Anda di halaman 1dari 16

DAFTAR OBJEK DAN TARIF PAJAK PENGHASILAN

No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

I PPh Pasal 4 ayat (2)


1. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI
Dasar Hukum : PP No. 131 Tahun 2000
Pengecualian:
a. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI sepanjang jumlah
deposito dan tabungan serta SBI tersebut tidak melebihi Rp
7.500.000,00 dan bukan merupakan jumlah yang dipecah-pecah.
b. Bunga dan diskonto yang diterima atau diperoleh bank yang 20% (untuk WPDN &
didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. BUT)
Jumlah Bruto Bunga Final
c. Bunga deposito dan tabungan serta diskonto SBI yang diterima 20% atau Tarif P3B
atau diperoleh Dana Pensiun yang telah disahkan Menteri (untuk WPLN)
Keuangan, sepanjang dananya diperoleh dari sumber pendapatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29 Undang-Undang Nomor
11 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun.
d. Bunga tabungan pada bank yang ditunjuk Pemerintah dalam
rangka pemilikan rumah sederhana dan sangat sederhana, kapling
siap bangun untuk rumah sederhana dan sangat sederhana, atau
rumah susun sederhana sepanjang untuk dihuni sendiri.

2. Transaksi Saham Di Bursa Efek


Dasar Hukum : PP No. 41 Tahun 1994 jo.
PP No. 14 Tahun 1997

a. Bukan Saham Pendiri 0,1% X Nilai Transaksi


b. Saham Pendiri (0,1% X Nilai Transaksi) + (0,5% X nilai saham pasar saat Final
Penawaran Umum Perdana (IPO))

TaxBase 6.0 Document - Page : 1


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

3. Bunga atau Diskonto Obligasi yang Diperdagangkan di Bursa Efek


Dasar Hukum : PP No. 16 TAHUN 2009
a. Bunga Obligasi dengan kupon (interest bearing bond)
15 % Jumlah bruto bunga sesuai dengan
1. WP DN & BUT
20 % atau Tarif masa kepemilikan obligasi
2. WP LN selain BUT
berdasarkan P3B

15 % Selisih lebih harga jual atau nilai


b. Diskonto Obligasi dengan kupon
20 % atau Tarif nominal di atas harga perolehan
1. WP DN & BUT
berdasarkan P3B obligasi, tidak termasuk bunga
2. WP LN selain BUT
berjalan

20 % Selisih lebih harga jual atau nilai


c. Diskonto Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
20 % atau Tarif nominal di atas harga perolehan
1. WP DN & BUT
berdasarkan P3B obligasi
2. WP LN selain BUT

d. bunga dan/atau diskonto dari Obligasi yang diterima dan/atau Final


diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
0% Jumlah bruto bunga sesuai dengan
1. untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2010
5% masa kepemilikan obligasi / Selisih
2. untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013
15 % lebih harga jual atau nilai nominal di
3. untuk tahun 2014 dan seterusnya
atas harga perolehan obligasi
Pengecualian :
a. Wajib Pajak dana pensiun yang pendirian atau pembentukannya
telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan memenuhi persyaratan
sebagaimana diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf h Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2008 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan
b. Wajib Pajak bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar
negeri di Indonesia

TaxBase 6.0 Document - Page : 2


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

4. Hadiah Undian
Dasar Hukum : PP No. 132 Tahun 2000
25% Jumlah Bruto Hadiah Undian Final
KEP-395/PJ./2001

5. Persewaan Tanah dan/atau Bangunan


Dasar Hukum : PP No. 29 Tahun 1996 jo.
10% Jumlah Bruto Final
PP No. 5 Tahun 2002

6. Penghasilan dari Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan


Dasar Hukum : PP No. 48 Tahun 1994 jo.
PP No. 27 Tahun 1996 jo.
PP No. 79 Tahun 1999 jo.
PP No. 71 Tahun 2008

a. Wajib Pajak yang melakukan transaksi pengalihan hak atas tanah 5% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
dan/atau bangunan

b. Wajib Pajak Orang Pribadi yang mengalihkan Hak atas Tanah 5% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
dan/atau Bangunan yang jumlah bruto nilai pengalihannya kurang
dari Rp. 60 jt namun penghasilan lainnya dalam 1 tahun melebihi
PTKP. Final

c. pengalihan hak atas Rumah Sederhana dan Rumah Susun 1% Jumlah Bruto Nilai Pengalihan
Sederhana yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang usaha pokoknya
melakukan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan

TaxBase 6.0 Document - Page : 3


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

7. Usaha Jasa Konstruksi


Dasar Hukum : PP No. 51 Tahun 2008 jo.
PP No. 40 Tahun 2009

a. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 2% Penghasilan bruto
yang memiliki kualifikasi usaha kecil

b. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 4% Penghasilan bruto
yang tidak memiliki kualifikasi usaha
Final
c. Jasa Pelaksanaan Konstruksi yang dilakukan oleh Penyedia Jasa 3% Penghasilan bruto
selain Penyedia Jasa sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
huruf b

d. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang 4% Penghasilan bruto


dilakukan oleh Penyedia Jasa yang memiliki kualifikasi usaha

e. Jasa Perencanaan Konstruksi atau Pengawasan Konstruksi yang 6% Penghasilan bruto


dilakukan oleh Penyedia Jasa yang tidak memiliki kualifikasi
usaha
8. Penghasilan perusahaan modal ventura dari transaksi penjualan saham
atau pengalihan penyertaan modal pada perusahaan pasangan
usahanya
Dasar Hukum : PP No. 4 Tahun 1995
Jumlah Bruto Nilai Transaksi
Syarat : 0,1 % Penjualan/ Pengalihan Penyertaan Final
a. merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang melakukan Modal
kegiatan dalam sektor-sektor usaha yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan; dan
b. sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.

TaxBase 6.0 Document - Page : 4


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

II PPh Pasal 15
Dasar Hukum : 248/KMK.04/1995
416/KMK.04/1996
417/KMK.04/1996
475/KMK.04/1996
KEP-667/PJ./2001

1. Pelayaran Dalam Negeri 1,2% Peredaran Bruto Final

2. Penerbangan Dalam Negeri 1,8% Peredaran Bruto

3. Pelayaran dan atau Penerbangan Luar Negeri 2,64% Peredaran Bruto Final

4. WP LN yang mempunyai Kantor Perwakilan Dagang di Indonesia 0,44% Nilai Ekspor Bruto Final

5. Pihak-pihak yang melakukan kerjasama dalam bentuk Perjanjian 5% Jumlah Bruto dari Nilai Tertinggi Final bagi
Bangunan Guna Serah (Built Operate and Transfer) antara Nilai Pasar dengan NJOP WPOP
Bagian Bangunan yang Diserahkan
III PPh Pasal 21
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
252/PMK.03/2008
Per-31/PJ/2012
PP No. 80 Tahun 2010 jo. 262/PMK.03/2010
16/PMK.03/2010
433/KMK.04/1994 jo. SE-17/PJ.43/1994

1. penghasilan yang diterima atau diperoleh Pegawai tetap Pasal 17 UU PPh PKP = PB - (BJ + IP) PTKP

2. penghasilan yang diterima atau diperoleh Penerima pensiun secara Pasal 17 UU PPh PKP = (PB BP) PTKP
teratur (Penerima pensiun berkala) berupa uang pensiun atau (Biaya Pensiun sebesar 5% dari
penghasilan sejenisnya penghasilan bruto,
setinggi-tingginya Rp200.000
sebulan atau Rp2.400.000 setahun)

TaxBase 6.0 Document - Page : 5


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

3. penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas kecuali tenaga
ahli, berupa upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan
atau upah yang
a. dibayarkan secara bulanan Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan PTKP
b. tidak dibayar secara bulanan

- Apabila penghasilan sehari atau rata-rata penghasilan sehari


telah melebihi Rp 200.000 sehari sepanjang penghasilan 5% jumlah penghasilan yang melebihi
kumulatif yang diterima dalam 1 (satu) bulan kalender belum Rp 200.000,00 (dua ratus ribu)
melebihi Rp 2.025.000,00 sehari

- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) 5% PKP = PB PTKP untuk jumlah hari
bulan kalender melebihi Rp 2.025.000,00 tetapi tidak melebihi kerja yang sebenarnya
Rp 7.000.000 (PTKP sehari ditetapkan sebesar
PTKP setahun sesuai dengan
statusnya dibagi dengan 360))

- Apabila telah memperoleh penghasilan kumulatif dalam 1 (satu) Pasal 17 UU PPh PKP = PB disetahunkan PTKP
bulan kalender melebihi Rp 7.000.000

4. imbalan kepada bukan pegawai, antara lain berupa honorarium, komisi,


fee, dan imbalan sejenisnya dengan nama dan dalam bentuk apapun
sebagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan
yang dilakukan

a. imbalan yang tidak bersifat berkesinambungan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif
b. imbalan yang bersifat berkesinambungan
- Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh PKP = (50% x PB) PTKP Kumulatif
- Tidak Memenuhi Ketentuan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif

Ketentuan PER-31/PJ/2012 Pasal 13 ayat (1):


yang bersangkutan telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak
dan hanya memperoleh penghasilan dari hubungan kerja dengan
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 serta tidak
memperoleh penghasilan lainnya

TaxBase 6.0 Document - Page : 6


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

5. tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas dan bertindak untuk dan Pasal 17 UU PPh 50% dari jumlah penghasilan bruto Kumulatif
atas namanya sendiri
6. imbalan kepada peserta kegiatan, antara lain berupa uang saku, uang Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
representasi, uang rapat, honorarium, hadiah atau penghargaan
dengan nama dan dalam bentuk apapun, dan imbalan sejenis dengan
nama apapun
7. honorarium atau imbalan yang bersifat tidak teratur yang diterima atau Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
diperoleh anggota dewan komisaris atau dewan pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai tetap pada perusahaan yang sama
8. jasa produksi , tantiem, gratifikasi, bonus atau imbalan lain yang bersifat Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
tidak teratur yang diterima atau diperoleh mantan pegawai
9. penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih Pasal 17 UU PPh PB Kumulatif
berstatus sebagai pegawai, dari dana pensiun yang pendiriannya telah
disahkan oleh Menteri Keuangan
10.Honorarium yang dananya dari keuangan negara/ daerah yang diterima
oleh Pejabat Negara, PNS, Anggota TNI/POLRI, serta para
pensiunannya :
a. PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI dan Anggota POLRI 0% PB Final
Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan Pensiunannya;
b. PNS Golongan III, Anggota TNI dan Anggota POLRI Golongan 5% PB Final
Pangkat Perwira Pertama, dan Pensiunannya;
c. Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI dan Anggota 15% PB Final
POLRI Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira Tinggi,
dan Pensiunannya.
11.Uang Pesangon yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan
sekaligus (sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam
jangka waktu paling lama 2 (dua) tahun kalender) :
a. s.d. Rp. 50 juta 0% PB Final
b. > Rp. 50 juta s.d. Rp. 100 juta 5% PB Final
c. > Rp. 100 juta s.d. Rp. 500 juta 15% PB Final
d. > Rp. 500 juta 25% PB Final

TaxBase 6.0 Document - Page : 7


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

Uang Manfaat Pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau Jaminan Hari Tua
yang diterima atau diperoleh Pegawai yang dibayarkan sekaligus
(sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu
paling lama 2 (dua) tahun kalender)
a. s.d. Rp. 50 juta 0% PB Final
b. > Rp. 50 juta 5% PB Final
12. Penghasilan dari pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang diterima oleh Pasal 17 UU PPh PKP= (PB - (BJ + BP) - PTKP
Tenaga Asing (Expatriate) yang telah berstatus sebagai WPDN
13. Penghasilan dari pekerjaan yang diterima oleh Tenaga Asing
(Expatriate) yang bekerja pada Perusahaan Pengeboran Migas :
a. General Manager Pasal 17 UU PPh US$ 11.275 per bulan
b. Manager Pasal 17 UU PPh US$ 9.350 per bulan
c. Supervisor/ Tool Pusher Pasal 17 UU PPh US$ 5.830 per bulan
d. Assisten Supervisor/ Tool Pusher Pasal 17 UU PPh US$ 4.510 per bulan
e. Crew Lainnya Pasal 17 UU PPh US$ 3.245 per bulan
Catatan :
Bagi Penerima Penghasilan yang Dipotong PPh Pasal 21 yang tidak
memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, dikenakan pemotongan PPh Pasal 21
dengan tarif lebih tinggi 20% (dua puluh persen) daripada tarif yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak
Ket :
PKP : Penghasilan Kena Pajak
PB : Penghasilan Bruto
BJ : Biaya Jabatan
IP : Iuran Pensiun
BP : Biaya Pensiun

TaxBase 6.0 Document - Page : 8


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

IV PPh Pasal 22
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
254/KMK.03/2001 Jo
392/KMK.03/2001 Jo
236/KMK.03/2003 Jo
154/PMK.03/2007 Jo
08/PMK.03/2008 Jo
210/PMK.03/2008
1. Pembelian Barang oleh Bendaharawan dan BUMN/BUMD 1,5% Harga Pembelian
2. Impor Barang :
a. Importir mempunyai API 2,5% Nilai Impor
b. Importir tidak mempunyai API 7,5% Nilai Impor
c. Yang tidak Dikuasai 7,5% Harga Jual Lelang
3. impor kedelai, gandum, dan tepung terigu oleh importir yang 0,5% Nilai Impor
menggunakan API
4. Industri Semen 0,25% DPP PPN

5. Industri Rokok (SE - 7/PJ.03/2008) Pasal 17 UU PPh Harga Bandrol

6. Industri Kertas 0,1% DPP PPN

7. Industri Baja 0,3% DPP PPN

8. Industri Otomotif 0,45% DPP PPN

9. Bahan Bakar Minyak dan Gas SPBU

TaxBase 6.0 Document - Page : 9


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

Swastanisasi Pertamina

a. Premium 0,3% 0,25% Penjualan - Swastanisasi


b. Solar 0,3% 0,25% Penjualan = Final
c. Premix/Super TT 0,3% 0,25% Penjualan - Pertamina
d. Minyak Tanah 0,3% Penjualan = Tidak Final
e. Gas/LPG 0,3% Penjualan
f. Pelumas 0,3% Penjualan

10. Pembelian bahan-bahan berupa hasil perhutanan, perkebunan,


Harga Pembelian
pertanian, dan perikanan untuk keperluan industri dan ekspor dari 0,5%
(tidak termasuk PPN)
pedagang pengumpul
V PPh Pasal 23
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
244/PMK.03/2008

1. Dividen 15% Jumlah Bruto

2. Bunga 15% Jumlah Bruto

3. Royalti 15% Jumlah Bruto


4. hadiah, penghargaan, bonus, dan sejenisnya selain yang telah 15% Jumlah Bruto
dipotong PPh Pasal 21

5. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta, 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
kecuali sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan
harta yang telah dikenai PPh Final pasal 4 (2)

6. Imbalan sehubungan dengan jasa teknik, jasa manajemen, jasa 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
konstruksi, jasa konsultan, dan jasa lain selain jasa yang telah
dipotong PPh Pasal 21

TaxBase 6.0 Document - Page : 10


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

7. Jasa lain selain jasa yang telah dipotong PPh Pasal 21, yang terdiri 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
dari :

a. Jasa penilai (appraisal)


b. Jasa aktuaris
c. Jasa akuntansi, pembukuan, dan atestasi laporan keuangan
d. Jasa perancang (design)
e. Jasa pengeboran (drilling) di bidang penambangan minyak dan
gas bumi (migas), kecuali yang dilakukan oleh bentuk usaha tetap
f. Jasa penunjang di bidang penambangan migas, berupa :
1) jasa penyemenan dasar (primary cementing) yaitu
penempatan bubur semen secara tepat diantara pipa
selubung dan lubung sumur
2) jasa penyemenan perbaikan (remedial cementing), yaitu
penempatan bubur semen untuk maksud-maksud :
a) penyumbatan kembali formasi yang sudah kosong;
b) penyumbatan kembali zona yang berproduksi air;
c) perbaikan dari penyemenan dasar yang gagal;
d) penutupan sumur;
3) jasa pengontrolan pasir (sand control), yaitu jasa yang
menjamin bahwa bagian-bagian formasi yang tidak
terkonsolidasi tidak akan ikut terproduksi ke dalam
rangkaian pipa produksi dan menghilangkan kemungkinan
tersumbatnya pipa

TaxBase 6.0 Document - Page : 11


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

4) jasa pengasaman (matrix acidizing), yaitu pekerjaan untuk


memperbesar daya tembus formasi yang menaikan
produktivitas dengan jalan menghilangkan material
penyumbat yang tidak diinginkan
5) jasa peretakan hidrolika (hydraulic), yaitu pekerjaan yang
dilakukan dalam hal cara pengasaman tidak cocok,
misalnya perawatan pada formasi yang mempunyai daya
tembus sangat kecil
6) jasa nitrogen dan gulungan pipa (nitrogen dan coil tubing),
yaitu jasa yang dikerjakan untuk menghilangkan cairan
buatan yang berada dalam sumur baru yang telah selesai,
sehingga aliran yang terjadi sesuai dengan tekanan asli
formasi dan kemudian menjadi besar sebagai akibat dari
gas nitrogen yang telah dipompakan ke dalam cairan
buatan dalam sumur
7) jasa uji kandung lapisan (drill stem testing), penyelesaian
sementara suatu sumur baru agar dapat mengevaluasi
kemampuan berproduksi
8) jasa reparasi pompa reda (reda repair)
9) jasa pemasangan instalasi dan perawatan
10) jasa penggantian peralatan/material
11) jasa mud logging, yaitu memasukkan lumpur ke dalam
sumur
12) jasa mud engineering
13) jasa well logging & perforating
14) jasa stimulasi dan secondary decovery
15) jasa well testing & wire line service
16) jasa alat kontrol navigasi lepas pantai yang berkaitan
dengan drilling
17) jasa pemeliharaan untuk pekerjaan drilling
18) jasa mobilisasi dan demobilisasi anjungan drilling
19) jasa lainnya yang sejenisnya di bidang pengeboran migas

TaxBase 6.0 Document - Page : 12


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

g. Jasa penambangan dan jasa penunjang di bidang penambangan


selain migas :
1) jasa pengeboran
2) jasa penebasan
3) jasa pengupasan dan pengeboran
4) jasa penambangan
5) jasa pengangkutan/ sistem transportasi, kecuali jasa
angkutan umum
6) jasa pengolahan bahan galian
7) jasa reklamasi tambang
8) jasa pelaksanaan mekanikal, elektrikal, manufaktur, 2% Jumlah Bruto tidak termasuk PPN
fabrikasi dan penggalian/pemindahan tanah
9) jasa lainnya yang sejenis di bidang pertambangan umum
h. Jasa penunjang di bidang penerbangan dan bandar udara:
1) bidang aeronautika, termasuk :
a) jasa pendaratan, penempatan, penyimpanan pesawat
udara dan jasa lain sehubungan dengan pendaratan
pesawat udara
b) jasa penggunaan jembatan pintu (avio bridge)
c) jasa pelayanan penerbangan
d) jasa ground handling, yaitu pengurusan seluruh atau
sebagian dari proses pelayanan penumpang dan
bagasinya serta kargo, yang diangkut dengan
pesawat, udara baik yang berangkat maupun yang
datang, selama pesawat udara di darat
e) jasa penunjang lain di bidang aeronautika
2) bidang non-aeronatika, termasuk :
a) jasa catering di pesawat dan jasa pembersihan pantry
pesawat;
b) jasa penunjang lain di bidang non-aeronautika
i. Jasa penebangan hutan
j. Jasa pengolahan limbah
k. Jasa penyedia tenaga kerja (outsourcing services)
l. Jasa perantara dan/atau keagenan

TaxBase 6.0 Document - Page : 13


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

m. Jasa di bidang perdagangan surat-surat berharga, kecuali yang


dilakukan oleh Bursa Efek, KSEI dan KPEI
n. Jasa custodian/penyimpanan/penitipan, kecuali yang dilakukan
oleh KSEI
o. Jasa pengisian suara (dubbing) dan/atau sulih suara
p. Jasa mixing film
q. Jasa sehubungan dengan software komputer, termasuk
perawatan, pemeliharaan dan perbaikan
r. Jasa instalasi/pemasangan mesin, peralatan, listrik, telepon, air,
gas, AC, dan/atau TV kabel, selain yang dilakukan oleh Wajib
Pajak yang ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan
mempunyai izin dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha
konstruksi
s. Jasa perawatan/perbaikan/pemeliharaan mesin,perawatan,listrik,
telepon,air, gas, AC, TVKable,alat transportasi/ kendaraan
dan/atau bangunan selain yang dilakukan oleh Wajib Pajak yang
ruang lingkupnya di bidang konstruksi dan mempunyai izin
dan/atau sertifikasi sebagai pengusaha konstruksi
t. Jasa maklon; yaitu jasa pemberian jasa dalam rangka proses
penyelesaian suatu barang tertentu yang proses pengerjaannya
dilakukan oleh pihak pemberi jasa (disubkontrakkan), yang
spesifikasi, bahan baku dan atau barang setengah jadi dan atau
bahan penolong/pembantu yang akan diproses sebagian atau
seluruhnya disediakan oleh pengguna jasa, dan kepemilikan atas
barang jadi berada pada pengguna jasa
u. Jasa penyelidikan dan keamanan
v. Jasa penyelenggara kegiatan atau event organizer; yaitu kegiatan
usaha yang dilakukan oleh pengusaha jasa penyelenggara
kegiatan meliputi antara lain penyelenggaraan pameran,
konvensi, pagelaran musik, pesta, seminar, peluncuran produk,
konferensi pers, dan kegiatan lain yang memanfaatkan jasa
penyelenggara kegiatan
w. Jasa pengepakan

TaxBase 6.0 Document - Page : 14


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

x. Jasa penyediaan tempat dan / atau waktu dalam media masa,


media luar ruang atau media lain untuk penyampaian informasi
y. Jasa pembasmian hama
z. Jasa kebersihan atau cleaning service
aa. Jasa catering atau tata boga
Catatan :
Dalam hal penerima imbalan sehubungan dengan jasa sebagaimana
dimaksud di atas tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak, besarnya tarif
pemotongan adalah lebih tinggi 100% (seratus persen) daripada tarif
sebagaimana dimaksud di atas
VI PPh Pasal 26
Dasar Hukum : UU Nomor 36 Tahun 2008
624/KMK.04/1994
SE - 25/PJ.4/1995

1. Dividen 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final

2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan sehubungan dengan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
jaminan pengembalian utang

3. Royalti, Sewa, dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final
harta

4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan kegiatan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final

5. Hadiah dan Penghargaan 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final

6. Pensiunan dan Pembayaran berkala lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final

7. premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final

8. keuntungan karena pembebasan utang 20% atau Tarif P3B Jumlah Bruto Final

TaxBase 6.0 Document - Page : 15


No Obyek Tarif Dasar Perhitungan Sifat

9. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan harta di Indonesia, kecuali 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
yang diatur dalam Pasal 4 ayat (2) UU PPh yang diterima WP LN Neto atau Tarif P3B
selain BUT di Indonesia

10. Premi asuransi, termasuk Premi Reasuransi


a. Dibayarkan tertanggung kepada Perusahaan Asuransi di LN, baik 20% x 50% atau 10% Premi yang Dibayar Final
secara langsung maupun melalui pialang atau Tarif P3B

b. Dibayarkan Perusahaan Asuransi di Indonesia kepada 20% x 10% atau 2% Premi yang Dibayar Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun atau Tarif P3B
melalui pialang

c. Dibayarkan Perusahaan Reasuransi di Indonesia kepada 20% x 5% atau 1% Premi yang Dibayar Final
Perusahaan Asuransi di LN, baik secara langsung maupun atau Tarif P3B
melalui pialang
11. Penghasilan dari penjualan atau pengalihan saham sebagaimana 20% x Perkiraan Phs Harga Jual Final
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (3c) UU PPh Neto atau Tarif P3B
12. Penghasilan BUT, kecuali ditanamkan kembali di Indonesia 20% atau Tarif P3B Penghasilan Kena Pajak PPh BUT Final
di Indonesia

TaxBase 6.0 Document - Page : 16

Anda mungkin juga menyukai