Anda di halaman 1dari 7

Farmakologi

Amlodipine merupakan antagonis kalsium golongan dihidropiridin (antagonis ion kalsium) yang
menghambat influks (masuknya) ion kalsium melalui membran ke dalam otot polos vaskular dan otot
jantung sehingga mempengaruhi kontraksi otot polos vaskular dan otot jantung. Amlodipine menghambat
influks ion kalsium secara selektif, di mana sebagian besar mempunyai efek pada sel otot polos vaskular
dibandingkan sel otot jantung.
Efek antihipertensi amlodipine adalah dengan bekerja langsung sebagai vasodilator arteri perifer yang
dapat menyebabkan penurunan resistensi vaskular serta penurunan tekanan darah. Efek antiangina
amlodipine adalah melalui dilatasi arteriol perifer sehingga dapat menurunkan resistensi perifer total
(afterload), karena amlodipine tidak mempengaruhi frekuensi denyut jantung, pengurangan beban
jantung akan menyebabkan penurunan kebutuhan oksigen miokardial serta kebutuhan energi.
Amlodipine menyebabkan dilatasi arteri dan arteriol koroner baik pada keadaan oksigenisasi normal
maupun keadaan iskemia. Pada pasien angina, dosis amlodipine satu kali sehari dapat meningkatkan
waktu latihan, waktu timbulnya angina, waktu timbulnya depresi segmen ST dan menurunkan frekuensi
serangan angina serta penggunaan tablet nitrogliserin. Amlodipine tidak menimbulkan perubahan kadar
lemak plasma dan dapat digunakan pada pasien asma, diabetes serta gout.

Dosis

Penggunaan dosis diberikan secara individual, bergantung pada toleransi dan respon pasien. Dosis awal
yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari, dengan dosis maksimum 10 mg satu kali sehari. Untuk
melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi
hati, dosis yang dianjurkan pada awal terapi 2,5 mg satu kali sehari. Bila amlodipine diberikan dalam
kombinasi dengan antihipertensi lain, dosis awal yang digunakan adalah 2,5 mg. Dosis yang
direkomendasikan untuk angina stabil kronik ataupun angina vasospastik adalah 5-10 mg, dengan
penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan fungsi hati. Amlodipine dapat diberikan dalam
pemberian bersama obat-obat golongan tiazida, ACE inhibitor, -bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.

Indikasi

Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi, angina stabil kronik, angina vasospastik (angina
prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat diberikan sebagai terapi tunggal ataupun
dikombinasikan dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.

Kontraindikasi

Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap amlodipine dan golongan
dihidropiridin lainnya.

Efek samping

Secara umum amlodipine dapat ditoleransi dengan baik, dengan derajat efek samping yang timbul
bervariasi dari ringan sampai sedang. Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo yang mencakup
penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum terjadi adalah sakit kepaia, edema,
somnolen, palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual, dan pusing-pusing. Tidak ada keiainan-kelainan tes
laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan amlodipine.
Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah pruritus, rash, astenia, kram
otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan yang jarang ditemukan eritema multiforme. Seperti pada calcium
channel blockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan dari gejala penyakit
penyebabnya: infark miokard, aritmia (termasuk takikardi ventrikular dan fibrilasi atrium) dan nyeri dada.

Belum ada penelitian pemakaian amlodipine pada wanita hamil, sehingga penggunaannya selama
kehamilan hanya bila keuntungannya lebih besar dibandingkan risikonya pada ibu dan janin. Belum
diketahui apakah amlodipine diekskresikan ke dalam air susu ibu. Karena keamanan amlodipine pada
bayi baru lahir belum jelas benar, maka sebaiknya amlodipine tidak diberikan pada ibu menyusui.
Efektivitas dan keamanan amlodipine pada pasien anak belum jelas benar.

Aspilet

Farmakologi

Thrombo aspilets mempunyai kandungan Asam Asetilsalisilat sebagai komponen aktif di dalam
obatnya. Asam asetilsalisilat akan bekerja pada tubuh dengan cara menghambat aktivitas
enzim siklo-oksigenase melalui proses asetilasi yang bersifat ireversibel (tidak dapat kembali
seperti semula). Dengan kerja penghambatan tersebut asam asetilsalisilat dapat mencegah
proses pembentukan tromboksan A2 sehingga terjadi pecegahan terhadap penimbunan platelet
dan pencegahan terhadap proses pembekuan darah.
Bersumber dari: Aspilet : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus

Dosis

Obat Thrombo aspilet yang dijual di apotik tersedia dalam bentuk Aspilet tablet dengan
komposisi asam asetilsalisilat 80 mg di dalam setiap satu butir tabletnya. Adapun dosis
Thrombo Aspilet yang dianjurkan adalah: Pada pengobatan penderita dengan serangan jantung
dosis dewasa Thrombo Aspilet yang dianjurkan yaitu 2 tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80
mg yang diberikan 1 kali sehari (terutama saat serangan) dan 1 tablet 80 mg yang diberikan 1
kali sehari (pada saat rumatan). Pada pengobatan penderita dengan serangan jantung dosis
dewasa Thrombo Aspilet yang dianjurkan yaitu 2 tablet 80 mg sampai dengan 4 tablet 80 mg
yang diberikan 1 kali sehari (dalam tempo 2 x 24 jam pasca stroke) dan 1 tablet 80 mg yang
diberikan 1 kali sehari (pada saat rumatan).
Bersumber dari: Aspilet : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus

Indikasi

Sebagai obat anti trombotik kegunaan obat aspilet adalah terutama pada pencegahan dan
pengobatan berbagai keadaan trombosis atau agregasi platelet (pembekuan darah) yang terjadi
pada tubuh terutama pada saat mengalami serangan jantung atau pada penyakit jantung dan
pasca stroke.
Bersumber dari: Aspilet : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
Kontraindikasi

Keadaan ebrikut :

penderita yang diketahui mempunyai riwayat alergi atau hipersensitif terhadap aspilet dan
komponen Asam Asetilsalisilat obat penderita yang diketahui mempunyai riwayat penyakit asma
penderita yang diketahui mempunyai riwayat tukak lambung atau penyakit maag penderita yang
diketahui mempunyai riwayat atau sering mengalami perdarahan di bawah kulit penderita yang
diketahui mempunyai penyakit kelainan pembekuan darah terutama hemofilia dan
trombositopenia penderita yang diketahui sedang mendapat pengobatan dengan terapi
meggunakan antikoagulan
Bersumber dari: Aspilet : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus

efek samping

Obat Thrombo Aspilet dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti berikut: Perasaan
tidak nyaman pada lambung dan sekitar ulu hati Perasaan mual dan muntah Pada pemakaian
jangka panjang dapat menyebabkan terjadinya tukak lambung, pendarahan lambung, dan efek
samping Asam Asetilsalisilat lainnya seperti gangguan pada fungsi hati dan gangguan pada
fungsi ginjal.
Bersumber dari: Aspilet : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
CPG

Farmakolgoi
Clopidogrel secara selektif menghambat ikatan Adenosine Di-Phosphate (ADP) pada reseptor ADP di
platelet, dengan demikian menghambat aktivasi kompleks glikoprotein GPIIb/IIIa yang dimediasi ADP,
yang menimbulkan penghambatan terhadap agregasi platelet. Clopidogrel tidak menghambat
aktivitas fosfodiesterase.

Dosis

Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh darah perifer: Dewasa dan usia lanjut:
dosis yang direkomendasikan adalah 75 mg satu kali sehari.
Pasien dengan non-ST segment elevation acute coronary syndrome: Angina tidak stabil atau infark
miokard non-Q-wave, dosis awal: 300 mg sekali pemberian dan dilanjutkan dengan 75 mg satu kali sehari
dengan asetosal (75 mg - 325 mg satu kali sehari).

Indiaasi
Menurunkan aterotrombosis yang menyertai:
-Serangan infark miokard, serangan stroke atau penyakit pembuluh darah perifer.
- Non-ST segment elevation acute coronary syndrome dengan pemakaian bersama asetosal.

Ki
Pasien yang hipersensitif terhadap komponen yang terkandung di dalam clopidogrel dan pada pasien yang
mengalami perdarahan patologis seperti ulkus peptikum atau perdarahan intrakranial.
Ibu menyusui dan gangguan hati berat.

Efek samping
Umum : lemah, demam, hernia.

Furosemide

Obat furosemide adalah obat yang dibuat dari turunan asam antranilat. Obat Furosemid bekerja
pada glomerulus ginjal untuk menghambat penyerapan kembali zat natrium oleh sel tubulus
ginjal. Furosemid akan meningkatkan pengeluaran air, natrium, klorida, dan kalium tanpa
mempengaruhi tekanan darah normal. Setelah pemakaian oral furosemid akan diabsorpsi
sebagian secara cepat dengan awal kerja obat terjadi dalam sampai 1 jam, dengan lama
kerja yang pendek berkisar 6 sampai 8 jam, kemudian akan diekskresikan bersama dengan urin
dan feses. Dengan cara kerjanya tersebut obat furosemid dapat digunakan untuk membuang
cairan yang berlebihan dari di dalam tubuh.
Bersumber dari: Furosemid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus

Dosis

Obat furosemide tersedia dalam bentuk furosemide 40 mg tablet dan furosemide 20 mg injeksi.
Adapun dosis furosemid yang dianjurkan adalah sebagai berikut Dosis dewasa yang digunakan
untuk pengobatan edema gagal jantung kongestif, gagal ginjal, asites, hipertensi, oliguria
nonobstruktif, dan edema paru adalah furosemid tablet dengan dosis awal 20 mg hingga 80 mg,
untuk dosis pemeliharaan dapat ditingkatkan secara bertahap 20 hingga 40 mg per dosis setiap
6 hingga 8 jam dengan dosis maksimum sehari 600 mg Untuk pengobatan secara suntikan
Intravena atau intramuskular dosis yang digunakan adalah furosemid injeksi 10 mg hingga 20
mg yang dapat diulangi dalam waktu 2 jam apabila respon diuresis tidak memadai. Untuk
pegobatan secara infus Intravena dosis yang digunakan adalah 0.1 mg per kg berat badan
sebagai dosis awal, kemudian tingkatkan dua kali lipat setiap 2 jam sekali sampai dosis
maksimal 0.4 mg per kg per jam. Untuk pengobatan hiperkalsemia dosis yang digunakan
adalah furosemid tablet 10 mg hingga 40 mg yang diberikan sebanyak 4 kali dalam sehari dan
furosemid Intravena dengan dosis 20 mg hingga 100 mg setiap 1 sampai 2 jam
Bersumber dari: Furosemid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
Indikasi

Obat furosemid dapat digunakan pada keadaan berikut : Sebagai obat lini pertama pada
keadaan edema yang disebabkan oleh penyakit gagal jantung kongestif, penyakit sirosis hati,
dan penyakit ginjal serta sindrom nefrotik. Sebagai terapi tambahan pada keadaan edema
serebral atau edema paru yang memerlukan diuresis cepat termasuk juga pengobatan
hiperkalsemia. Sebagai terapi hipertensi dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi
dengan diuretik lain seperti spironolakton
Bersumber dari: Furosemid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
Kontraindikasi

Obat furosemid tidak boleh digunakan pada keaadan berikut : Penderita yang diketahui memiliki
riwayat alergi atau hipersensitif terhadap furosemid. Penderita yang sedang mengalami anuria
atau tidak bisa buang air kecil Pederita yang sedang hamil karena dapat memberikan efek
buruk pada janin
Bersumber dari: Furosemid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus
Efek samping

Obat furosemide dapat menimbulkan beberapa efek samping berikut : Sama seperti loop
diuretik lain furosemide dapat menyebabkan hipokalemia, hal ini dapat diatasi dengan
mengkombinasikan obat dengan produk kalium. Furosemide juga dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan kadar asam urat dan kadar gula darah pada saluran pencernaan dapat
menimbulkan mual, muntah, nafsu makan menurun, iritasi pada mulut dan lambung, dan diare.
Efek samping lainnya yang juga dapat timbul antara lain gangguan pendengaran, sakit kepala,
pusing dan penglihatan kabur. Efek samping yang berat antara lain anemia aplastik, anemia
hemolitik, trombositopenia, leukopenia, agranulositosis,dan eosinofilia.
Bersumber dari: Furosemid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping - Mediskus

Ceftriaxone

Farmakologi
Menghambat sintesis dinding sel bakteri sehingga terjadi kebocoran sel bakteri dan bakteri lisis.

Dosis

Sediaan vial 1 g
- Dewasa dan anak > 12 tahun : 1 - 2 gram satu kali sehari. dosis dapat dinaikkan sampai 4 gram satu kali
sehari.
- Ceftriaxone dapat diberikan secara injeksi I.V. dan I.M.
- Anak: 30 - 50 mg/kgBB/hari.

Indikasi
infeksi saluran napas, infeksi THT, infeksi saluran kemih, sepsis, meningitis, infeksi tulang, sendi dan
jaringan lunak, infeksi intra abdominal dll.

Kontraindikasi
- Hipersensitif terhadap antibiotik cephalosporin.
- Neonatus.

Efek samping
- Gastrointestinal : faeces encer / diare, mual, muntah, stomatitis dan glositis.
- Kulit : pruritus, urtikaria, dermatitis alergi, udema, eksantem, eritema multiforma.

Anda mungkin juga menyukai