Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN ANALISIS PRODUK

TIANG LAMPU JALAN YANG TERBUAT DARI


BESI

Disusun oleh
ASEP MAULANA (18113017)
YUDHA KIRANA (18113355)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI BANDUNG
2020
PRODUK DARI PROSES BESI COR : TIANG LAMPU JALAN

A. Fungsi
Lampu jalan atau yang sering disebut dengan Penerangan Jalan Umum (PJU) adalah salah
satu fasilitas umum bagi masyarakat yang sangat diperlukan terutama pada waktu gelap,
kurangnya cahaya dan malam hari. Penerangan lampu untuk jalan umum berfungsi
mengurangi adanya kecelakaan akibat kurangnya penerangan, mengurangi tindak kejahatan
di malam hari terutama pada jalan-jalan sepi, sehingga keselamatan dan keamanan pengguna
jalan akan semakin meningkat.

Berikut beberapa fungsi dari lampu penerangan jalan, diantaranya :


 Memberikan penerangan sebaik-baiknya menyerupai penerangan di siang hari bagi
para pengguna jalan.
 Membantu navigasi pada pengguna jalan baik yang jalan kaki, naik sepeda, atau
kendaraan bermotor.
 Digunakan untuk menambah kesan indah serta memberikan kenyamanan bagi
pengguna jalan.
 Meningkatkan kenyamanan dan keselamatan pengguna jalan, dapat pula digunakan
sebagai salah satu alat mencegah kriminalitas.
 Dapat juga sebagai media komersial, misalnya sebagai media penempatan iklan di
jalan.
Lampu jalan sendiri sebenarnya merupakan salah satu bagian dari bangunan pelengkap jalan,
lampu tersebut dapat dipasang atau diletakkan di kanan, kiri atau bahkan di tengah / di
median jalan. Digunakan sebagai sarana penerangan jalan maupun lingkungan di sekitar
jalanan yang memang diperlukan. Beberapa jalan seperti persimpangan jalan, jembatan, jalan
bawah tanah, jalan layang dan jalan-jalan lainnya yang memang membutuhkan penerangan di
malam hari.

Lampu penerangan tersebut yang dimaksudkan ialah satu unit lengkap, dimana terdiri dari
sumber cahaya itu sendiri yang berasal dari lampu/luminer, elemen optik seperti pemantul,
penyebar atau pembias cahaya, elemen elektrik seperti konektor ke power supply dan
semacamnya. Tidak ketinggalan adalah struktur penopangnya yakni lengan penopang, tiang
penopang vertikal serta pondasi dari tiang lampu tersebut.

Perencanaan sangat diperlukan untuk membangun lampu penerangan jalan tersebut, karena
semua memerlukan perhitungan matang, salah satunya yakni penyesuaian bentuk tiang lampu
itu sendiri. Terdapat banyak bentuk tiang penyangga lampu penerangan jalan umum, hal ini
dilihat sesuai dengan kebutuhan jalan. Berikut beberapa jenis tiang lampu penerangan jalanan
umum yang bisa Anda jadikan referensi pilihan sesuai dengan kebutuhan jalan yang
membutuhkan penerangan.

 Tiang Octagonal, PJU Octagonal atau sering disebut tiang general purpose, karena
biasanya digunakan sebagai lampu sorot. Tiang octagonal ini umumnya digunakan
untuk jalanan yang luas dan di tempat-tempat terbuka seperti tempat olahraga dan
semacamnya. Memiliki tinggi mulai dari 4,5 meter hingga 35 meter (sesuai
kebutuhan).
 Tiang PJU High Mast (High Mast Lighting) adalah salah satu jenis tiang yang sangat
cocok dengan pencahayaan lebih luas dari pada octagonal, misalnya lapangan,
bandara, dermaga, tempat parker dan lain sebagainya.
Selain tiang octagonal dan tiang lampu PJU led 30 watt high mast, ada pula jenis tiang
hexagonal, dekoratif, bulat atau konvensional. Pemilihan jenis tiang ini tentu harus
diperhitungan dan direncanakan sesuai dengan kebutuhan jalan yang akan diberikan
penerangan lampu jalan. Serahkan perencanaan pemasangan lampu jalan kepada perusahaan
yang sudah biasa memasang PJU.

B. Material
1. FC (Besi cor kelabu)
Salah satu Karekteristik yang dimiliki oleh besi cor kelabu adalah bidang patahannya.
Patahan terjadi dengan rambatan yang melintasi satu serpih ke serpih yang lainnya. Karena
sebagian besar permukaan patahan melintasi serpih-serpih grafit, maka permukaannya
berwarna kelabu. Untuk itu disebut besi cor kelabu. Besi cor kelabu memiliki kandungan
karbon antara 2,7 sampai 4 persen dan unsure mangan sekitar 0,8 persen.
Besi cor kelabu ini mengandung unsur silicon relative tinggi yaitu antara satu sampai tiga
persen. Dengan silicon sebesar ini, besi cor akan membentuk garfit dengan mudah, sehingga
fasa karbida Fe3C tidak terbentuk. Grafit serpih besi cor ini terbentuk saat proses pembekuan.
Besi cor kelabu mempunyai sifat mampu las yang buruk, ketahanan korosi rendah, dan
ketahanan aus yang juga rendah. Namun demikian besi cor ini memiliki sifat mampu mesin
yang baik dan mampu cor yang sangat baik.

2. FCD (Besi cor nodular)


Besi cor nodular dibuat dengan menambahkan sedikit unsure magnesium atau serium.
Penambahan unsure ini menyebabkan bentuk grafit besi cor menjadi nodular, atau bulat, atau
speroid. bentuk grafit ini diikuti dengan perubahan keuletan. Keulutan besi cor naik. Maka
dari itu, besi cor nodular disebut besi cor ulet. Besi cor ini memiliki keuletan antara 10 – 20
persen.
Besi cor nodular mempunyai sifat mampu las yang rendah, ketahanan korosi rendah, dan
ketahanan aus yang juga rendah. Namun demikian besi cor ini memiliki sifat mampu mesin
dan mampu cor yang baik dengan keuletan yang tinggi dan ketahanan kejut sedang.

C. Proses Produksi

Desain

Pemilihan Material

Proses Pembuatan
Tiang lampu jalan atau tiang lampu PJU diproduksi dari bahan cor logam yang dilebur
menggunakan mesin pelebur dengan teknologi mutakhir yakni induction furnace system.
Dalam proses produksi tiang lampu jalan, terdapat serangkaian tahap yang harus dilalui mulai
dari menentukan desain kemudian pemilihan bahan kemudian dilanjutkan dengan proses
pengecoran sampai dengan finishing. Dalam proses produksinya digunakan beberapa bahan
yakni FC (besi cor kelabu), FCD (besi cor nodular) dan Steel (baja). Bahan dalam proses
pembuatan produk dapat disesuaikandengan kebutuhan. Kesemua bahan tersebut dibakar
atau dilebur sesuai dengan bahan yang dibutuhkan dalam kurun waktu kurang lebih 1 jam
lebih 45 menit menggunakan mesin pelebur yang sudah menggunakan sistem induksi
(induction furnace system) sehingga menjadi logam cair. Itu merupakan tahap pertama.
Memasuki tahap yang selanjutnya, logam cair tesebut dituangkan di beberapa cetakan tiang
lampu jalan (mold) dan didiamkan selama kurun waktu sekitar 2-3 jam agar menjadi produk
yang matang. Setelah produk tiang lampu selesai tercetak, proses selanjutnya yaitu finishing.
Proses finishing ini mencakup merapikan, menghaluskan dan mengecat tiang lampu
penerangan jalan.

1. Proses Peleburan
Proses Peleburan Logam Menggunakan Portable CupolaProses peleburan logam dengan
Portable Cupola ini menggunakan Scrap besi sebagaibahan baku serta kokas sebagai
pembakar. Perhitungan untuk melehkan baja menggunakan azaz black, sehingga didapatkan
perbandingan Scrap besi dan kokas 1:0.4. setelah dilakukan pelelehan dari 10kg Scrap Besi
dihasilkan sebanyak 3kg sponge iron. Sementara sisanya tidak berhasil menjadi logam baru
dikarenakan kokas telah habis terlebih dahulu ketika peleburan. Hasil berupa sponge iron
karena dalam peleburan terlalu banyak udara yang masuk

2. Proses Casting
Proses pengecoran logam (casting) adalah salah satu teknik pembuatan produk

dimana logam dicairkan dalam tungku peleburan kemudian dituangkan ke dalam rongga

cetakan yang serupa dengan bentuk asli dari produk cor yang akan dibuat. Sebagai suatu

proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan, pengecoran digunakan untuk

menghasilkan bentuk asli produk jadi. Dalam proses pengecoran, ada empat faktor yang

berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :


1.    Adanya aliran logam cair ke dalam rongga cetak.
2.    Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam cetakan.
3.    Pengaruh material cetakan.
4.    Pembekuan logam dari kondisi cair.

3. Proses Finishing

finishing OilBased adalah sebagai berikut:

1. Sanding; Pengamplasan benda kerja


kita harus lakukan hingga permukaankayu/plywood halus. Halus di sini berarti tidak
ada serat‐serat yang tegak ke permukaandan bebas dari ujung yang runcing.
Sebaiknya lakukan proses ini dengan baik agar hasil akhir finishing menjadi baik
pula. Grade kertas ampelas yang digunakan pada langkah ini berawal dari 120 dan
240.
2. WoodFiller: Untuk menutupi pori‐pori kayu yang terlalu besar ataupun lubang karena
cacat pada waktu pengerjaan. Carilah warna wood filler yang mendekati sama dengan
warna kayu atau warna akhir finishing.
3. Staining: Pewarnaan dilakukan dengan metode semprot juga. Beberapa tukang kayu
memilih melakukan proses pewarnaan sebelum base coat. Aplikasi dilakukan dengan
metode wipping. Ada pula yang mencampur wood stain dengan bahan base coat
sehingga pada waktu pelapisan pertama sekaligus bisa mendapatkan warna yang
diinginkan. Pilihan cara tersebut tergantung dari hasil pewarnaan yang anda inginkan.

4. Sealer; Pengisian lapisan pelindung warna yang dilakukan dengan proses spray.
Perlakuan sealer ini bisa dikategorikan sebagai proses coating. Setelah penyemprotan
sealer selesai dilakukan, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan sanding atas
sealer tersebut.
5. Glazing; adalah proses untuk menambah kedalaman pewarnaan dan proses ini
membutuhkan waktu dalam hal pengeringan bahan glaze ini sendiri, sebelum
dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

6. Top Coat: lapisan Paling Atas


sebaiknya tidak dicampur dengan warna. Viscositas lebih encer akan lebih baik
karena top coat bisa dilakukan lebih dari satu kali. Setelah tahapan top coat terakhir,
sebaiknya dilakukan sanding dengan menggunakan kertas gosok yag basah.
7. Polishing dan Compound; tahapan paling akhir untuk memberikan kualitas proses
finishing. Kegiatan ini membutuhkan perhatian detail terutama dalam arah
menggosok permukaan kayu finish yang harus searah dengan bersamaan bahan polish
atau pun compound.
Pada setiap langkah aplikasi selalu lakukan pengamplasan dengan kertas ampelas grade 240‐
320. Khususnya setelah proses top coat, lebih baik apabila menggunakankertas ampelas
bekas sehingga goresan ampelas tidak terlalu dalam. Beberapa merk bahan finishing mungkin
akan memberikan rekomendasi langkah yang sedikit berbeda, mengapa? Kadang‐kadang
mereka memiliki jenis bahan kimia yang memerlukan langkah khusus dan terpisah mengingat
cara pencampuran, proporsi bahan finishing belum tentu sama antar perusahaan satu dengan
yang lain.
Daftar Pustaka

- https://probolecturing.wordpress.com/2010/01/17/tahapan-proses-
finishing/

Anda mungkin juga menyukai