Anda di halaman 1dari 72

LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Infrastruktur di Indonesia pada saat ini makin pesat dan berkembang. Ini ditunjukan
dengan banyaknya pembangunan semakin hari semakin meningkat seperti pembangunan
gedung, jembatan, jalan dan bangunan air lainnya. Dalam pembangunan gedung tidak
akan terhindar dari pekerjaan plambing, yang berguna untuk menyalurkan air bersih
ataupun air kotor dalam suatu gedung atau rumah. Selain itu dalam pekerjaan gedung dan
jalan juga ada pekerjaan drainase. Dalam pekerjaan plambing dan drainase faktor
kemiringan sangatlah penting karena dapat mempengaruhi aliran air tersebut agar air
yang disalurkan dapat mengalir ketempat yang lebih rendah atau ke tempat yang
diinginkan. Sehingga tidak terjadi genangan di suatu tempat yang dapat merusak
bangunan tersebut dan juga dapat menimbulkan penyakit pada masyarakat lingkungan
sekitar.
Dalam pekerjaan Drainase perhitungan luas dan volume juga sangat penting, karena
dengan mengukur luas drainase tersebut maka dapat menghitung saluran drainase yang
harus digunakan secara efesien, jika saluran drainase lebih kecil dari volume curah hujan
maka akan terjadi banjir dan jika saluran irigasi lebih besar dari volume curah hujan maka
akan terjadi pemborosan.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan Tujuan Praktek Plambing dan Drainase yaitu:

a. Mengetahui tentang Plambing dan Drainase.


b. Mengetahui tentang peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktek Plambing dan
Drainase.
c. Memahami prosedur pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan Plambing dan
Drainase.

Kelompok 2 KG 2A 1
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

d. Melaksanakan pekerjaan Plambing dan Drainase.


e. Dapat mengaplikasikan teori dan praktek yang didapatkan ketika di lapangan.

1.3 Ruang Lingkup Pembahasan


Laporan ini akan membahas pekerjaan plambing dan drainase. Untuk pekerjaan plambing
akan dibahas tentang pemotongan pipa, pengikiran pipa, penguliran pipa dan pembuatan
instalasi pipa tertutup. Sedangkan untuk pekerjaan drainase akan dibahas tentang pemasangan
papan duga, membuat galian, membuat kemiringan pada galian, serta pemasangan pipa dan
bak kontrol.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data


Sumber dan teknik pengumpulan data mengambil ketika praktikum berlangsung
sesuai dengan instruksi dari dosen pembimbing yang telah disampaikan, melaksanakan tugas
yang telah diberikan, mencatat data-data yang dibutuhkan, serta menyusun data-data yang
dikumpulkan.

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan

Praktek Plambing Dan Drainase ini dilaksanakan pada hari Senin sampai Jumat
tanggal 12 Oktober 2015 pukul 07.30 WIB, di Laboratorium Konstruksi Plambing dan
Drainase, Politeknik Negeri Bandung.

1.6 Sistematika Penulisan

Laporan ini akan disajikan kedalam lima bab. Pada bab yang pertama, terdapat
pendahuluan yang didalamnya berisikan latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup
pembahasan, sumber dan teknik pengumpulan data, waktu dan lokasi pelaksanaan serta
sistematika penulisan.

Bab dua akan dijelaskan mengenai dasar teori pelaksanaan plambing dan drainase

Bab tiga akan dijelaskan mengenai pembahasan plambing, yaitu pengertian drainase,
prinsip-prinsip drainase, tujuan drainase, fungsi drainase, jenis dan macam drainase, bentuk-

Kelompok 2 KG 2A 2
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

bentuk saluran, lingkup pekerjaan drainase, tahap pekerjaan drainase, macam - macam
peralatan drainase, dan macam - macam alat serta bahan drainase.

Bab empat akan dibahas mengenai praktikum yang dilakukan, yaitu praktikum
plambing dan drainase. Pada bab lima akan dijabarkan mengenai kesimpulan.

Bab lima akan membahas mengenai kesimpilan

Kelompok 2 KG 2A 3
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Plambing

Plambing adalah teknologi perpipaan (instalasi pipa), dan peralatan untuk


menyediakan air bersih ketempat yang dituju, dengan baik berdasarkan kuantitas, kualitas
dan kontinyuitas harus memenuhi persyaratan, serta untuk menyalurkan/membuang air bekas
(kotoran) dari tempat-tempat tertentu dengan media penyaluran (saluran/pipa) dengan aman,
tanpa mencemari tempat lainnya. Mewujudkan lingkungan yang sehat (higineis), bersih,
aman dan nyaman, sesuai ketentuan atau peraturan yang diharapkan, sistem plambing harus
diupayakan dengan baik.

Ruang lingkup kegiatan plambing adalah :

Instalasi pipa air panas


Instalasi pipa air bersih
Instalasi pipa air kotor
Instalasi pipa air hujan
Instalasi pipa gas
Instalasi pipa hydrant
Instalasi Sprigkler
Peralatan saniter

2.1.1 Tujuan Plambing

Menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyatakat


Melindungi alam dan lingkungan seperti tanah,kualitas udara,dan kualitos air
Menghindari bahaya,kerusakan materil,kerugian dan beban-beban yang disebabkan
olehamukan limpahan banjir.
Memperbaiki kualitas lingkungan

Kelompok 2 KG 2A 4
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Konservasi sumber daya air

2.1.2 Pelaksanaan Sistem Plambing

1. Perancangan Konsep
Dalam menyiapkan perancangan konsep sistem plambing, hal-hal yang perlu
diketahui adalah :
a. Jenis dan penggunaan konstruksi
b. Denah konstruksi
2. Penelitian Lapangan
Penelitian lapangan merupakan bagian pekerjaan perencanaan dan perancangan
yang meliputi :
a. Kunjungan ke lokasi pembangunan konstruksi dan melihat situasi setempat
b. Perundingan dengan instasi pemerintah yang berwenang
c. Menjajaki pendapat instasi pengairan dan perikanan setempat
d. Penelitian yang menyangkut hak penggunaan air dan pembuangan air

3. Rencana dasar
a. Masalah Umum
Dalam tahap ini disiapkan dasar-dasar perancangan, dengan menggunakan
rencana konsep serta data yang diperoleh dari penelitian lapangan.

b. Pemilihan peralatan
Setelah menetapkan dasar-dasar perancangan, jenis sistem plambing dapat
dipilih, data untuk perhitngan perancangan dapat disiapkan dan jenis-jenis
peralatannya dipelajari.

4. Perancangan Pendahuluan
Berdasarkan rencana dasar yang telah dibuat, kapasitas dari sistem dan
perletakkan peralatan plambing dipelajari lebih detail dengan menggunakan gambar-
gambar pendahuluan denah konstruksi.

Kelompok 2 KG 2A 5
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

5. Rancangan Pelaksanaan
Setelah rancangan pendahuluan diperiksa dan disetujui, perhitungan dan gambar
gambar pelaksanaan dapat disiapkan.

2.1.3 Bahan Instalasi Pipa

1. Pipa Induk
Untuk Pipa Induk dapat digunakan bahan :

a. Besi tuang/besi cor


b. Asbes semen
c. Baja lapis beton
d. Pipa plastik PVC (Poly Vinyl Chloride), UPVC (UnPoly Vinyl Chloride), dan PE
(Polymer)
e. Baja
f. Timah hitam

Dalam pemasangan pipa ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi :

Harus mampu mengeluarkan debit air sesuai dengan kebutuhan


Mampu menahan gaya baik gaya dari luar seperti tanah atau pembebanan lainnya
maupun gaya yang ditimbulkan oleh tekanan air itu sendiri

2. Pipa Instalasi Gedung


Syarat umum :

Harus mampu mengalirkan debit yang diperlukan


Dapat menahan gaya-gaya dalam dan luar
Cukup tahan lama
Kerusakan pada pipa diakibatkan oleh :

Kerusakan pipa dari pabrik


Kerusakan akibat alat sambung

Kelompok 2 KG 2A 6
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Kualitas dari pipa itu sendiri


Kerusakan pada saat pelaksanaan Untuk mengatasinya dapat dilakukan perbaikan
yang bersifat sementara perbaikan ini bersifat preventif yakni mengatasi hanya
sesaat. Untuk perbaikan yang bersifat tetap dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
Mencari kondisi yang bocor
Membobok sampai kondisi kerusakan diketahui
Memotong pipa yang bocor
Menyambung pipa dengan menggunakan alat sambung yang diperlukan. Untuk
pipa galvanis, sebelum disambung harus diulir terlebih dahulu kemudian
disambung dengan fitting sesuai kebutuhan. Sedangkan untuk pipa PVC setelah
dipotong dibersihkan kemudian diamplas lalu diolesi lem.

Pada instalasi plambing daerah yang rawan bocor adalah di daerah


sambungan, untuk itu setelah pemasangan atau perbaikan pada pipa harus dilakukan
pengujian. 5 cara pengujian yang dapat dilakukan antara lain :
1. Dengan tekanan dan aliran air untuk memeriksa kebocoran pipa terutama pada
sambungan. Cara ini dilakukan dengan mengisi instalasi dengan air kemudian
diberi tekanan sampai skala tertentu pada manometer. Jika skala pada manometer
menurun maka ada bagian yang bocor. Jika tetap maka instalasi sudah baik.
2. Pengujian dengan asap untuk memeriksa kebocoran sambungan. Cara ini
dilakukan dengan mengisi instalasi dengan asap kemudian kedua ujungnya ditutup
dan diperhatikan pada sambungan. Jika asap keluar maka sambungan tidak kuat
atau bocor.
3. Pengujian dengan cermin untuk memeriksa kelurusan dan kebersihan di dalam
saluran pipa yang lurus. Cara ini dilakukan dengan meletakkan 2 buah cermin
pada masing-masing ujung pipa yang lurus dengan sudut 450 dan dari cermin
dapat dilihat cahaya dari ujung yang lain maka akan terlihat apakah pipa tersebut
lurus dan bersih.

Kelompok 2 KG 2A 7
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

4. Dengan slide (semacam plat baja yang tipis dan pada ujungnya ada semacam
sikat ijuk) yang fungsinya untuk memeriksa dan membersihkan bagian dalam
sambungan pipa.
5. Dengan plug (bola karet) untuk memeriksa kebocoran pipa.

2.1.4 Peralatan plambing


Nama alat Gambar Fungsi

Meteran Mengukur panjang benda kerja.

Mistar baja Mengukur panjang benda kerja.

Siku baja Mengukur sudut siku siku 90

Pensil Pemberi tanda

Gergaji besi Memotong benda keras (logam)

Kelompok 2 KG 2A 8
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Pipe cutter Memotong pipa galvanis

Kunci pipa Menggenggam benda kerja / pipa


galvanis (logam)

Ragum pelat Menggenggam benda kerja

Sney langsung Mengulir pipa galvanis

Treading machine Membuat ulir pada pipa besi pejal

Test pump Menguji kebocoran pada instalasi


pipa air bersih

Kelompok 2 KG 2A 9
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Oil can Pelumas pada saat pipa diulir

Kuas Membersihkan serpihan serpihan


bekas proses penguliran

Boring reamer Membersihkan serpihan yang


menempel pada permukaan pipa
bagian dalam

2.1.5 Macam macam bahan

Nama Alat Fungsi


Nipple Sambungan yang relative pendek
Dop Penutup pipa/membantu aliran air

Flug Penutup/membantu aliran air

Reducing alat sambung dari ukuran pipa besar ke kecil atau sebaliknya
socket

Elbow menyambung pipa dalam arah yang berbeda / merubah arah 90

Kelompok 2 KG 2A 10
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Barrel union Menyambung pipa mati

Kran air Mengalirkan / menghentikan air bersifat sementara

2.2 Drainase

Drainase berasal dari kata dry dalam bahasa Inggris yang berarti kering dalam bahasa
Indonesia. Sedangkan pengertian dari drainase secara keseluruhan sendiri adalah : suatu
sistem saluran atau pembuangan yang berfungsi sebagai pengering, pencegah banjir, ataupun
sebagai pembuang air kotor industri pabrik , rumah tinggal dan sebagainya. Dan tujuan utama
dibuatnya suatu sistem drainase adalah untuk memisahkan air kotor (tercemar) dari air bersih
agar tidak mencemari air bersih yang dapat digunakan untuk kegiatan sehari-hari.

2.2.1 Prinsip - Prinsip Drainase


Bahan yang digunakan harus mempunyai ketahanan dan kekuatan terhadap pengaruh
luar.
Diameter pipa harus sesuai dengan kebutuhan air buangan yang akan dialirkan.
Minimum diameter 10mm untuk saluran dalam tanah
Minimum diameter 7.5 mm untuk salura permukaan atas tanah
Untuk tiap pertemuan pipa dan perubahan kemiringan sebaiknya dibuat bak kontrol
untuk pembersih bila terjadi gangguan/kemacetan.
Pipa saluran harus dipasang selurus mungkin.
Pipa harus dipasang dalam suatu kesatuan miring, agar air mengalir dengan baik
(system gravitasi).
Setiap pertemuan pipa sebaiknya tidak tegak lurus, sekurang-kurangnya membentuk
sudut 45.

2.2.2 Tujuan Drainase


Menjamin kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Kelompok 2 KG 2A 11
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Melindungi alam dan lingkungan seperti tanah, kualitas udara, dan kualitas air.
Menghidari bahaya, kerusakan materil, kerugian dan beban-beban lain yang
disebabkan oleh amukan limpahan banjir.
Memperbaiki kualitas lingkungan dan konservasi sumber daya air.

2.2.3 Fungsi Drainase


Mengeringkan daerah becek dan genangan air.
Mengendalikan akumulasi limpahan air hujan yang berlebihan.
Mengendalikan erosi, kerusakan jalan dan bangunan-bangunan.

2.2.4 Jenis dan Macam Drainase


Saluran drainase, baik yang alami maupun buatan, yang berada dan/atau melintasi dalam
wilayah administrasi kota, dibagi menjadi dua golongan, yaitu:
Saluran Drainase Regional
Saluran drainase regional yaitu saluran drainase yang berawal dari luar batas

administrasi kota. Hulunya berada relatif jauh dari batas kota dan lajur salurannya melintasi

wilayah kota.

Saluran Drainase Kota


Saluran drainase kota adalah saluran drainase yang mempunyai hulu/awal aliran

berada di dalam wilayah kota. Saluran drainase kota mungkin bermuara pada saluran drainase

regional, baik yang berada di wilayah kota maupun yang berada di luar wilayah batas kota.

Saluran kota yang bermuara di luar batas kota dan bagian lajur yang berada di luar batas kota

dapat disebut jalur saluran drainase regional.

Saluran drainase kota dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:

Kelompok 2 KG 2A 12
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Drainase Mayor I, saluran ini mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)


lebih besar dari 100 Ha
2. Drainase Mayor II, saluran ini mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS) 50
- 100 Ha
3. Drainase Minor, mempunyai Luas Daerah Pengaliran (DPS)-nya <50 Ha
Saluran drainase minor terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Saluran drainase induk, saluran ini mempunyai DPS antara 25-50 Ha,
dapat disebut juga saluran drainase primer
b. Saluran drainase cabang, saluran ini mempunyai DPS antara 5-25 Ha,
dapat disebut juga saluran drainase sekunder
c. Saluran drainase awalan, saluran ini mempunyai DPS antara 0-5 Ha,
dapat disebut juga saluran drainase tersier

Dalam pembuatan drainase terdiri dari bermacammacam saluran dan jenisnya, antara lain :

1. Drainase Jalan Raya


Fungsinya untuk mengeringkan air yang ada pada jalan raya, agar tidak cepat
rusak. Sistem drainase merupakan serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk
mengurangi dan atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan ke badan air (sungai dan
danau) atau tempat peresapan buatan.

Dalam merencanakan sistem drainase jalan berdasarkan pada keberadaaan air permukaan
dan bawah permukaan, sehingga perencanaan drainase jalan dibagi menjadi:

drainase permukaan (surface drainage)


drainase bawah permukaan (sub surface drainage)

Secara umum, langkah perencanaan sistem drainase jalan dimulai dengan memplot rute
jalan yang akan ditinjau di peta topografi untuk mengetahui daerah layanan sehingga dapat
memprediksi kebutuhan penempatan bangunan drainase penunjang seperti saluran samping

Kelompok 2 KG 2A 13
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

jalan, fasilitas penahan air hujan dan bangunan pelengkap. Dalam merencanakan harus
memperhatikan pengaliran air yang ada di permukaan maupun yang ada di bawah permukaan
dengan mengikuti ketentuan teknis yang ada tanpa menggangu stabilitas konstruksi jalan.

Sistem drainase permukaan jalan berfungsi untuk mengendalikan limpasan air hujan
di permukaan jalan dan juga dari daerah sekitarnya agar tidak merusak konstruksi jalan akibat
air banjir yang melimpas di atas perkerasan jalan atau erosi pada badan jalan. Sistem drainase
bawah permukaan bertujuan untuk menurunkan muka air tanah dan mencegah serta
membuang air infiltrasi dari daerah sekitar jalan dan permukaan jalan atau air yang naik dari
subgrade jalan.

Gambar : Tipikal sistem drainase jalan

Kelompok 2 KG 2A 14
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan drainase permukaan antara
lain:

1. Plot rute jalan pada peta topografi

Plot rute ini untuk mengetahui gambaran/kondisi topografi sepanjang trase jalan yang
akan direncakanan sehingga dapat membantu dalam menentukan bentuk dan kemiringan
yang akan mempengaruhi pola aliran.

2. Inventarisasi data bangunan drainase.

Data ini digunakan untuk perencanaan sistem drainase jalan tidak menggangu sistem
drainase yang sudah ada.

3. Panjang segmen saluran

Dalam menentukan panjang segmen saluran berdasarkan pada kemiringan rute jalan dan
ada tidaknya tempat buangan air seperti sungai, waduk dan lain-lain.

4. Luas daerah layanan

Digunakan untuk memperkirakan daya tampung terhadap curah hujan atau untuk
memperkirakan volume limpasan permukaan yang akan ditampung saluran. Luasan ini
meliputi luas setengah badan jalan, luas bahu jalan dan luas daerah disekitarnya untuk
daerah perkotaan kurang lebih 10 m sedang untuk luar kota tergantung topografi daerah
tersebut.

5. Koefisien pengaliran

Angka ini dipengaruhi oleh kondisi tata guna lahan pada daerah layanan. Koefisien
pengaliran akan mempengaruhi debit yang mengalir sehingga dapat diperkirakan daya
tampung saluran. Oleh karena itu diperlukan peta topografi dan survey lapangan.

Kelompok 2 KG 2A 15
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

6. Faktor limpasan

Merupakan faktor/angka yang dikalikan dengan koefisien runoff, biasanya dengan tujuan
supaya kinerja saluran tidak melebihi kapasitasnya akibat daerah pengaliran yang terlalu
luas.

7. Waktu konsentrasi

Yaitu waktu terpanjang yang diperlukan untuk seluruh daerah layanan dalam
menyalurkan aliran air secara simultan (runoff) setelah melewati titik-titik tertentu.

8. Analisa hidrologi dan debit aliran air

Menganalisa data curah hujan harian maksimum dalam satu tahun (diperoleh dari
BMG) dengan periode ulang sesuai dengan peruntukannya (saluran drainase diambil 5
tahun) untuk mengetahui intensitas curah hujan supaya dapat menghitung debit aliran
air.

2. Drainase Konstruksi Gedung

Fungsinya untuk mengeringkan genangan air pada suatu lokasi atau komplek

perumahan agar masyarakat sekitarnya bebas dari bibit penyakit atau penyebab lainnya

yang bisa mendatangkan bencana.

3. Drainase Pertanian

Fungsinya untuk menyalurkan air dari satu tempat yang banyak airnya ke tempat

lain yang membutuhkan air. Drainase pada pertanian biasanya disebut irigasi.

Saluran jika ditinjau dari manfaatnya dapat dibagi dalam dua bagian :
1. Saluran terbuka

Kelompok 2 KG 2A 16
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Saluran ini cocok untuk limbah yang tidak menimbulkan bau seperti limbah air
hujan sehingga tidak menemari lingkungan.

Keuntungan:

Relatif murah
Mudah dilaksanakan
Dapat dibuat cadangan untuk debit yang lebih besar
Kerugian:

Mudah dikotori terutama dari pembuangan sampah


Menimbulkan bau yang tidak sedap jika air tergenang dalam waktu yang lama
Berdasarkan keuntungan dan kerugiannya, maka pembuatan saluran terbuka harus

memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Letaknya mengijinkan
Saluran terbuka tidak mudah dikotori oleh manusia dan sampah
Jika musim kemarau saluran terbuka tidak boleh ada genangan air
Saluran terbuka sebaiknya tidak banyak terdapat dalam konstruksi jembatan
Saluran terbuka pada umumnya digunakan untuk air hujan
Saluran terbuka letaknya di tepi jalan, sehingga dapat menampung air langsung
dari tepi jalan.

2. Saluran tertutup
Saluran tertutup di pasang di bawah/di tepi jalan dengan ditanam di bawah tanah
dan tidak boleh berada di dalam halaman penduduk. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalamnya saluran di bawah permukaan tanah :

Kemiringan saluran
Tebalnya lapisan pelindung tanah, hal ini sangat tergantung daripada beban yang
bekerja di atasnya
Keadaan air tanah
Kelompok 2 KG 2A 17
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Keuntungan :

Saluran tertutup ini tidak mudah tercemar oleh sampah


Kerugian :

Sulit untuk diperbaiki


Pengerjaannya memakan waktu yang relatif lama

2.2.5 Ruang Lingkup Pekerjaan Drainase

1. Untuk Pengeringan
Fungsi drainase sebagai pengeringan yaitu untuk mengeringkan dan menyalurkan
air yang tergenang pada suatu tempat. Air yang tergenang akan menimbulkan wabah
penyakit. Sistem drainase yang baik adalah sistemdrainase yang dapat mengalirkan air
atau limbah ke tempat pembuangan dengan lancar dan tidak mencemari lingkungan.

2. Untuk Pencegahan Banjir


Drainase juga berfungsi sebagai pencegah banjir, terutama pada daerah yang
rawan terkena bencana banjir. Pada daerah tersebut seharusnya memiliki saluran
pembuangan yang baik dan dapat mengalirkan debit yang cukup untuk membuang air
hujan. Untuk mencegah banjir maka harus dibuat saluran pada kanan dan kiri badan
jalan, hal ini juga dapat mencegah kerusakan jalan raya. Selain itu juga harus dibuat
bak kontrol untuk penahan sampah dan lumpur serta dapat mengontrol salurannya.
Dan seharusnya masyarakat sekitar tidak membuang sampah pada saluran drainase
yang dapat menyebabkan penumbatan pada saluran. Dalam hal ini bentuk saluran dan
ukuran pipa disesuaikan atau tergantung dari :

Curah hujan
Kemiringan tanah
Luas daerah

3. Untuk Pembuangan Air Kotor

Kelompok 2 KG 2A 18
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Pada prinsipnya air kotor atau air limbah ada tiga macam :

Limbah cair (air buangan)


Limbah padat (sampah)
Limbah gas (asap, bau-bauan, dll)
Selain berfungsi seperti di atas, drainase juga berfungsi sebagai pembuangan air
kotor baik berasal dari rumah tangga atau dari industri besar dan kecil. Air kotor atau
limbah ini mengandung berbagai macam zat kimia yang berbahaya bagi lingkungan,
jika tidak ditangani dengan baik akan merusak lingkungan. Untuk itu dalam
pembuangannya harus memiliki saluran yang benar agar tidak mencemari lingkungan
serta penempatannya. Untuk mencegah agar air di lingkungan tempat tinggal
penduduk jangan tercemar, maka air buangan dari industri dialirkan secara khusus,
atau saluran yang terpisah dan dibuang ke:

Bak pembersih air lalu dialirkan ke sungai atau laut


Septic Tank dan dialirkan ke peresapan yang baik alirannya

Sistem drainase ( saluran ) dapat di bedakan menjadi 2 sistem penyaluran:

1. Sistem terpisah
Yaitu saluran air limbah dan saluran air hujan dipisahkan dengan mengunakan
saluran-saluran tertutup. Contohnya air kotoran rumah tangga, industri, rumah
sakit, dan air hujan dibuat melalui saluran-saluran sendiri.

Keuntungan:

Biaya perawatan kecil


Air yang tidak tercemar bisa dipakai/dipergunakan lagi

Kerugian:

Biaya pembuatannya besar karena harus membuat dua saluran

Kelompok 2 KG 2A 19
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Sistem terpisah digunakan apabila :

Tempat atau lokasi memungkinkan


Biayanya ada
Curah hujan cukup besar

2. Sistem campuran
Yaitu saluran air limbah dan saluran air hujan disatukan dengan mengunakan
saluran-saluran tertutup kesatu tempat tertentu. Contohnya, saluran yang
direncanakan untuk membawa air kotoran dari rumah tangga, industri, rumah
sakit, dan air hujan dibuat melalui satu saluran.

Keuntungan:

Biaya pembuatannya murah


Tidak banyak memakan tempat
Kerugian:

Kadang-kadang saluran kombinasi ini mudah tersumbat atau mampat karena


air yang dialirkan bercampur dengan kotoran-kotoran domestik

Sistem Gabungan digunakan apabila :

Curah hujan kecil


Tempat tidak memungkinkan

3. Pembuangan Air Kotor/Limbah


Pada prinsipnya, limbah terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
a. Limbah cair (air buangan)
Limbah ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu:
Limbah Air Hujan

Kelompok 2 KG 2A 20
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Untuk limbah air hujan sering digunakan saluran air terbuka dikarenakan
curah hujan yang ada pada setiap saat tidak menentu tergantung daerahnya.
Limbah Domestik
Merupakan limbah air kotor yang berasal dari WC, kamar mandi tempat
cucian, dll. Limbah air domestik ini harus memakai saluran tertentu karena
bisa membahayakan bagi hewan-hewan di sekitarnya yang meminum air
tersebut. Selain itu juga akan mendatangkan bibit penyakit bagi manusia yang
berada di daerah tersebut.

b. Limbah padat (sampah)


c. Limbah gas (asap, bau-bauan, dll)
4. Untuk Pensuplaian Air Minum
Jenis pipa yang digunakan untuk saluran air minum sebaiknya terbuat dari bahan
yang tahan karat dan tidak berbahaya.

Misalnya :

Pipa tanah liat yang bagian dalamnya di glassur


Pipa besi/galvanis
Pipa paralon/PVC
Pipa beton

2.2.6 Tahap Pekerjaan Drainase

1. Pemahaman gambar kerja


Di antaranya:

Dimana lokasi saluran teresbut


Berapa diameter pipa yang akan dipakai
Jenis pipa yang akan digunakan
Berapa kemiringan galian/saluran
Dimana bak bak kontrol i tempatkan

Kelompok 2 KG 2A 21
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Kemana air harus disalurkan


Berapa kedalaman galian
Analisa : - Kebutuhan bahan
- Volume galian
- Bahan-bahan lainnya

2. Pekerjaan persiapan
Di antaranya:

Hubungi badan yang berwenang/untuk perijinan


Cek keadaan lapangan
Periksa situasi lapangan : - Keadaan lapangan
- Keadaan jalur lalu lintas

Menentukan metoda kerja


Menentukan tempat penimbunan bahan dan peralatan
Menetukan kantor direksi untuk pengawas
Melaksanakan pekerjaan

3. Penandaan/pematokan
Penandaan/pematokan dilakukan agar supaya dengan mudah mengetahui lokasi yang
akan dikerjakan.

4. Pemasangan Bowplank/Stake Out


Fungsinya:

Sebagai pedoman untuk memeriksa


Menentukan titik awal/datum
Menentukan ketinggian, kedalaman, kemiringan, lebar galian, as pipa

5. Penggalian Tanah
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggalian, antara lain :

Kelompok 2 KG 2A 22
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Pemahaman gambar kerja secara teliti sesuai spesifikasi yang dibuat oleh
perencana
Hubungi/koordinasi badan yang berwenang, minta informasi mengenai instalasi
yang melewati daerah tersebut, PDAM; pipa gas; pipa saluran pembuangan;
kabel telepon; dll
Periksa di lapangan apakah informasi sesuai dengan keadaan sebenarnya
Buat catatan tentang kondisi lapangan dengan sesungguhnya
Tentukan sistem kerja yang dipakai
Perkirakan tempat pemasangan bowplank
Perkirakan lamanya pelaksanaan kerja (buat time schedule)

Klasifikasi galian:

Galian dangkal < 1,5 m


Galian sedang 1,5 3 m
Galian dalam

Metode galian:

Galian dengan sisi tebing miring


Galian dengan sisi tebing tegak

Kemiringan tebing galian maximum dapat dibuat :

3 : 1 untuk tanah yang keras dan stabil


2 : 1 untuk tanah yang gembur dan stabil
1 : 1 untuk tanah yang lunak dan labil

Kelompok 2 KG 2A 23
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Lebar galian yang dianjurkan:

Kedalaman (m) Lebar galian (m)


1 60
1,5 65
2 80
3 90
4 100

6. Penurapan Tanah (Untuk Galian Tanah)


Penurapan adalah konstruksi sementara untuk menahan longsornya tebing galian.

Fungsi turap antara lain untuk:

Untuk menjaga agar lubang galian tetap terbuka tidak longsor walaupun mendapat
beban ekstra

Melindungi pekerja yang sedang bekerja dalam galian tersebut

Hal-hal yang perlu diperhatikan/dipertimbangkan dalam menentukan pemakaian


turap:

Lokasi galian
Keadaan tanah
Kedalaman galian
Beban ekstra dari sekitar galian (gedung, jalan raya, dsb)
Diameter pipa yang akan dipasang
Panjang pipa
Ukuran bahan turap
Ruang kerja yang dibutuhkan
Lamanya pelaksanaan kerja

Kelompok 2 KG 2A 24
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Keadaan cuaca setempat

Tipe-tipe turap di antaranya:

Tipe tertutup
Untuk tanah lunak, gembur, tanah berpasir/labil

Tipe terbuka
Untuk tanah padat dan stabil

7. Pemasangan dan Penyambungan Pipa


Syarat-syarat pemasangan pipa :

Pipa harus diletakan diatas bahan pendukung yang stabil


Galian harus bersih dari batuan dan kotoran
Pipa yang akan dipasang dalam keadaan bersih dan tidak retak
Seluruh badan pipa terletak diatas bahan pendukung

Penyambungan pipa tanah liat :

Penyambungan spigot dan socket dengan mortal/adukan


Penyambungan spigot dan socket dengan rubber ring

Penyambungan pipa besi tuang :

Sambungan mekanis (menggunakan mur, baut, dan seal)


Sambungan epoxy resin joint
Sambungan dengan timah hitam (lead caulked joint)
Sambungan dengan ulir (galvanis)

Penyambungan pipa plastik (PVC) :

Sambungan dengan lem


Sambungan dengan cincin karet

Kelompok 2 KG 2A 25
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Penyambungan pipa asbes :

Sambungan dengan socket


Sambungan denga cincin karet

Penyambungan pipa beton :

Sambungan dengan adukan/mortal

8. Pembuatan Bak-bak Kontrol/Lubang Inspeksi


Fungsinya antara lain untuk:

Tempat pengetesan kebocoran dan kebersihan pipa


Tempat melakukan perbaikan akibat tersumbat, dll
Tempat mengeluarkan sampah

Tempat pemasangan :

Setiap perubahan arah pipa saluran


Setiap pertamuan pipa saluran
Setiap maximum 30 meter, pada saluran yang lurus
Setiap perubahan kemiringan saluran

Macam-macam lubang inspeksi :

Bak kontrol
Bak pengendap lumpur
Bak penampung air hujan
Bak pengumpul pasir
Bak peresapan
Bak pemisah minyak
Septitank

9. Pengujian Saluran Pipa

Kelompok 2 KG 2A 26
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Macam-macam pengujian :

Dengan tekanan dan aliran air, untuk memeriksa kebocoran dan kemiringan pipa
saluran
Dengan asap, untuk memeriksa kebocoran sambungan pipa
Dengan cermin, untuk memeriksa kelurusan dan kebesihan bagian dalam saluran
Dengan slide (plat baja tipis yang dilengkapi sikat ijuk pada ujungnya), untuk
memeriksa dan membersihkan bagian dalam smbungan pipa
Dengan plug (bola karet), untuk memeriksa kebocoran pipa saluran

10. Pengurugan tanah

2.2.7 Macam macam peralatan drainase


Peralatan drainase Gambar Fungsi

Rol meter Mengukur panjang, tebal benda kerja

Siku rangka Mengukur kesikuan

Waterpas batang Mengukur ketegakan dan kesikuan

Kelompok 2 KG 2A 27
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Waterpas selang Mengukur kedataran

Unting-unting Mengukur ketegakan

Gergaji kayu Alat pemotong

Benang Sebagai alat penanda daerah galian

Palu cakar Mamasang paku pada bowplank

Palu martil Memasang memaku tiang utama bowplank


ke dalam tanah.

Cangkul Membuat galian

Kelompok 2 KG 2A 28
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Seblang Membuat tegak hasil galian

Sekop Membantu meratakan hasil galian dari


cangkul

Boning rod Mengukur kedalaman dan ketegakan galian

2.2.8 Macam macam bahan


Macam macam bahan Fungsi
Kaso5/7 Sebagai sandaran kaki untuk bowplank (stake out)

Papan ukuran 2/20 Papan duga

Patok Tiang bowplank

Paku Memasang bowplank atau menambah perkuatan

bak control Mengecek jika terjadi penyumbatan pada saluran air

Elbow 4 1 buah Menyambungkan pipa dari saluran air buangan

tee way 1 buah Menyambungkan saluran dari 2 arah

socket 1 buah Sebagai alat sambung antar pipa

Kelompok 2 KG 2A 29
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Pasir (bahan Menjaga agar pipa tidak bergerak kemiringannya


pendukung pipa )

Kelompok 2 KG 2A 30
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

BAB III

PRATIKUM

3.1 Pratikum plumbing

3.1.1 Memotong dan Mengikir Pipa Galvanis

3.1.1.1 Tujuan

Dapat mengetahui dan mengaplikasikan cara memotong dan mengikir pipa


galvanis sesuai dengan prosedur yang berlaku.

Mengetahui cara menyambung pipa sesuai prosedur yang berlaku

Mengetahui cara mengulir pipa galvanis yang benar

3.1.1.2 Peralatan dan Bahan

a. Peralatan :

1. pipe cutter
2. penjepit pipa
3. meteran
4. boring reamer
5. ragum pelat
6. gergaji besi
7. siku baja
8. mistar baja
9. kikir

b. Bahan:
1. pipa galvanis 1
2. pipa galvanis
3. pipa galvanis

Kelompok 2 KG 2A 31
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3.1.1.3 Langkah Kerja


A. Pemotongan Pipa Galvanis dan
1. Mempersiapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Mengukur panjang pipa yang akan dipergunakan dengan menggunakan meteran
kemudian beri tanda goresan dengan gergaji besi sepanjang 25cm.
3. Jepitkan pipa galvanis tersebut sejajar dengan ragum pelat, dan pastikan pipa sudah
terjepit kuat.
4. Potong tiap diameter pipa yang berbeda dan telah diukur dengan panjang masing-
masing yang telah ditentukan dengan menggunakan gergaji besi. Posisi gergaji
tegak lurus dengan pipa agar permukaan pipa rata pada saat pemotongan.
5. Lakukan pengecekan panjang pipa menggunakan meteran atau mistar baja.
6. Kemudian apabila panjang pipa melebihi yang direncanakan, lakukanlah
pengikiran dengan meletakan pipa pada ragum pada posisi pipa tegak lurus dengan
ragum.
7. Kikir pipa dengan kikir kasar dimaksudkan untuk menghilangkan tebal toleransi
dan ketidakrataan dari setiap ujung pipa.
8. Setelah panjang pipa sesuai dengan yang kita inginkan, gunakan kikir halus untuk
meratakan tiap ujung pipa. Kikir pipa hingga rata dan siku pada sisinya.
B. Pemotongan Pipa Galvanis 1
1. Persianpakan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Mengukur panjang pipa yang akan dipergunakan dengan menggunakan meteran
kemudian beri tanda goresan dengan gergaji besi sepanjang 25cm.
3. Jepitkan pipa galvanis tersebut sejajar dengan ragum pelat, dan pastikan pipa sudah
terjepit kuat.
4. Lakukan pemasangan pipe cutter dengan mata pisau pada tanda batas yang sudah
dibuat sebelumnya.
5. Potong pipa dengan cara melakukan pemutaran secara vertical , hingga pipa
terpotong secara penuh.

Kelompok 2 KG 2A 32
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

6. Apabila telah terpotong , gunakan boring reamer untuk melakukan perapihan sisa
baja yang terpotong pada bagian dalam pipa.

3.1.1.4 Gambar Kerja

25
25

25

25
25

25

3.1.1.5 Kesimpulan dan Saran

Proses pemotongan pada pipa galvanis akan mempengaruhi pada proses selanjutnya
yaitu perataan kesikuan dengan penggunaan kikir dan ketepatan panjang pipa, apabila
pemotongan memiliki penyimpangan panjang yang tinggi maka pada proses pengikiran
dan perataan ke sikuan ujung pipa akan semakin sulit , begitu pula sebaliknya . semakin
rendah penyimpangan panjang dan kesikuan sudut semakin mudah pada proses
pengikiran.

3.1.2 Mengulir Pipa Galvanis Dengan Menggunakan Snei Tak Langsung

3.1.2.1 Dasar teori


Dalam melakukan penguliran harus diperhatikan bahwa terdapat aturan yang
harus diperhatikan, yaitu panjang ulir dari setiap ukuran pipa berbeda-beda, yaitu
sepanjang 15mm untuk pipa galvanis diameter , 18 mm untuk pipa galvanis

Kelompok 2 KG 2A 33
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

ukuran serta 20mm untuk pipa diameter 1. Dalam melakukan penguliran perlu
diperhatikan juga bahwa saat pipa dan alat sambung disambungkan dengan diputar
menggunakan tangan sampai maksimal (sampai sudah terasa berat dan tidak dapat
diputar lagi dengan tangan), sambungan antara pipa dan alat sambung harus
menyisakan setidaknya 3 sampai 2 ulir lagi, hal ini ditujukan agar untuk ulir sisanya
yang tidak dapat diputar dengan tangan dapat diputar dengan menggunakan alat
bantu seperti misalnya dengan kunci pipa maupun alat lainnya sehingga sambungan
antara pipa dan alat sambung menjadi sangat rapat dan tidak menyisakan celah
sehingga tidak terjadi kebocoran saat pipa dialirkan air.
Pada penguliran secara manual terdapat 2 jenis alat yang dapat digunakan
yaitu snei langsung merupakan jenis alat ulir yang hanya memerlukan satu kali
penguliran untuk membuat ulir namun membutuhkan energi yang besar dan Snei tak
langsung yang dalam proses pengulirannya memerlukan beberapa kali penguliran
serta ketepatan dan ketelitian yang lebih agar ulir yang dihasilkan sesuai.

3.1.2.2 Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan ulir, dan mengetahui


prinsip juga aturan pembuatan ulir menggunakan snei tak langsung

3.1.2.3 Alat dan Bahan


Alat :
- Snei tak langsung
- Ragum
- Oil can
- Kunci pipa
- Penggores
- Penggaris besi
- Sikat / kuas
- Reducing

Kelompok 2 KG 2A 34
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Bahan :
- Pipa galvanis ukuran , dan 1 yang telah dipotong pada job 1

Langkah kerja :

1. Ukur pipa galvanis diameter 15 mm, pipa galvanis diameter 18 mm dan


pipa galvanis diameter 1 20mm menggunakan penggaris besi lalu gunakan
gergaji besi pada pipa untuk membuat goresan sebagai penanda

(Gambar 1)

2. Masukkan pipa galvanis ke alat pengunci pipa yaitu ragum pipa lalu kencangkan

(Gambar 2)
3. Stel snei menggunakan pisau ukuran untuk pipa berdiameter (Gambar 3a),
pisau berukuran untuk pipa berdiameter (Gambar 3b) dan pisau ukuran 1
untuk pipa berdiameter 1 (Gambar 3c)

Kelompok 2 KG 2A 35
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

(Gambar 3a) (Gambar 3b) (Gambar 3c)


4. Letakkan pisau ukuran untuk pipa berdiameter kedalam snei, dengan benar
yaitu muka pisau satu dengan yang lainntya berlawanan.

(Gambar 4)
5. Kencangkan menggunakan kunci pass-ring, untuk penguliran pertama pastikan
pisau dengan ukuran garis pada snei tidak satu garis lurus

(Gambar 5)
6. Lakukan penguliran pertama yaitu dengan menyimpan snei tak langsung diujung
pipa galvanis lalu putar batang snei dari atas ke bawah 180 hingga batas ukuran
yang sudah ditentukan yaitu 1,5 cm untuk pipa berdiameter

Kelompok 2 KG 2A 36
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

(Gambar 6)

7. Keluarkan snei tak langsung dari pipa dengan memutar batang snei searah jarum
jam lalu stel snei kembali menggunakan kunci pass-ring untuk penguliran kedua,
pastikan pisau snei dengan ukuran garis pada snei mendekati garis lurus. Pastikan
alat snei bersih dari bram (besi yang terulir).

(Gambar 7)
8. Lalu lakukan kembali penguliran

(Gambar 8)

Kelompok 2 KG 2A 37
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

9. Setelah snei di lepaskan dari pipa, stel snei dengan kunci pass ring untuk
penguliran ketiga hingga garis yang ada di snei sejajar . Pastikan alat snei bersih
dari bram dengan membersihkan alat snei dengan kuas

(Gambar 9a)

10. Lakukan kembali penguliran terakhir dan pastikan ukuran uliran pipa benar yaitu
untuk pipa diameter adalah 1,5 cm (Gambar 10)

(Gambar 10)
11. Setelah selesai penguliran bersihkan snei dan pipa setelah diulir menggunakan
koas dari bram (Gambar 11)

Kelompok 2 KG 2A 38
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

(Gambar 11)

12. Cek pipa menggunakan sambungan pipa ukuran , apabila sambungan pipa trsb
belum dapat masuk ke dalam pipa , lakukan penguliran kembali dengan menyetel
snei terlebih dahulu, hingga sambungan pipa dapat masuk kedalam pipa dengan
menyisakan 2-3 ulir tanpa menggunakan alat (Gambar 12)

(Gambar 12)

13. Lakukan kembali tahap-tahapan tersebut untuk pipa diameter dan 1, pastikan
ukuran penguliran pipa adalah 1,7cm dan pipa diametr 1 adalah 2cm.
Lakukan pemberian oli disela2 penguliran agar alat tidak panas dan penguliran
dapat berjalan dengan licin

Kelompok 2 KG 2A 39
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3.1.2.4 Gambar kerja

25

25

25

3.1.2.5 Kesimpulan

Dari praktik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pekerjaan ulir ini
merupakan pekerjaan yang memerlukan ketelitian yang cukup tinggi karena apabila
kita tidak telitian dalam melakukan penguliran maka hasil yang kita dapat tidak
sesuai , selain perlu diperhatikan dalam pengerjaan dan pemasangan snei , apabila
snei tidak dipasang dengan baik. Dapat menyebabkan pipa tidak terulir dengan baik
atau sempurna , atau bahkan dapat menyebabkan pipa bengkok pada bagian uliran.

Kelompok 2 KG 2A 40
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3.1.2 Membuat Ulir pada Pipa Galvanis dengan Menggunakan Treading Machine

3.1.2.1 Tujuan

1. Mahasiswa dapat mengetahui panjang standar uliran untuk tiap diameter pipa.
2. Mahasiswa dapat mengulir pipa dengan baik dan benar.
3. Mahasiswa dapat mengulir pipa dengan menggunakan alat mesin (Treading
machine) serta bisa mengoperasikannya

3.1.2.2 Dasar Teori

Treading Machine, digunakan untuk membuat drat luar pada pipa atau besi pejal.
Alat ini dilengkapi dengan snay tidak langsung, pemotong pipa jenis pipe cutter, serta
pembersih serpihan/bram berupa boring reamerdenganpisau spiral.

Perbedaan mengulir secara manual dan mesin yakni terletak dari objek yang akan
digunakan. Bila menggunakan alat snay manual maka yang akan berputar untuk
membuat ulir adalah alat snay tersebut yang diputarkan oleh kita sedang pipanya
sendiri dijepit pada ragum pipa dan pipa tidak ikut bergerak. Sedangkan bila
menggunakan treading machine maka yang akan berputar adalah pipanya itu sendiri
yang terjepit pada penjepit pipa sedangkan alat snaynya sendiri diam.

Hasil pemotongan pipa yang baik yakni sesuai dengan ukuran yang ditentukan,
maka pemasangan pipa akan lancar serta sesuai dengan desain yang telah dibuat.
Hasil yang baik tersebut yakni potongan pipa sesuai ukuran, rapih, permukaan yang
dipotong tegak lurus arah panjang pipa dan rata.

Kelompok 2 KG 2A 41
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3.1.2.3 Peralatan dan Bahan

a. Alat
1. Kuas

2. 1 set mesin ulir (treading machine)

Pipe Cutter

Snay

Stang
PemutarPenjepit BorringRea
pipa mer

Penjepit pipa
Bak Pelumas

Tombol Pengatur Stang Penggerak


Maju/Mundur
Arah Putaran

pedal on/off
b. Bahan
Pipa galvanis 3/4

3.1.2.4 Langkah Kerja


Kelompok 2 KG 2A 42
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Siapkan pipa galvanis dengan diameter 3/4


2. Masukkan pipa galvanis ke dalam treading machine. Hingga bagian pipa yang
keluar menuju alat snay kurang lebih 15 cm agar saat mengulir pipa, pisau snay
tidak bertabrakan dengan tempat pengunci pipa.

3. Kencangkan penjepit pipa bagian depan dan bagian belakang dengan cara diputar
saling berlawanan arah dengan kuat, agar pipa terjepit dengan kuat sehingga tidak
ikut berputar saat diulir.

4. Lalu stel pisau snay agar sesuai dengan diameter pipa yang akan diulir.
Cara penyetelan snay yaitu pertama buka tuas pengunci pada snay. Kemudian, stel
pisau snay pada jarak kira-kira 4 mm lebih besar dari dimeter pipa yang dipakai,
hal ini untuk penyetelan snay pembuat ulir dalam 3 4 tahap pengerjaan. Putar
ruas penggerak hingga pisau snay menyentuh ujung pipa yang akan diulir.

Kelompok 2 KG 2A 43
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

5. Tekan tombol pengatur arah putaran ke arah depan (forward) sehingga pipa akan
berputar searah jarum jam dan bergerak masuk ke arah pisau snay. Paskan pipa
pada pisau snay dengan cara memutar tuas penggerak searah jarum jam.
Pindahkan jarum pengukur pada mistar kea rah nol dan arahkan aliran oli ke ujung
pipa yang akan diulir..

6. Hidupkan mesin, lalu injak pedal on agar mesin mulai berjalan untuk mengulir
pipa. Ulir pipa hingga mistar pengukur menunnjukkan angka 1.

7. Setelah sampai pada ukuran ulir yang sesuai tekan tombol pengatur arah putaran
kearah berlawanan (reverse) untuk memotong sisa-sisa pipa hasil penguliran. Lalu
injak pedal on/off hingga pisau snay berada pada ujung pipa dan jarum pengukur

Kelompok 2 KG 2A 44
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

pada mistar menunjukan angka nol sambil dibersihkan sisa ulirannya


menggunakan kuas.

8. Putar tuas penggerak berlawanan arah jarum jam agar pisau snay menjauh dari
pipa. Stel kembali ukuran diameter pisau snay pada jarak kira-kira 1 mm lebih
kecil dari jarak yang diatur sebelumnya.

9. Putar tuas penggerak searah jarum jam agar ujung pisau snay menyentuh ujung
pipa kembali, lalu lakukan langakah 6 dan 7 kembali.
10. Cek hasil uliran pipa dengan cara menyambungkannya dengan alat sambung pipa
menggunakan tangan hingga pipa masuk dengan sisa 2-3 ulir. Bila alat sambung
pipa belum masuk dengan sisa 2-3 ulir, ulirlah pipa kembali seperti langkah
sebelumnya dengan mengurang jarak pisau snay kira-kira 1 mm dari jarak
sebelumnya.

Kelompok 2 KG 2A 45
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

11. Bila uliran pipa sudah sesuai, potong pipa dengan


pipe cutter pada threading machine
12. dengan jarak potong 50 mm dengan cara arahkan
kembali tombol pengatur arah putaran kearah
forward. Injak pedal on/off sambil menekan pipa
dengan pipe cutter dengan cara memutar tuas pada
pipe cutter. Putarlah tuas sedikit demi sedikit agar
tidak merusak pisau pemotong.

3.1.2.5 Gambar Hasil Kerja Praktek

3.1.2.6 Kesimpulan dan Saran

Keuntungan menggunakan treading machine diantaranya waktu pengerjaan


lebih cepat, Hasil pemotongan dan penguliran lebih rapi, dan tenaga yang diperlukan
lebih sedikit. Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yang pertama yaitu
pada saat penguliran tahap kedua hingga akhir sering terjadi kerusakan pada ulir
karena ulir terlalu dalam, yang kedua yaitu pada setiap penguliran dan pemotongan
hendaknya pipa selalu dibasahi dengan cairan pelumas, kemudian yang ketiga yaitu
pada saat mulai mengulir pipa pastikan jarum pengukur pada mistar menunjukan
angka nol agar panjang uliran pipa sesuai dengan yang kita kehendaki, dan yang

Kelompok 2 KG 2A 46
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

keempat yaitu pada saat penguliran hendaknya arah/jalur uliran konstan pada satu
arah uliran sehingga hasil uliran tidak bertubrukan satu sama lainnya yang akan
membuat hasil uliran tidak baik.

3.1.3 Instalasi Pemasangan Pipa Tertutup

3.1.3.1 Tujuan

Mahasiswa dapat menyambung pipadan dapat menguji kebocoranair instalasi pipa dan
memperbaiki bila ada kebocoran.
3.1.3.2 Peralatan dan Bahan

a. Peralatan :

1. Roll meter
2. mistar baja
3. penggores
4. pipe cutter
5. snay
6. treading machine
7. kunci pipa
8. borring reamer
b. Bahan:
1. pipa galvanis

2. pipa galvanis
3. Alat sambung pipa galvanis diantaranya :
Socket
Elbow
Tee
Reducing socket
Barrel Union (watermur)
Bushings

Kelompok 2 KG 2A 47
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Bend
4. Keran air.
5. Seal tape.

3.1.3.3 Langkah Kerja

1. Mempersiapkan peralatan dan bahan


2. Merencanakan dan memperhitungkan pipa yang akan dipotong sesuai dengan
kebutuhan yang terdapat pada gambar rencana, tujuan dari direncanakan adalah
agar panjang instalasi sesuai dengan gambar rencana
3. Memotong pipa yang telah direncanakan untuk dipotong sesuai dengan ukuran
instalasi pipa tersebut
4. Setelah pipa yang direncanakan dipotong lalu pipa tersebut diulir dengan alat snei
manual
5. Lalu lakukan perakitan dengan yang pertama dirakit adalah knee dengan
pipa yang terdapat disebelah utara dari socket . Dan sambungan ini
berguna untuk membelokan aliran, seperti gambar berikut

6. Setelah itu pasangkan socket dan knee dengan pipa yang


terdapat di sebelah selatan dari knee

Kelompok 2 KG 2A 48
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

7. Lalu setelah itu selesaikan bagian barat instalasi pipa ini dengan memasang bushis
yang menghubungkan dengan knee . Dan fungsi dari bushis
adalah untuk menghubungkan pipa dengan knee . Pada sambungan
ini terdapat pipa dengan pipa yang saling terhubung. Kencangkan
sambungan pipa dengan kunci pipa hingga ukuran 130 cm yang dibutuhkan,
seperti pada gambar berikut.

Kelompok 2 KG 2A 49
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

8. Lalu dilanjutkan pada bagian utara instalasi yang terdapat knee yang
dihubungkan dengan pipa . Pada sambungan ini berfungsi untuk
membelokan aliran, selain itu pada bagian timur knee dipasang tee
yang menghubungkan antara dua pipa . Seperti pada gambar dibawah ini

9. Pada sambungan tee dipasang juga keran yang dihubungkan dengan knee
yang terhubung dengan pipa dan keran air. Seperti gambar berikut

10. Dilanjutkan dengan memasang sambungan socket dengan reducing socket


dan bend . Yang masing-masing memiliki fungsi, yang pertama socket
untuk menghubungkan dua pipa dan melanjutkan dari sambungan
sebelumnya. Untuk reducing socket ini berguna untuk menghubungkan dengan
bend dan dua sambungan ini membantu untuk menghubungkan pipa
dan pipa . Dan kencangkan pipa sambungan pada bagian ini dengan kunci
pipa hingga ukuran 130 cm yang diinginkan

Kelompok 2 KG 2A 50
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

11. Lalu pada bagian timur dari instalasi pipa ini, selesaikan bagian ini dengan
memasang dua socket dan tee . Tee yang berfungsi untuk
menyambungkan pipa pada bagian barat, utara dan selatan

12. Selesaikanlah instalasi pipa ini dengan menyelesaikan bagian selatan instalasi
pipa. Dengan memasang sambungan barel union, dan socket dan
sambungkan pipa yang saling terhubung dengan sambungan pipa yang
telah dipasang, kencangkan sambungan pipanya hingga mendapatkan ukuran 130
cm.

Kelompok 2 KG 2A 51
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Gambar Kerja

Kelompok 2 KG 2A 52
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Kesimpulan

Sebab-sebab terjadinya kebocoran pada pipa kemungkinan karena :

1. Kurang kencang dalam mengunci pada setiap sambungan pipa.


2. Kurang baik dalam melapisi drat dengan seal tape.
3. Pekerjaan mengulir tidak baik.
4. Terlalu kencang mengunci Barrel Union sehinga karet yang didalamnya
rusak.

Kelompok 2 KG 2A 53
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

BAB IV

PRATIKUM DRAINASE

4.2 Pratikum Drainase

4.2.1Pemasangan Stake Out / Papan Duga


4.2.1.1 Dasar Teori

Pelaksanaan pemasangan papan duga atau stake out perlu dilakukan karena
pemasangan papan duga ini merupakan acuan utama untuk menentukan as pipa, titik awal
atau datum, kedalaman dasar galian, ketinggian, dan lebar saluran. Dalam mendirikan papan
duga, lebih baik apabila ketinggian permukaan bowplank 90 cm dari muka tanah. Hal
penting lainnya yang harus diperhatikan dalam pembuatan bowplank adalah kesikuan antar
benang. Maka dari itu pekerjaan pemasangan papan duga ini harus dilakukan dengan tepat,
tegak, rata, dan kokoh.

4.2.1.2 Tujuan
Membuat papan duga dan memasang nya dengan benar, tegak, rata dan kokoh.
4.2.1.3 Alat dan Bahan
Alat
1. Martil besar 8. Palu Cakar
2. Waterpas batang 9. Gergaji kayu
3. Waterpas selang 10. Benang kasur
4. Golok 11. Unting-unting
5. Meteran 3 m
6. Pensil
7. Siku rangka

Bahan
1. Kayu patok ukuran 5/7, 4 buah

Kelompok 2 KG 2A 54
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

2. Papan ukuran 2/20 ,2 buah


3. Paku

Kelompok 2 KG 2A 55
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

4.2.1.4 Denah penggalian

4.2.1.5 Gambar kerja

Gambar kerja kemiringan 2%

4.2.1.6 Perhitungan Kemiringan

Kelompok 2 KG 2A 56
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Dari Bowplank A ke titik A


1,75 m x 2% = +3,5 cm
Dari Titik A ke Bowplank B
6,75 m x 2% = -13,5 cm
Cek Kemiringan : Selisih Tinggi = Jumlah Penurunan
8,5 x 2% = 13,5 + 3,5
17 cm = 17 cm

4.2.1.7 Langkah Kerja


1. Buat gambar perencanaan bowplank

2. Pemasangan Bowplank dimulai dari titik A ukur sebesar 1,75 m dan dari titik B
1,75 m arah keluar kotak.

Kelompok 2 KG 2A 57
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

3. Lalu, dari as ukur dua batang bowplank vertikal sebesar 40 cm. Jadi, jarak antara
batang bowplank vertikal adalah 80 cm.
4. Lalu tancapkan dengan kokoh menggunakan martil.

5. Ukur papan bowplank A horizontal dengan ketinggian 70 cm (ratakan dengan


waterpass selang dengan benchmark) lalu tambah 3,5 cm (sesuai perhitungan),
dan untuk bowplank B dikurangi 13,5 cm.
6. Pastikan bowplank kokoh dan kuat, lalu pasang benang di as bowplank A ke as
bowplank B.
7. Buatlah bowplank di sudut lainnya dengan cara yang sama.

Kelompok 2 KG 2A 58
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

8. Pastikan benang di persilangan antar bowplank ada titik temu.


9. Bila belum ada titik temu, perbaiki lagi ketepatan ketinggian.

1.2.1.8 Kesimpulan

Dalam pembuatan papan duga, hal hal yang harus diperhatikan adalah
ketegakan dan kekokohan dari papan duga, kedataran papan duga dan kelevelan
antara papan duga yang satu dengan yang lain karena akan mempengaruhi kemiringan
permukaan tanah galian.

4.3 Pekerjaan Galian dan Pengurugan Tanah

4.3.1 Pengertian

Pekerjaan Galian merupakan pembuatan lubang saluran pada tanah yang pada
umumnya berfungsi untuk selokan dan saluran air atau yang di sebut sebagai saluran drainase
yg di lakukan dengan memperhatikan kelandaian,garis,elevasi yang di tentukan dan gangguan
yang seminimal mungkin terhadap bahan di bawah dan di luar batas garis galian. Galian
untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk pondasi jembatan atau
struktur lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan pemasangan bahan dengan
benar, pemadatan harus dilakukan setelah penimbunan kembali di bawah dan di sekeliling
pekerjaan.

Kelompok 2 KG 2A 59
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan galian yaitu :

1. Pemahaman gambar kerja secara teliti sesuai spesifikasi yang dibuat oleh perencana
2. Menghubungi atau mengkoordinasikan dengan badan yang berwenang meminta
informasi mengenai instalasi yang melewati daerah tersebut
3. Periksa dilapangan apakah informasi sesuai dengan keadaan sebenarnya
4. Membuat catatan tentang kondisi lapangan dengan sesungguhnya
5. Menentukan sistem kerja yang dipakai
6. Perkirakan tempat pemasangan bowplank
7. Membuat time schedule

Pengurugan tanah yaitu penghamparan tanah yang ditempatkan dipermukaan yang


telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata yang bila dipadatkan akan memenuhi
toleransi tebal lapisan yang disyaratkan. Bilsssamana dihampar lebih dari satu lapis, lapisan-
lapisan tersebut sedapat mungkin dibagi rata sehingga sama tebalnya dan bila pengurugan
dihampar pada kedua sisi pipa atau drainase beton atau struktur, maka pelaksanaan harus
dilakukan sedemikian rupa agar timbunan pada kedua sisi selalu mempunyai elevasi yang
hampir sama.. Penimbunan di laksanakan dengan sistematis dan secepat mungkin segaera
setelah pemasangan pipa atau struktur, Dalam pekerjaan galian dan timbunan, material yang
terdapat di alam itu berada dalam keadaan padat dan terkonsolisdasi dengan baik, sehingga
hanya sedikit bagian yang kosong atau berisi udara diantara butir-butirnya, terutama bila
butir-butir tersebut sangat halus. Pada saat meterial tersebut digali, maka akan terjadi
pengembangan volume (swelling). Besarnya swelling tidak sama untuk setiap jenis tanah,
tergantung pada berat jenis tanah.

4.3.2 Peralatan dan Bahan

Peralatan

No Nama Alat Gambar Fungsi

Kelompok 2 KG 2A 60
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Cangkul Membuat Galian Tanah

2. Garpuh Tanah Mengambil Tanah Yang


keras

3. Seblang Meratakan atau menegakan


dinding tanah

4. Meteran Mengukur panjang atau


tebal benda kerja

5. Skop Meratakan dan mengambil


tanah galian

6. Bsoning Road Mengukur


ketegakan,kedalaman dan
lebar galian

7. Unting Unting Mengukur Ketegakan

Kelompok 2 KG 2A 61
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

8. Palu

No Nama Bahan Gambar Fungsi


1. Benang Mengukur ketegakan untuk
unting unting dan Penanda
daerah galian

2. Patok Menandai daerah galian


dengan benang

3. Paku Menandai as dan ukuran lebar


galian pada papan bowplank.

Kelompok 2 KG 2A 62
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

4.3.3 Gambar Kerja

4.3.4 Langkah Kerja

1. Pasang paku pada tensokigah tengah papan bowplank kemudian tarik garis dari
papan bowplank A ke papan bowplank B sebagai as galian.

2. Pasang unting unting dengan mengikatkan dengan tali pada paku yang telah di
pasang di tengah tengah bowplank ,ujung unting unting menyentuh permukaan
tanah dengan tegak, kemudian tandai, dengan demikian di dapatkan as galian pada
permukaan tanah.
3. Kemudian untuk membuat batas galain,mengukur 20cm dari kanan dan kiri as galian
pada papan bowplank.

4. Lakukan seperti no.2 kemudian di dapat lebar galian, langkah ini di lakukan juga
untuk papan bowplank B.
5. Tarik benang pada tiap tiap titiknya.
6. Kemudian lakukan pekerjaan galian tanah

Kelompok 2 KG 2A 63
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

7. Tanah di gali dengan batas-batas yang telah di tentukan lebar dan kedalaman nya
yaitu kedalaman galian 90 cm dari benang center.
8. Kemudian lakukan penggalian tanah menggunakan alat yang sudah di sediakan. Jika
tanah keras untu digali dapat di siram air.

9. Rapihkan dan ratakan tanah pada bagian pinggir dengan menggunakan seblang.
10. Jika tanah galian longsor, buat lah turap untuk memperbaiki dinding galian dengan
memasang papan pada daerah yang terjadi kelongsoran yang di isi dengan adukan
tanah yang di beri air,kemudian turap tersebut di buka setelah kering dan terbentuk
supaya lebar galian rapih dan sesuai dengan ukuran

Kelompok 2 KG 2A 64
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

11. Cek kedalaman dan kerataan tanah dengan menggunakan boning road . Tandai
tangkai boning road setinggi 90cm, dengan menggunakan pensil atau benang yang di
lilitkan, untuk mempermudah pengecekan kedalama galian.

4.3.5 Kesimpulan

Pekerjaan galian tanah dikerjakan dengan ukuran dan batas-batas yang telah ditentukan,
hal ini berpengaruh pada fungsi dari galian tersebut oleh karena itu dalam pengerjaan nya
harus sesuai dan benar.

Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pekerjaan galian yaitu :

Kelompok 2 KG 2A 65
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

1. Membuat as dan lebar galian dengan menggunakan unting unting harus tegak dan
lurus.
2. Mengecek kesikuan pada benang supaya batas batas galian mempunyai ukuran yang
sesuai.
3. Saat menggali harus selalu di cek kedalaman dan lebar galian menggunakan bonning
rol

4.4 Pemasangan Pipa Dan Bak Kontrol

4.4.1 Pengertian

Pipa PVC (PolyVinyl Chloride) merupakan polier termoplastik urutan ketiga dalam
hal jumlah pemakaian di dunia, setelah polietilena dan polipropilena. Pipa PVC pada
umumnya digunakan sebagai saluran air dalam suatu proyek perumahan atau gedung atau
jalan dll. Pipa PVC ini sifatnya keras, ringan, dan kuat. Karena penginstalannya mudah, maka
sangatlah ideal jika digunakan untuk saluran dibawah zink dapur, kamar mandi, dll. Bahkan
penggunaan pipa PVC ini dapat bekerja lebih baik daripada menggunakan pipa besi yang
perlu disolder, juga tahan terhadap hampir semua alkalin atau zat beracun serta mudah
dipasang.
PVC memiliki banyak keuntungan, yaitu :Penginstalannya mudah,Tahan terhadap
bahan kimiaSangat kuat, Memiliki daya tahan korosi, Daya konduksi panas yang rendah,
Biaya instalasinya rendah, Hampir bebas pemeliharaan (virtually free maintenance).
PVC dapat di potong dengan mudah, dapat memotong nya menggunakan gergaji besi
tetapi penggunaan abrasive disk sangat di anjurkan untuk mendapatkan potongan baik dan

Kelompok 2 KG 2A 66
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

lurus ,karena rangkaian pipa yang di potong tidak lurus bisa menyebabkan rangkaian nya
mudah terlepas. Cobalah untuk mengukur dua kali dan memotong satu kali potong, supaya
hasil yang di dapat lebih baik dan mudah dalam penyambungan nya.
Semakin banyak belokan, kemungkinan mampat semakin besar. Dalam sebuah
belokan saluran pipa, pasti terdapat sambungan. Nah, pada sambungan itulah potensi kotoran
mengendap. Endapan semakin lama semakin banyak dan berpotensi mengganggu jalannya
aliran air. Selain itu, terdapat turbulensi (turbulence) yaitu keadaan ketika sebagian air yang
mengalir berbalik arah setelah terjadi benturan pada belokan pipa. Meskipun belokan tidak
tajam, turbulensi dapat mengurangi daya sorong aliran air. Jika terpaksa harus ada belokan
horizontal pada saluran pipa air kotor, masih ada solusinya. Gunakanlah bak kontrol pada
setiap belokan. Bak kontrol adalah semacam bak berlubang yang menerima air kotor dari
saluran buangan kamar mandi dan meneruskannya ke saluran umum (riol kota). Fungsi bak
kontrol ini adalah agar ketika terjadi endapan kotoran, kita dapat mengontrol dan
membersihkan dengan mudah. Jangan lupa setiap dua minggu sekali, bak kontrol dicek.
Untuk menghindari masuknya tikus, sebaiknya pada ujung pertemuan pipa dan bak kontrol
diberi jeruji besi. Untuk bak kontrol dengan cabang lebih dari satu, usahakan pipa yang
keluar dari bak kontrol ukurannya lebih besar dari pipa yang menuju bak kontrol.

4.4.2 Peralatan dan Bahan

Peralatan

No Nama Alat Gambar Fungsi


1. Cangkul Membuat Galian Tanah

Kelompok 2 KG 2A 67
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

2. Boning Road Mengukur


ketegakan,kedalaman dan
lebar galian

3. Seblang Meratakan atau menegakan


dinding tanah

4. Meteran Mengukur panjang atau


tebal benda kerja

s
5. Skop Meratakan dan mengambil
tanah galian

6. Unting - Unting Mengukur Ketegakan

Kelompok 2 KG 2A 68
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Kelompok 2 KG 2A 69
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Kelompok 2 KG 2A 70
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dalam praktik plambing dan drainase ini, banyak manfaat yang dapat kita ambil.
Salah satunya mahasiswa dituntut untuk mengenal dan mengerti hal- hal yang
berkaitan dengan pekerjaan plambing dan drainase. Dalam praktik plambing dan
drainase ini mahasiswa di beri pengetahuan dan dasar-dasar teknik pekerjaan
plambing dan drainase yang baik dan benar. Selain itu juga perencanaan dan
pemasangan pada setiap pekerjaannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran yang
tinggi untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Mahasiswa juga harus selalu
memperhatikan keselamatan kerja. Pada saat pemasangan instalasi pipa air dan
drainase, harus dilakukan dengan hati- hati agar mendapatkan hasil yang diharapkan.

5.2. Saran
Dalam bekerja harus mengutamakan K-3.
Mengikuti instruksi yang telah diberikan.
Bekerja dengan tekun dan memanfaatkan waktu seefisien mungkin.
Menggunakan alat- alat dan bahan sesuai dengan fungsinya.
Dalam proses pekerjaan harus rapi dan teliti.

Kelompok 2 KG 2A 71
LABORATORIUM KONSTRUKSI PLAMBING DAN DRAINASE
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext.266 Bandung

Kelompok 2 KG 2A 72

Anda mungkin juga menyukai