BAB I PENDAHULUAN
RUJUKAN ....................................................................................................................7
1
PAPER II
TB MILIER
Tugas ini dibuat sebagai salah satu persyaratan dalam mengikuti Kepanitraan Klinik di SMF
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSUD dr. Pirngadi Medan
Disusun oleh :
Onny Vibrina Ginting (212 210 065)
Elva Lianis Siahaan (212 210 057)
Evita Sari (1210070100035)
RafdaLonia (1210070100013)
Siti Bunga Melur (1210070100206)
Dika Pranata (212 210 094)
Pembimbing :
2
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis milier termasuk salah satu bentuk TB yang berat dan merupakan 3-7%
dari seluruh kasus TB dengan angka kematian yang tinggi.Tuberculosis milier merupakan
jenis tuberculosis yang bervariasi mulai dari infeksi kronis, progresif lambat, hingga penyakit
fulminan akut, yang disebabkan penyebaran hematogen atau limfogen dari bahan kaseosa
terinfeksi kedalam aliran darah dan mengenai banyak organ dengan tuberkel-tuberkel mirip
benih padi.
Tb milier lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil, terutama usia dibawah 2 tahun,
karena imunitas seluler spesifik, fungsi makrofag dan mekanisme local pertahanan parunya
belum berkembang sempurna sehingga kuman TB mudah berkembangbiak dan menyebar
keseluruh tubuh. Akan tetapi, TB milier dapat juga terjadi pada anak-anak dan remaja akibat
pengobatan penyakit paru primer sebelumnya yang tidak adekuat, atau pada usia dewasa
akibat reaktivisi kuman yang dorman. Berbeda dengan TB dewasa, gejala TB pada anak
sering kali tidak khas dan sulit didapatkan spesimen diagnostic yang terpercaya.Sehingga
diagnosis TB pada anak menggunakan scoring system yang didasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan penunjang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
4
- Batuk lama lebih dari 3 minggu dan sesak napas.
TB milier dapat juga diawali dengan serangan akut berupa demam tinggi yang sering
hilang timbul (remitten). Gejala klinis biasanya timbul akibat gangguan pada paru, yaitu
gejala respiratorik seperti batuk dan sesak napas disertai ronkhi atau mengi.
Ronkhi
Mengi
Limfadenopati perifer (multiple unilateral, tidak nyeri tekan, tidak hangat pada
perabaan, mudah digerakkan dan dapat saling melekat)
Hepatosplenomegali2
1. Uji Tuberkulin
Disebut juga Mantoux Test, dilakukan dengan cara menyuntikan 0,1 ml PPD RT 23
2 TU, PPD S 5 TU atau OT 1/2 000 secara intrakutan. Pembambacaan dilakukan 48
72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter melintang darri indurasi yang
terjadi. Indurasi 0 4 mm negatif. Indurasi 5 9 mm masih meragukan, diameter
lebih dari 10 mm jelas positif
2. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan Radiologis TB milier sangat khas, berupa tuberkel halus (milli) yang
tersebar merata (difus) diseluruh lapangan paru, dengan bentuk yang khas dan ukuran
yang hampir seragam (1-3 mm).
3. Pemeriksaan Bakteriologis
Penemuan kuman TB memastikan diagnosis TB, tetapi tidak ditemukannya kuman
TB bukan berarti tidak menderita TB. Pemeriksaan bakteriologis terdiri dari 2 cara,
5
yaitu : pemeriksaan mikroskop hapusan langsung untung menemukan kuman TB dan
pemeriksaan biakan kuman.
2.6 Diagnosis
2.7 Penatalaksanaan
6
2.8 Komplikasi
2.9 Prognosis
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
8
RUJUKAN
1. Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Prof. dr. Hood Alsagaff, Airlangga University Press,
2002
2. Gelb, A. F. Leffer, C. Brewin, A. Mascateno, V. and Lyons, H.A : Compsumption
Coagulopathi in Milliary Tuberculosis Ann. Intern. Med. 71: 775-1969
3. Medscape.com, diakses tanggal: 13 november 2016
4. Pedoman Nasional TB Anak, Unit Kerja Koordinasi Pulmonologi PP Ikatan Dokter
Anak Indonesia
5. Rahajoe NN, Setiawati L. Defenisi TB. In Buku Ajar Respirologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2012. P. 27- 214
6. Rahajoe NN, Setiawati L. Tatalaksana TB. In Buku Ajar Respirologi. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta. 2012. P. 27- 214