Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Ginjal

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga

retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya

menghadap ke medial. Cekungan ini disebut sebagai hilus renalis, yang didalamnya

terdapat apeks pelvis renalis dan struktur lain yang merawat ginjal, yakni pembuluh

darah, sistem limfatik, dan sistem saraf.4,5

Ginjal memiliki panjang 11,5 cm, lebar 5-8 cm, dan tebal 3 cm. Ginjal

terletak antara vertebra thorakal 12 sampai vertebra lumbal 3 pada pasien yang

stenik. Pasien yang hiperstenik memiliki posisi ginjal yang lebih tinggi dan pasien

yang astenik memiliki posisi ginjal yang lebih rendah. Ginjal kanan memiliki posisi

yang lebih rendah 1 cm dari ginjal kiri karena terdorong oleh hepar.5

Adrenal
Limpa Hati
Ginjal Kiri

Ureter Kiri

Vesika Urinaria
4

Uretra
Kiri Kanan

Gambar 2.1 Traktus urinarius pada pandangan anterior dan posterior.


Dikutip dari : Soetikno RD.5

2.1.1 Struktur di sekitar ginjal


3
Ginjal dibungkus oleh jaringan fibrous tipis dan mengkilat yang disebut kapsula

fibrosa (true capsule) ginjal, yang melekat pada parenkim ginjal. Di luar kapsula

fibrosa terdapat jaringan lemak yang di sebelah luarnya dibatasi oleh fasia Gerota.

Di antara kapsula fibrosa ginjal dengan kapsula Gerota terdapat rongga perirenal.4

Di sebelah kranial ginjal terdapat kelenjar anak ginjal atau glandula adrenal atau

disebut juga kelenjar suprarenal yang berwarna kuning. Kelenjar adrenal bersama-

sama ginjal dan jaringan lemak perirenal dibungkus oleh fasia Gerota. Fasia ini

berfungsi sebagai barrier yang menghambat meluasnya perdarahan dari parenkim

ginjal serta mencegah ekstravasasi urine pada saat terjadi trauma ginjal. Selain itu,

fasia Gerota dapat pula berfungsi sebagai barrier dalam menghambat penyebaran

infeksi atau menghambat metastasis tumor ginjal ke organ di sekitarnya. Di luar

fasia Gerota terdapat jaringan lemak retroperitoneal yang terbungkus oleh

peritoneum posterior. Rongga di antara kapsula Gerota dan peritoneum ini disebut

rongga pararenal.4

Di sebelah posterior, ginjal dilindungi oleh berbagai otot punggung yang tebal

serta tulang rusuk ke XI dan XII, sedangkan di sebelah anterior diilindungi oleh

organ intraperitoneal. Ginjal kanan dikelilingi oleh hepar, kolon, dan duodenum,
5

sedangkan ginjal kiri dikelilingi oleh lien, lambung, pankreas, jejunum, dan

kolon.4
2.1.2 Struktur Ginjal

Secara anatomis ginjal terbagi menjadi 2 bagian, yaitu korteks dan medula

renalis. Korteks renalis terletak lebih superfisial dan didalamnya terdapat berjuta-

juta nefron. Nefron merupakan unit fungsional terkecil ginjal. Medula renalis yang

terletak lebih profundus banyak terdapat duktuli atau saluran kecil yang

mengalirkan hasil ultrafisasi berupa urin.4,5

Gambar 2.2 Bagian- bagian dari ginjal.


Dikutip dari : Putz R, Pabst R.6

Nefron terdiri atas glomerulus, tubulus kontortus (TC) proksimal, lengkung

henle, tubulus kontortus distalis, dan duktus kolegentes. Darah yang membawa sisa

hasil metabolisme tubuh difiltrasi didalam glomerulus dan setelah sampai tubulus

ginjal beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reabsorbsi


6

dan zat sisa metabolisme yang tidak diperlukan oleh tubuh mengalami sekresi

membentuk urin.4

Setiap hari tidak kurang 180 liter cairan tubuh difiltrasi di glomerulus dan

menghasilkan urin sebanyak 1 2 liter. Urin yang terbentuk di dalam nefron

disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalises ginjal untuk kemudian

disalurkan ke dalam ureter.4

Gambar 2.3 Struktur nefron beserta tubulus ginjal.


Dikutip dari : Soetikno RD.5

Sistem pelvikalises ginjal terdiri atas kaliks minor, infundibulum, kaliks mayor,

dan pyelum atau pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikalises terdiri atas epitel

transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkontraksi untuk

mengalirkan urin sampai ke ureter.4

2.1.3 Vaskularisasi Ginjal


7

Suplai darah ginjal diperankan oleh arteri dan vena renalis. Arteri renalis

merupakan cabang langsung dari aorta abdominalis dan vena renalis bermuara

langsung ke dalam vena kava inferior. Vena dan arteri renalis keduanya membentuk

pedikel ginjal. Arteri memasuki ginjal dan vena keluar dari ginjal di dalam area

yang disebut hilus renalis. Pada sisi kiri, vena renalis lebih panjang daripada arteri.

Di belakang dari kedua pedikel ini terdapat pelvis renalis.4

Arteri dan Vena Interlobular

Korteks Renal
Arteri dan Vena Arkuata
Medula Renal
Arteri dan Vena Interlobar
Arteri Renalis
Pelvis Renalis
Vena Renalis

Ureter

Gambar 2.4 Anatomi vaskularisasi ginjal.


Dikutip dari : Fox SI.7

Rangkaian sistem vena kiri berbeda dengan sebelah kanan, yakni vena yang

merawat gonad (vena spermatika pada laki-laki atau ovarika pada perempuan),

langsung bermuara pada vena renalis kiri. Lain halnya dengan sisi kanan, vena

tersebut bermuara secara oblik langsung ke vena kava inferior, di bawah

percabangan vena renalis dengan vena kava.4


8

Arteri renalis bercabang menjadi anterior dan posterior. Cabang posterior

merawat segmen medius dan posterior. Cabang anterior merawat kutub atas, bawah,

dan seluruh segmen anterior ginjal. Arteri renalis bercabang menjadi arteri

interlobaris, yang berjalan di dalam kolumna Bertini ( di antara piramid ), kemudian

membelok membentuk busur mengikuti basis piramida sebagai arteria arkuata, dan

selanjutnya menuju korteks sebagai arteri lobularis. Arteri ini bercabang kecil

menuju ke glomeruli sebagai arteri aferen, dari glomeruli keluar arteri eferen yang

menuju ke tubulus ginjal. Sistem arteri ginjal adalah end arteries, yaitu arteri yang

tidak mempunyai anastomosis dengan cabang dari arteri lain, sehingga jika terdapat

kerusakan pada salah satu cabang arteri ini, berakibat timbulnya iskemia pada

daerah yang dilayaninya. Sistem cairan limfe ginjal dialirkan ke dalam limfonodi

yang terletak di dalam hilus ginjal. Seperti halnya pada sistem pembuluh darah dan

persarafan, sistem limfatik berada di dalam rongga retroperitoneum.4

2.1.4 Persarafan

Ginjal mendapatkan persarafan melalui pleksus renalis, yang seratnya berjalan

bersama dengan arteri renalis. Input dari sistem simpatik menyebabkan

vasokonstriksi yang menghambat aliran darah ke ginjal. Ginjal diduga tidak

mendapat persarafan parasimpatik. Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju

korda spinalis segmen thorakal 10-11, dan memberikan sinyal sesuai dengan level

dermatomnya. Oleh karena itu, dapat dimengerti bahwa nyeri di daerah pinggang

(flank) bisa merupakan nyeri alih dari ginjal.4


2.1.5 Fungsi Ginjal
9

Ginjal memerankan berbagai fungsi tubuh yang sangat penting bagi kehidupan, yakni

menyaring (filtrasi) sisa hasil metabolisme dan toksin dari darah, serta mempertahankan

homeostasis cairan dan elektrolit tubuh, yang kemudian dibuang melalui urine. Fungsi tersebut

di antaranya mengontrol sekresi hormon aldosteron dan ADH (anti diuretic hormone) yang

berperan dalam mengatur jumlah cairan tubuh, mengatur metabolisme ion kalsium dan vitamin

D, serta menghasilkan beberapa hormon, antara lain eritropoetin yang berperan dalam

pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam mengatur tekanan darah, serta

hormon prostaglandin yang berguna dalam berbagai mekanisme tubuh.4

Anda mungkin juga menyukai