DISUSUN OLEH:
TIT - 15
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan diharapkan nantinya akan diperoleh desain yang lebih kokoh,
inovatif, efektif, ekonomis, dan berestetika.
1.3 Tujuan
Dalam proposal lomba kuda-kuda kali ini, tujuan yang tim kami
harapkan yaitu:
1. Mendesain kuda-kuda yang sesuai dengan kriteria yang di lombakan.
2. Dapat menganalisa struktur rangka kuda-kuda agar sesuai beban
rencana dan kegagalan rencana.
3. Dapat mengetahui berapa besar lendutan aktual pada beban 50 Kg,
100 Kg, 150 Kg, 200 Kg, 250 Kg, 300 Kg dan 350 Kg
4. Dapat ikut serta dalam Lomba National Steel Truss Innovation Contest
Ritter 1st yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil
Universitas Tadulako.
1.4 Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh antara lain yaitu memperoleh desain
kuda-kuda yang kokoh, inovatif, efektif, ekonomis, dan berestetika. Selain
itu kita dapat mengaplikasikan pengetahuan tentang teknik sipil
khususnya tentang perencanaan struktur baja.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
melacak perilaku struktur yang sebenarnya. Perilaku keruntuhan
struktur yang mendekati real adalah hasil dari Advance Analysis,
namun mempunyai tingkat kesulitan yang tinggi sehingga
diperlukan penggunaan alat bantu berupa komputer. Namun untuk
rangka truss dengan lateral displacement yang relatif kecil, perilaku
struktur masih dapat diperoleh dengan First-Order Elastic Analysis
dan Elastic Buckling Analysis.
4
struktur secara keseluruhan. Itulah alasannya, mengapa efek P-
bersifat lokal dan terjadi jika elemennya langsing atau terlalu
lentur. Contoh dari rangka tidak bergoyang adalah truss.
b. Rangka bergoyang (framed sideways) adalah rangka dimana
titik-titik nodal penghubung mengalami translasi akibat
pembebanannya, baik lateral maupun vertikal. Ini akan terjadi
jika struktur atau pembebanannya tidak simetris, juga akibat
tidak tersedianya sistem penahan lateral yang khusus. Pada
struktur rangka bergoyang (framed sideways), titik nodal
penghubung mengalami perpindahan sebesar dari kondisi asli,
karena titik nodal tersebut juga terhubung pada elemen-elemen
struktur yang lainnya, maka efek P- juga mempengaruhi sistem
struktur secara keseluruhan, sifatnya global. Contoh dari rangka
bergoyang adalah frame.
5
2.1.4 Code / Aturan
Code atau aturan tentang perencanaan struktur baja telah
berkembang pesat. Di Indonesia aturan tentang perencanaan
struktur baja telah mengalami revisi dari SNI 1729-2002 menjadi
SNI 1729-2015. SNI 1729-2015 mengacu kepada AISC code
America 360 tahun 2010. Pada kedua aturan tersebut memakai 2
metode, yaitu:
1. Effective Length Method (ELM)
Effective Length Method merupakan penamaan yang diberikan
untuk membedakan cara lama yang digunakan pada AISC 2005.
ELM lebih mengandalkan perhitungan dengan cara manual.
Adapun pemakaian komputer hanya untuk mempercepat
perhitungan. Pada AISC tahun 2005 metode ini diunggulkan
sedang metode DAM merupakan alternatif pilihan lain
dikarenakan belum berkembangnya teknologi komputer pada
saat itu.
2. Direct Analysis Method (DAM)
Direct Analysis Method merupakan metode yang diunggulkan
dalam AISC (2010). Dikarenakan metode ini sudah memasukkan
pengaruh imperfection (nonlinier geometik) dan kondisi inelastic
(nonlinier material) dengan menggunakan Second Order Elastic
Analysis serta lebih menekankan ke arah penyelesaian
menggunakan komputer.
Menurut Wiryanto (2014) untuk perencanaan kolom tunggal
(terisolasi) tumpuan sendi-sendi maka dapat dipastikan cara DAM
dan ELM akan memberi hasil yang sama atau identik. Ini
dikarenakan adanya kesamaan rumus pada kedua metode tersebut
khusus untuk kolom terisolasi.
Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
lomba ini cara ELM masih dapat digunakan, dengan cara ini
perhitungan lebih sederhana namun menghasilkan desain yang
mendekati hasil real-nya.
6
2.1.5 Perbandingan Hasil Analisis dan Hasil Uji
Telah dibahas bahwa adanya kesamaan hasil analisa
menggunakan cara ELM dan cara DAM. Setelah mengadakan
evaluasi perbandingan ELM dan DAM, menurut Wiryanto (2014)
terjadi selisih sekitar 5%. Lalu, bagaimana dengan perbandingan
hasil analisis dengan hasil uji rangka secara langsung.
S.L. Chan* dan S.H. Cho (2005) dalam jurnal Internasional
Second-Order P-- Analysis and Design of Angle Trusses
Allowing for Imperfections and Semi-Rigid Connections, melakukan
pengujian rangka dengan profil L 65x65x6, Fy= 214.4 MPa dan E=
347.000 MPa. Dengan spesifikasi material tersebut kemudian tim
kami melakukan analisis menggunakan SNI-1729-2015 cara ELM
diperoleh hasil sebagai berikut:
7
1. Batang Tarik
a. Menghitung keruntuhan leleh tarik
tPn = x Fy x Ag ........................................................ (1)
Dimana:
t = 0,9 (DFBK)
Fy = Tegangan leleh minimum (MPa)
Ag = Luas bruto penampang (mm2)
b. Menghitung keruntuhan leleh tarik
Pn = x Fu x Ae ........................................................ (2)
Dimana:
t = 0,75 (DFBK)
Fu = Tegangan Ultimate (MPa)
Ae = Luas efektif penampang (mm2)
Ae = AnU ....................................................................... (3)
Dimana:
Ae = Luas efektif (mm2)
An = Luas netto efektif = Ag (db + 2) tp (mm2)
U = faktor shear lag
c. Keruntuhan pelat tumpu
Ditinjau dari bagian pelat tepi:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu .......................... (4)
Ditinjau dari bagian dalam pelat:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu .......................... (5)
Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu.
Pu = (Rn tepi + Rn dalam) ................................................ (6)
Dimana:
Lc = Panjang as ke as baut
t = tebal pelat (mm)
d = diameter lubang baut (mm)
Fu = tegangan ulimate (MPa)
d. Keruntuhan dengan mekanisme geser blok.
Rn=(0,60FuAnv+UbsFuAnt)(0,60FyAgv+UbsFuAnt)...... (7)
8
Dimana:
Agv = Lsamb. x t ............................................................... (8)
Anv = (Lsamb. (n - 0,5) x t) ............................................. (9)
1
Agt = (2 b) x t ............................................................... (10)
1
Ant = (2b 0,50 dn) x t ................................................ (11)
2. Batang Tekan
Kekuatan tekan nominal, Pn, harus ditentukan berdasarkan
keadaan batas dari tekuk lentur.
Pn = cFcrAg ..................................................................... (12)
Tegangan kritis, Fcr, ditentukan sebagai berikut:
a. Bila 4,71 maka Fcr = [0,658 ] ................. (13)
b. Bila > 4,71 maka Fcr = 0,877Fe ........................ (14)
Dimana:
2 E
Fe = ......................................................................... (15)
KL 2
( )
r
c = 0,9
Untuk menentukan nilai Q:
b
Bila 0,45 maka Qs = 1
t
b b
Bila 0,45 t 0,91 maka Qs = 1,34 0,76( )
t
b 0,53E
Bila 0,91 maka Qs =
t b 2
Fy( )
t
3. Sambungan
a. Menghitung jumlah baut
Rn = 0,75 x Ab x Fn .................................................. (16)
9
Jumlah baut n = Ru/Rn
Dimana:
Ab = Luas Penampang Baut (mm2)
Fn = tegangan tarik atau geser nominal (MPa)
b. Keruntuhan plat tumpu
Ditinjau dari bagian pelat tepi:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu ........................ (17)
Ditinjau dari bagian dalam pelat:
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu ........................ (18)
Kekuatan ijin pelat terhadap bahaya tumpu.
Pu = (Rn tepi + Rn dalam) .............................................. (19)
Dimana:
Lc = jarak tepi ke lubang terdekat (mm)
t = tebal pelat (mm)
d = diameter lubang baut (mm)
Fu = tegangan ulimate (MPa)
c. Keruntuhan dengan mekanisme geser blok.
Rn=(0,60FuAnv+UbsFuAnt)(0,60FyAgv+UbsFuAnt).... (20)
Dimana:
Agv = Lsamb. x t ............................................................. (21)
Anv = (Lsamb. (n - 0,5) x t) ........................................... (22)
1
Agt = (2 b) x t ............................................................... (23)
1
Ant = ( b 0,50 dn) x t ................................................ (24)
2
10
Modulus Elastisitas (E) = 200.000 MPa
2. Alat Sambung
Alat sambung yang kami gunakan adalah berupa sambungan
plat dengan menggunakan baut sesuai dengan syarat lomba, yaitu:
a. Baut
Direncanakan menggunakan tipe baut A325
db = 6 mm
Fn = 330 MPa
b. Plat sambungan
t = 1 mm
Fy = 290 MPa
Fu = 360 MPa
11
2.3 Analisis struktur rancangan kuda-kuda
12
2.3.1 Desain Struktur Tarik
Data properties penampang:
- Pu = 5906.81 N
- Profil = L 30.30.2
- Tegangan Leleh (Fy) = 280 MPa
- Tegangan Runtuh (Fu) = 410 MPa
- Luas penampang (Ag) = 116 mm2
- Lebar (b) = 30 mm
- Tebal (t) = 2 mm
- Jari-jari girasi (ry, ry) = 9,3753 mm
- Panjang batang (L) = 300 mm
- Diameter baut (d) = 6,00 mm
- Jarak eksentritas ( ) = 8,42 mm
= 19.635 mm2
13
Pu baut = x Fnv x Abaut
= 0.75 x 330 x 19.635
= 4859.651 N/baut
n baut = Pu/Pu baut
5906.81
=
4859.651
= 1.21 digunakan 2 baut 6mm
Penampang netto:
An = Ag (db + 2 mm) tf
= 116 (6 + 2)2
= 100 mm2
Penampang efektif:
Ae = A n x U
= 100 x 0.542
= 54.215 mm2
14
Kondisi runtuh tarik
t P n = t x Fy x A e
= 0,75 x 410 x 54.215
= 16670.977 N > 5903.610 N
15
Rn = 0.75 [(0.60x410x30) + (1x410x33.25)] 0.75 [(0.60x280x54)
+ (1x410x33.25)]
Rn = 15759.191 N 17028.2 N
E b 200000
0,45 Fy 0,45
t 280
200000 30 200000
0,45 0,91
280 2 280
b
Qs = 1,34 0,76( )
t
30 200000
Qs = 1,34 0,76( )
2 280
Qs = 0,913
16
Hitung kuat tekan tekuk lentur
KL E 1x451.85 200000
4,71Fy 4,71
r 5.955 280
17
2.4 Spesifikasi Sambungan dan Dimensi
1. Menghitung kekuatan satu baut
Diketahui:
Fy plat = 290 MPa
Fu plat = 360 MPa
Fnv = 330 MPa
db = 6 mm
tpelat = 1 mm
1 1
Ab = D2 = 62 = 28,274 mm2
4 4
Pu baut = x Fnv x Abaut
= 0.75 x 330 x 28,274
= 6997,9 N/baut
- Batang a1 = a4 (Tekan)
n baut = Pu/Pu baut
6401.18
= = 0,914 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
18
Rn = (0,60 Fu Anv) (0,60 Fy Agv)
Rn = 0.75 [(0.60x360x45)] 0.75 [(0.60x410x57)]
Rn = 7290 N 7438.5 N
- Batang b1 = b4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5906.81
= = 0,844 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 410 2,4 x 8 x 1 x 410
= 5184 N 6912 N Rn dalam= 5184 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592 + 5184)
= 5832 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.5 mm2
19
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30-9.3753) - (0.5*(6+2))]x1 = 16.63 mm2
- Batang b1 = b4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5906.81
= = 0,844 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
20
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 410 2,4 x 8 x 1 x 410
= 5184 N 6912 N Rn dalam= 5184 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592 + 5184)
= 5832 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.5 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30-9.3753) - (0.5*(6+2))]x1 = 16.63 mm2
21
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 9 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 3888.00 N 6912.00 N Rn tepi = 3888.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 15 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 6912.00 N 6912.00 N Rn dalam = 6912.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (3888.00+6480.00)
= 8100 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (12+22) x 1 = 34 mm2
Anv = 34 - (8 1.5) x 1 = 27.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2
22
- Batang d1 = d4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5.13
= = 0,001 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 3888.00 N
23
Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:
Rn = 5832 N > 5.13 N ..ok
- Batang d2 = d3 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
4.86
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9
24
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 - 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2
- Batang b2 = b3 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5904,37
= = 0,842 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
25
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (3888.00+6480.00)
= 8100 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (12+22) x 1 = 34 mm2
Anv = 34 - (8 1.5) x 1 = 27.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2
26
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam= 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592.00+5184.00)
= 5832.00 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2
27
5. Menghitung jumlah baut sambungan D
- Batang a1 = a4 (Tekan)
n baut = Pu/Pu baut
6401.18
= = 0,914 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
28
- Batang d1 = d4 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
5.13
= = 0,001 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
29
Dari perhitungan di atas maka, keruntuhan pelat tumpu menentukan:
Rn = 5832 N > 5.13 N ..ok
- Batang d2 = d3 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
4.86
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9
30
Rn = (0,60 Fu Anv + Ubs Fu Ant) (0,60 Fy Agv + Ubs Fu Ant)
Rn = 0.75 [(0.60x360x20.50) + (1x360x16.63)] 0.75
[(0.60x290x27) + (1x360x16.63)]
Rn = 7809.67 N 8012.17 N
31
6. Menghitung jumlah baut sambungan E
- Batang a2 = a3 (Tekan)
n baut = Pu/Pu baut
6380.09
= = 0,916 digunakan 2 baut 6mm
6997,9
- Batang t1 (Tarik)
n baut = Pu/Pu baut
1.54
= = 0,000 N digunakan 2 baut 6mm
6997,9
32
Keruntuhan Pelat Tumpu:
Tinjau bagian pelat tepi
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 6 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 2592.00 N 6912.00 N Rn tepi = 2592.00 N
Tinjau bagian dalam pelat
Rn = 1,2 x Lc x t x Fu 2,4 x d x t x Fu
= 1,2 x 12 x 1 x 360 2,4 x 8 x 1 x 360
= 5184.00 N 6912.00 N Rn dalam= 5184.00 N
Jadi kekuatan tumpu ijin pelat terhadap bahaya tumpu adalah
Pu = (Rn tepi + Rn dalam)
= 0.75 (2592.00+5184.00)
= 5832.00 N (Menentukan)
Keruntuhan dengan mekanisme geser blok:
Luas geser:
Agv = (9+18) x 1 = 27 mm2
Anv = 27 - (8 1.5) x 1 = 20.50 mm2
Luas tarik:
Agt = (30 - 9.3753) x 1 = 20.63 mm2
Ant = [(30 - 9.3753) - (0.5*(6+2))] x 1 = 16.63 mm2
33
34
35
36
37
38
39
2.5 Analisis Biaya dan Waktu
1. Analisis Biaya
Profil Baja = L 30.30.2 mm
Tebal Plat (t) = 1 mm
Luas Bruto Siku (Agsiku) = 1.16 cm
Luas Bruto Plat (AgPlat) = 488.84 cm
Pajang Baja Tot (Ltot) = 287.0 cm
= 0.00785 Kg/cm2
40
2. Analisis Waktu
A. Persiapan 1.35
B. Pengukuran 9.46
Batang atas & bawah 4.73 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
Batang diagonal 4.73 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
C. Pemotongan 36.49
Batang atas & bawah 18.92 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35
Batang diagonal 17.57 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 0.00
Batang atas & bawah 14.86 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
Batang diagonal 14.86 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68 0.68
Batang atas & bawah 6.76 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45
Batang diagonal 6.76 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45
Sambunga 6.76 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45 0.45
Jumlah (%) 100.00 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 1.35 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 2.70 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 4.05 2.70 2.70 2.70 1.35 1.35 1.35 1.35
Kumulatif (%) 0 1.35 2.70 4.05 5.41 6.76 8.11 9.46 10.81 12.16 13.51 14.86 16.22 17.57 18.92 20.27 21.62 24.32 27.03 29.73 32.43 35.14 37.84 40.54 43.24 45.95 50.00 54.05 58.11 62.16 66.22 70.27 74.32 78.38 82.43 86.49 89.19 91.89 94.59 95.95 97.30 98.65 100
41
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Analisis struktur menggunakan bantuan aplikasi SAP2000 v.18.0, tim
kami menggunakan code desain SNI-1729-2015 yang merupakan
adopsi identik AISC 360-10 yang mana mempunyai kelebihan yakni
sudah memperhitungkan pengaruh non-linier geometrik
(imperfection) di dalamnya, sehingga perilaku struktur yang
didapatkan akan mendekati real.
2. Berat kuda-kuda rencana diperoleh sebesar 3.4235 Kg. dengan
demikian perkiraan biaya adalah sebesar Rp. 342.000,-
3. Dengan menggunakan bantuan SAP2000 v.18.0, lendutan rencana
yang diperoleh:
Beban 50 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,11 mm
Beban 100 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,21 mm
Beban 150 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,31 mm
Beban 200 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,42 mm
Beban 250 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,52 mm
Beban 300 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,62 mm
Beban 350 Kg, terjadi deformasi sebesar 0,73 mm
4. Letak kegagalan rencana yaitu pada sambungan A dengan rasio
keruntuhan tumpu sebesar 1,01
42
3.2 Kritik dan Saran
1. Pengambilan code untuk dijadikan acuan dalam menganalisis perlu
dikaji terlebih dahulu, sehingga akan didapati perilaku struktur yang
mendekati real sehingga akan didapatkan keefektifan dalam
perencanaan.
2. Tim kami berharap agar lomba yang di selenggarakan oleh
Himpunan Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tadulako seperti ini
tetap diadakan sehingga mahasiswa dapat mengembangkan potensi
diri dan memberikan inovasi pada perkembangan konstruksi di
Indonesia.
43
DAFTAR PUSTAKA
S.L. Chan & S.H. Cho, 2005.Second-Order P-- Analysis And Design Of
Angle Trusses Allowing For Imperfections And Semi-Rigid
Connections. The Hong Kong Polytechnic University: Hong Kong
SNI 1729-2015. Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural. BSN:
Jakarta
Wiryanto, 2014. Rekayasa Komputer Dalam Analisis Dan Desain Struktur Baja
Studi Kasus Direct Analysis Method (AISC 2010). Universitas Pelita
Harapan: Surabaya
44