Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

Mata Kuliah
( Ekonomi Indutsri )

Di Susun
Oleh :

Dwi Sarwanto (B1316021)

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2017
Soal Tugas :
1. Ongkos siklus hidup ?
2. Ongkos langsung, tidak langsung, over head ?
3. Ongkos tetap dan ongkos variabel ?
4. Ongkos rata-rata dan ongkos marjinal ?
Jawab :

1. Ongkos siklus hidup ?


Siklus hidup produk (bahasa Inggris: Product life cycle) adalah siklus suatu
produk/ organisasi dengan tahapan-tahapan proses perjalanan hidupnya mulai dari
peluncuran awal (soft launching), peluncuran resmi (grand launching), perubahan
dari target awal, lalu mulai berjuang dan berkompetisi dengan produk-produk
yang sejenis, hingga melewati persaingan dan kompetisi produk memiliki tingkat
penerimaan/ penjualan/ distribusi yang luas dan tersebar. Konsep ini dipopulerkan
oleh Levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas
oleh para ahli lainnya.
Setelah mencapai puncaknya maka produk akan turun dengan alamiah.
Perubahan citra produk/ organisasi lalu dilakukan untuk mendukung inovasi dan
menghindari penurunan drastis akibat kejenuhan produk. Jangka waktu titik jenuh
tidak saja ditentukan dari jenis produk tetapi bisa dilihat menggunakan indikator
seperti penjualan produk, komplain yang tidak tertangani, distribusi dll.
Untuk memperpanjang siklus hidup produk dapat dilakukan upaya-upaya
seperti: mendidik pasar, beriklan, menjaganya dengan penjualan dsb. Ada juga
istilah daur ulang siklus produk yang diterapkan untuk menarik proyek dari
penurunan dengan memperbaiki atau dengan perubahan lainnya, seperti
pengemasan ulang dan pemotongan harga.

2. Ongkos langsung, tidak langsung, over head ?


a. Biaya tidak langsung.
Kebalikan dari biaya langsung maka biaya jenis tidak dapat diasosiasikan
(dihubungkan) secara langsung kepada unit yang di produksi. Dalam gaji
manajemen perusahaan seperti gaji direktur, bagian HRD, akunting, dan bagian
pendukung lainnya tidak dapat diasosiasikan dengan produk yang di hasilkan.
Dengan demikian, biaya ini menambah biaya produksi namun tidak dapat
diidentifikasikan berapa nilainya per unit produk. Gaji kepala pabrik yang terdiri
dari berbagai departemen tentu tidak dapat disebut sebagai gaji suatu departemen
saja, oleh karena itu disebut biaya tidak langsung (indirect cost). Tetapi gaji
kepala pabrik yang hanya terdiri dari ssatu departemen tentu menjadi biaya
langsung (direct cost) karena dapat diasosiasikan dengan departemen yang
bersangkutan. Sedapat mungkin manajemen berusaha mengidentifikasikan biaya
yang timbul ke suatu departemen atau bagian dan mendapatkan pengaruhnya
terhadap biaya produksi per unit. Dalam usaha meningkatkan efesien biaya
produksi maka biaya tidak langsung (indirect cost) merupakan biaya yang harus di
kontrol ketat karena bila biaya ini dikurangi tidak akan member pengaruh
terhadap kualitas atau mutu produk yang dihasilkan.
Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik
adalah tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara
langsung kepada produk.
b. Biaya langsung
Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead
expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan
manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
Biaya tenaga kerja langsung adalah bagian dari upah atau gaji yang dapat
secara khusus dan konsisten ditugaskan atau berhubungan dengan pembuatan
produk, urutan pekerjaan tertentu, atau penyediaan layanan juga, kita juga dapat
mengatakan hal itu adalah biaya pekerjaan yang dilakukan oleh para pekerja yang
benar-benar membuat produk pada lini produksi.
c. Over head
Ketika mengatur anggaran keuangan tiap bulan, pernahkah Anda
menyisihkan sedikit uang untuk mengantisipasi pengeluaran-pengeluaran tidak
terduga? Jika Anda pernah melakukannya, maka Anda adalah tipe orang yang
selalu sedia payung sebelum hujan.
Saat ini mulai banyak orang yang mengatur anggaran keuangannya dengan
sangat detail. Mereka biasanya telah membagi keuangan mereka ke dalam
kategori-kategori pengeluaran yang rutin mereka lakukan setiap bulan. Misalnya
saja, anggaran untuk makan, bensin, hingga anggaran untuk cicilan rumah atau
mobil. Sayangnya, belum banyak orang yang memasukkan kategori pengeluaran
tidak terduga dalam anggarannya. Padahal, menganggarkan biaya tidak terduga
dalam keuangan merupakan hal yang penting sebagai upaya menjaga kondisi
keuangan Anda agar tetap stabil.
Persiapan anggaran pengeluaran tidak terduga tidak hanya penting untuk
dilakukan dalam penyusunan anggaran rumah tangga, namun penting pula untuk
dilakukan oleh perusahaan. Istilah yang tepat untuk menyebut pengeluaran-
pengeluaran tidak terduga sebuah perusahaan adalah biaya overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya
produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja
langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain
selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen
pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya
overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang
harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak
langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas
tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.
overhead pabrik adalah salah satu bagian dari 3 komponen biaya. Tiga
komponen biaya tersebut meliputi biaya bahan, biaya tenaga kerja, dan biaya
overhead pabrik. Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja sudah dijelaskan pada
halaman sebelumnya, pada kesempatan ini akan dijelaskan mengenai biaya
overhead pabrik.
Biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang harus terjadi meskipun
biaya tersebut secara langsung tidak mempunyai hubungan yang dapat diukur dan
diamati terhadap satuan-satuan aktivitas, produksi, atau tujuan-tujuan biaya. Biaya
overhead pabrik merupakan biaya-biaya untuk pengeluaran tidak terduga. Biaya
ini tidak masuk dalam biaya bahan baku ataupun biaya tenaga kerja langsung.
Biaya overhead pabrik timbul dari biaya yang harus dikeluarkan untuk
pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tidak langsung, pajak, hingga
fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi. Biaya
overhead pabrik juga disebut dengan biaya produksi tidak langsung, yang terdiri
atas biaya bahan tidak langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung hingga biaya
produksi tidak langsung lainnya (air, telepon, asuransi, listrik, pajak, dan lainnya).
3. Ongkos tetap dan ongkos variabel ?
a. Ongkos Tetap.
Biaya tetap merupakan jenis biaya yang bersifat statis (tidak berubah) dalam
ukuran tertentu. Biaya ini akan tetap kita keluarkan meskipun kita tidak
melakukan aktivitas apapun atau bahkan ketika kita melakukan aktivitas yang
sangat banyak sekalipun.
Contohnya adalah pajak. Di mana pembayaran pajak selalu di keluarkan secara
rutin setiap tahunnya dalam jumlah yang sama.
Total uang kuliah yang harus dibayarkan setiap semester. Dalam komposisi
pembayaran uang kuliah, SPP merupakan biaya tetap karena jumlah yang akan
kita bayarkan tidak berubah meskipun kita berada di semester 1 ataupun di
semester 10.
Dalam ekonomi, biaya tetap adalah pengeluaran bisnis yang tidak
[1]
bergantung pada tingkat barang atau jasa yang dihasilkan oleh bisnis tersebut
Pengeluaran ini berkaitan dengan waktu, seperti gaji atau beban sewa yang
dibayar setiap bulan, dan sering disebut sebagai pengeluaran tambahan. Ini
berbeda dengan biaya variabel yang berkaitan dengan volume (dan dibayar per
barang/jasa yang diproduksi).
Dalam akuntansi manajemen, biaya tetap didefinisikan sebagai pengaluran
yang tidak berubah sebagai fungsi dari aktivitas suatu bisnis dalam periode yang
sama. Contohnya, seorang pedagang eceran harus membayar tagihan sewa dan
sarana tanpa melihat hasil penjualannya.
Bersama biaya variabel, biaya tetap membentuk satu dari dua komponen biaya
total: biaya total sama dengan biaya tetap ditambah biaya variabel.
Biaya yang tetap sama pada level output yang berbeda yang dihasilkan oleh
suatu usaha disebut Biaya Tetap. Biaya tetap tidak terpengaruh oleh fluktuasi
sesaat pada level kegiatan organisasi. Biaya Tetap tetap konstan bukan berarti
bahwa biaya tetap tidak akan berubah di masa depan, tetapi mereka cenderung
tetap pada jangka waktu pendek. Hal ini bisa dijelaskan dengan contoh, jika
perusahaan Anda menjalankan bisnis pada gedung yang disewa, jadi baik Anda
menghasilkan output yang banyak, atau Anda tidak menghasilkan apa-apa, Anda
harus membayar biaya gedung, jadi ini merupakan pengeluaran tetap yang
konstan untuk periode sampai biaya sewa gedung meningkat atau menurun. Biaya
tetap akan sama pada jumlahnya tetap berubah pada tiap unit. Untuk menjelaskan
ini, kita memiliki contoh, jika biaya tetap adalah Rp. 10000 dan output yang di
hasilakan di kuarter pertama, kedua, dan ketiga adalah 4000, 5000, dan 3000 unit.
Sekarang, dalam situasi ini, yang bisa Anda lihat, total biaya tetap tidak berubah
pada ketiga kuarter, tetapi biaya tetap unit pada kuarter pertama adalah Rp.
10000/4000 unit, yaitu Rp. 2 dan pada kuarter ketiga adalah Rp. 10000/3000 unit,
yaitu Rp. 3.33.
Ada dua macam Biaya Tetap:
Committed Fixed Cost
Discretionary Fixed Cost

b. ongkos variabel.
Biaya variable adalah jenis biaya yang difungsikan untuk melengkapi biaya
tetap dan bersifat dinamis. Ia mengikuti banyaknya jumlah unit yang diproduksi
ataupun banyaknya aktivitas yang dilakukan. Pada biaya ini, jumlah yang akan
kita keluarkan per unit atau per aktivitas justru berjumlah tetap sedangkan untuk
biaya secara total jumlahnya akan menyesuaikan dengan banyaknya jumlah unit
yang diproduksi ataupun jumlah aktivitas yang dilakukan.
contohnya adalah biaya sks merupakan biaya variabel, yang besar jumlahnya
tergantung pada jumlah sks yang kita ambil x biaya per sks yang telah ditetapkan.
Biaya yang berubah seiring dengan perubahan jumlah output yang
dihasilkan dikenal sebagai Biaya Variabel. Biaya Variabel secara langsung
dipengaruhi oleh fluktuasi pada level kegiatan usaha. Biaya variable, bervariasi
dengan variasi pada volume, yaitu ketika ada peningkatan pada produksi, biaya
variable akan meningkat secara sebanding dengan persentase sama dan ketika
tidak ada produksi tidak akan ada biaya variable. Biaya variabel secara langsung
sebanding terhadap unit yang diproduksi oleh usaha.Sekarang, biaya variabel tetap
sama pada setiap unit, tetapi berubah pada total. Anda bisa memahami ini dengan
contoh, yaitu jika biaya variabel adalah Rp. 6 tiap unit dan output yang dihasilkan
pada kuarter pertama, kedua, dan ketiga 5000, 6000, dan 4000 unit. Anda
mungkin berpikit bahwa level output berubah pada ketiga kuarter, jadi biaya
variabel juga berubah, tetapi hanya pada jumlah total tetapi tidak pada harga
satuan. Jadi biaya variabel pada kuarter pertama adalah 5000*Rp. 6 = Rp. 30000,
pada kuarter kedua menjadi 6000* Rp. 6 = Rp. 36000 sementara pada kuarter
ketiga, adalah 4000* Rp.6 = Rp. 24000
Biaya variabel dibagi menjadi dua katergori, yaitu:
Biaya Variabel Langsung
Biaya Variabel Tidak Langsung

4. Ongkos rata-rata dan ongkos marjinal ?


a. ongkos rata-rata.
Berdasarkan perhitungan rata-rata, kita mengenal empat macam konsep biaya sebagai
berikut :
a. Biaya tetap rata-rata (Average Fixed Cost atau AFC) :
Biaya tetap rata-rata adalah biaya tetap yang dibebankan pada tiap produk atau
produk per unit yang dihasilkan. AFC dapat dihitung dengan cara membagi
TFC dengan Q, jika dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan:
AFC = biaya tetap rata-rata
TFC = Biaya tetap total
Q = Jumlah produk
Karena TFC dalam periode waktu tertentu tetap, maka semakin besar Q, AFC nya
semakin kecil.
b. Biaya variabel rata-rata (Average Variable Cost atau AFC) :
Biaya variabel rata-rata adalah b iaya variabel yang dibebankan pada tiap unit
produk yang dihasilkan. AVC dapat dihitung dengan cara membagi TVC
dengan Q, jika dirumuskan:
Keterangan:
AVC = biaya variabel rata-rata
TFC = Biaya variabel total
Q = Jumlah produk
c. Biaya rata-rata (Average Cost atau AC) :
Biaya rata-rata adalah biaya produksi per unit produk yang dihasilkan. AC
dapat dihitung dengan cara TC dibagi Q, jika dirumuskan:
Keterangan:
AC = biaya rata-rata
TC = Biaya total
Q = Jumlah produk

d. Biaya marginal (Marginal Cost atau MC) :


Biaya marginal adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk satu unit produk
yang dihasilkan. Munculnya MC diakibatkan adanya perluasan produksi yang
dilakukan perusahaan dalam rangka menambah jumlah produk yang dihasilkan.
MC dapat dihitung dengan cara tambahan TC (TC) dibagi tambahan produk
(Q), jika dirumuskan:
Sampai disini apakah Anda memiliki permasalahan dalam memahami jenis-
jenis biaya produksi?. Jika masih kurang jelas silahkan mempelajari ulang. Untuk
lebih memahami konsep-konsep biaya akan kita coba tuangkan dalam tabel dan
grafik.
b. ongkos marjinal
Biaya marjinal adalah peningkatan biaya total yang berasal dari produksi
satu unit output produksi. Jika perusahaan memproduksi 1.000 unit, biaya
tambahan peningkatan output menjadi 1.001 unit adalah biaya marjinal. Biaya
marjinal mengukur biaya input tambahan yang diperlukan untuk memproduksi
tiap unit output berikutnya. Karena biaya tetap tidak berubah ketika ada biaya
output, biaya marjinal mencerminkan perubahan biaya variabel.
Jika fungsi biaya terdiferensiasi, biaya marjinal dapat dinyatakan sebagai berikut.

Marginal Cost (MC) = dC / dQ

Jika fungsi biaya tidak terdiferensiasi, biaya marjinal dapat dinyatakan sebagai
berikut.
MC = C
Q
Biaya Marginal adalah marginal cost yaitu peningkatan atau penurunan total
biaya suatu perusahaan akibat penambahan atau pengurangan satu unit keluaran;
penentuan biaya marginal sangat penting dalam menentukan jumlah; biasanya,
biaya marginal menurun sejalan dengan meningkatnya volume produksi sesuai
dengan skala ekonomi, termasuk faktor potongan harga / diskon biaya material,
tenaga kerja / pekerja terlatih, dan penggunaan mesin yang lebih efisien.

Anda mungkin juga menyukai