Anda di halaman 1dari 50

i

NATIONAL STELL TRUSS INNOVATION CONTEST 2016


PROPOSAL PERENCANAAN KUDA-KUDA
SI-METRIS

DISUSUN OLEH:
TIT - 15

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha


Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan proposal ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Rasulullah. Proposal ini merupakan salah satu prasyarat untuk ikut
serta dalam NATIONAL STEEL TRUSS INNOVATION CONTEST RITTER 1
yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Tadulako.

Dalam penyusunan proposal ini, tidak sedikit hambatan yang kami


hadapi. Namun kami menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan
proposal ini tidak lain berkat bimbingan dan bantuan, dari dosen pembimbing
kami I Ketut Sulendra, ST, MT sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat
teratasi. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
yang telah memberikan banyak dukungan kepada kami.

Besar harapan kami dapat mengikuti NATIONAL STEEL TRUSS


INNOVATION CONTEST RITTER 1. Kami menyadari bahwa proposal ini
masih terdapat kekurangan. Untuk itu, kami berharap saran dan masukan
demi perbaikan pembuatan proposal kami di masa yang akan datang.

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................... i


Kata Pengatar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................ iii
Daftar Gambar ...................................................................................... iv
Daftar Tabel .......................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 2
1.3 Tujuan ........................................................................................ 2
1.4 Manfaat ...................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Dasar Teori ................................................................................. 3
2.2 Spesifikasi Material ..................................................................... 10
2.3 Analisis Struktur Rancangan Kuda Kuda ................................. 12
2.4 Spesifikasi sambungan dan dimensi ........................................... 18
2.5 Gambar CAD kuda-kuda dan sambungan .................................. 34
2.6 Analisis biaya dan waktu ............................................................. 40
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ................................................................................. 42
3.2 Kritik dan Saran .......................................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 44

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan perilaku struktur dan cara analisis


yang digunakan ................................................................. 4
Gambar 2.2 Momen yang dipengaruhi Efek P-Delta ............................ 5
Gambar 2.3 Desain Rangka Kuda-Kuda .............................................. 12

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan hasil analisis dan hasil uji .............................. 7


Tabel 2.2 Daftar Gaya Batang dan Lendutan ........................................ 12
Tabel 2.3 Rekapitulasi Kapasitas Batang ............................................. 17
Tabel 2.4 Barchart Pembuatan Kuda-Kuda .......................................... 41

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan baja sebagai bahan material konstruksi di
Indonesia sangat berkembang pesat namun perkembangan code atau
peraturan perencanaan struktur baja di Indonesia relatif stagnan. Saat ini
code yang resmi digunakan adalah SNI 03 - 1729 2002, yang mengacu
pada AISC code dari Amerika. Padahal sejak 2002 sampai sekarang,
AISC code sendiri telah diperbaharui, yaitu versi 2005 dan 2010. Di
Indonesia sendiri sudah diresmikan SNI 1729-2015 tentang spesifikasi
untuk bangunan gedung baja struktural yang merupakan adopsi identik
dari aturan AISC tahun 2010.
Penerapan aturan terbaru sangat diperlukan, dengan tujuan tidak
lain adalah untuk mendapatkan struktur yang lebih aman dan ekonomis.
Selain itu, penerapan aturan terbaru akan memberikan solusi inovatif
untuk beberapa kondisi yang tidak dapat diselesaikan dengan cara lama.
Terkhusus untuk desain stabilitas batang saat ini dikenal dengan Effective
Length Method (ELM) dan Direct Analysis Method (DAM). ELM lebih
menekankan penyelesaian dengan cara hitungan manual sedangkan cara
DAM lebih berbasis komputer.
Pada tahun ini Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil (HMTS)
Universitas Tadulako mengadakan lomba rancang kuda-kuda baja
National Steel Truss Innovation Contest Ritter 1 yang mengangkat tema
rancangan kuda-kuda baja yang berdasar pada "Innovation, Effective,
Economical and Aesthetics". Pada lomba tersebut peserta diminta untuk
mendesain kuda-kuda yang sesuai dengan tema dan poin utamanya
adalah kesesuaian antara analisis dan hasil uji pembebanan.
Dengan demikian tim kami bermaksud untuk mengikuti lomba
tersebut dengan beberapa strategi desain diantaranya dengan penerapan
aturan terbaru yaitu SNI 1729-2015 yang mengacu pada AISC 360-10.

1
Dengan diharapkan nantinya akan diperoleh desain yang lebih kokoh,
inovatif, efektif, ekonomis, dan berestetika.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan di bahas dalam proposal ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana desain kuda-kuda yang memenuhi kriteria yang
dilombakan?
2. Bagaimana mendesain dan menganalisa struktur rangka kuda-kuda
agar sesuai dengan beban rencana serta kegagalan rencana?
3. Berapa berat rencana kuda-kuda?
4. Berapa lendutan rencana pada beban 50 Kg, 100 Kg, 150 Kg, 200 Kg,
250 Kg, 300 Kg dan 350 Kg?
5. Dimana letak kegagalan rencana?

1.3 Tujuan
Dalam proposal lomba kuda-kuda kali ini, tujuan yang tim kami
harapkan yaitu:
1. Mendesain kuda-kuda yang sesuai dengan kriteria yang di lombakan.
2. Dapat menganalisa struktur rangka kuda-kuda agar sesuai beban
rencana dan kegagalan rencana.
3. Dapat mengetahui berapa besar lendutan aktual pada beban 50 Kg,
100 Kg, 150 Kg, 200 Kg, 250 Kg, 300 Kg dan 350 Kg
4. Dapat ikut serta dalam Lomba National Steel Truss Innovation Contest
Ritter 1st yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Tadulako.

1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh antara lain yaitu memperoleh desain
kuda-kuda yang kokoh, inovatif, efektif, ekonomis, dan berestetika. Selain
itu kita dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang teknik sipil
khususnya tentang perencanaan struktur baja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Dasar Teori


2.1.1 Persyaratan Stabilitas
Menurut AISC 2010 dalam memperhitungkan stabilitas, perlu
dimasukkan juga faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu:
1. Deformasi elemen akibat momen lentur, gaya aksial atau gaya
geser, juga bentuk deformasi lain yang dapat mempengaruhi
perilaku struktur;
2. Pengaruh orde-2, baik P- (global - struktur) atau P- (lokal
elemen);
3. Ketidak-sempurnaan geometri (geometry imperfection);
4. Reduksi penampang akibat kondisi inelastis; dan
5. Ketidak-pastian kekuatan dan kekakuan perencanaan.
Jika diperhatikan, faktor-faktor tersebut terkait dengan gaya-
gaya internal batang dan deformasi struktur, yang untuk
memprediksinya diperlukan analisis struktur.
2.1.2 Analisis Respon Struktur
Dalam proses analisis struktur dikenal berbagai metode analisis
yang dapat dipakai. Pemakaian metode tergantung dengan kondisi
struktur yang akan ditinjau. Adapun metode analisis tersebut
adalah (Wiryanto, 2014):
1. Analisis Elastik-Linier (First Order Elastic Analysis)
2. Analisis Tekuk Elastik (Elastic Buckling Analysis)
3. Analisis Elastis Orde ke-2 (Second Order Elastic Analysis)
4. Analisis Plastis (First Order Plastic Mechanism Analysis)
5. Analisis Elastis-Plastis (First Order Elastic-Plastic Analysis)
6. Analisis Inelastis Orde ke-2 (Second Order Inelastic Analysis).
Kurva berikut memperlihatkan bagaimana perbedaan masing-
masing cara analisis stuktur tersebut, dengan demikian kita dapat
mengetahui seberapa tepat cara analisis saat digunakan untuk

3
melacak perilaku struktur yang sebenarnya. Perilaku keruntuhan
struktur yang mendekati real adalah hasil dari Advance Analysis,
namun mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi sehingga
diperlukan penggunaan alat bantu berupa komputer. Namun untuk
rangka truss dengan lateral displacement yang relatif kecil, perilaku
struktur masih dapat diperoleh dengan First-Order Elastic Analysis
dan Elastic Buckling Analysis.

Gambar 2.1 Hubungan perilaku struktur dan cara analisis yang


digunakan
Sumber : Rekayasa Komputer dalam Analisis dan Desain Struktur
Baja Wiryanto, 2014
2.1.3 Sistem Rangka
a. Rangka tidak bergoyang (Braced Framed), adalah struktur
rangka dimana titik-titik nodal penghubung elemennya tidak
mengalami perpindahan (translasi). Ini terjadi jika struktur rangka
tersebut ditahan oleh sistem penahan lateral tersendiri (dinding
geser atau bracing). Untuk rangka tidak bergoyang, titik nodal
penghubung tidak mengalami translasi, sehingga hanya akan
terjadi pada elemen batang, tanpa mempengaruhi sistem

4
struktur secara keseluruhan. Itulah alasannya, mengapa efek P-
bersifat lokal dan terjadi jika elemennya langsing atau terlalu
lentur. Contoh dari rangka tidak bergoyang adalah truss.
b. Rangka bergoyang (framed sideways) adalah rangka dimana
titik-titik nodal penghubung mengalami translasi akibat
pembebanannya, baik lateral maupun vertikal. Ini akan terjadi
jika struktur atau pembebanannya tidak simetris, juga akibat
tidak tersedianya sistem penahan lateral yang khusus. Pada
struktur rangka bergoyang (framed sideways), titik nodal
penghubung mengalami perpindahan sebesar dari kondisi asli,
karena titik nodal tersebut juga terhubung pada elemen-elemen
struktur yang lainnya, maka efek P- juga mempengaruhi sistem
struktur secara keseluruhan, sifatnya global. Contoh dari rangka
bergoyang adalah frame.

Gambar 2.2 Momen yang di pengaruhi efek P-Delta


Sumber : Rekayasa Komputer dalam Analisis dan Desain Struktur
Baja Wiryanto, 2014

5
2.1.4 Code / Aturan
Code atau aturan tentang perencanaan struktur baja telah
berkembang pesat. Di Indonesia aturan tentang perencanaan
struktur baja telah mengalami revisi dari SNI 1729-2002 menjadi
SNI 1729-2015. SNI 1729-2015 mengacu kepada AISC code
America 360 tahun 2010. Pada kedua aturan tersebut memakai 2
metode, yaitu:
1. Effective Length Method (ELM)
Effective Length Method merupakan penamaan yang diberikan
untuk membedakan cara lama yang digunakan pada AISC 2005.
ELM lebih mengandalkan perhitungan dengan cara manual.
Adapun pemakaian komputer hanya untuk mempercepat
perhitungan. Pada AISC tahun 2005 metode ini diunggulkan
sedang metode DAM merupakan alternatif pilihan lain
dikarenakan belum berkembangnya teknologi komputer pada
saat itu.
2. Direct Analysis Method (DAM)
Direct Analysis Method merupakan metode yang diunggulkan
dalam AISC (2010). Dikarenakan metode ini sudah memasukkan
pengaruh imperfection (nonlinier geometik) dan kondisi inelastic
(nonlinier material) dengan menggunakan Second Order Elastic
Analysis serta lebih menekankan ke arah penyelesaian
menggunakan komputer.
Menurut Wiryanto (2014) untuk perencanaan kolom tunggal
(terisolasi) tumpuan sendi-sendi maka dapat dipastikan cara DAM
dan ELM akan memberi hasil yang sama atau identik. Ini
dikarenakan adanya kesamaan rumus pada kedua metode tersebut
khusus untuk kolom terisolasi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
lomba ini cara ELM masih dapat digunakan, dengan cara ini
perhitungan lebih sederhana namun menghasilkan desain yang
mendekati hasil real-nya.

6
2.1.5 Perbandingan Hasil Analisis dan Hasil Uji
Telah dibahas bahwa adanya kesamaan hasil analisa
menggunakan cara ELM dan cara DAM. Setelah mengadakan
evaluasi perbandingan ELM dan DAM, menurut Wiryanto (2014)
terjadi selisih sekitar 5%. Lalu, bagaimana dengan perbandingan
hasil analisis dengan hasil uji rangka secara langsung.
S.L. Chan* dan S.H. Cho (2005) dalam jurnal Internasional
Second-Order P-- Analysis and Design of Angle Trusses
Allowing for Imperfections and Semi-Rigid Connections, melakukan
pengujian rangka dengan profil L 65x65x6, Fy= 214.4 MPa dan E=
347.000 MPa. Dengan spesifikasi material tersebut kemudian tim
kami melakukan analisis menggunakan SNI-1729-2015 cara ELM
diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 2.1 Perbandingan hasil analisis dan hasil uji.


Experimental BS5950 SNI- BS5950 SNI-1729-
Failure (kN) Design 1729- %Difference 2015
(kN) 2015 with Test %Difference
(kN) with Test

75,50 66,60 75,78 11,8 0,37

Dari tabel di atas terlihat bahwa hasil analisis menggunakan


SNI-1729-2015 cara ELM terdapat perbedaan 0,37% dengan hasil
uji langsung. Dengan kata lain pemakaian SNI-1729-2015 cara
ELM mendekati hasil uji real dengan persentase 99,63%.

2.1.1 Analisis dan Desain Baja SNI-1729-2015


Analisis dan desain baja sesuai SNI-1729-2015 yang
dijelaskan adalah mengenai langkah perhitungan kapasitas batang
tarik, batang tekan, dan sambungan (baut dan plat).

7
1. Batang Tarik
a. Menghitung keruntuhan leleh tarik
tPn = x Fy x Ag ........................................................ (1)
Dimana:
t = 0,9 (DFBK)
Fy = Tegangan leleh minimum (MPa)
Ag = Luas bruto penampang (mm2)
b. Menghitung keruntuhan leleh tarik
Pn = x Fu x Ae ........................................................ (2)
Dimana:
t = 0,75 (DFBK)
Fu = Tegangan Ultimate (MPa)
Ae = Luas efektif penampang (mm2)
Ae = AnU ....................................................................... (3)
Dimana:
Ae = Luas efektif (mm2)
An = Luas netto efektif = Ag (db + 2) tp (mm2)
U = faktor shear lag
c. Keruntuhan pelat tumpu
Ditinjau dari bagian pelat tepi:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu .......................... (4)
Ditinjau dari bagian dalam pelat:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu .......................... (5)
Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu.
Pu = (Rn tepi + Rn dalam) ................................................ (6)
Dimana:
Lc = Panjang as ke as baut
t = tebal pelat (mm)
d = diameter lubang baut (mm)
Fu = tegangan ulimate (MPa)
d. Keruntuhan dengan mekanisme geser blok.
Rn=(0,60FuAnv+UbsFuAnt)(0,60FyAgv+UbsFuAnt)...... (7)

8
Dimana:
Agv = Lsamb. x t ............................................................... (8)
Anv = (Lsamb. (n - 0,5) x t) ............................................. (9)
1
Agt = (2 b) x t ............................................................... (10)
1
Ant = (2b 0,50 dn) x t ................................................ (11)

Ubs=1 (Anggap tegangan tarik yang bekerja adalah uniform)

2. Batang Tekan
Kekuatan tekan nominal, Pn, harus ditentukan berdasarkan
keadaan batas dari tekuk lentur.
Pn = cFcrAg ..................................................................... (12)
Tegangan kritis, Fcr, ditentukan sebagai berikut:


a. Bila 4,71 maka Fcr = [0,658 ] ................. (13)


b. Bila > 4,71 maka Fcr = 0,877Fe ........................ (14)

Dimana:
2 E
Fe = ......................................................................... (15)
KL 2
( )
r

c = 0,9
Untuk menentukan nilai Q:
b
Bila 0,45 maka Qs = 1
t

b b
Bila 0,45 t 0,91 maka Qs = 1,34 0,76( )
t

b 0,53E
Bila 0,91 maka Qs =
t b 2
Fy( )
t

3. Sambungan
a. Menghitung jumlah baut
Rn = 0,75 x Ab x Fn .................................................. (16)

9
Jumlah baut n = Ru/Rn
Dimana:
Ab = Luas Penampang Baut (mm2)
Fn = tegangan tarik atau geser nominal (MPa)
b. Keruntuhan plat tumpu
Ditinjau dari bagian pelat tepi:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu ........................ (17)
Ditinjau dari bagian dalam pelat:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu ........................ (18)
Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu.
Pu = (Rn tepi + Rn dalam) .............................................. (19)
Dimana:
Lc = jarak tepi ke lubang terdekat (mm)
t = tebal pelat (mm)
d = diameter lubang baut (mm)
Fu = tegangan ulimate (MPa)
c. Keruntuhan dengan mekanisme geser blok.
Rn=(0,60FuAnv+UbsFuAnt)(0,60FyAgv+UbsFuAnt).... (20)
Dimana:
Agv = Lsamb. x t ............................................................. (21)
Anv = (Lsamb. (n - 0,5) x t) ........................................... (22)
1
Agt = (2 b) x t ............................................................... (23)
1
Ant = ( b 0,50 dn) x t ................................................ (24)
2

Ubs=1 (Anggap tegangan tarik yang bekerja adalah uniform)

2.2 Spesifikasi material


1. Spesifikasi Baja
Bahan = Baja jenis siku sama kaki
Dimensi = 30 mm x 30 mm x 2 mm
Tegangan Leleh (Fy) = 280 MPa
Tegangan Runtuh (Fu) = 410 MPa

10
Modulus Elastisitas (E) = 200.000 MPa
2. Alat Sambung
Alat sambung yang kami gunakan adalah berupa sambungan
plat dengan menggunakan baut sesuai dengan syarat lomba, yaitu:
a. Baut
Direncanakan menggunakan tipe baut A325
db = 6 mm
Fn = 330 MPa
b. Plat sambungan
t = 1 mm
Fy = 290 MPa
Fu = 360 MPa

11
2.3 Analisis struktur rancangan kuda-kuda

Untuk mendapatkan gaya aksial dan lendutan pada rangka batang,


maka analisis struktur perlu dilakukan. Adapun analisis struktur dilakukan
dengan menggunakan aplikasi SAP 2000 versi 18. Dari hasil analisis
dengan beban rencana 500 Kg, diperoleh:
Gambar 2.3 Desain Rangka Kuda-Kuda

Tabel 2.2 Daftar Gaya Batang

Panjang Gaya Batang (N) Beban Lendutan


No. Batang (Kg) (mm)
(mm) Tekan Tarik
1 a1 451.85 6401.18 - 50 0.10
2 a2 198.15 6396.85 - 100 0.20
3 a3 198.15 6396.85 - 150 0.30
4 a4 451.85 6401.18 - 200 0.41
5 b1 300 - 5906.81 250 0.51
6 b2 300 - 5904.37 300 0.62
7 b3 300 - 5904.37 350 0.72
8 b4 300 - 5906.81
9 d1 209.68 - 5.13
10 d2 252.52 - 4.86
11 d3 252.52 - 4.86
12 d4 209.68 - 5.13
13 t1 250 - 1.54

12
2.3.1 Desain Struktur Tarik
Data properties penampang:
- Pu = 5906.81 N
- Profil = L 30.30.2
- Tegangan Leleh (Fy) = 280 MPa
- Tegangan Runtuh (Fu) = 410 MPa
- Luas penampang (Ag) = 116 mm2
- Lebar (b) = 30 mm
- Tebal (t) = 2 mm
- Jari-jari girasi (ry, ry) = 9,3753 mm
- Panjang batang (L) = 300 mm
- Diameter baut (d) = 6,00 mm
- Jarak eksentritas ( ) = 8,42 mm

1. Kondisi leleh tarik


Pn = x Fy x Ag
= 0,90 x 280 x 116
= 29232 N > 5906.81 N o.k.

2. Kondisi runtuh tarik


Untuk mencari luas penampang netto (An) dan luas penampang
efektif (Ae) maka lokasi penempatan baut perlu dibuat. Dalam
menghitung Ae, diperhitungkan faktor shear-lag untuk itu perlu
diketahui jumlah baut dan panjang penyambungan (L).

Menghitung jumlah baut


Diketahui:
Fnv = 330 MPa
Diameter baut = 6 mm
1 1
Ab = D2 = 62
4 4

= 19.635 mm2

13
Pu baut = x Fnv x Abaut
= 0.75 x 330 x 19.635
= 4859.651 N/baut
n baut = Pu/Pu baut
5906.81
=
4859.651
= 1.21 digunakan 2 baut 6mm

Jadi, detail penempatan baut menjadi:

Faktor Shear Lag


x = ((28x2x1) + (30*2*15))/116 = 8.42 mm
x 8,42
U =1- =1- = 0.542
L 18

Penampang netto:
An = Ag (db + 2 mm) tf
= 116 (6 + 2)2
= 100 mm2

Penampang efektif:
Ae = A n x U
= 100 x 0.542
= 54.215 mm2

14
Kondisi runtuh tarik
t P n = t x Fy x A e
= 0,75 x 410 x 54.215
= 16670.977 N > 5903.610 N

Keruntuhan Pelat Tumpu:


Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 2 x 410 2,4 x 8 x 2 x 410
= 5904 N 15744.00 N Rn tepi = 5904.00 N

Tinjau bagian dalam pelat


Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 2 x 410 2,4 x 8 x 2 x 410
= 11808.00 N 15744.00 N Rn dalam= 11808.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (5904.00+11808.00)
= 13284.00 N (Menentukan)

Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:


Luas geser:
Agv = 27 x 2 = 54 mm2
Anv = 54 - (8 x 1.5) x 2 = 30 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 2 = 41.25 mm2
Ant = 41.25 (4 x 2) = 33.25 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)

15
Rn = 0.75 [(0.60x410x30) + (1x410x33.25)] 0.75 [(0.60x280x54)
+ (1x410x33.25)]
Rn = 15759.191 N 17028.2 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:


Rn = 13284.00 N > 5901.910 N ..ok

2.3.2 Batang Tekan


Data properties penampang:
- Ru = 6401.18 N
- Profil = L 30.30.2
- Tegangan Leleh (Fy) = 280 MPa
- Tegangan Runtuh (Fu) = 410 MPa
- Luas penampang (Ag) = 116 mm2
- Lebar (bf, df) = 30 mm
- Tebal (tf) = 2 mm
- rmin = 5.9550 mm
- Jari-jari girasi (ry) = 9,3753 mm
- Panjang batang (L) = 451.85 mm

Cek kelangsingan elemen penampang:

E b 200000
0,45 Fy 0,45
t 280

200000 30 200000
0,45 0,91
280 2 280

12.027 < 15 < 24.321


Maka, penampang langsing. Digunakan Qs,

b
Qs = 1,34 0,76( )
t

30 200000
Qs = 1,34 0,76( )
2 280

Qs = 0,913

16
Hitung kuat tekan tekuk lentur
KL E 1x451.85 200000
4,71Fy 4,71
r 5.955 280

75.8774 < 131.709, maka digunakan rumus:

Fcr = Q[0.658QFy/Fe ]Fy


2 E 2 200000
Fe = 2 = 2 = 342.85 MPa
(KL ) (87,322)
r
0,913x280
Fcr = 0,913 [0.658 258,873 ] 280 = 187.171 MPa
Cek Kapasitas
c P n = c x Fcr x Ag
= 0.90 x 187.171x 116
= 19540.713 N > 6401.18 N .ok

Tabel 2.3 Rekapitulasi Kapasitas Batang

Panjang Gaya Batang (N) Kapasitas


No. Batang Rasio Ket.
(mm) Tekan Tarik Batang (N)

1 a1 451.85 6401.18 - 19540.713 0.33 Aman

2 a2 198.15 6396.85 - 25145.835 0.25 Aman

3 a3 198.15 6396.85 - 25145.835 0.25 Aman

4 a4 451.85 6401.18 - 19540.713 0.33 Aman

5 b1 300 - 5906.81 13284.0 0.44 Aman

6 b2 300 - 5904.37 18342.2 0.32 Aman

7 b3 300 - 5904.37 18342.2 0.32 Aman

8 b4 300 - 5906.81 18342.2 0.32 Aman

9 d1 209.68 - 5.13 13284.0 0.00 Aman

10 d2 252.52 - 4.86 13284.0 0.00 Aman

11 d3 252.52 - 4.86 13284.0 0.00 Aman

12 d4 209.68 - 5.13 13284.0 0.00 Aman

13 t1 250 - 1.54 13284.0 0.00 Aman

17
2.4 Spesifikasi Sambungan dan Dimensi
1. Menghitung kekuatan satu baut
Diketahui:
Fy plat = 290 MPa
Fu plat = 360 MPa
Fnv = 330 MPa
db = 6 mm
tpelat = 1 mm
1 1
Ab = D2 = 62 = 28,274 mm2
4 4
Pu baut = x Fnv x Abaut
= 0.75 x 330 x 28,274
= 6997,9 N/baut

2. Menghitung jumlah baut sambungan A

- Batang a1 = a4 (Tekan)
n baut = Pu/Pu baut
6401.18
= = 0,914 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:


Luas geser:
Agv = 57 x 1 = 57 mm2
Anv = 57 - (8 * 1.5) x 1 = 45 mm2

18
Rn = (0,60 Fu Anv) (0,60 Fy Agv)
Rn = 0.75 [(0.60x360x45)] 0.75 [(0.60x410x57)]
Rn = 7290 N 7438.5 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan geser blok


menentukan:
Rn = 7290 N > 6401.18 N ..ok

- Batang b1 = b4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5906.81
= = 0,844 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 410 2,4 x 8 x 1 x 410
= 5184 N 6912 N Rn dalam= 5184 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592 + 5184)
= 5832 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.5 mm2

19
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30-9.3753) - (0.5*(6+2))]x1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x410x20.5) + (1x410x16.63)] 0.75
[(0.60x410x27) + (1x410x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu


menentukan: Rn = 5832 N > 5906.81 N ..ok

3. Menghitung jumlah baut sambungan B

- Batang b1 = b4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5906.81
= = 0,844 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

20
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 410 2,4 x 8 x 1 x 410
= 5184 N 6912 N Rn dalam= 5184 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592 + 5184)
= 5832 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.5 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30-9.3753) - (0.5*(6+2))]x1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x410x20.5) + (1x410x16.63)] 0.75
[(0.60x410x27) + (1x410x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

- Batang b2 = b3 (Batang Tarik)


n baut = Pu/Pu baut
5904,37
= = 0,842 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
Keruntuhan Pelat Tumpu:

21
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 9 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 3888.00 N 6912.00 N Rn tepi = 3888.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 15 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 6912.00 N 6912.00 N Rn dalam = 6912.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (3888.00+6480.00)
= 8100 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (12+22) x 1 = 34 mm2
Anv = 34 - (8 1.5) x 1 = 27.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x27.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x33) + (1x360x16.63)]
Rn = 8943.67 N 8925.67 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:


Rn = 8100 N > 5894.58 N ..ok

22
- Batang d1 = d4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5.13
= = 0,001 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 3888.00 N

Tinjau bagian dalam pelat


Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam = 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (3888.00+5184.00)
= 5832 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

23
Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:
Rn = 5832 N > 5.13 N ..ok

4. Menghitung jumlah baut sambungan C

- Batang d2 = d3 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
4.86
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan Pelat Tumpu:


Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam= 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592.00+5184.00)
= 5832.00 N (Menentukan)

24
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu


menentukan: Rn = 5832 N > 4.86 N ..ok

- Batang b2 = b3 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5904,37
= = 0,842 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan Pelat Tumpu:


Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 9 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 3888.00 N 6912.00 N Rn tepi = 3888.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 15 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 6912.00 N 6912.00 N Rn dalam = 6912.00 N

25
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (3888.00+6480.00)
= 8100 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (12+22) x 1 = 34 mm2
Anv = 34 - (8 1.5) x 1 = 27.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x27.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x33) + (1x360x16.63)]
Rn = 8943.67 N 8925.67 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:


Rn = 8100 N > 5894.58 N ..ok

- Batang t1 (Batang Tarik)


n baut = Pu/Pu baut
1.54
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan Pelat Tumpu:


Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat

26
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam= 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592.00+5184.00)
= 5832.00 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu


menentukan: Rn = 5832 N > 1.54 N ..ok

27
5. Menghitung jumlah baut sambungan D

- Batang a1 = a4 (Tekan)
n baut = Pu/Pu baut
6401.18
= = 0,914 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:


Luas geser:
Agv = 57 x 1 = 57 mm2
Anv = 57 - (8 * 1.5) x 1 = 45 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv) (0,60 Fy Agv)


Rn = 0.75 [(0.60x360x45)] 0.75 [(0.60x410x57)]
Rn = 7290 N 7438.5 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan geser blok


menentukan:
Rn = 7290 N > 6401.18 N ..ok

28
- Batang d1 = d4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5.13
= = 0,001 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan Pelat Tumpu:


Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 3888.00 N

Tinjau bagian dalam pelat


Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam = 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (3888.00+5184.00)
= 5832 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

29
Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:
Rn = 5832 N > 5.13 N ..ok

- Batang d2 = d3 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
4.86
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan Pelat Tumpu:


Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam= 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592.00+5184.00)
= 5832.00 N (Menentukan)

Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:


Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

30
Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)
Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu


menentukan: Rn = 5832 N > 4.86 N ..ok

- Batang a2 = a3 (Batang Tekan)


n baut = Pu/Pu baut
6396.85
= = 0,914 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:


Luas geser:
Agv = 57 x 1 = 57 mm2
Anv = 57 - (8 * 1.5) x 1 = 45 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv) (0,60 Fy Agv)


Rn = 0.75 [(0.60x360x45)] 0.75 [(0.60x410x57)]
Rn = 7290 N 7438.5 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan geser blok


menentukan:
Rn = 7290 N > 6396.85 N ..ok

31
6. Menghitung jumlah baut sambungan E

- Batang a2 = a3 (Tekan)
n baut = Pu/Pu baut
6380.09
= = 0,916 digunakan 2 baut 6mm
6997,9

Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:


Luas geser:
Agv = 66 x 1 = 66 mm2
Anv = 66 x (8 1.5) x 1 = 59.5 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv) (0,60 Fy Agv)


Rn = 0.75 [(0.60x360x59.5)] 0.75 [(0.60x290x66)]
Rn = 9639 N 8613 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan geser blok


menentukan:
Rn = 8613.00 N > 6401.36 N ..ok

- Batang t1 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
1.54
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9

32
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam= 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592.00+5184.00)
= 5832.00 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2

Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)


Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N

Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu


menentukan: Rn = 5832 N > 1.54 N ..ok

33
34
35
36
37
38
39
2.5 Analisis Biaya dan Waktu
1. Analisis Biaya
Profil Baja = L 30.30.2 mm
Tebal Plat (t) = 1 mm
Luas Bruto Siku (Agsiku) = 1.16 cm
Luas Bruto Plat (AgPlat) = 488.84 cm
Pajang Baja Tot (Ltot) = 287.0 cm

Berat Isi Baja (s) = 7850 Kg/m = 7850 x 10-6 kg/cm3

= 0.00785 Kg/cm2

Berat Sendiri Siku = Ltot x Ag Siku x s

= 287 x 1.16 x 0.00785


= 2.61 Kg
Berat Sendiri Plat = Ag Plat x t x s
= 654.1819 cm2 x 0.1 x 0.00785
= 0.5135 Kg
Berat Sendiri Baut = 0.0057 Kg x 52
= 0.3 Kg
Total Berat Rangka = Berat Sendiri Siku + Berat Sendiri Plat +
Berat Sendiri Baut
= 2.61 Kg + 0.5135 Kg + 0.3 Kg
= 3.4235 Kg
Dengan demikian diperoleh Estimasi biaya sebesar
= 3.4235 Kg x Rp 100.000/Kg = Rp 342.000,-

40
2. Analisis Waktu

Tabel 2.4 Barchart Waktu Pengerjaan


Waktu ( Menit )
No Pekerjaan Bobot (%)
5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 130 135 140 145 150 155 160 165 170 175 180 185 190 195 200 205 210

A. Persiapan 1.35

Alat 0.68 0.68

Bahan 0.68 0.68

B. Pengukuran 9.46

Batang atas & bawah 4.73 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68

Batang diagonal 4.73 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68

C. Pemotongan 36.49

Batang atas & bawah 18.92 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35

Batang diagonal 17.57 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 0.00

D. Pengeboran Batang & Sambungan 29.73

Batang atas & bawah 14.86 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68

Batang diagonal 14.86 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68

E. Perakitan Batang 20.27

Batang atas & bawah 6.76 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45

Batang diagonal 6.76 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45

Sambunga 6.76 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45

G. Finishing 1.35 0.68 0.68

H. Final Check 1.35 0.68 0.68

Jumlah (%) 100.00 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 2.70 2.70 2.70 1.35 1.35 1.35 1.35

Kumulatif (%) 0 1.35 2.70 4.05 5.41 6.76 8.11 9.46 10.81 12.16 13.51 14.86 16.22 17.57 18.92 20.27 21.62 24.32 27.03 29.73 32.43 35.14 37.84 40.54 43.24 45.95 50.00 54.05 58.11 62.16 66.22 70.27 74.32 78.38 82.43 86.49 89.19 91.89 94.59 95.95 97.30 98.65 100

41
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Analisis struktur menggunakan bantuan aplikasi SAP2000 v.18.0, tim
kami menggunakan code desain SNI-1729-2015 yang merupakan
adopsi identik AISC 360-10 yang mana mempunyai kelebihan yakni
sudah memperhitungkan pengaruh non-linier geometrik
(imperfection) di dalamnya, sehingga perilaku struktur yang
didapatkan akan mendekati real.
2. Berat kuda-kuda rencana diperoleh sebesar 3.4235 Kg. dengan
demikian perkiraan biaya adalah sebesar Rp. 342.000,-
3. Dengan menggunakan bantuan SAP2000 v.18.0, lendutan rencana
yang diperoleh:
Beban 50 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,11 mm
Beban 100 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,21 mm
Beban 150 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,31 mm
Beban 200 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,42 mm
Beban 250 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,52 mm
Beban 300 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,62 mm
Beban 350 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,73 mm
4. Letak kegagalan rencana yaitu pada sambungan A dengan rasio
keruntuhan tumpu sebesar 1,01

42
3.2 Kritik dan Saran
1. Pengambilan code untuk dijadikan acuan dalam menganalisis perlu
dikaji terlebih dahulu, sehingga akan didapati perilaku struktur yang
mendekati real sehingga akan didapatkan keefektifan dalam
perencanaan.
2. Tim kami berharap agar lomba yang di selenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tadulako seperti ini
tetap diadakan sehingga mahasiswa dapat mengembangkan potensi
diri dan memberikan inovasi pada perkembangan konstruksi di
Indonesia.

43
DAFTAR PUSTAKA

S.L. Chan & S.H. Cho, 2005.Second-Order P-- Analysis And Design Of
Angle Trusses Allowing For Imperfections And Semi-Rigid
Connections. The Hong Kong Polytechnic University: Hong Kong
SNI 1729-2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural. BSN:
Jakarta
Wiryanto, 2014. Rekayasa Komputer Dalam Analisis Dan Desain Struktur Baja
Studi Kasus Direct Analysis Method (AISC 2010). Universitas Pelita
Harapan: Surabaya

44

Anda mungkin juga menyukai