Anda di halaman 1dari 3

Bioflock

Bioflok terdiri atas partikel serat organik yang kaya selulosa, partikel anorganik kalsium karbonat
hidrat, biopolymer,bakteria, proto-zoa, detritus, ragi, jamur, dan zooplankton (Anonim, 2009).
Selanjutnya menurut Taconet al. (2002), bio flok kaya akan threonin, valin,isoleusin, dan
phenilalanin juga tirosin.Sedangkan menurut McIntosh (2000),kandungan asam amino bioflok
terdiri atas arginin, lisin, dan methionin. Gunarto & Suryanto (2011) mendapatkan 15 jenis asam
amino yang terkandung dalam bioflok, dengan persentase yang tinggi yaitu: leusin (2,32%),lisin
(1,79%), dan valin (1,17%). Bioflok juga mengandung vitamin yang fungsinya dapat
menggantikan vitamin yang disuplai melalui pakan komersial (Tacon et al., 2002)
Biofokulasi merupakan technologi pemanfaatan limbah cair yang terbentuk melalui proses
nitrifikasi yaitu gabungan antara senyawa limbah amonia dengan oksigen menghasilkan nitrit
secara sempurna berubah menjadi nitrat dan air melalui bantuan bakteri amonia dan bakteri nitrat
pada kadar oksigen terlarut tinggi. Mikroorganisme seperti bakteri dengan kemampuann lisis
bahan organic memanfaatkan detritus sebagai makanan. Sel bakteri mensekresi lendir metabolit ,
biopolymer (polisakarida, peptida, dan lipid) atau senyawa kombinasi dan terakumulasi di sekitar
dinding sel serta detritus. Kesaling tertarikan antar dinding sel bakteri menyebabkan munculnya
flog bakteri. Didalam sistem bioflog membutuhkan oksigen, sisa pakan, air yang tersuspensi dan
bantuan bakteri probiotik didalam kolam. Bakteri ini membutuhkan makanan untuk
bermetabolisme dan berkembang menjadi jumlah yang mampu menguraikan sisa pakan didasar
kolam. Bakteri dapat memanfaatkan ammonia-nitrogen dengan effisien jika perbandingan C/N
sekitar 15-25 : 1. Sehingga kekurangan karbon dilakukan kegiatan penambahan bahan ke dalam
kolam seperti gula, molase , tepung tapioka, tepung terigu, dan dedak. Randi Farm sudah
menghitung dengan pemberian pakan pelet dengan kandungan protein 34%, dengan luasan kolam
ukuran 5 x 2 tinggi 1 meter.Setiap hari diberikan 2 ons bahan karbon kedalam kolam

Prinsip dari teknologi bioflok adalah menumbuhkan mikroorganisme terutama bakteri


heterotrof di air tambak yang dimaksudkan untuk menyerap komponen polutan, amoniak yang ada
di air tambak dan selanjutnya dikonversi menjadi protein bakteri dan dapat dijadikan substitusi
pakan
Sumber : http://diskanlaut.jabarprov.go.id/index.php/serba-serbi/berita/hot-issue/166-bioflock

PROBIOTIK DALAM BUDIDAYA PERIKANAN

Gambar 1. Probiotik
Peningkatan penggunaan antibiotik pada akuakultur malah diikuti oleh bertambahnya
penyakit patogenik dan sering kali hal ini sekarang dikaitkan dengan meningkatnya resistensi
bakteri patogen terhadap bahan kimia (antibiotik). Kekhawatiranpun muncul dari
aplikasi antibiotik pada ikan yang dikonsumsi manusia. Dari berbagai sumber ilmiah disimpulkan
bahwa penggunaan antibiotik (seperti Quinolone, Tertacycline dll) menyebabkan mutasi
kromosom patogen atau akuisisi plasmid.
Berbagai solusi diupayakan antaralain vaksinasi, teknologi budidaya yang lebih baik, code
of practice, best management practice dan lain sebagainya, tentunya membawa dampak positif
pada perkembangan akuakultur. Penggunaan probitoik yang bekerja melalui mekanisme tertentu
untuk melawan patogen, saat ini dipandang sebagai langkah alternatif. Beberapa tahun terakhir
probiotik yang sudah biasa digunakan pada manusia dan binatang mulai diaplikasikan kepada
bidang akuakultur (Gatesoupe, 1999; Bache're, 2003).
Probiotik terdiri dari dua kata yaitu, pro yang berarti mendukung (lawan katanya anti yang
berarti melawan) dan biotik yang berarti lingkungan hidup. bisa disimpulkan, probiotik adalah
mikroorganisme hidup yang sengaja diberikan dengan harapan memberikan efek yang
menguntungkan bagi kesehatan inang. Selain itu, probiotik diartikan sebagai mikroorganisme
hidup yang apabila dikonsumsi oleh inangnya (ternak, ikan maupun manusia) akan memberikan
pengaruh menguntungkan baginya dengan memperbaiki lingkungan mikrobiota yang ada dalam
sistem pencernaan (Fuler, 1989 dalam Verschuere et al., 2000)
Probiotik dalam media budidaya perikanan, berfungsi sebagai pengatur kondisi
mikrobiologi di air atau sedimen, membantu atau memperbaiki kualitas air, meningkatkan
keragaman mikroorganisme dalam air atau sedimen serta meningkatkan kesehatan ikan dengan
menghambat efek bakteri patogen. Bakteri probiotik dapat meningkatkan kesehatan ikan dan
memperbaiki kualitas air serta digunakan sebagai pakan tambahan sehingga dapat memacu
pertumbuhan dan mencegah terjadinya serangan penyakit. Bakteri probiotik apabila masuk
kedalam tubuh ikan, udang dan moluska akan berfungsi sebagai immunostimulan yang dapat
meningkatkan daya tahan tubuh terhadap bakteri patogen (Susanto et al., 2005).
Fuller (1992) menyatakan bahwa probiotik dianggap menguntungkan karena menghambat
kolonisasi intestinum oleh mikroba yang bersifat merugikan baik melalui mekanisme kompetisi
nutrien maupun kompetisi ruang serta mampu memproduksi senyawa-senyawa yang bersifat
antimikrobial. Probiotik bersifat menguntungkan bagi inangnya karena mampu memperbaiki
nutrisi dengan memproduksi vitamin-vitamin, detoksikasi pangan maupun melalui aktivitas
enzimatis.Probiotik sebagai agen pengurai (bioremediation) merupakan kelompok
mikroorganisme terpilih yang menguntungkan sepertiNitrosomonas, Cellumonas, Bacillus
subtilis dan Nitrobacter. Dalam aplikasinya di dunia perikanan, probiotik sebagai agen pengurai
dapat digunakan baik secara langsung dengan ditebarkan ke air atau melalui perantara makanan
hidup (live food). Jadi melalui penambahan bakteri yang menguntungkan ke kolam atau bak
pemeliharaan kualitas air dapat ditingkatkan.
Beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan probiotik dengan pengaruh
postitif yang optimal bagi inangnya menurut Shortt (1999) meliputi;
1. Spesies bakteri probiotik merupakan mikroflora normal usus sehingga bakteri
tersebut lebih mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan usus.
2. Tidak bersifat patogen.
3. Memiliki kemampuan untuk menempel dan mengkolonisasi sel usus.
4. Memiliki aktivitas antagonistik terhadap mikroba patogen enterik.
5. Terbukti memiliki pengaruh yang menguntungkan pada kesehatan.
6. Bakteri probiotik diharapkan memiliki jumlah sel hidup yang besar
(10 sampai 109)
6

Mekanisme kerja probiotik menurut Vershuere et al., (2000), meliputi;


Produksi senyawa inhibitor,
Kompetisi untuk senyawa atau sumber energi yang tersedia,
Perbaikan kualitas air,
Sumber makro dan mikro nutrien dan
Konstribusi enzim untuk pencernaan

Anda mungkin juga menyukai