JURUSANTEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Las
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam
dengan cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang
continue. Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas,
meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran
dan sebagainya. Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan
untuk reparasi misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran. Membuat lapisan
las pada perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan macam-macam
reparasi lainnya.
Sambungan logam yang banyak dipergunakan dalam konstruksi baja antara lain:
1. Konstruksi Kapal.
2. Konstruksi Jembatan.
3. Konstruksi Bangunan Gedung.
4. Konstruksi Bangunan Air.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana
untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan
cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian
antara sifat-sifat lasdengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya di dalamnya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam penngetahuan. Karena itu di dalam pengelasan, pengetahuan
harus turut serta mendampingi praktek, secara lebih terperinci dapat dikatakan
bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus
direncanakan pula tentang cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las dan
jenis las yang akan digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau
mesin yang dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer
atau cair. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah
sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi
panas. Pada waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk
pengelasan yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung
sehingga terjadi ikatan antara atom-atom molekul dari logam yang
disambungkan.klasifikasi dari cara-cara pengelasan ini akan diterangkan lebih lanjut.
Pada waktu ini pengelasan dan pemotongan merupakan pengelasan pengerjaan yang
amat penting dalam teknologi produksi dengan bahan baku logam. Dari pertama
perkembangannya sangat pesat telah banyak teknologi baru yang ditemukan.
Sehingga boleh dikatakan hampir tidak ada logam yang dapat dipotong dan di las
dengan cara-cara yang ada pada waktu ini. Dalam bab ini akan diterangkan beberapa
cara penngelasan dan pemotongan yang telah banyak digunakan sedangkan
penerapannya dalam praktek akan diterangkan dalam bab-bab yang lain.
Cara Pengelasan
Pada gambar di atas terlihat jenis sambungan dasar yang ada pada
konstruksi baja.Jika pada sambungan di atas tersebut dikembangkan, maka
akan terbentuk beberapa macam sambungan, yaitu sambungan silang,
sambungan dengan penguat, dan sambungan sisi seperti yang terlihat pada
gambar di bawah ini.
a. Sambungan Tumpul
Sambungan tumpul adalah jenis sambungan yang paling
efesien,sambungan ini dibagi menjadi dua, yaitu sambungan penetrasi
penuh dan sambungan penetrasi sebagian seperti yang terlihat pada
tabel di bawah ini.
c. Sambungan Sudut
Dalam sambungan ini dapat terjadi pennyusutan dalam arah tebal pelat
yang dapat menyebabkan terjadinya retak yang menjalar sepanjang
butiran las (retak lamel), hal ini dapat dihindari dengan membuat alur
pada pelat tegak seperti yang terlihat dalam tabel di bawah ini.
e. Sambungan Sisi
Sambungan ini dibagi menjadi sambungan las dengan alur dan
sambungan las ujung seperti terlihat pada tabel di bawah. Untuk jenis
yang pertama pada pelatnya harus dibuat alur, sedangkan pada jenis
kedua pengelasannya dilakukan pada ujung pelat tanpa ada alur.Pada
jenis yang kedua ini biasanya hasilnya kurang memuaskan, kecuali
bila pengelasannya dilakukan dalam posisi datar dengan ampere yang
tinggi, karena itu maka jenis ini hanya dipakai untuk pengelasan
tambahan atau sementara pada pelat-pelat yang ukurannya tebal.
c) Bahan (Material).
d) Cara (Method).
e) Manajemen (Management).
Dalam prosedur pengelasan harus menghasilkan pelaksanaan
pengelasan yang semudah-mudahnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam prosedur pengelasan antara lain:
a) Diusahakan agar pada saat pengelasandikerjakan dengan posisi yang
seharusnya,
b) Diusahakanagar juru las dapat melihat busur listrik yang terjadi,
c) Diusahakanagar pengelasan dapat dilaksanakan dengan posisi yang
mudah.
Untuk menghindari cacat las pada benda yang akan dilas harus
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Pemilihan bahan,
b) Dalam perencanaan,penghalang atau penahan harus dihindari sejauh
mungkin,
c) Pemilihan geometri sambungan yang tepat. Sebagai contoh dapat
dilihat pada gambar di bawah ini di mana gambar (a) kalau mungkin
harus dirubah geometrinya seperti dalam gambar (b) dan (c).
dahulu dengan api oksi – asetilin sampai mencapai suhu antara 8000C
– 9000C, kemudian gas oksigen tekanan tinggi atau saluran gas
oksigen lainnya disemburkan ke bagian yang dipanaskan tersebut dan
terjadilah proses pembakaran yang membentuk oksida besi. Karena
titik cair oksida besi lebih rendah dari baja, maka oksida besi tersebut
mencair dan terhembus oleh gas dari saluran oksigen sehingga
terpotong, dimana gas oksigen bertekanan tinggi atau gas pemotong
disemburkan melalui lubang tengah sedangkan gas oksi – asetilin
untuk pemanas dialirkan melalui lubang kecil-kecil yang
mengelilinginya.
Gambar 2.14 Penampang Sepanjang Garis Potomng pada Pemotongan dengan Oksigen
tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan katup pengatur keluar gas
menuju selang.
Brander
Brander adalah suatu tempat untuk mencampur gas asetilin dan zat asam
serta mengatur keluarnya gas untuk pembakar.
Tip Cleaner
Alat ini berfungsi untuk membersihkan lubang mulut pembakar
H=ExIxt
Pengkutuban Terbalik
Untuk pengkutuban terbalik, kabel elektroda dipasang pada terminal
positif dan kabel massa dipasang pada terminal negatif.
Pengkutuban terbalik sering disebut sirkuit las listrik dengan elektroda
positif (DC+).
Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang
elektroda. Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan
yang dibungkus oleh bahan penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai
mengelas, bagian pegangan yang tidak berhubungan dengan kabel
digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
Palu Terak
Palu terak digunakan untuk melepaskan dan mengeluarkan terak las pada
jalur las dengan jalan memukulkan atau menggoreskan pada daerah
Laboratorium Konstruksi Baja - Konstruksi Gedung A – Kel. 4 34
LABORATORIUM KONSTRUKSI BAJA
JURUSANTEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Sikat Kawat
Dipergunakan untuk:
Membersihkan benda kerja yang akan dilas,
Membersihkan terak las yang sudah lepas dari jalur las oleh pukulan
palu las.
Klem Massa
Klem massa adalah suatu alat untuk menghubungkan kabel massa ke benda
kerja. Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik
yang baik seperti Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik,
klem massa ini dilengkapi dengan pegas yang kuatyang dapat menjepit
benda kerja dengan baik.
Walaupun demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem
massa harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat,
cat, minyak.
Tang (penjepit)
Penjepit (tang) digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja
yang masih panas.
Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu di-
pakai sepasang sarung tangan.
Baju Las/Apron
Baju las/Apron dibuat dari kulit atau dari asbes. Baju las yang lengkap
dapat melindungi badan dan sebagian kaki. Bila mengelas pada posisi
di atas kepala, harus memakai baju las yang lengkap. Pada pengelasan
posisi lainnya dapat dipakai apron.
Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api,
Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat
juga dipakai.
Kamar Las
Kamar las dibuat dari bahan tahanapi. Kamar las penting agar orang
yang ada disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las.
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik,
maka gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang
beracun.
2) Klasifikasi Elektroda
Elektroda digunakan sebagai bahan tambah dalam proses
pengelasan. Elektroda tersebut dibuat dari macam-macam logam seperti
logam baja, besi luang, stainless steel, aluminium dan sebagainya,
tergantung dari tujuan dan komposisi dari logam yang akan di las.
Berikut ini tabel penggunaan Elektroda:
Elektroda baja lunak dan baja paduan rendah untuk las busur listrik
menurut klasifikasi AWS (American Welding Society) dinyatakan
dengan tanda E XXXX yang artinya sebagai berikut:
Contoh: E 6013
Artinya:
Kekuatan tarik minimum den deposit las adalah 60.000 Ib/in2
atau 42 kg/mm2.
Dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi.
Jenis selaput elektroda Rutil-Kalium dan pengelasan dengan arus
AC atau DC + atau DC-.
6) E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan
teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput elektroda terutama
mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang terlalu cair dan
mudah mengalir menyulitkan pada pengelasan dengan posisi lain dari
pada bawah tangan atau datar pada las sudut.
7) Elektroda dengan Selaput Serbuk Besi
Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028
mengandung serbuk besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan.
Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya
persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah
tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.
8) Elektroda Hydrogen Rendah
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang
dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat bebas dari porositas.
Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang memerlukan mutu tinggi,
bebas porositas, misalnye untuk pengelasan bejana dan pipa yang akan
mengalami tekanan.
Jenis-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E
7018.
9) Elektroda Untuk Besi Tuang
Elektroda yang dipakai untuk mengelas besi tuang adalah sebagai
berikut:
Elektroda baja,
Elektroda nikel,
Elektrode perunggu,
Elektroda besi tuang.
Elektroda Nikel
Elektroda jenis ini dipakai untuk mengelas besi tuang, bila hasil las
masih dikerjakan lagi dengan mesin. Elektroda nikel dapat dipakai
dalam segala posisi pengelasan. Rigi-rigi las yang dihasilkan elektroda
ini pada besi tuang adalah rata dan halus bila dipakai pada pesawat las
DC kutub terbalik.
Elektroda baja
Elektroda jenis ini bila dipakai untuk mengelas besi tuang akan
menghasilkan deposit las yang kuat sehingga tidak dapat dikerjakan
dengan mesin. Dengan demikian elektroda ini dipakai bila hasil las tidak
dikerjakan lagi. Untuk mengelas besi tuang dengan elektroda baja dapat
dipakai pesawat las AC atau DC kutub terbalik.
Elektroda perunggu
Hasil las dengan memakai elektroda ini tahan terhadap retak, sehingga
panjang las dapat ditambah. Kawat inti dari elektroda dibuat dari
perunggu fosfor dan diberi selaput yang menghasilkan busur stabil.
Elektroda dengan Hydrogen rendah
Elektroda jenis ini pada dasarnya dipakai untuk baja yang mengandung
karbon kurang dari 1,5%. Tetapi dapat juga dipakai pada pengelasan
besi tuang dengan hasil yang baik. Hasil lasnya tidak dapat dikerjakan
dengan mesin.
10) Elektroda untuk Aluminium
Aluminium dapat dilas listrik dengan elektroda yang dibuat dari logam
yang sama. Pemilihan elektroda aluminium yang sesuai dengan
pekerjaan didasarkan pada tabel keterangan dari pabrik yang
membuatnya. Elektroda aluminium AWS-ASTM AI-43 untuk las busur
listrik adalah dengan pesawat las DC kutub terbalik.
rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan yang kurang
dalam.Sebaliknya bila arus terlalu besar maka elektroda akan mencair
terlalu cepat dan menghasilkan permukaan las yang lebih lebar dan
penembusan yang dalam.Besar arus untuk pengelasan tergantung pada jenis
kawat las yang dipakai, posisi pengelasan serta tebal bahan dasar.
Alur Spiral
Alur Zig-zag
Alur Segitiga
Bila kecepatan gerakan elektroda tepat, daerah perpaduan dengan bahan dasar
dan tembusan lasnya baik.