HARDIANTI
KOTA MAKASSAR
Skripsi
HARDIANTI
.
.
.
.
ABSTRAK
.
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang di ajukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan pada Fakultas Ilmu Sosial
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan selesai tanpa
adanya doa dan bantuan banyak pihak. Pada kesempatan ini penulis tak lupa
dan Jumaedah, Terima kasih atas segala doa dan bimbingannya, kasih sayang
yang tulus, jasa dan pengorbanannya sepanjang masa sehingga skripsi ini bisa
penulis kerjakan dengan baik. Semoga Allah SWT memberikan umur yang
panjang dan selalu dalam lindungan-Nya. Terima kasih yang tulus dan mendalam
khususnya kepada saudara (i) kandungku tercinta Hardiana Amd. Keb dan
berupa moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan sampai pada
.
Selanjutnya pada kesempatan ini penulis tak lupa mengucapkan banyak
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan
dapat diselesaikan.
2. Bapak Dr. H. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
3. Bapak Andi Luhur Prianto, S.IP., M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu
Muhammadiyah Makassar.
.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun
sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan. Dan semoga bantuan
serta bimbingan semua pihak senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat dari
.
Makassar, 14 Juli 2015
Hardianti
.
DAFTAR ISI
.
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Obyek Penelitian .......................................................... 33
1. Deskripsi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa .... 33
a. Kondisi Geografis TPA .............................................. 33
b. Keadaan penduduk berdasarkan umur ....................... 34
c. Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan .... 35
d. Sarana dan Prasarana Umum ..................................... 36
2. Profil Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar ..... 36
a. Visi dan Misi Dinas Pertamanan dan Kebersihan
Kota Makassar ............................................................ 36
b. Tugas dan Fungsi Dinas Pertamanan dan Kebersihan
Kota Makassar ............................................................ 39
c. Tujuan dan Sasaran Dinas Pertamanan dan Kebersihan
Kota Makassar ............................................................ 40
d. Kondisi Sumber Daya Dinas Pertamanan dan
Kebersihan Kota Makassar ........................................ 43
B. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sampah Pada
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Kota
Makassar ...................................................................................... 45
1. Metode Pengelolaan Sampah ................................................. 45
2. Pelatihan Pengolahan Sampah ............................................... 51
C. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pengelolaan
Sampah Pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa
Kota Makassar .............................................................................. 55
1. Faktor Pendukung .................................................................. 56
2. Faktor Penghambat................................................................. 60
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 66
B. Saran............................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 69
LAMPIRAN
.
DAFTAR TABEL
.
BAB I
PENDAHULUAN
jasa dan kota pendidikan sangat sulit untuk menanggulangi masalah sampah.
Masalah yang dihadapi pemerintah dan masyarakat Kota Makassar dalam upaya
tahun 2010 tercatat sebanyak 1.235.239 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk Kota
berdampak pada eksploitasi lahan untuk pemukiman dan sarana umum lainnya.
tidak bertambah sejalan dengan pertambahan penduduk tersebut. Hal ini menjadi
.
Sampah penduduk Kota Makassar ditampung di TPA Tamangapa
dari pusat kota Makassar. TPA ini dibuka pada tahun 1993, terletak pada
kemiringan daerah lereng bukit. Lahan TPA ini telah mengalokasikan sekitar 14,3
Ha lahan dengan lebar dari sekitar 4-20 m. Sejak dibukanya TPA ini diperkirakan
sekitar 1.240.000 ton sampah organik telah dibuang ketempat sini dengan volume
sampah yang saat ini diperkirakan sekitar 1.8000.000 m3. Sebagian besar sampah
perkotaan yang diolah di TPA berasal dari sampah rumah tangga, sampah pasar,
sampah perkantoran, dan sampah pusat perbelanjaan. Lahan TPA berlokasi sangat
dekat dengan daerah perumahan sehingga sering timbul keluhan dari penduduk
setempat terkait dengan bau tak sedap yang berasal dari TPA, terutama pada saat
musim hujan.
tersebut telah membentuk sebuah bukit setinggi kurang lebih sekitar 3-4 meter,
bahkan adapula timbunan sampah yang terlihat sudah semakin menggunung dan
menjadi tidak nyaman dan tidak sehat seperti menyebarkan bau yang tidak sehat,
rentan terhadap penyakit, serta pemandangan yang tidak indah. Selain dari pada
itu TPA Sampah Tamangapa yang sedianya dirancang untuk kebutuhan selama 10
tahun, namun kenyataannya bahwa hingga saat ini TPA tersebut masih digunakan,
.
Dalam masyarakat perkotaan, sampah dihasilkan oleh setiap rumah tangga
sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Meski demikian, hal tersebut seringkali
tidak menjadi bahan pemikiran yang mendalam bagi semua warga masyarakat.
Sampah dirumah seringkali hanya sekedar dibuang dalam bak atau tong sampah
hingga ke kelurahan dan menjadi tugas bagi pihak petugas kebersihan kota yang
sudah saatnya untuk turut serta memikirkan persoalan sampah ini secara lebih
serius, karena persoalan sampah kini sudah menjadi masalah yang kompleks di
berbagai kota besar dan sampah telah menjadi masalah yang serius seiring dengan
Kramadibrata, 2007). Dan penanganan sampah yang selama ini dilakukan belum
sampai pada tahap memikirkan proses daur ulang atau menggunakan ulang
sampah tersebut, penanganan sampah yang selama ini yang dilakukan hanya
tempat pembuangan akhir atau membakarnya, cara seperti ini kurang bisa
lingkungan. Dan hal tersebut juga belum berjalan sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2008 tentang pengelolaan sampah. Selain itu, sampah yang
Leuwigajah Kota Cimahi, jadi apabila sampah ini terlambat diolah, maka akan
.
kesehatan publik, polusi udara, dan pencemaran air. Hal tersebut juga menjadi
hambatan bagi kegiatan kota, yang menyebabkan runtuhnya nilai dan kualitas
hal tersebut. Oleh karena itu, untuk menanganinya diperlukan strategi pengelolaan
manusia, sehingga peran serta masyarakat dan semua pihak terkait sangat
Dalam melihat latar belakang tersebut, maka dirasa untuk perlu dilakukan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas yang terdapat pada latar belakang maka berikut
.
2. Faktor apa yang mendukung dan menghambat dalam pengelolaan sampah pada
C. Tujuan Penelitian
yang muncul dengan latar belakang seperti yang diuraikan diatas. Adapun tujuan
Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, diharapkan penelitian ini
bermanfaat sebagai bahan masukan bagi fakultas dan dapat menjadi referensi
.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Peran
dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal.
agar dapat memenuhi harapan-harapan mereka sendiri atau harapan orang lain
pisahkan kerena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya (Soekanto,
2009). Setiap peranan bertujuan agar antara individu yang melaksanankan peranan
dengan peranan tersebut, terdapat hubungan yang diatur oleh nilai-nilai sosial
pemegang peran, dan kedua harapan-harapan yang dimiliki oleh pemegang peran
dapat dilihat sebagai bagian dari struktur masyarakat sehinga struktur masyarakat
2009).
“Peranan atau role adalah suatu kelakuan yang di harapkan dari oknum dalam
antar hubungan sosial tertentu yang berhubungan dengan status sosial tertentu”.
Menurut istilah manajemen, peran adalah harapan tentang perilaku yang patut
dan tugas yang di laksanakan sehingga keberadaan organisasi atau lembaga yang
Peranan berasal dari kata “peran” yang berarti sesuatu yang menjadi bagian
atau memegang pimpinan yang utama. Peranan atau role juga di artikan sebagai
suatu kelakuan yang di harapkan dari oknum dalam antar hubungan sosial tertentu
yang berhubungan dengan status sosial tertentu. Melihat pengertian ini, jika di
kaitkan dengan pengertian peranan dalam pemerintah kecamatan adalah tugas dan
wewenang pemerintah kecamatan sesuai dengan tujuan yang ingin di capai. Untuk
.
itu supaya pemerintah dapat melaksanakan sesuai dengan tujuan yang telah di
manusia. Artinya, para manajer ikut dan harus terlibat dalam mengambil berbagai
kegiatan pengelolaan sumber daya manusia dan satuan kerja tersebutlah yang
Terdapat dua alasan kuat mengapa satuan kerja fungsional demikian perlu di
tujukan kepada tanggung jawab fungsional itu. Kedua, dewasa ini manajemen
fungsi dan tugas yang di laksanakan sehingga keberadaan organisasi atau lembaga
yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan status berarti
.
B. Konsep Pemerintah Daerah
yang memerintah suatu negara, atau badan tertinggi yang memerintah suatu
menggunakan suatu rencana maupun akal (rasio) dan tatacara tertentu untuk
mencapai tujuan yang dikehendaki (Soematri dalam Rahman, 2014 : 17). Dalam
kata dasar perintah paling sedikit ada empat unsur penting yang terkandung di
a. Ada dua pihak, yaitu yang memerintah disebut pemerintah dan yang
.
berdasarkan kemauan rakyat, karena rakyatlah yang menjadi jiwa bagi kehidupan
dan rekreasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Davey, 1988 : 21).
Undang No.32 Tahun 2004 pasal 217, dalam menjalankan peran dari pemerintah
pemerintahan,
.
Peran pemerintah merupakan keperluan mutlak dalam suatu organisasi
baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta dan merupakan salah satu
komunikasi dan koordinasi dalam suatu organisasi menurut Sutarto dalam Alam
dan daerah provinsi itu dibagi atas Kabupaten dan Kota, yang tiap-tiap
.
b. Pemerintah Daerah Provinsi, daerah Kabupaten, dan Kota mengatur dan
pembantuan,
demokratis,
pembantuan,
tahun 2002).
Daerah dituangkan dalam pasal 18 Undang-Undang Dasar 1945 yang juga pada
.
dan Kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan
2004 tentang Pemerintahan Daerah yang dilaksanakan secara luas, nyata dan
Tahun 1945.
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan
Undang No.22 Tahun 1999, yang dianggap tidak sesuai lagi dengan
.
diterbitkan sebelumnya sebagai peraturan pelaksanaan yang berkenaan dengan
kota. Daerah yang ada dapat mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan dan tugas pembantuan. Pemerintah daerah provinsi dan
bagian, suatu wilayah hukum dari pada negara yang tidak mempunyai kekuasaan
power/authority yang lain daripada yang sudah diberikan oleh pemerintah pusat
(negara), dan apabila daerah otonom itu keluar dari batas kewenangan yang telah
dikejar terus oleh pemerintah pusat (negara) sebagai kekuasaan lebih tinggi.
hukum yang mempunyai batas wilayah tertentu yang berhak, berwenang dan
1998).
.
C. Sampah, Permasalahan dan Aspek Peran Serta Masyarakat
buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya
produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap fase materi
cair, padat, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua fase yang disebutkan terakhir,
terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan
dengan polusi.
manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah
pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah
konsumsi. Bagian terbesar dari sampah kota adalah bahan organik yang
biodegradable (60-75%) yang berasal dari dapur dan halaman rumah. Sampah ini
berasal dari tanaman atau bahan makanan, maupun hewani. Bahan-bahan sisa ini
akan cepat busuk, dan menimbulkan bau yang menyengat. Cobalah kita amati,
bau sampah yang ada di pinggir pasar. Jadi, kalau sampah ini terlambat diolah,
bagi kesehatan publik, polusi udara, pencemaran air. Hambatan bagi kegiatan
kota, yang menyebabkan runtuhnya nilai dan kualitas kota (El-Kabumaini, 2009).
diinginkan dan dibuang atau sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak
.
disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia, serta
Sampah merupakan limbah yang bersifat padat, terdiri atas zat atau bahan
organik dan anorganik yang dianggap sudah tidak memiliki manfaat lagi dan
setiap rumah tangga sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari. Meski demikian,
hal tersebut seringkali tidak menjadi bahan pemikiran yang mendalam bagi semua
warga masyarakat. Sampah dirumah hanya seringkali sekedar dibuang dalam bak
sampah tingkat RT/RW hingga ke kelurahan dan menjadi tugas bagi pihak
saat sampah terus bertambah dan tanpa mengenal hari libur karena seriap makhluk
manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah (Purwanti, 2007). Jumlah atau
yang kita gunakan sehari-hari. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang dari
sumber hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomis
(Sutidja, 2007).
.
1. Permasalahan Sampah
Kotoran yang berasal dari sisa-sisa bahan pangan atau sisa-sisa pembakaran dalam
tubuh manusia. Sampah dan limbah dapat pula berasal dari sisa proses industri
yang tidak terpakai lagi (Sutidja, 2007). Sampah yang dibuang sembarangan dapat
bibit penyakit. Bibit penyakit dalam tumpukan sampah biasanya dibawah oleh
lalat, kecoak, dan nyamuk yang biasa bertumpuk ditumpukan sampah. Binatang-
2010).
adalah adanya timbunan limbah padat dalam jumlah besar yang akan
menimbulkan pemandangan yang tidak sedap, kotor dan kumuh. Keadaan ini pada
umumnya terjadi pada tempat pembuangan akhir (TPA) atau dump station.
Timbunan limbah padat yang banyak dan menggunung karena belum diolah lagi
yang menghasilkan air kotor, hitam, dan bau. Air yang penuh dengan kuman itu
akan mencemari air. Air selokan, air sungai menjadi kotor, padahal sebagian
.
orang yang masih menggunakan air sungai untuk berbagai keperluan hidup,
sehingga mereka dapat tertular penyakit. Sampah dapat mencemari lingkungan air
(El-Kabumaini, 2009). Apabila air telah tercemar maka kehidupan manusia akan
terganggu, ini merupakan bencana besar. Karena hampir semua makhluk hidup di
Pencemaran udara juga terjadi, melalui bau busuk yang ditebarkan oleh
sampah. Udara di sekitar sampah menebarkan aroma yang tidak sedap. Jelas hal
ini sangat mengganggu lingkungan. Dan tentu saja akan berakibat buruk bagi
kesehatan.
program pengelolaan sampah suatu wilayah. Peran serta masyarakat dalam bidang
kelancaran prasarana yang tersedia untuk mereka. Peran serta masyarakat penting
.
karena peran serta merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi,
perencanaan.
D. Pengertian Pelatihan
sikap, dan tingkah laku sesuai kebutuhan individu, organisasi dan lembaga yang
bersangkutan.
Sarana ialah sesuatu yang dapat digunakan sebagai angkat atau peralatan
dalam mencapai maksud dan tujuan, prasarana adalah sesuatu yang merupakan
.
beragam sarana dan prasarana yang perlu di perhatikan setiap penyuluh/fasilitator
di wilayah kerjanya adalaah, keadaan bahan baku atau sarana produksi, keadaan
jalan.
24). Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari
pemprosesan, dan pembuangan sampah) dengan suatu cara yang sesuai dengan
sampah pada saat ini merupakan masalah yang kompleks, karena makin
berkembangnya kota, terbatasnya dana yang tersedia, dan beberapa masalah lain
yang berkaitan.
.
Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 pengelolaan sampah
pengelolaan sampah)
sampah, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan datang.
yang lainnya saling berinteraksi untuk mencapai tujuan (Dept. Pekerjaan Umum,
.
SNI 19-2454-2002). Aspek teknis Operasional merupakan komponen yang paling
suatu pola standar spesifikasi sebagai landasan yang jelas. Spesifikasi yang
sampah bersifat integral dan terpadu secara berantai dengan urutan yang
pengangkutan, pembuangan/pengolahan.
darat yang didesain dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat
darat yang tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan
.
plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan
b. Metode Daur-Ulang
diproseslagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik.
Material sampah organik, seperti zat tanaman, sisa makanan atau kertas,
bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa digunakan
a. Meminimalkan sampah,
sebagai berikut :
.
a. Menghemat sumber daya alam,
b. Menghemat energi,
e. Lingkungan.
G. Kerangka Pikir
dalam pengelolaan sampah pada tempat pembuangan akhir (TPA) tamangapa kota
maka pengelolaan akan terkelola dengan baik. Terlepas dari itu semua, adapun
.
Bagan Kerangka Pikir
Peran Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Sampah pada Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Kota Makassar
Pemerintah Daerah
Peran :
H. Fokus Penelitian
rumuskan dalam rumusan masalah dan di kaji berdasarkan teori dalam tinjauan
pustaka. Adapun fokus penelitian yang berpijak dari rumusan masalah adalah
.
dan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat peranan pemerintah daerah
dimaksud meliputi :
pengolahan biologis.
dimaksud adalah :
.
merupakan faktor penunjang terlaksananya suatu proses kegiatan yang
.
BAB III
METODE PENELITIAN
Mulai pada tanggal 02 Mei sampai 02 Juli tahun 2015. Dan lokasi penelitian
Kecamatan Manggala Kota Makassar. Penentuan lokasi ini antara lain didasarkan
setinggi kurang lebih sekitar 3-4 meter, bahkan adapula timbunan sampah yang
yang dapat mengurangi volume sampah secara signifikan, yang menurut peneliti
sangat perlu mendapatkan perhatian yang optimal dari pemerintah mengenai akan
1. Jenis penelitian
kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung
fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga
yang diteliti.
C. Sumber Data
Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data
dapat diperoleh. Dimana data hasil penelitian didapatkan melalui dua sumber data,
yaitu :
1. Data primer, adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
2. Data sekunder, adalah sebagai data pendukung data primer dari literatur
dan dokumen serta data yang diambil dari bahan bacaan, bahan pustaka,
D. Informan Penelitian
penulis adalah :
Jumlah : 8 Orang
.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang dihimpun untuk penelitian ini lebih banyak menggunakan data
primer, sedangkan data sekunder hanya digunakan sebagai pelengkap analisis data
primer tersebut. Keuntungan dari pemanfaatan data sekunder adalah peneliti tidak
banyak memakan energi dan waktu. Menggunakan teknik aksidental yaitu siapa
yang ditemui saat penelitian, maka itu yang dijadikan sebagai sampel.
dinilai dapat memberikan informasi yang akurat dan tepat mengenai hal
dijadikan sample.
.
F. Teknik Analisis Data
Makassar.
penelitian, karena dengan analisis dapat tersebut diberi makna dan arti yang
diteliti. Langkah ini dilakukan agar data yang telah diperoleh dapat
4. Intrepretasi, intrepretasi yaitu mencari data yang lebih luas dari data yang
ada diolah bersamaan dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara
.
G. Keabsahan Data
yang akan dikumpulkan dari berbagai sumber data dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang lain, serta pengecekan pada waktu yang berbeda.
pengumpulan data.
.
BAB IV
Makassar. TPA memiliki luas lahan ±14,3 ha dan hanya 70% dari kapasitas
keseluruhan TPA yang digunakan. TPA Tamangapa didirikan tahun 1993 dan
13% adalah sampah anorganik, seperti plastik dan kertas. Dengan perkiraan
jumlah penduduk yang akan mencapai sekitar 1,5 juta jiwa di tahun 2007 dan 2,2
juta jiwa pada tahun 2015, dan rata-rata produksi sampah tiap orang sekitar 0.3
m3 per hari, diperkirakan akan dihasilkan total 4,500 m3 sampah tiap hari. Ini
akan menjadi masalah yang serius apabila tidak terdapat rencana dan pengelolaan
sampah rumah tangga, sampah pasar, sampah perkantoran, dan sampah pusat
perumahan sehingga sering timbul keluhan dari penduduk setempat terkait dengan
bau tak sedap yang berasal dari TPA, terutama pada saat musim hujan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan penduduk setempat, sebagian besar
Mengingat keterbatasan wilayah dan lokasinya yang dekat dengan laut, tempat
pada tahun 1980, karena telah menurunkan kualitas air. Pada tahun 1984,
Akan tetapi, pertumbuhan penduduk yang terus meningkat dan pendirian wilayah
6131 jiwa dan perempuan sebanyak 6197 jiwa. Penyebaran penduduk menurut
.
Jumlah 6131 6197 12328
Sumber: kantor kelurahan Tamangapa 2015
Pada tabel di atas menunjukkan penduduk kelurahan Tamangapa ketika
dilihat dari komposisi umur umumnya di dominasi oleh umur kisaran antara 20 –
25 tahun yakni 1492 orang, umur 15 – 20 Tahun 1444 orang, umur 10-15 tahun
1368 orang, umur 30 - 35 tahun 1355 orang 35 – 40 tahun 1224 orang sampai
yang paling terendah yaitu kisaran antara 60 tahun keatas yang hanya ada 285
orang.
Pendidikan merupakan salah satu syarat yang sangat penting yang harus
dipenuhi atau ditempuh dalam melakukan suatu kegiatan yang bersifat formal,
bekerja.
.
sebanyak 750 orang, Tamatan Diploma II dan III sebanyak 105 orang, dan
orang.
Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting dan sangat
kelurahan Tamangapa.
.
Seiring dengan Pembangunan Kota Makassar saat ini serta memperhatikan
dan untuk mendukung tercapainya Visi dan Misi Walikota Makassar selama 5
(lima) tahun kedepan (2014-2019), maka Visi Dinas Pertamanan Dan Kebersihan
Kota Makassar Tahun 2014-2019 adalah Visi “Mewujudkan Kota Makassar Asri
Dan Nyaman Yang Berkelas Dunia” yang dapat diartikan membangun Kota
berkelas dunia.
dimasa yang akan datang, baik yang tinggal di pusat perkotaan maupun pinggiran
kota, akan sangat diperlukan adanya lingkungan permukiman yang sehat. Dari
aspek persampahan dan pengelolaan ruang terbuka hijau maka kata sehat akan
berarti sebagai kondisi yang akan dapat dicapai bila sampah dapat dikelola secara
persampahan pengelolaan ruang terbuka hijau yang baik akan dapat ditunjukkan
tidak terdapat sampah yang berpotensi menjadi bahan penularan penyakit seperti
.
diarhea, thypus, disentri, dan lain-lain; serta gangguan lingkungan baik berupa
pencemaran udara, air, atau tanah. Masyarakat dan dunia usaha/swasta memiliki
Berikut ini adapun misi dinas pertamanan dan kebersihan kota makassar
.
b. Tugas dan Fungsi Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar
1. Tugas :
Sampah (TPA).
2. Fungsi :
.
kota, penyelenggaraan kebersihan/persampahan, pengelolaan pemakaman
dalam penguasaannya;
1. Tujuan :
Kota Makassar Tahun 2014-2019 sebagaimana Visi dan Misi tersebut diatas,
sebagai berikut :
b. Terciptanya lingkungan kota yang Asri, nyaman, bersih, hijau, dan sehat;
.
f. Terciptanya sinergis antara pemerintah dan masyarakat serta swasta
Hijau;
2. Sasaran :
masyarakat;
.
c. Memaksimalkan luas jangkauan dan tingkat pelayanan persampahan dan
sampah;
dan pemerintah
dan pemerintah;
.
m. Pelaksanakan penegakan hukum secara konsisten terhadap pelanggaran
pun penting dan harus di tingkatkan. Dinas pertamanan dan kebersihan telah di
dukung oleh sejumlah sumber daya yang ada, di antaranya: terdiri dari personil
-Diploma : 7 orang
-SMP : 73 orang
.
3. Berdasarkan pangkat/golongan (orang), adalah sebagai berikut :
-Perempuan : 52 orang
orang.
.
B. Peran Pemerintah Daerah dalam Pengelolaan Sampah pada Tempat
sampah, baik pada generasi masa kini maupun pada generasi yang akan datang.
Oleh sebab itu peran pemerintah sangat dibutuhkan. Peran pemerintah daerah
yaitu dimana dinas pertamanan dan kebersihan dapat dilihat melalui dengan
pengolahan sampah.
Berikut ini hasil observasi dan wawancara selaku Kepala UPTD TPA
.
Dari hasil observasi dan wawancara diatas penulis menganalisis dan
dari kerjasama dengan pihak swasta. Dan baru-baru ini juga telah ada metode daur
Senada yang dikatakan oleh staf tehknis dinas pertamanan dan kebersihan
.
metode biologis ada juga disini bahkan hasil dari pupuk tersebut biasa
kami gunakan untuk tanaman yang ada disini. tapi itu bentuk kerjasama
dengan pihak swasta yang dimana sudah ada perjanjian sebelumnya,
dulunya rutin tapi sekarang sudah tidak berjalan lagi. Terdapat pula
metode daur ulang yang baru diterapkan, meskipun tempatnya di
toddopuli namun akan ada juga nantinya di tamangapa dan itu kami sudah
rencanakan...” (Hasil wawancara SR, 26 Mei 2015)
penimbunan darat, yang dilakukan hanya pada waktu-waktu tertentu saja jadi
kebanyakan hanya open dumping, metode biologis yang dulu rutin dilakukan tapi
sekarang sudah tidak, sedangkan metode daur ulang tahun ini baru terlaksana
metode pengelolaan sampah, yang kali ini selaku Ketua RW 04 Tamangapa, yaitu
sebagai berikut :
pembuangan, penimbunan darat tidak secara rutin digunakan dan metode biologis
saat ini sudah tidak beroperasi, dan metode daur ulang saat ini belum ada di
.
Senada dengan yang dikemukakan oleh ketua RT 02 Tamangapa, yaitu
sebagai berikut :
penimbunan darat, metode biologis yang sudah tidak beroperasi lagi yang
terkendala dengan berbagai hal. Dan metode daur ulang sendiri belum ada di TPA
Tamangapa.
“....yang saya ketahui metode yang digunakan didalam TPA itu sudah ada
yang namanya metode biologis atau biasa kami sebut pengkomposan tapi
mungkin terkait dengan adanya kendala yang dihadapi jadi sekarang
sudah tidak beropersai lagi tapi dulu sangat aktif. Dan penimbunan darat
juga sudah ada yang saat ini baru lagi digunakan oleh pemerintah, metode
ini tidak sering digunakan. Kalau untuk daur ulang di TPA ini sampai
sekarang belum ada dari pemerintah, saya kurang tahu juga kalau
nantinya akan ada disini....” (Hasil wawancara NH, 10 Juni 2015)
bahwa saat ini pemerintah telah menggunakan metode biologis hanya saja
sekarang sudah tidak beroperasi tapi dulunya aktif. Dan metode pembuangan,
“....meskipun kami sering memulung didalam lahan TPA, tapi kami tidak
begitu tahu metode apa-apa saja yang digunakan pemerintah dalam
pengelolaan sampah. Mereka juga tidak mensosialisasikan kepada kami
.
mengenai metode-metode yang digunakan. Jadi kami tidak sejauh itu tahu
didalam pengelolaan yang dilakukan, kami juga enggan untuk bertanya.
Kami hanya melakukan pekerjaan kami saja setiap harinya....” (Hasil
wawancara HS, 10 Juni 2015)
digunakan oleh pemerintah dalam pengelolaan sampah, hal ini juga didasari
masyarakat.
“....yang saya tahu itu sudah ada metode biologis didalam TPA, itupun
juga sekarang ini sudah tidak beroperasi lagi. Mungkin telah mengalami
beberapa kendala, kalau untuk metode yang lainnya yang digunakan
pemerintah, saya tidak tahu sejauh itu....” (Hasil wawancara YN, 10 Juni
2015)
menyimpulkan bahwa hanya metode biologis yang sudah tidak beroperasi yang
diketahui oleh informan yang diterapkan oleh pemerintah, kendala yang dihadapi
adalah metode paling populer didunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan ditanah
Penimbunan darat yang didesain dan dikelola dengan baik akan menjadi tempat
penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedangkan penimbunan darat yang
tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai
.
hama, dan adanya genangan air sampah. Penimbunan darat yang modern
liat atau pelapis plastik. Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan
dan kestabilannya, dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya, tikus).
tanaman, sisa makanan atau kertas, bisa diolah dengan menggunakan proses
adalah kompos yang bisa digunakan sebagai pupuk dan gas methana yang bisa
nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Ada
beberapa cara daur ulang, pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk
diproseslagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar untuk
membangkitkan listrik.
makassar dalam menjalankan tugas dan perannya kali ini telah menerapkan
metode biologis dan metode daur ulang yang meskipun baru ada dijalan
diterapkannya metode daur ulang di TPA Tamangapa dan hal ini sudah sejalan
dengan pendapat El-Kabumaini. akan tetapi belum sesuai dengan harapan, belum
berjalannya secara maksimal. Oleh sebab itu pemerintah dalam hal ini lebih bisa
.
mengatasi masalah kendala yang dihadapi mengingat jumlah volume sampah di
kota makassar yang semakin banyak, sehingga dalam kehidupan yang mendatang
akan menjadi lebih baik lagi. Dan dilain sisi juga terdapat masih rendahnya
dari apa yang dikerjakan oleh pemerintah. Dalam hal ini juga pemerintah tidak
masyarakat baik itu secara kelompok atau individu agar mereka dapat
memanfaatkan dan mengelola sampah secara baik dengan tujuan agar hasilnya
terpakai kembali dan bisa dinikmati dan bisa menambah pengetahuan tentang
mengolah sampah.
Berikut ini hasil observasi dan wawancara oleh staf tehknis dinas
.
Dari hasil observasi dan wawancara diatas penulis menganalisis dan
tamangapa hanya saja tidak secara terus menerus karena mengingat juga sekarang
yang diadakan oleh dinas pertamanan dan kebersihan kota makassar di TPA
.
Dari hasil observasi dan wawancara diatas penulis menganalisis dan
yang sekarang hanya lima kali setahun sehingga juga pelatihan yang diadakan
“sampai saat ini pelatihan yang diadakan pemerintah sudah ada dan
terlaksana disini, kami biasanya dihimbau oleh ketua RW. kami yang
biasa ikut sangat senang bila ada pelatihan semacam itu. Karena kami
disini diajarkan bagaimana cara membuat pupuk, membuat keterampilan
melalui daur ulang seperti karangan bunga, keranjang, bingkai foto, dan
lain-lain. Hanya saja sekarang ini sudah tidak seperti dulu lagi, hanya ada
pada waktu-waktu tertentu saja....” (Hasil wawancara NH, 10 Juni 2015)
.
menyimpulkan bahwa pelatihan pengolahan sampah yang diadakan oleh dinas
pertamanan dan kebersihan kota makassar sekarang dulunya rutin, sekarang ini
sudah tidak seperti dulu lagi. Hanya ada pada waktu-waktu tertentu saja.
kecamatan.
.
Dari hasil observasi dan wawancara diatas penulis menganalisis dan
seaktif dulu. sebagian dari masyarakat tidak mengetahui bila pelatihan tersebut
sekarang sudah diadakan hanya lima kali dalam setahun saja sehingga mereka
Namun dulunya bila ada pelatihan biasanya diadakan di sanggar kegiatan warga
(SKW).
itu telah berubah, yang dulunya rutin diadakan setiap dua kali sebulan tapi kini
sudah lima kali setahun. Kegiatan pemerintah dalam hal memberikan pelatihan
.
Pengelolaan sampah merupakan suatu proses yang pada hakikatnya
Oleh karena itu, mulai dari titik mana kita melihat bahwa individu tergerak ingin
1. Faktor Pendukung
Sarana ialah sesuatu yang dapat digunakan sebagai angkat atau peralatan
dalam mencapai maksud dan tujuan, prasarana adalah sesuatu yang merupakan
Berikut ini hasil wawancara kepada beberapa informan terkait sarana dan
.
naungan yayasan pabbata ummi (YAPTA-U) tepatnya di RW 04 dan hal itu juga
Senada dengan selaku staf tekhnis dinas pertamanan dan kebersihan kota
“....di TPA tersendiri telah kami sediakan semuanya, baik sarana dan
prasarananya karena itu merupakan tanggungjawab kami. Sarana untuk
pengelolan sampah itu adalah TPA, sekarang tersedia juga yang namanya
tempat pengolahan sampah terpadu (TPST) yang saat ini ada di jalan
toddopuli, nantinya akan ada juga di tamangapa (TPA). kalau untuk
tempat memberikan pelatihan itu biasanya di sanggar kegiatan warga
(SKW) yang ada di Tamangapa juga. Dan untuk prasarananya tersendiri
dalam pengelolaan tersebut telah kami sediakan juga diantaranya ada
buldozer, excavator, mobil pengangkut sampah, ada juga bengkel
pemeliharaan alat-alat berat yang berlokasikan di tamangapa dan di jalan
kerung-kerung. serta ada pula pakaian khusus pengangkut sampah beserta
sepatu boatnya. Cuman merekanya saja yang malas memakainya....”
(Hasil wawancara IAG, 08 Juni 2015)
pertamanan dan kebersihan melalui dengan adanya sarana dan prasarana yang
sudah ada secara lengkap yang disediakan dalam hal pengelolaan sampah di TPA.
Dan sekarang juga sudah tersedia TPST, meskipun tempatnya baru ada di jalan
“....kami selaku pemerintah hingga saat ini sudah pasti telah menyediakan
sarana dan prasarana terkait akan pengelolaan yang kami lakukan dan
bisa dilihat langsung di TPA. Tanpa tersedianya sarana dan semua
prasarananya kami disini tidak bisa menjalankan tugas kami yang
sebagaimana mestinya....” (Hasil wawancara SR, 26 Mei 2015)
.
Dari hasil observasi dan wawancara diatas penulis menganalisis dan
“....yang saya ketahui sarana dan prasarananya sudah ada sejak lama
sudah tersedia dan hal itu lumayan membantu dalam pengelolaan sampah,
khususnya dalam hal prasarana untuk mobil pengangkut sampahnya
sudah bertambah dengan tersedianya mobil yang baru....” (Hasil
wawancara AR, 08 Juni 2015)
.
Senada yang disampaikan oleh informan berikut ini :
“....saya lihat sekarang ini sudah ada prasarananya, itu sudah tersedia dari
dulu, meskipun saya kurang paham akan hal ini. Bahkan sekarang sudah
ada lagi penambahan prasarana. Kalau sarananya sendiri terkadang SKW
yang dijadikan tempat pelatihan pengolahan sampah....” (Hasil
wawancara YN, 10 Juni 2015)
dengan melihat pengelolaan sampah didalam lahan TPA yang memakai prasarana
“....saya tidak begitu tahu sepenuhnya tapi kalau saya lihat didalam TPA
Tamangapa ini pemerintah memang menyiapkan sarana dan prasarananya
dalam pengelolaannya. Yang saya tahu prasarananya seperti buldozer,
excavator, mobil pengangkut dan ada juga SKW, yang bila ada kegiatan
pelatihan diadakan SKW....” (Hasil wawancara HS, 10 Juni 2015)
.
excavator, mobil pengangkut. Di TPA Tamangapa terdapat pula sarana yang
sarana disetiap lokalitas usaha maupun di distrik usaha. Keadaan beragam sarana
kerjanya adalah, keadaan bahan baku atau sarana produksi, keadaan sarana
2. Faktor Penghambat
Berikut ini hasil wawancara yang dilakukan kepada selaku Kepala UPTD
TPA Tamangapa di dinas pertamanan dan kebersihan Kota Makassar terkait apa
dilaksanakan :
“....beberapa dari masyarakat setempat ada yang menerima dan ada juga
yang tidak menerima mengenai pelatihan pengolahan yang kami adakan,
mereka tidak antusias karena mereka lebih mengutamakan pekerjaan
mereka. Mereka tidak mau menunggu terlalu lama dengan begitu saja dan
.
menghabiskan waktunya dengan cara hanya duduk lama menyaksikan
kegiatan pelatihan yang mereka pikir tidak menghasilkan apa-apa...”
(Hasil wawancara SS, 26 Mei 2015)
Senada yang dikatakan oleh staf tehknis dinas pertamanan dan kebersihan
.
mereka yang masih rendah sehingga apa yang disampaikan oleh pemerintah
menyimpulkan bahwa masyarakat TPA hanya menilai bahwa itu hanya sekedar
kegiatan pelatihan pengolahan sampah. Padahal disisi lain sampah bisa dikelola
sebagai berikut :
untuk bekerja dibanding untuk memakai waktunya untuk ikut pelatihan, ini juga
.
“kalau ada kegiatan pelatihan pengolahan sampah yang diadakan
pemerintah, saya selalu ikut menghadiri dalam pelatihan tersebut karena
saya ingin mencari informasi dan saya juga ingin mencari ilmu dalam
kegiatan semacam itu. Tetapi ada juga dari beberapa masyarakat sini tidak
pernah ikut lagi pelatihan yang sesudah dari pengalaman pertama, dari
situ mereka berfikir yang dibikin hanya duduk begitu saja jadi kalau ada
pelatihan lagi mereka sudah tidak ikut lagi....” (Hasil wawancara NH, 10
Juni 2015)
menyimpulkan bahwa dalam hal ini ada juga sebagian kecil dari masyarakat yang
ikut dalam kegiatan pelatihan pengolahan sampah karena dari kegiatan tersebut
mereka ingin mencari informasi dan ilmu terkait bagaimana cara mengolah
sampah berlangsung sangat lama sehingga mereka lebih ingin memilih dan
.
jarang ikut dalam kegiatan seperti itu, dikarenakan dalam pelatihan kami
hanya duduk saja lalu pulang dan itu tidak menghasilkan apa-apa....”
(Hasil wawancara YN, 10 Juni 2015)
yang mereka fikir lebih jelas hasilnya dibanding mereka harus mengikuti
sampah suatu wilayah (Faizah, 2008). Peran serta masyarakat dalam bidang
kelancaran prasarana yang tersedia untuk mereka. Peran serta masyarakat penting
karena peran serta merupakan alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi,
tersebut, dan ikut serta dalam mengevaluasinya (Uphoff dalam Hakim, 1988).
.
Sedangkan Nelson (Bryant dan White dalam Hakim, 1982) menyebut
dua macam partisipasi, yaitu partisipasi antara sesama warga atau suatu anggota
dilakukan oleh bawahan dan atasan atau antara masyarakat sebagai suatu
peran serta masyarakat oleh pemerintah dinas pertamanan dan kebersihan kota
sampah dapat ikut serta dan menikmati hasil dari program kegiatan tersebut,
setempat.
.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembuangan Akhir (TPA) Tamangapa Kota Makassar dalam hal ini Dinas
metode daur ulang, akan tetapi belum sesuai dengan yang diharapkan. (b).
ini jadwalnya telah berubah, yang dulunya pemerintah adakan setiap dua
B. Saran
hari meningkat.
.
sehingga pengetahuan mereka terus bertambah dan meningkat akan betapa
pentingnya sampah bila dikelola dengan baik, dan agar mereka bisa
.
DAFTAR PUSTAKA
Arif., 2012. Peran dan Fungsi Pemerintah, Diakses pada 10 februari 2015.
(http://www.arifgii.blogspot.com/peran-dan-fungsi-pemerintah.htm).
Bachtiar, A.M. 2002. Peranan Pemerintah Kecamatan dalam Pelaksanaan
Pembangunan Partisipatif (Pembangunan Irigasi) Di Kecamatan
Masamba Kab. Luwu Utara. Unismuh Makassar.
.
Mubaraka, I.W, dan Chayatin, N. 2009. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan
Aplikasi. Jakarta : Salemba Medika.
Moleong, J.L. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya Bandung.
Peraturan dan Standar Pengelolaan Persampahan. SNI Nomor 19-2454-2002.
(2/4)-slideshare. http:/www.slideshare.net/MetroSanita (diakses pada
Hari kamis tanggal 28 agustus 2014, pukul 16:58 Wita).
Purwanti, Endang. 2007. Sampah Jadi Uang. Klaten : Macanan Jaya Cemerlang.