ANTENATAL CARE
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa
keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan.
Antenatal care adalah perawatan selama masa kehamilan sebagai suatu manajemen
kehamilan dimana ibu dan anaknya diharapkan sehat dan baik.
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur dari indung telur, kemudian terjadi
peningkatan hormon estrogen sehingga selaput lendir mulai menebal dan terjadi proses
ovulasi (keluarnya sel telur dari indung telur). Kehamilan terjadi bila senggama (koitus)
dilakukan pada sekitar saat ovulasi (14 hari atau 2 minggu setelah haid). Apabila tidak terjadi
pembuahan, maka sel telur akan berdegenerasi dan sel telur akan keluar bersama-sama
dengan darah haid. Apabila terjadi pembuahan (bertemunya sel telur dan sel sperma), terjadi
penyatuan kedua pronuklei yang disebut dengan zigot, kemudian akan mengalami
pembelahan (mitosis).
Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam endometrium.
Blastula diselubungi oleh suatu simpai, disebut trofoblas, yang mampu menghancurkan dan
mencairkan jaringan. Ketika blastula mencapai rongga rahim, jaringan endometrium berada
dalam masa sekresi (blastolisis). Kemudian terbentuk plasenta pada bagian luar, dan
membentuk embrio yang kemudian menjadi janin pada bagian dalam. Pembentukan plasenta
menyebabkan peningkatan hormon estrogen dan progesteron yang dapat menyebabkan
banyak perubahan fisik pada ibu sehingga ibu mengalami ketidaknyamanan dan terjadi
perubahan pola seksualitas. Selain itu, juga mempengaruhi sistem urinarius, sistem
pernapasan, sistem pencernaan dan sistem kardiovaskuler.
Perubahan pada sistem urinarius, terjadi dilatasi, pemanjangan dan penekukan ureter.
Penumpukan urin dalam ureter bagian bawah dan penurunan tonus kandung kemih
menyebabkan pengosongan kandung kemih tidak tuntas dapat menyebabkan resiko tinggi
infeksi traktus urinarius. Semakin bertambahnya usia kehamilan, maka besar uterus juga
dapat menyebabkan penekanan pada traktus urinarius sehingga bladder tidak dapat
menampung urine secara maksimal dan frekuensi BAK menjadi lebih sering.
Pada sistem pernapasan, terjadi pergeseran diafragma karena paru-paru terdesak oleh
pembesaran uterus. Hal ini menyebabkan sesak napas sehingga terjadi ketidakefektifan pola
napas.
Pada sistem pencernaan, terjadi penurunan peristaltik usus dan penekanan uterus sehingga
menyebabkan konstipasi. Selain itu, terjadi perubahan hormon-hormon dalam tubuh yang
menyebabkan mual dan/atau muntah. Keadaan ini dapat mempengaruhi status nutrisi menjadi
berkurang dari kebutuhan tubuh dan beresiko defisit volume cairan dan elektrolit.
Proses kehamilan juga berpengaruh pada sistem kardiovaskuler yaitu terjadi
hemodilusi yang mengakibatkan penurunan kadar Hemoglobin dalam darah ibu. Ibu menjadi
mudah lelah dan apabila tekanan darah juga ikut menurun, dapat menyebabkan pingsan
(hipotensi ortostatik) sehingga beresiko cidera dan dapat mengganggu aktivitas.
G. Frekwensi kunjungan
1. Kunjungan I (12-24 minggu)
Anamnesis lengkap, pemeriksaan fisik & obstetri, pemeriksaan laboratorium, antopometri,
penilaian resiko kehamilan, KIE
2. Kunjungan II (28-32 minggu)
Anamnesis, USG, penilaian resiko kehamilan, nasehat perawatan payudara dan senam hamil),
vaksin TT I
3. Kunjungan III (34 mgg)
Anamnesis, pemeriksaan ulang laboratorium, vaksin TT II
4. Kunjungan IV, V, VII & VIII ( 36-42 mgg)
Anamnesis , perawatan payudara dan persiapan persalinan
H. Pemeriksaan penunjang
1. Laboratorium
a. Darah (Hb, Golongan darah, Glukosa, VDRL)
b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis)
c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina dan servik)
2. USG
a. Jenis kelamin
b. Taksiran kelahiran, taksiran berat janin, jumlah cairan amnion
KONSEP DASAR KEPERAWATAN
A. Pengkajian ANC
1. Anamnesa
Anamnesa identitas istri dan suami
Anamnesa umum : keluhan kehamilan (mual,muntah, sakit kepala, nyeri ulu hati), nafsu
makan, tidur, miksi, defekasi, perkawinan
Tentang kehamilan, persalinan, keguguran dan kehamilan ektopik atau kehamilan mola
sebelumnya
2. Pemeriksaan Fisik Diagnostik
a. Keadaan umum
Dengan inspeksi, dapat diperoleh gambaran mengenai keadaan panggul. Adanya kesempitan
atau kelainan panggul, dapat diduga bila terlihat jalannya ibu tidak normal, misalnya pincang,
ibu sangat pendek, adanya kelainan panggul (kifosis, skoliosis), kelainan belah ketupat dari
michealis (tidak simetris).
b. Tinggi badan
Tinggi badan kurang dari rata-rata merupakan faktor risiko untuk ibu hamil atau ibu bersalin.
Jika tinggi badan kurang dari 145 cm dimungkinkan sang ibu memiliki panggul sempit.
c. Berat badan
Pertambahan berat badan selama kehamilan rata-rata 0,3-0,5 kg/minggu. Bila dikaitkan
dengan usia kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg, selanjutnya tiap
trimester (II dan III) masing-masing bertambah 5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan
berat badan total adalah 9-12 kg. Bila terdapat BB yang berlebihan, perlu dipikirkan adanya
risiko bengkak, kehamilan kembar, hidroamnion, dan anak besar.
d. Lingkar lengan atas (LILA)
LILA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk status gizi yang kurang/buruk. Ibu
beresiko untuk melahirkan anak dengan BBLR.
e. Tanda-tanda vital
a) Tekanan darah
TD yang tinggi (lebih dari 140/90 mmHg) merupakan resiko dalam kehamilan. Penanganan
yang kurang tepat, TD sistolik 30 mmHg atau lebih, dan/atau diastolik 15 mmHg atau lebih
dapat berlanjut menjadi preeklamsi dan eklamsi.
b) Denyut nadi
Jumlah denyut nadi normal adalah sekitar 80 kali/menit.
c) Suhu
Suhu tubuh ibu hamil lebih dari 37,5oC dikatakan demam, hal ini kemungkinan ada infeksi
dalam kehamilan.
d) Pernapasan
Frekuensi napas normal orang dewasa adalah 16-20 kali/menit. Bila ibu mengalami
peningkatan frekuensi napas, ibu akan mudah lelah atau kemungkinan dicurigai mempunyai
penyakit jantung.
f. Kepala dan Leher
a) Memeriksa apakah terdapat edema pada wajah
b) Memeriksa apakah kelopak mata bagian bawah tampak pucat, berwarna kuning/jaundice
pada sclera
c) Memeriksa apakah rahang pucat dan periksa juga keadaan gigi
d) Memeriksa dan meraba leher untuk mengetahui pembesaran kelenjar tiroid, pembesaran
pembuluh limfe dan pembesaran vena jugularis
g. Payudara
a) Amati bentuk, ukuran dan kesimetrisannya; payudara normal melingkar, agak simetris, dan
dapat dideskripsikan kecil, sedang, dan besar
b) Puting payudara menonjol atau masuk ke dalam
c) Adanya kolostrum atau cairan lain, misalnya ulkus
d) Retraksi akibat adanya lesi
e) Masa atau pembesaran pembuluh limfe
h. Abdomen
a) Memeriksa apakah ada bekas luka operasi
b) Mengukur tinggi fundus uteri menggunakan tangan bila usia kehamilan > 12 minggu, atau
pita ukuran bila usia kehamilan > 22 minggu
c) Melakukan palpasi untuk mengetahui letak presentasi, posisi, dan penurunan kepala janin
kalau lebih dari 36 minggu
Pemeriksaan Leopold :
Leopold I :
Pemeriksaan menghadap kemuka ibu hamil
Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin dalam fundus
Konsistensi uterus
Leopold II :
Menentukan batas samping rahim kanan-kiri
Menentukan letak punggung janin
Pada letak lintang, tentukan dimana kepala janin
Leopold III :
Menentukan bagian terbawah janin
Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk/ masih goyang
Leopold IV :
Pemeriksa menghadap kea rah kaki ibu hamil
Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa dan berapa jauh sudah masuk PAP
i. Tangan dan kaki
a) Memeriksa apakah tangan dan kaki edema atau pucat pada kuku jari
b) Memeriksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya varises
c) Memeriksa refleks patela untuk melihat apakah terjadi gerakan hipo atau hiper
j. Pemeriksaan panggul
Panggul : genital luar
a) Memeriksa labia mayora dan minora, klitoris, lubang uretra, introitus vagina untuk melihat
adanya tukak atau luka, varises, cairan yang ada (warna, konsistensi, jumlah, bau)
b) Melakukan palpasi pada kelenjar bartolini untuk mengetahui adanya pembengkakan masa
atau cairan kista
Panggul : menggunakan speculum
a) Memeriksa serviks untuk melihat adanya cairan/darah, luka/lesi, apakah serviks sudah
membuka atau belum
b) Memeriksa dinding vagina untuk melihat adanya cairan/darah dan luka
Panggul : pemeriksaan bimanual
a) Mencari letak serviks dan merasakan untuk mengetahui pembukaan (dilatasi) dan rasa nyeri
karena gerakan (nyeri tekan atau nyeri goyang)
b) Menggunakan dua tangan, satu tangan di atas abdomen, dua jari di dalam vagina untuk
palpasi uterus. Ukuran, bentuk dan posisi, mobilitas, rasa nyeri, serta adanya masa.
B. Diagnosa keperawatan
1. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual dan muntah
2. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan muntah
3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma sekunder
kehamilan
4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
6. Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
C. Intervensi keperawatan
1. Risti perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan perubahan napsu
makan, mual dan muntah
Intervensinya :
a. Tentukan asupan nutrisi per 24 jam
b. Kaji tentang pengetahuan kebutuhan diet
c. Berikan informasi tertulis diet prenatal & suplemen
d. Tanyakan keyakinan diet sesuai budaya
e. Timbang BB & kaji BB pregravida
f. Berikan BB selama TM I yang optimal
g. Tinjau tentang mual & muntah
h. Ukur pembesaran uterus
i. Kolaborasi : program diet ibu hamil
2. Risti defisit volume cairan berhubungan dengan perubahan napsu makan, mual dan muntah
Intervensinya :
a. Auskultasi DJJ
b. Tentukan beratnya mual/muntah
c. Tinjau riwayat (gastritis, kolesistiasis)
d. Anjurkan mempertahankan asupan cairan
e. Kaji suhu, turgor kulit, membran mukosa, TD, intake & output, Timbang BB
3. Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan pergeseran diagfragma sekunder
kehamilan
Intervensinya :
a. Kaji status pernapasan
b. Pantau riwayat medis (alergi, rinitis, asma, TBC)
c. Kaji kadar HB tekankan pentingnya vit.
d. Anjurkan istirahat & latihan berimbang
4. Ketidaknyamanan berhubungan dengan perubahan fisik dan pengaruh hormonal
Intervensinya :
a. Catat derajat rasa tidak nyaman minor
b. Evaluasi derajat rasa tidak nyaman selama pemeriksaan lanjutan
c. Anjurkan pemakaian korset uterus
d. Tekankan menghindari stimulasi putting
e. Kaji adanya haemoroid
f. Intruksikan penggunaan kompres dingin & intake tinggi serat pada haemoroid
g. Kaji tingkat kelelahan dengan aktifitas dalam keluarga
h. Kolaborasi : suplemen kalsium
5. Perubahan pola seksualitas berhubungan dengan perubahan struktur tubuh dan
ketidaknyamanan
Intervensinya :
a. Kaji pola aktivitas seksual pasangan
b. Kaji dampak kehamilan terhadap Seksualitas
c. Anjurkan pilihan posisi koitus selama kehamilan
d. Informasikan tindakan yang dapat Meningkatkan kontraksi (stimulasi puting susu, orgasme
pd wanita, sperma)
6. Risti konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik, penekanan uterus
Intervensinya :
a. Tentukan kebiasaan eliminasi sebelum hamil & perhatikan perubahan selama hamil
b. Kaji adanya haemoroid
c. Informasikan diet : buah, sayur, serat & intake cairan adekuat
d. Anjurkan latihan ringan
D. Evaluasi
1. Nutrisi terpenuhi secara adekuat
2. Cairan terpenuhi secara adekuat
3. Pola napas efektif
4. Rasa nyaman terpenuhi
5. Seksualitas terpenuhi tanpa mengganggu kehamilan
6. BAB lancar