskan 37oC selama 24 jam agar bisa selama 15-20 menit pada suhu 85- didapatkan 200 mL susu bakteri lebih banyak 90oC untuk membunuh mikroba di segar daripada sebelumnya. dalam susu. Susu yang telah dipanaskan selanjutnya didinginkan agar suhunya turun dan dapat Pemanasan 85- mendukung pertumbuhan bakteri. 90oC, 15-20 menit Setelah tercapai suhu 45oC, susu ditambahkan starter komersil dan starter sendiri dengan masing-masing Pendinginan T= 45oC konsentrasi sebesar 2%. Perbedaan jenis starter ini berfungsi untuk mengetahui perbedaan karakteristik +starter +starter yogurt yang dihasilkan dari jenis komersil bakteri yang berbeda. Susu yang 2% sendiri 2% telah ditambahkan starter dilakukan Proses Pembuatan Yoghurt pengadukan agar homogen serta meratakan bakteri ke seluruh bagian Pengadukan
Penuangan ke dalam 3 gelas
Inkubasi 37oC, 4-6 jam
susu. Susu dibagi ke dalam 3 gelas asam laktat dari proses fermentasi sama banyak dan diinkubasi selama laktosa pada susu (Triyono, 2010). 4-6 jam pada suhu optimum 37oC. Setiap jam inkubasi, dilakukan PENDAHULUAN pengamatan. Rasa Berdasarkan hasil perhitungan Karakteristik Yoghrut uji skoring pembedaan rasa yoghurt Tabel 1. Kandungan gizi yoghurt per dengan pembedaan waktu fermentasi 4 jam; 5 jam; 6 jam didapatkan hasil 100 mg bahwa nilai rasa yoghurt dengan starter sendiri berturut-turut 2,64; Komponen Kandungan Energi (kkal) 52 2,7; 2,91 dan dengan starter komersil Protein (g) 3,30 secara berturut-turut 2,51; 2,1; 1,83. Karbohidrat (g) 4 Nilai skoring rasa tertinggi pada Lemak (g) 2,50 yoghurt dengan starter sendiri selama Kalsium (mg) 120 6 jam fermentasi yaitu 2,91 dan nilai Pospor (mg) 90 skoring rasa terendah pada yoghurt Vitamin A (IU) 73 dengan starter komersil selama 6 Vitamin B1 0,04 Sumber : Kementerian Kesehatan jam. Yoghurt dengan starter sendiri 6 jam fermentasi memiliki rasa yang Republik Indonesia, 2010 sedikit asam tetapi masih terasa Menurut Susilorini dan susunya. Sedangkan yoghurt dengan Sawitri (2007) dalam Prasetyo starter komersil 6 jam fermentasi memiliki rasa asam yang mencolok (2010), susu yang difermentasi dan tetapi bukan rasa asam yoghurt pada menghasilkan yogurt memiliki rasa umumnya namun asam cenderung asam yang khas dengan pH sekitar pada susu basi. Nilai skrosing uji embedaan rasa paling tinggi dan 3,8-4,6. Yogurt memiliki kandungan rendah pada yoghurt fermentasi 6 asam laktat yang tinggi, sedikit atau jam karena, semakin lama fermentasi tidak mengandung alkohol sama maka rasa yang dihasilkan semakin ketara. Yoghurt dengan starter sendiri sekali, mempunyai tekstur semi memiliki rasa yang lebih baik dari padat, kompak serta rasa asam yang starter komersil, hal ini dapat menyegarkan (Tamime dan dikarenakan starter yoghurt sendiri Robindon, 1989 dalam Prasetyo berasal dari biakan murni sedangkan starter yoghurt komersil berdasarkan (2010). Rasa asam disebabkan oleh yoghurt pasaran yang digunakan bakteri asam laktat yang memberikan sebagai starter atau dapat dikatakan rasa asam khas akibat kandungan biakannya tidak murni. DAFTAR PUSTAKA Fakultas Peternakan, Universitas Sebelas Maret [BSN] Badan Standarisasi Nasional. 2009. Minuman Susu Triyono, A., 2010. Mempelajari Fermentasi Berperisa. SNI- pengaruhmaltodekstrindansusu 7552:2009. Jakarta: Badan skim terhadap karakteristik Standardisasi Nasional yoghurtkacanghijau(Phaseolus Indonesia. radiatusL.).Prosiding.Seminar Chotimah, S. 2010. Peranan RekayasaKimiadanProses.45 Streptococcus thermophillus dan Agustus2010.Semarang.ISSN: Lactobacillus bulgaricus dalam 14114216. Proses Pembuatan Yogurt : Utami, D.A. 2011. Karakterisasi Suatu Review. Jurnal Ilmu Molekular Bakteri Asam Laktat Peternakan. 4(2) : 47-52. (BAL) Probiotik dengan Gen Harjiyanti MD, Pramono YB, 165 rRNA yang berpotensi MulyaniS. 2013. Total asam, Menghasilkan Bakteriosin dari viskositas, dan kesukaan pada Fermentasi Sirsak (Annona yoghurt drink dengan sari buah maricata L.) di Sumatera Baarat. mangga (Mangifera indica) Tesis. Program Pascasarjana. sebagai perisa alami. Jurnal Padang : Universitas Andalas. Aplikasi Teknologi Pangan 2(2):104-107. Jannah, A. M., Nurwantoro, dan Y. B. Pramono. 2012. Kombinasi susu dengan air kelapa pada proses pembuatan drink yoghurt terhadap kadar bahan kering, kekentalan, dan pH. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan. 1 (3) : 69-71. Kementerian kesehatan Indonesia. 2010. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2009. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI Prasetyo, H. 2010. Pengaruh Penggunaan Starter Yoghurt Pada Level Tertentu Terhadap Karakteristik Yoghurt Yang Dihasilkan. Skripsi. Surakarta: