I. KONSEP DASAR
A. Masalah Keperawatan
Masalah lain bagi individu yang secara seksual aktif adalah melakukan hubungan
seks yang aman. Melakukan hubungan seks yang aman telah mendapat pengakuan yang
meningkat akibat ketakutan tentang AIDS. Risiko dan konsekuensi dari PMS harus selalu
menjadi pertimbangan.
Peran utama perawat berkaitan dengan masalah ini adalah pelaporan, penyuluhan
dan dukungan. Perawat juga dapat terlibat dalam pemberian terapi dan medikasi,
memberikan pengkajian dan evaluasi tentang keekfetifan, dan memberi pendidikan
mengenai fakta, fiksi dan pentingnya mengatasi masalah ini dalam keluarga, sekolah dan
komunitas.
B. Pengertian
Seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan
bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui
tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus
seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran,
pengalaman, nilai, fantasi, emosi
Kebutuhan seksual adalah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua
orang individu secara pribadi yang saling menghargai memerhatikan ,dan menyayangi
sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu.(A. Alimul Aziz H.,
2006)
Aspek biologis .Aspek ini memandang dari segi biologi seperti pandangan
anatomi dan fisiologi dari system reproduksi (seksual).
Aspek social budaya.Aspek ini merupakan pandangan budaya atau keyakinan yang
berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat.
Perilaku seksual sangat serupa dengan perilaku social lainnya yaitu seseorang
akan berperilaku sesuai dengan mereka dihargai untuk berperilaku .Mereka cenderung
bermain sesuai aturan ketika memilih seseorang untuk dinikahi ..Bagaimana seseorang
memahami aspek dunia mereka bergantung pada siapa mereka secara social dan dalam
lingkungan social seperti apa mereka tinggal.
1. Disfungsi Seksual
- Data Mayor :
- Data Minor
- Data Mayor
- Data Minor
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
3) Tidak melaporkan gaya hidup prenatal yang tepat (mis., nutrisi, eliminasi,
tidur, gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
4) Tidak melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, tidur gerakan tubuh,
hygiene personal)
c. Setelah Melahirkan
1) Tidak mengakses sistem pendukung dengan tepat
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh, latihan fisik,
hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
c. Setelah Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
j. Ketidakberdayaan ibu
m. Penyalahgunaan zat
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
d. Peganiayaan fisik
Kontak dengan
Peny. Infeksi Berhubungan sex
Fisik:gangguan Peny. Endokrin, darah, kontakseks,
hormonal & yang diderita <17th, merokok,
Genitourinarius, kontak ibu bayi
rendahnya Ibu higene seks yang
Neuromuskular
tingkat kurang, virus HIV,
& skeletal,
testoteron, sering melahirkan
gangguan Kardiopulmonal HIV masuk ke
Bakteri& dengan persalinan
suplai darah dalam tubuh
virus bermasalah, berganti-
yaitu pembuluh
Gangguan reaksi ganti pasangan,
darah di penis.
biokimia dalam Masuk ke herediter HIV berikatan
Psikologis: tubuh. Neonatus limfosit T, monosit,
berkaitan
dengan trauma makrofag
Proses metaplasi
depresi, stress Energy dalam
& kecemasan. tubuh menurun Masa Masa pascanatal
antenatal intranatal HIV berdifusi
Gaya hidup: Dysplasia servik
Penurunan dengan CD4
merokok, Infeksi
konsumsi libido Kuman Kuman di nosokomial
alcohol & virus dari luar Ca. servik
vagina &
berlebih, dari ibu
Ketidakefektif servik rahim Inti virus
obesitas
ekstrem & an pola masuk ke
kurangnya seksualitas Melewat Terapi dalam
Naik
olah raga plasenta sitoplasma
mencapai
&
Obat-obatan:
S kiroin & Post
umbilikus
obat anti amnion kemoterapi
dpresan, anti-
psikotik, obat Kuman
penenang Masuk ke
Amionitis &
melalui
dalam
korionitis
umbilicus
tubuh bayi
masuk
ketubuh
janin
Kompresi pada RNA
Melalui Kuman melalui Melalui alat2
Kelemahan RES
sirkulasi umbilicus pengisap lendir , virus
&
darah masuk ke janin selang
impotensi DNA
janin endotrakeal,
Anemia
inuse, selang
naso gastric,
Disfungsi botol minuman Leukosit Integrasi
DNA virus
seksual atau dot menurun
+ prot. Pd
T4
(provirus)
Resiko
infeksi
sepsis
RNA mRNA
Ketidaksiapan
genom ditran
meningkatkan
Ante, intra, postnatal dilepas slasi
proses
hipertermi, aktivitas kesitopl
kehamilan
lemah, tampak sakit, asma
melahirkan
menyusu buruk, Prot.
peningkatan leukosit Virus
darah
Tunas virus
Resiko Virion
infeksi HIV baru
terbentuk
(dilimfoid)
Resiko Ketidakefektifan
Ketidakefekti proses AIDS
fan proses kehamilan-
kehamilan- melahirkan
melahirkan
Risiko
gangguan
hubungan
Ibu-Janin
E. Pemeriksaan Diagnostik
2. Zat kimia, nitrogen urea darah (BUN), glikosa, tiroid, adrenal, fungsi hati dan ginjal.
F. Penatalaksaan Medis
1. Gonorhoe (GO)
Disebabkan oleh bakteri diploccocus gram negatif yang kontank melalui eksudat
dan menyerang uretra, serviks, atau meluas ke alat reproduksi bagian atas. Eksudat
dapat menular pada bayi waktu lahir sehingga menjadi konjungtifitis neonaiorum.
Komplikasi artritis, meningitis, septikemi, endokarditis dan lain lain. Gejalan yang
mucul berupa nyeri, dispa reuni , pengeluaran cairan lewat uretra. Terapi obat yang
dapat diberikan , seperti sefrakson 250 mg/IM 1 x sehari selama tujuh hari dan
doksisiklin 100 mg, oral 2 x / hari selama tujuh hari. Untuk ibu hamil dapat di ganti
dengan eritromisin. Untuk mencegah infeksi sistemis pada neonatus diberi seftriakson
50mg /kg BB/IV atau IM 125mg.
2. Sifilis
3. Kandidiasis
Disebabkan oleh jamus kandida albicans yang menyebabkan infeksi pada kulit
dan selaput lendir terutama lesi pada oral , vulvovagina, salurana gastro investinal,
kandidiasis vagiina ditandai dengan keluarnya cairan per vagina kental seperti keju
disertai rasa gatal. Dapat ditularkan pada waktu hubungan seksual terutama dalam
kondisi tubuh lemah, DM terapis steroid, terapi sitostatika dan imunodefisiensi.
Terapi obat yang dapat diberikan yaitu mikonasol 200mg intravagina , menjelang
tidur selama tiga hari. Obat lainnya seperti klottrimasol, butakonasol, per vaginam
.bayi yang menderita kandidiasis pada mulut diobati dengan nistatin yang dioleskan
dalam mulut.
Merupakan infeksi ektoparasit yang ditularkan saat kontak seksual. Telur menetas
dalam satu minggu dan dewasa dalam 8-10 hari. Terapi obat yang dapat diberikan
berupa cream permetrin 1 % pada daerah yang terkena dan dibilas 10 menit
kemudisn. Tempat lainnya seperti piretrin, pipironil butoksida atau sampolindane 1%
selama 4 menit. Pengobatan terhadap pasangan hubungan seksual dan lindane tidak
boleh diberikan wanita hamil dan menyusui.
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama, status, alamat,
diagnosa medis, sumber biaya dan identitas penanggung.
2. Riwayat seksual
4. Pengkajian fisik
Teknik infeksi dan palpasi digunakan oleh perawat untuk mengaji payudara dan
genitaliainternal dan eksternal klien. Perawat juga dapat mengajarkan klien
mengenai cara sadari yaitu pemeriksaan payudara sendiri kepada klien wanita
serta melakukan latihan Kegel untuk menguatkan otot pubokoksigeus.
e. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar
(masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
B. Diagnosa Keperawatan
Berikut ini adalah diagnose yang berhubungan dengan diagnose di atas yakni :
Patofisiologis
a. Berhubungan dengan efek biokimia pada energi dan libido sekunder akibat :
1) Endokrin
a) Diabetes Melitus
c) Akromegali
d) Hipertiroidisme
e) Penyakit Addison
f) Miksedema
2) Genitourinarius
a) Arthritis
b) Multipel sklerosis
4) Kardiopulmonal
a) Infark miocard
1) HIV/AIDS
2) Herpes
3) Sifilis
4) Kutil genitalia
5) Klamidia
6) Gonoroe
Terkait-Penanganan
Maturasional
Remaja
Dewasa
a. Berhubungan dengan penesuaian untuk menjadi orang tua
b. Berhubungan dengan efek kehamilan pada tingkat energy dan citra tubuh
2. Disfungsi seksual
b. Perubahan fungsi tubuh (misalnya, kehamilan, pelahiran baru- baru ini, obat,
pembedahan, anomali, proses penyakit, trauma, radiasi)
d. Defisiensi pengetahuan
f. Kurang privasi
h. Salah informasi
j. Konflik nilai
k. Penganiayaan fisik
l. Kerentaan
j. Ketidakberdayaan ibu
m. Penyalahgunaan zat
Batasan Karakteristik
a. Selama Kehamilan
5) Melaporkan gaya hidup prenatal yang sehat (mis., diet, eliminasi, tidur,
gerakan tubuh, latihan fisik, hygiene personal)
3) Melaporkan gaya hidup (mis., diet, eliminasi, gerakan tubuh, latihan fisik,
hygiene personal) yang sesuai dengan kala persalinan
c. Setelah Melahirkan
Faktor Risko
a. Kurang pengetahuan (mis., persalinan dan melahirkan, asuhan bayi baru lahir)
d. Kurang model peran yang tepat untuk untuk menjadi orang tua
j. Ketidakberdayaan ibu
m. Penyalahgunaan zat
n. Kehamilan yang tidak nyaman
Faktor Risiko
a. Penyulit kehamilan (mis., ketuban pecah dini, plasenta previa atau solusio
prasenta, asuhan prenatal lambat, kehamilan kembar)
d. Peganiayaan fisik
C. Intervensi Keperawatan
No DIAGNOSA
TUJUAN INTERVENSI
. KEPERAWATAN
r. Sertakan pasangan/
pasanhgan seksual dalam
konseling sebanyak
mungkin.
t. Memberikan jaminan
bahwa praktik seksual saat
ini dan baru sehat.
c. Peningkatan Peran :
Setelah dilakukan asuhan
membantu pasien, oramg
keperawatan selama ....x
terdekat, atau keluarga
24 jam diharapkan klien
untuk meningkatkan
mampu mengatasi
hubungan dengan
gangguan pola seksual
mengklarifikasi dan
tersebut dengan kriteria
menambah perilaku peran
hasil:
tertentu
Menunjukkan
Pemulihan dari d. Peningkata Harga Diri:
Penganiayaan menbantu pasien
Seksual, yang meningkatkan penilaian
dibuktikan oleh pribadi tentang harga diri
indikator berikut
e. Konseling Seksual:
(sebutkan 1-5: tidak
enggunaan proses
ada, terbatas,
pertolongan interaktif yang
sedang, banyak atau
berfokus pada kebutuhan
sangat banyak.) :
untuk membuat untuk
1. Bukti hubungan membuat penyesuaian pada
yang sesuai praktik seksual atau
dengan individu meningkatkan koping
sesama jenis terhadap gangguan atau
peristiwa seksual
2. Bukti hubungan
yang sesuai f. Penyuluhan Seks yang
dengan lawan Aman: memberi arahan
jenis tentang perlindungan
seksual selama melakukan
3. Ekspresi
aktivitas seksual
kenyamanan
dengan identitas g. Penyuluhan Seksualitas :
gender dan membantu individu
orientasi seksual memahami dimensi fisik
dan psikologis pertumbuhan
Menunjukkan Harga
dan perkembangan seksual.
Diri, yang
dibuktikan oleh
indikator berikut
(sebutkan 1-5: tidak
pernah, jarang,
kadang-kadang,
sering, atau selalu
positif) :
1. Pernyataan
tentang
penerimaan diri
2. Perasaan tentang
harga diri
3. Respons yang
diharapkan dari
orang lain
Memberi respon
terhadap isyarat
bayi.
Menghibur dan
menenangkan bayi.
Bayi merespon
isyarat orang tua.
III.Referensi
Carpenito. Monyet, Lynda Juall. 2012. Buku saku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.
Jakarta:EGC
NANDA International. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012- 2014.
Jakarta : EGC
Potter, Perry. 2005.Buku AjarFundametal Keperawatan : Konsep, proses, dan Praktik, Edisi
4.Jakarta : Salemba Medika
Sturt, Gail W. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC
.
NIP.. NIM.
Nama Pembimbing/CT
NIP..