VALE DENGAN
IRWAN MUSTAFA
TIMUR
Skripsi
Sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
sarjana Ilmu Pemerintahan
IRWAN MUSTAFA
Kepada
PERSETUJUAN
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Menyatakan bahwa benar karya ilmiah ini adalah penelitian saya sendiri tanpa
bantuan dari pihak lain atau telah ditulis/disimpulkan orang lain atau melakukan
plagiat. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian
hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
Yang Menyatakan
Irwan Mustafa
v
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaiakan
skripsi yang berjudul Penyelesaian Konflik Antara PT. Vale Dengan Masyarakat
Di Kecamatan Towuti Kabupaten Luwu Timur (Studi Kasus Tanah Tenggelam Di
Desa Timampu)
Skripsi ini merupakan tugas akhir yang ditujukan untuk memenuhi syarat
dalam memperoleh gelar sarjana Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi tidak akan terwujud tanpa
adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada yang terhormat
:
1. Bapak Dr. H. Muhammadiah, MM selaku Pembimbing I dan Bapak A.
Luhur Prianto S.IP, M.Si selaku Pembimbing II yang senantiasa
meuangkan waktunya untuk membimbingdan mengarahkan penulis,
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Bapak Drs. Muhlis Madani, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makssar.
3. Bapak A. Luhur Prianto S.IP, M.Si selaku Ketua Jurursan Ilmu
Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Kedua orang tua dan segenap keluarga yang senantiasa memberikan
semangatdan bantuan, baik moril maupun materil, serta Rahmadewi Hw
dan sahabat-sahabatku yang selalu memberikan masukan yang baik demi
kelancaran dalam penyelesaian studi.
Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya
membngun sangat penulis harapkan.Semoga karya skripsi ini bermanfaat
dan dapat memberikan sumbanganyang berarti bagi pihak yang
membutuhkan.
Makassar, 21 Juli 2015
Irwan Mustafa
vii
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………..……………….... 1
B. Rumusan Masalah …………………………………………... 6
C. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
D. Kegunaan Penelitian......................................................…...... 6
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 73
B. Saran ........................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 75
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
serta menguras air tanah dan air permukaan. Jika tidak direhabilitasi, lahan-
tanah gersang yang bersifatasam. Salah satu isu penting dalam pengembangan
merupakan kebijakan yang bersifat reaktif dan sesaat (temporary) atau suatu
kebijakan yang secara konsep bagus tetapi dalam pelaksanaannya tidak terpantau
tahun 2001, maupun untuk Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam Undang undang
No. 40 pasal 74 tahun 2007, melainkan secara logis terdapat hukum sebab akibat,
muncul respon negatif yang jauh lebih besar dari masyarakat maupun lingkungan
dikarenakan volume air Danau Towuti yang dijadikan sumber energi listrik
Perkara tanah tenggelam yang cukup lama telah terjadi seolah-olah tidak
tanah tenggelam dengan dasar bahwa hadirnya aktivitas pertambangan PT. Inco
yang kini berubah nama menjadi PT. Vale seharusnya memberi dampak positif
masyarakat Timampu.
dengan pihak PT. Vale, Pemerintah yang seharusnya menjawab persoalan ini
seakan lebih berpihak kepada perusahaan, maka terjadi pula krisis kepercayaan
para pemodal dibanding persoalan yang terjadi pada masyarakat sekitaran wilayah
tambang, selain itu masyarakat cenderung takut untuk melakukan aksi protes
terhadap perusahaan disebabkan perusahaan yang dijaga oleh militer. Setelah era
beberapa pertemuan dilakukan antara pihak perusahaan dengan tim korban tanah
ini dengan harapan ganti rugi yang memadai. Penyelesaian perkara tanah
tenggelam pada tahun1999 yang dilakukan oleh PT. Inco selalu menjadi jawaban
dari persoalan tanah tenggelam ini oleh pihak PT. Vale, PT. Vale menganggap
persoalan tanah tenggelam ini telah terselesaikan dengan beberapa bantuan yang
dilakukan oleh pihak PT. Inco waktu itu terhadap masyarakat sekitaran tambang,
pertanian dari hasil pembagian beberapa unit traktor, bukan hanya itu, terkait
masyarakat.
Bantuan yang diberikan oleh PT. Inco waktu itu justru dianggap bukanlah
pada tahun 1999 yang dianggap salah satu bentukpenyelesaian perkara tanah
tenggelam waktu itu dinikmati oleh masyarakat keseluruhan yang bukan menjadi
ganti rugi dari pihak PT. Vale terhadap korban tanah tenggelam.
5
Konflik lingkungan terjadi oleh sifat ata uciri-ciri yang melekat pada sumber daya
dapat memicu terjadinya konflik lingkungan disebabkan oleh sifat atau ciri-ciri
sumber daya alam dan lingkungan sebagais umber daya milik bersama (common
tanah tenggelam ini yang dipandang milik bersama untuk berbagai kepentingan
sesuatu yang tak terelakkan, yang dapat bersifat positif maupun negatif. Konflik
yang tidak berjalan secara efektif, mempertajam gagasan atau informasi yang
jika diabaikan dan tidak terselesaikan serta menjadi buruk apabila menyebabkan
Jika dilihat dari kasus tanah tenggelam yang terjadi di Desa Timampu,
masalah sosial dan lingkungan yang tidak diatur dengan baik oleh perusahaan
ternyata memberikan dampak yang sangat besar terjadinya konflik antara pihak
yang terkait, bahkan tujuan meraih keuntungan dalam aspek bisnis malah berbalik
6
menjadi kerugian yang berlipat. Oleh karena itu masalah pengelolaan sosial dan
lingkungan untuk saat ini tidak bisa menjadi hal marginal, ditempatkan pada tahap
kuratif atau aspek yang tidak dianggap penting dalam beroperasinya perusahaan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka rumusan
Vale?
C. Tujuan Penelitian
bertujuan untuk :
Luwu Timur.
7
D. Kegunaan Penelitian
pembuatan Dam Larona oleh PT. Vale untuk itu penelitian ini diharapkan dapat
2. Secara praktis, adalah sebagai sumber informasi atau bahan masukan bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Defenisi Konflik
Konflik diyakini sebagai suatu fakta utama dalam masyarakat, baik itu
secara tidak sempurna (Ahmad, 2010). Tetapi, secara empiris, tidak diakui karena,
pertentangan antar banyak kepentingan, nilai, tindakan atau arah serta sudah
merupakan bagian yang menyatu sejak kehidupan ada”. Definisi konflik menurut
Kovach adalah suatu perjuangan mental dan spiritual manusia yang menyangkut
1. Teori Konflik
perbedaan jenis kelamin, strata sosial dan ekonomi, sistem hukum, bangsa, suku,
agama, kepercayaan, serta budaya dan tujuan hidup yang berbeda, perbedaan
9
alternatif. Selama masih ada perbedaan tersebut, konflik tidak dapat dihindari dan
selalu akan terjadi. yang dapat memuaskan aspirasi kedua belah pihak (Wirawan,
2010).
persyaratan satu sama lain. Tidak akan ada konflik kecuali ada konsensus. Konflik
tidak akan lahir tanpa adanya konsensus sebelumnya. Konsep konsensus menurut
teori konflik merupakan ketidak bebasan yang dipaksakan, bukan hasrat untuk
stabil sebagaimana menurut teori fungsionalisme. Hal ini posisi sekelompok orang
konflik dapat menciptakan konsensus dan integrasi. Oleh sebab itu, proses konflik
diantara mereka yang ikut dalam struktur kekuasaan dan yang tunduk pada
penguasa dan yang dikuasai, sehingga di dalam masyarakat terdapat dua pihak
antara dua atau lebih individu atau kelompok dalam memperebutkan obyek yang
10
sama demi kepentingannya (Gunawan, 2013). Jadi menurut penafsiran para ahli
pihak-pihak yang terlibat, dan akses yang ditimbulkannya. Apakah itu interaksi
Pengertian mengenai konflik, akan bergantung pada sudut pandangpara ahli dalam
memberikan gambaran mengenai apa itu konflik. seorang ahli yang bernama T.F
Hoult, 1996. “Konflik adalah suatu situasi proses, yaitu proses interaksi antara dua
atau lebih indvidu atau kelompok, dalam memperebutkan objek yang sama, demi
kepentinggannya”. Objek dimaksud dapat berupa benda fisik dan fisik/hal yang
dapat memotivasi setiap orang, atau kelompok orang untuk melakukan usaha
Konflik dalam arti ini, lebih diarahkan pada pemahaman konflik dalam arti
destruktif. Pemaknaan konflik dalam arti ini, senada dengan pandangan mengenai
bahawa konflik itu buruk, sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari.
masalah perbedaan kelas sosial yang saat itu berkembang di Perancis. Perbedaan
mempunyai kekuasaan dan kekuatan uang, memilik ilmu dan keahlian khusus,
sementara masyarakat kelas proletar adalah mereka yang relatif minim memiliki
yang kuat. Sementara kelas proletar merupakan kelas masyarakat yang lemah,
masyarakat borjuis secara tidak langsung, dan kuatnya penetarasi ekonomi kelas
kelas borjuis terhadap kelas proletar. Semakin lama gap/kesenjangan antara kelas
mendorong kesadaran dari kelas masyarakat proletar, yang memang selama ini
12
tersebut maka muncullah apa yang dikatakan konflik. Konflik yang lebih
mengilhami ditelorkan dua teori mengenai kelas sosial dan Teori Konflik oleh
Karl Marx.
makna yaitu, teori konflik yang mengandung sisi negatif, ditandai dengan adanya
drastis kearah perbaikan, tapi juga mengandung sisi positif dalam arti
masyarakat. Konflik dapat terjadi hanya karena salah satu pihak memiliki aspirasi
tinggi atau karena alternatif yang bersifat integratif dinilai sulit didapat. Ketika
konflik semacam itu terjadi, maka ia akan semakin mendalam bila aspirasi sendiri
atau aspirasi pihak lain bersifat kaku dan menetap. Ketika terjadi suatu konflik
13
terjadi kekerasan yang dapat merugikan salah satu pihak yang berkonflik.
perubahan yang ditandai oleh pertentangan yang terus menerus diantara unsur-
paksaan pihak yang berkuasa kepada pihak yang dikuasai (Scott, 2000).
(prinsip); (3) Perbedaan kepentingan (alokasi untung rugi); dan (4) Perbedaan
2. Jenis Konflik
terjadinya konflik, pihak yang terkait dalam konflik, dan substansi konflik
(Conflict of interest), konflik realitas dan konflik non realitas, konflik destruktif
dan konflik konstruktif, dan konflik menurut bidang kehidupan (Wirawan, 2010).
Konflik juga dapat dibedakan berdasarkan posisi pelaku konflik yang berkonflik,
a. Konflik vertikal
Konflik yang terjadi antara elite dan massa (rakyat). Elit yang dimaksud adalah
aparat militer, pusat pemerintah ataupun kelompok bisnis. Hal yang menonjol
dalam konflik vertikal adalah terjadinya kekerasan yang biasa dilakukan oleh
b. Konflik horizontal
Konflik terjadi dikalangan massa atau rakyat sendiri, antara individu atau
kajian ekologi sangat beragam. Suatu konflik sumberdaya alam dapat terjadi
15
karena adanya perbedaan persepsi antar aktor pengelola yang mana kemudian
wilayah kelola juga kerap kali menjadi faktor yang paling dominan karena
perbedaan tersebut bersifat mutlak yang artinya secara obyektif memang berbeda.
Namun perbedaan tersebut hanya ada pada tingkat persepsi. Pihak lain bisa
dipersepsikan memiliki sesuatu yang berbeda dan pihak lain dicurigai sebagai
berbeda, meski secara obyektif sama sekali tidak terdapat perbedaan. perbedaan
tersebut dapat terjadi pada tataran, antara lain: (1) perbedaan persepsi; (2)
perbedaan pengetahuan; (3) perbedaan tata nilai; (4) perbedaan kepentingan; dan
(5) perbedaan akuan hak kepemilikan (Tadjudin, 2000). Penyebab konflik yang
adalah isu-isu utama yang muncul pada waktu menganalisis konflik, yaitu isu
kekuasaan, budaya, identitas, gender dan hak. isu-isu ini muncul ketika
mengamati interaksi antar pihak yang bertikai, yang pada satu kesempatan tertentu
akan menjadi latar belakang konflik serta berperan sebagai faktor-faktor yang
(Soekamto, 2006):
mereka.
b. Perbedaan kebudayaan
16
kepribadian tersebut.
c. Perbedaan kepentingan
dari pertentangan.
d. Perubahan sosial
Perubahan sosial yang berlangsung dengan cepat untuk sementara waktu dapat
Towuti Kabupaten Luwu Timur ini masuk dalam kategori konflik yang
disebabkan oleh perbedaan kepentingan. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh
Hocker dan Wilmot, konflik terjadi karena pihak-pihak yang terlibat konflik
mempunyai tujuan yang berbeda. Konflik bisa juga terjadi karena tujuan pihak
yang terlibat konflik sama, tetapi cara untuk mencapainya berbeda. Hal seperti ini
a. Komunikasi
Salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat, bahasa yang sulit dimengerti
b. Struktur.
c. Pribadi.
Konflik sering kali merupakan salah satu strategi para pemimpin untuk
konflik dapat terjadi secara alami karena adanya kondisi obyektif yang dapat
menimbulkan terjadinya konflik. Berikut ini adalah kondisi obyektif yang bisa
a. Tujuan yang berbeda dkemukakan oleh Hocker dan Wilmot, konflik terjadi
komunikasi.
Karakteristk ini sering diikuti dengan pola hidup yang eksklusif satu sama lain
d. Pribadi orang, dalam hal ini konflik terjadi karena adanya sikap curiga dan
berpikiran negatif kepada orang lain, egois, sombong, merasa selalu paling benar,
e. Kebutuhan, orang yang memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain atau
4. Akibat Konflik
Beberapa akibat yang ditimbulkan oleh pertentangan atau konflik, antara lain
(Wirawan, 2010):
a. Bertambahnya solidaritas/in-group
Hal ini terjadi apabila timbul pertentangan antar golongan dalam suatu kelompok.
Ketika terjadi pertentangan, ada beberapa pribadi yang tahan dan tidak tahan
terhadapnya. Mereka yang tidak tahan akan mengalami perubahan tekanan yang
Konflik merupakan kenyataan yang hidup dalam masyarakat. Konflik bisa terjadi
kapak, palu, lembing, palu, cangkul hingga komputer serta mesin-mesin modern
seperti sekarang ini. Alat-alat produksi (ada tekhnologi di dalamnya) tidak pernah
bersifat surut melainkan terus maju disebut sebagai tenaga produktif masyarakat
politik yang terjadi meniscayakan revolusi induistri terjadi yaitu perubahan yang
cepat di bidang ekonomi dari kegiatan ekonomi agraris ke ekonomi industri yang
menggunakan mesin dalam mengolah bahan mentah menjadi bahan siap pakai.
Revolusi Industri telah mengubah cara kerja manusia dari penggunaan tangan
20
1. Pengertian Pertambangan
Tambang.
dan penjualan, serta pasca tambang, terdapat sejumlah unsur yang sudah pasti
2013).
Objek dari usaha pertambangan adalah sumber daya alam yang tak
2. Kawasan Pertambangan
Taylor (2000), membagi garis besar isu keadilan lingkunan menjadi beberapa
prinsip, yaitu :
tanah), dengan cara etis penggunaan lahan dan sumber daya terbarukan,
keseimbangan dan bertanggung jawab atas tanah dan sumber daya terbarukan; (c)
untuk membuat pilihan untuk mengkonsumsi sesedikit mungkin isi sumber daya
bumi. komitmen pribadi untuk menghasilkan limbah sesedikit mungkin; (d) akses
ke sumber daya alam dan menyediakan akses yang adil untuk semua untuk
lingkungan yang menekankan isu-isu sosial untuk sekarang dan generasi masa
budaya.
23
berkelanjutan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya serta memprioritas ulang
terhadap gaya hidup kita untuk memastikan kesehatan dunia alam untuk
dan menghormati untuk terbebas dari kehanncuran ekologi; (d) tindakan tegas
sendiri dengan menegaskan hak politik, ekonomi, dan budaya dan penentuan
nasib sendiri dari semua orang-orang, menegaskan kedaulatan rakyat pribumi dan
berarti dari semua orang tanpa membedakan ras, warna kulit, asal negara, atau
hukum lingkungan hidup, peraturan, dan kebijakan. Beberapa ahli lain menyebut
suku bangsa, budaya, sosial ekonomi, dalam hal pembangunan, implementasi dan
penegakan hukum, peraturan dan kebijakan. Perlakuan adil berarti pula tidak
boleh ada seorangpun atau kelompok tertentu yang lebih dirugikan oleh suatu
2. Aspek keadilan subtantif: hak untuk tinggal dan menikmati lingkungan yang
manusia tidak terlepas dari keberadaan tanah bagi petani. Barrington Moore
indusitri terutama pada wilayah tambang sebagian besar dimiliki oleh investor
asing akibat sistem perekonomian yang neolib, aktivitas pertanian yang tak bisa
disekitaran tambang.
petani tak dapat berbuat apa-apa sehingga mengakibatkan petani terintegrasi pada
perekonomian pada wilayah tambang, bukan hanya itu masyarakat yang berada
aktivitas tambang yang tidak terkontrol yang akhirnya menciptakan konflik antara
1. Negosiasi
sehingga dapat dipelajari. negosiasi ialah sebuah proses yang dilakukan oleh
Mengelola konflik pada proses negosiasi memiliki dua pendekatan yang biasa
aktif dan mengkomunikasikan kembali apa yang telah dimengerti, melatih dan
konstruktif.
dalam mengelola konflik di antara mereka, maka langkah yang paling tepat adalah
mediator, yaitu pihak ketiga yang independen untuk bekerjasama dengan kedua
1. Win-Lose Solution
hanya bisa memenuhi kebutuhan dan memuaskan satu pihak saja dari dua pihak
selalu ada yang kalah agar yang lain bisa menang. Kedua, pada keadaan yang
demikian, umumnya seseorang atau suatu kelompok tidak dapat melihat hal-hal
yang negatif pada pihaknya. Ketiga, pada umumnya juga kejujuran dari pihak-
pihak tertentu masih kurang. Keempat, terdapat perasaan ingin saling membalas
satu dengan yang lain. Kelima, pada umumnya, kedua belah pihak terlalu
2. Win-Win Solution
belah pihak, tidak seperti win-lose solution, pada win-win solution semua pihak
langkah yang perlu diambil dalm win-win solution adalah mengenali adanya
Khairina, 2013).
28
d. Teknik Negosiasi Interest Based Yaitu jalan tengah atas pertentangan keras-
lunak yang memiliki empat komponen dasar yaitu: orang, kepentingan, solusi,
1. Ada tiga interpendensi yang melekat (inherent) dalam tiap negosiasi, yaitu:
interpendence adalah dimanna paling ada dua pihak untuk negosiasi; apakah
dua anggota dari satu kelompok, dua organisasi, du kelompok, atau dua
yang dapat dicapai hanya sikap kooperatif dari yang berselisih (disputant).
29
terjadinya kesepakatan.
dilaksanakan.
4. Negosiasi memiliki dimensi waktu yaitu permulaan tengah dan akhir. Strategi
2. Mediasi
yang dilakukan apabila kedua belah pihak berkonflik untuk sepakat dalam
konflik. Cara seperti ini efektif untuk mengurangi irasional yang kadang timbul
1. Mediasi di Pengadilan
Mediasi ini sudah ada sejak lama. Para pihak mengajukan perkara yang dialami ke
a. Mediasi Perbankan : Suatu Bank tentunya memiliki sistem yang sudah standar
dengan pengusaha berada dalam posisi yang lemah yang disebabkan oleh
berbagai macam faktor. Oleh karena itu, diperlukan suatu cara yang dapat
3. Mediasi Asuransi
oleh nasabah asuransi. Masyarakat seringnya mengetahui asuransi hanya dari sisi
manfaatnya, tetapi tidak mengetahui secara detail akan asuransi itu sendiri dan
D. Kerangka Pikir
konflik. Konflik sering kali terjadi baik antar individu, antar kelompok maupun
antar pemerintah dan pengusaha. Konflik dalam penelitian ini adalah awal mula
yang biasa dijadikan lahan pertanian oleh masyarakat setempat terendam oleh air
yang meluap dari DAM Larona milik PT. Inco yang sekarang berganti nama
sekitar. Pertentangan masyarakat ini sampai banyak menimbulkan aksi protes dari
tahun ke tahun. Tahap selanjutnya akan membahas relasi tambang dan masyarakat
konflik, dampak konflik dan pola penyelesaian konflik. Untuk lebih jelasnya
Aktivitas Pertambangan
Penyelesaian
Konflik :
Negosiasi
Mediasi
E. Fokus Penelitian
masalah yang diteliti mengenai Penyelesaian Konflik antara PT. Vale Dengan
1. Aktivitas Pertambangan
2. Konflik Ekologi
4. Penyelesaian Konflik
33
Dalam penelitian karya ilmiah ini, penulis menggunakan pendekatan tujuan untuk
melihat sejauh mana penyelesaian konflik antara PT. Valedan masyarakat di Desa
konstruksi, pemurnian
lingkungan.
3. Faktor penyebab konflik adalah indikator yang menjadi asal mula terjadinya
BAB III
METODE PENELITIAN
alasan memilih obyek lokasi penelitian tersebut adalah karena lokasi ini
merupakan salah satu wilayah yang bermasalah terkait konflik tanah tenggelam
listrik PT. Inco yang kini berganti nama menjadi PT. Vale.
1. Jenis Penelitian
yang menyajikan gambaran yang lengkap mengenai setting sosial dan hubungan-
data-data yang diperoleh di lapangan, baik secara lisan maupun tulisan untuk
penyelesaian konflik.
35
2. Tipe Penelitian
Tipe penelitian ini berupa penelitian secara survey, dari kata, kalimat dan
bagaiamana faktor penyebab konflik antara masyarakat dengan PT. Vale dan
C. Sumber Data
1. Data Primer
yaitu data yang diperoleh langsung dari informan melalui tatap muka langsung
2. Data Sekunder
D. Informan Penelitian
Timampu dan pihak perusahaan PT. Vale Kabupaten Luwu Timur. Dengan
demikian informan dalam penelitian ini adalah manajemen PT. Vale, masyarakat
setempat ,dan Tim Tanah Tenggelam (organisasi yang di bentuk untuk mengawal
kasus tanah tenggelam di Desa Timampu, Kec. Towuti, Kab Luwu Timur).
dalam penelitian ini untuk memperoleh informasi atau data yang akurat sehingga
cara-cara tersebut dapat dibagai atas tiga bagian, yakni melalui: observasi atau
1. Observasi
pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu, dan perasaan.
perilaku manusia, dan untuk evaluasi yaitu melakukan pengukuran terhadap aspek
2. Wawancara
langsung (tanya jawab dalam bentuk komunikasi verbal) kepada semua informan
yang ada. Teknik wawancara yang digunakan adalah teknik wawancara terstruktur
37
3. Dokumentasi
dengan penelitian ini. Data ini berfungsi sebagai bukti dari hasil wawancara di
atas. Kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan
F. TeknikAnalisis Data
Proses analisa data dimulai dengan menelaah informasi atau data yang
telah didapat, baik yang diperoleh dariwawancara, pengamatan, atau pun dari
G. Pengabsahaan Data
Validasi data sangat mendukung hasil akhir penelitian, oleh karena itu
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data
yang telah ada. Teknik seperti ini juga menggunakan teknik pengumpulan data
1. Triangulasi Sumber
mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber. Dalam hal ini,
untuk menguji kredibilitas data tentang faktor penyebab konflik tanah tenggelam
objek.
2. Triangulasi Metode
Triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan
akuratannya.
3. Triangulasi Waktu
teknikwawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak
jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Agar informasi yang diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan
39
data selesai, atau setelah mendapat suatu temuan atau kesimpulan. Caranya dapat
dilakukan secara individual, dengan cara peneliti datang ke pemberi data, atau
BAB IV
Februari 2003. Malili adalah ibu kota dari Kabupaten Luwu Timur yang terletak
di ujung utara Teluk Bone. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 6.944,98 km2.
Burau dan Mangkutana. Di kabupaten ini terletak Sorowako, tambang nikel yang
dikelola oleh Inco, sebuah perusahaan Kanada yang kini berubah nama menjadi
PT Vale . Pada tahun 2008, Pendapatan Asli Daerahnya berjumlah Rp. 38,190
miliar.Pendapatan per kapita masyarakat Luwu Timur pada tahun 2005 adalah Rp.
24,274 juta (Kab. Luwu Timur. 2008. Selayang pandang. Diakses dari
WITA).
yang mempunyai potensi sumber daya alam yang melimpah. Baik air, energi,
mineral, laut dan tradisi budaya. Kabupaten Luwu Timur mrupakan Kabupaten
Ibu kota kabupaten Luwu Timur, Malili dapat di tempuh melalui jalan
gerbang Kabupaten Luwu Timur melalui udara adalah kota sorowako, yang
terletak di kawasan pertambangan nikel. Selain kaya dengan biji nikel, biji besi,
dan potensi tambang lainnya, kabupaten ini juga merupakan daerah yang sangat
hidup dari pertambangan. Sisanya hidup dengan kesuburan lahan dan semangat
enterpreneurship.
Komoditas dari kabupaten ini dari sektor perkebunan, yang produk kakao-
nya merupakan produk unggulan. Struktur dan komposisi tanah kabupaten ini
juga layak usaha pertanian dan perkebunan pada umumnya. Akan halnya produksi
padi menjadi produk unggulan. Potensi sumber daya alam dengan daya dukung
lahan, sumber daya air, dan lingkungan yang kuat, sesungguhnya merupakan
tersebut selaras dengan upaya penguatan sumber daya manusia masyarakat Luwu
lahan usaha pertanian.sektor pertanian menyerap 70,37 persen dari total 62.289
tenaga kerja. Hal ini bermakna, kabupaten Luwu Timur tak sepenuhnya
kandungan deposit bijih nikel yang sangat banyak. Tak habis dieksploitasi sampai
30 tahun ke depan. Apalagi, nikel matte yang di tambang dari kecamatan Nuha
Produk nikel matte ini diekspor ke jepang dan memberi limpahan dolar kepada
propinsi Sulawesi Selatan dan kabupaten Luwu Timur. Nikel merupakan nilai
logam serbagunga yang penting untuk meningkatkan taraf hidup dan mendorong
pertumbuhan ekonomi.
Indonesia, secara garis besar dapat kami uraikan gamabaran struktur pemerintahan
1. Tetoro’
2. Makole
ialah:
a. Losu(Almarhum)
b. Muncul
c. Abdul Halim
d. Muchtar Husain
43
e. H.AS. Paletteri
g. M.Adil
2. Demografi/Batas Desa
KK Laki-Laki :1.407
KK Perempuan :1.296
Dusun Timampu :4 RT
Dusun Bakara :3 RT
Durun Tirowali : 3 RT
5. Karang Taruna
6. Remaja Mesjid
8. Kelompok Tani
9. Koperasi Tani
13. Babainsa
16. PNPN
17. Limmas
sehingga apa yang kita ingin capai dapat terlenksana sesuai tugas kita bersama.
45
1. Strategi
lembaga yang ada di desa untuk turut mengambil bagian dalam proses
pembangunan. Dengan demikian dengan arah dan tujuan yang ingian dicapai
misi yang ditempuh melalui strategi pokok dan dijabarkan dalam agenda
pembangunan, yang secara jelas memuat sasaran pokok yang harus dicapai.
Visi dan Misi yang kami embank selama penjalankan tugas sebagai kepala
Visi Kepala Desa Timampu dalam kurung waktu Tahun 2003 – 2008 yaitu :
pemerintahan dalam rangka semakin mantapnya Otonomi daerah dan desa yang
2. Arah Kebijakan
Menegah (RPJM) Desa ditetepkan paling lama 6 (enam) bulan setelah Kepala
Desa terpilih dilantik. RPJM merupakan penjabaran dari visi dan misi dan
program kerja Kepala Desa selama 5 Tahun ditempuh melalui strategi pokok yang
RPJM desa Kepala Desa setiap Akhir tahun membuat RENCANA KERJA
PEMERINTA (RKP) desa yang diselesaikan paling lama bulan April tahun
masa bakti kami sebagai kepala desa periode 2003-2008 sebagai berikut :
3. Bidang Pemerintahan
Kesempatan ini pulah dapat kami sampikan bahwa selama menjabat sebagi
kepala Desa timampu, telah mengambil kebijakan merotasi aparat dan perangkat
antaranya.
perangkat desa
desa Timampu.
Dalam kaitannya dalam pemungutan pajak bumi dan bagunan (PBB) jika
mengaju pada mekanisme yang berlaku, penarikan PBB pada setiap wajib pajak
yang bersangkutan harus membayar dan menyetor pajaknya di bank yang telah
realisasi pembeyaran PBB dapat tepat waktu maka dilibatkanlah aparat dan
48
waktu tahun 2003-2008 tercatat sejumlah surat masuk dan keluar setiap tahun
Poskamling : 3 buah
Komputer : 2 buah
Meja : 6 buah
Kursi : 40 buah
Lemari : 2 buah
4. Bidang Pembangunan
pemerintah, BPD serta organisasi kemasyarakatan yang ada di desa. Secara garis
49
besarnya dapat kami laporkan pembagunan Fisik yang telah dilaksanakan selama
Non Fisik
a. Pemberdayaan RT
f. Pemberdayaan linmas
5. Bidang Kemasyarakatan
berikut.
52Dari uraian diatas dapat kami simpulkan bahwa kesadaran dan partisipasi
buktikan dari jumlah DPT yang ada rata-rata suara sah 90%.
PT. Vale Indonesia Tbk merupakan anak perusahaan dari Vale, sebuah
kabupaten Luwu Timur,propinsi Sulawesi Selatan, Sejak tahun 1968. Saat ini,
suhu ekstrem. Nikel digunakan dalam berbagai produk, seperti televisi, baterai isi
ulang, koin, peralatan makan bahkan gerbong kereta.Produksi PT. Vale beroperasi
dengan energi terbarukan yang dihasilkan oleh tiga pembangkit listrik tenaga air,
yang secara keseluruhan menghasilkan 365 mega watt tenaga listrik. Saat ini,
tingkat produksi tahunan kami mencapai rata-rata 75.000 metrik ton nickel matte.
peningkatan produksi tahunan menjadi 120 ribu metrik ton nikel matte dalam lima
52
berbahan bakar minyak, lima tanur pereduksi berbahan bakar minyak, empat tanur
listrik, dan tiga converter pierche-smith. PT. Vale telah membangun dan
untuk mengangkut dan mengapalkan produk akhir kami serta terminal bahan
PT. Vale telah membangun dan memelihara kota modern dengan fasilitas
yang lengkap mencakup rumah sakit, sekolah dari TK sampai SLTA, fasilitas
perbankan, kantor pos, kantor polisi, layana transportasi bis, pasar swalayan dan
rekreasi.Kota ini juga dilengkapi dengan sistem air inum dan pembuangan air
tenaga air dengan total kapasitas rata-rata 365 megawatt (MW). Selain itu, juga
memiliki fasilitas pembangkit listrik internal yang terdiri dari 5 unit generator
diesel Mirless Blackstone 6 MW, 23 unit generator diesel Caterpillar 1 MW, dan
pembangkit listrik bertenaga BBM ini dengan lebih selektif dan lebih
53
menggunakan energi dari PLTA, dengan demikian dapat mengurangi biaya energi
secara keseluruhan. Fasilitas pembangkit listrik yang dimiliki oleh PT. Vale di
tidak diukur dari berapa ton hasil tambang yang di hasilkan atau berapa besar aset
yang tercatat di neraca. Keberhasilan PT. Vale diukur dari kemampuan beroperasi
1. Visi
Menjadi perusahaan sumber daya alam global nomor satu dalam menciptakan
2. Misi
berkelanjutan.
3. Nilai- nilai
b. Menghargai karyawan
54
f. Mewujudkan tujuan
b. Tenaga Kerja
jugamenimbulkan hal yang negatif, berbagai dampak muncul sebagai akibat dari
masyarakat Timampu dari sumber data tim tanah beserta Pemerintah masyarakat
yang menjadi korban berjumlah 192 kepala keluarga (KK) warga Desa Timampu,
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Larona I milik PT. Vale Indonesia Tbk.
hingga lahirnya konflik antara pihak pertambangan PT. Vale dengan masyarakat
Timampu.
panjang daritahun ketahun, dalam proses penyelesaian konflik antara PT. Vale
masyararakat Timampu.
sebagai sumber energi listik untuk kegiatan pertambangan perusahaan PT. Inco
yang kini berganti nama menjadi PT. Vale. Dam PLTA Larona atau bendungan
Larona adalah suatu wadah yang dibangun demi kebutuhan perusahaan terhadap
“...Dam Larona itu I dioperasikan pada tahun 1975, dam PLTA Larona I
pada waktu itu dibentuk dengan melibatkan saya dan beberapa masyarakat
Timampu sendiri menjadi pekerja sebagai kuli untuk bangun Dam Larona
milik PT. Inco, Dam PLTA Larona I yang memanfaatkan danau Towuti
itu digunakan untuk kebutuhan listrik perusahaan untuk operasi
tambang...”(Wawancara dengan informan NR 5 Juni 2015).
bahwa pembangunan Dam Larona yang memanfaatkan danau Towuti milik PT.
Inco pada tahun 1975 melibatkan masyarakat sebagai pekerja kuli. Terbentuknya
perusahaan. Dam PLTA Larona adalah sumber energi listrik yang menjanjikan
mengatakan :
listrik yang dihasilkan oleh Dam PLTA Larona bukan hanya ditujukankepada
57
mendapatkan aliran listrik dapat menikmati listrik yang dihasilkan oleh Dam
PLTA Larona sampai saat ini. Hal ini di perkuat oleh pernyataan masyarakat
Timampu, ia menyatakan :
“…Ada fungsinyajuga Dam Larona yang dibangun PT. Inco waktu itu,
karena dulunya sulit untuk mendapatkan energi listrik, setelah PT. Inco
bangun bendungan PLTA Larona pihak perusahaan memberikan bantuan
listrik kepada masyarakat, menurut saya itu keuntungan bagi saya, hari ini
pun saya masih menikmati listrik yang diberikan PT. Inco tetapi sekarang
ganti nama jadi PT. vale…” (wawancara dengan informan SY 5 Juni
2015).
positif tersebut adalah masyarakat Timampu yang bukan menjadi korban tanah
memberikan hasil yang baik seperti halnya terbentuknya Dam PLTA Larona
milik PT. Vale memiliki dampak positif maupun negatif terhadap masyarakat.
tenggelamnya lahan masyarakat disebabkan luapan air dari Dam PLTA Larona
2. Faktor Ekologi
terhadap kondisi lingkungan yang disebabkan oleh suatu aktivitas manusia yang
aktivitas pertambangan PT. Vale yang membutuhkan energi listrik dengan cara
disebabkan oleh luapan air dari Dam PLTA Larona yang merembes ke lahan
“...Persoalan tanah tenggelam ini yang berawal sejak Tahun 1978, lahan
pertanian yang saya miliki tenggelam disebabkan meluapnya air dari Dam
larona laulu merembes ke lahan pertanian saya. Sebelum Dam Larona
terbentuk saya memanfaatkan lahan untuk ditanami padi, namun sekarang
tidak bisalagi diolah, karena lahan sudah tenggelam, Adanya Dam PLTA
Larona ini malah merusak lahan pertanian saya. PT. Vale yang dapat
untung kita yang rugi, selain tanah tenggelam juga bisa meyebabkan banjir
kalau musim hujan sampai ke halaman rumah masyarakat, walaupun
hanya sebagian halaman rumah masyarakat yang kena banjir tapi itu
merugikan masyarakat yang berada disekitaran lokasi tanah tenggelam...”
(Wawancara dengan informan BD 5 Juni 2015).
milik PT. Vale memberikan dampak negatif bagi masyarakat, yaitu berupa lahan
59
tenggelam, dan banjir sampai ke halaman rumah warga ketika musim hujan.
“…Saya paling malas kalau bicara masalah tanah tenggelam, tanah saya
jadikan lahan pertanian sudah tenggelam, ditambah lagi rumah saya dekat
dengan lokasi tanah tenggelam, jadi kalau musim hujan air sampe ke
halaman rumah aktivitas jelas terganggu, perusahaan juga seolah-olah
tutup mata terhadap persoalan tanah tenggelam. Aduh, benar-benar bikin
jengkel,...”. (Wawancara dengan informan TL 5 Juni 2015)
masyarakat mengeluh serta banjir ketika musim hujan. Kurangnya turut andil
lebih serius sejak dulu agar persoalan ini tidak semakin bertambah rumit.
terhadap dampak lingkungan yang dihasilkan akan luapan air dari Dam PLTA
memberi hal positif tetapi ada hal yang lebih urgen yang perlu mendapatkan
60
pencarian masyarakat.
“…membantu untuk alirkan listrik yah mebantu tapi tidak buat lahan saya
tenggelam, bukan membantu namanya kalau sudah seperti itu malah
datang bawa bencana lingkungan, terbentuknya Dam Larona jelas
merusak lingkungan lihat saya lahan saya yang tenggelam sudah jadi
rawa karena berapa tahun dibiarkan tergenang air, dulu pemandangan di
sekitaran tanah tenggelam bagus karena keliatan hamparan sawah
sekarang apa, hanya rawa-rawa yang ada…”. (Wawancara dengan
informan NR 5 Juni 2015).
berasal dari Dam Larona adalah sebuah permasalahan yang seharusnya ditanggapi
berpengaruh terhadap citra perusahaan PT. Vale, terutama dampak yang buruk
persoalan tanah tenggelam merupakan salah satu kasus yang menjadi acuan
aspek kerugian yang terkadang berdampak bagi masyarakat, dan dampak yang
jikalau terjadi kesalahan maka akan menjadi bomerang untuk perusahaan itu
3. Faktor Ekonomi
modal utama serta tempat kedudukan strategis bagi masyarakat timampu terhadap
sektor pertanian adalah salah satu pendapatan dari masyarakat timampu untuk
tenggelam ini dikarenakan luapan air dari Dam Larona yang bermula
terbentuknya Dam PLTA Larona Pada tahun 1975 masyarakat belum tahu
Pada tahun 1978 lahan produktif masyarakat terkena dampak dari lupan
air Dam PLTA Larona karena iklim yang kurang baik disebabkan curah hujan
yang begitu tinggi membuat volume air meningkat lalu meluap dan merembes ke
“...Persoalan Tanah tenggelam ini yang berawal sejak Tahun 1978, tanah
pertanian yang saya miliki tenggelam dikarenakan Volume air Dam
Larona meningkat hingga meluap lalu merembes ke lahan pertanian,
Sebelum Dam Larona terbentuk saya memanfaatkan lahan untuk ditanami
padi, namun sekarang tidak bisalagi diolah, karena lahan sudah tenggelam,
saya hanya bisa lihat tanah saya saya tenggelam tanpa bisa buat apa-apa
lagi, ini bencana bagi saya, penghasilan utama saya bertani, kalau tanah
sudah tenggelam jelas saya kebingungan mau cari makan dimana lagi...”
(Wawancara dengan informan TL 5 Juni 2015).
62
yang dulu berprofesi sebagai petani tidak dapat lagi menggelolah lahan
pertaniannya dikarenakan lahan terendam air yang berasal dari lupan Dam
mereka terpaksa harus berganti profesi sebagai nelayan, tenaga kerja kontrak di
PT. Vale, berdagang, tukang bengkel dan sebagainya. Berprofesi sebagai nelayan
tangkapan hanya dapat dijadikan pemenuhan kebutuhan hidup saja, sama juga
“...waktu sawah tenggelam saya harus cari pekerjaan lain, saya coba jadi
tukang bengkel, pertama-tamanya sulit karena kurang modal untuk buka
bengkel, saya biasa bertani dan jadi tukang bengkel agak beda terutama
penghasilan yang didapat, dulu jadi petani enak, karena kalau panen
penghasilan bisa penuhi kebutuhan keluarga, kalau jadi tukang bengkel
agak susah karena persaingan bengkel banyak, pokoknya serba pusing
pikir untuk cari makan, air yang sudah merembes kelahan pertananian
tidak surut-surut dari pertama tenggelam bahkan sampe sekarang, bahkan
sudah jadi rawa, kalau sudah seperti itu tanah saya jadi sia-sia tidak di
manfaatkan...”. (Wawancara dengan informan TL 5 Juni 2015).
Timampu menjadi latar belakang timbulnya Konflik antara PT. Vale dengan
persoalan ini terjadi dari tahun ke tahun mengakibatkan kerugian pada aspek
sehingga membuat masyarakat jenuh dan mulai melakukan tuntutan kepada PT.
“…saya sudah jenuh lihat kondisi tanah tenggelam, masyarakat yang lain
juga jengkel, tidak ada proses penyelesaian yang jelas dari perusahaan
waktu itu, PT. vale harusnya bertanggung jawab. ini masalah perut, kalau
tanah tenggelam tidak ada lahan untuk diolah, saya sama keluarga mau
makan apa?, pokoknya PT. Vale harus kasi ganti rugi, kalau tidak yah saya
sama masyarakat lain waktu itu sepakat menuntut kalau perlu demo tutup
jalan supaya mobil pengantar nikel tidak bisa lewat…”. (Wawancara
dengan informan DM 5 Juni 2015)
tuntutan terhadap pihak perusahaan untuk melakukan ganti rugi sesuai dengan
terhadap perusahaan.
Dari persoalan tanah tenggelam ini diketahui bahwa konflik yang terjadi
antara masyarakat Timampu dengan PT. Vale dari tahun ke tahun terjadi dan
melalui proses penyelesaian konflik yang panjang dan melibatkan berbagai pihak
baik dari pihak PT. Vale, masyarakat, tim negosiasi serta pemerintah setempat dan
dan mediasi.
65
1. Negosiasi
Upaya penyelesaian konflik tanah tenggelam ini dengan cara negosiasi antara
masyarakat dengan PT. Inco pada tahun 1982 dilakukan dengan upaya tuntutan
ganti rugi masyarakat kepada pihak perusahaan. Pertemuan ini tidak direspon baik
oleh pihak PT. Inco yang sekarang berganti nama menjadi PT. Vale dikarenakan
mulai apatis.
protes terhadap kasus tanah tenggelam ini, telah dilakukan beberapa pertemuan
dengan PT. Inco yang akhirnya tidak membuahkan hasil pada proses negosiasi
Pada tahun 1999 PT. Inco mulai merespon tuntutan masyarakat, tetapi
tidak dengan cara memberikan ganti rugi kepada setiap warga yang menjadi
masyarakat. Bantuan yang di berikan PT inco pada waktu itu dianggap sebagai
bernegosiasi dengan PT. Inco yang membuat perjanjian ganti rugi tanpa
membuat masyarakat tidak peduli terhadap tuntutan ganti rugi yang coba
diperjuangkan.
tuntutanganti rugidimana perusahaan PT. Inco telah berubah nama menjadi PT.
organisasi ini dapat mendorong pemenuhan tuntutan dari masyarakat. Tim tanah
Berikut wawancara dari informan yang menjadi salah satu dari Tim Tanah
tenggelam, ia mengatakan :
“..ada ketakutan saya dan beberapa masyarakat yang jadi korban tanah
tenggelam, persoalan tanah tenggelam ini belum diselesaiakan oleh PT.
Inco yang sekarang berganti nama jadi PT. Vale jangan sampai PT. Vale
menganggap kalau persoalan tanah tenggelam ini sudah selesai pada tahun
1999, makanya saya dan beberapa masyarakat kembali lakukan protes
dengan membuat tim tanah tenggelam sebagai perwakilan negosiator dari
masyarakat, Tim tanah tenggelam ini sengaja di buat karena jangan sampai
adalagi oknum yang mau mengambil keuntungan dari konflik ini dan kami
sudah membuat data-data terhadap korban tanah tenggelam secara
terperinci demi memudahkan proses penyelesaian tanah tenggelam ini,
dengan harapan PT. Vale bisa lebih terbuka untuk menyelesaikan masalah
ini dibanding PT. Inco…”. (Wawancara dengan informan UL 9Juni 2015).
67
tuntutan yang sama yaitu persoalan ganti rugi yang sesuai, dan melakukan aksi
pemblokiran jalan selama beberapa hari, aksi tersebut membuat pihak PT. Vale
perdebatan antara pihak masyarakat dengan PT. Vale, PT. Vale menganggap
bahwa persoalan tanah tenggelam ini telah diselesaikan pada tahun 1999, Berikut
hasil kutipan wawancara dengan beberapa informan terkait seperti berikut ini:
tanah tenggelam ini telah diselesaiakan, dan pihak PT. Vale juga teteap
mempertahankan pendapat mereka waktu itu, tetapi pada sisi lain masyarakat juga
ganti rugi tanah tenggelam ini, Berikut hasil kutipan wawancara dengan beberapa
“…pada tahun1999 PT. Inco anggap persoalan ini telah selesai, tetapi
penyelesaian kasus tersebut tidaklah melibatkan masyarakat yang menjadi
korban tanah tenggelam, pihak PT. Inco sengaja mengundang secara
pribadi dari beberapa orang yang bukan menjadi korban tanah tenggelam
lalu mengambil kesepakatan ganti rugi secara sepihak, bukan kesepakatan
68
terhadap korban tanah tenggelam yang sebenarnya, selain itu bantuan yang
diberikan PT. Inco bukanlah bantuan untuk korban tanah tenggelam saja,
masayarakat yang bukan menjadi korban juga mendapatkan bantuan
tersebut, saya rasa sudah kewajiban perusahaan untuk memberikan
bantuan kepada masyarakat sekitaran tambang, jadi jikalau alasan PT. Inco
sudah menyelelesaiakan masalah ini itu bohong, dari pandangan itulah
waktu itu yang membuat saya dengan masyarakat tetap menuntut ganti
rugi keapada PT. Vale…” (Wawancara dengan informan Tim tanah
tenggelam DN 9 juni 2015)
masyarakat tidak direspon secara baik oleh pihak perusahaan begitu pula
sebaliknya masyarakat tidak merespon baik apa yang di sampaikan oleh PT. Vale.
Pembahasan dalam pertemuan ini antara PT. Vale dengan masyarakat tidak
memberikan titik temu, karena antara kedua belah pihak memiliki pandangan
Berikut hasil kutipan wawancara dari informan yang menjadi tim tanah
tenggelam, ia mengatakan :
“..pada saat pertemuan kami dengan pihak eksternal PT. Vale kami
membicarakan ganti rugi. PT. Vale tetap mempertahankan pendapat
mereka bahwatelah terjadi penyelesaian konflik pada tahun 1999, kamipun
juga tetap bersikeras melakukan penolakan dan tetap memperjuangkan
tuntutan ganti rugi kami yaitu sebesar 1 miliar, tuntutan itu sesuai
kalkulasi kami dari pertama kali pada saat panen awal lahan tenggelam
hingga pada tahun 2013, tetapi PT. Vale menganggap tuntutan itu tidak
masuk akal…" (Wawancara SS9 juni 2015)
mencoba mencari jalan keluar agar persoalan ini menemukan titik temu,
kami akan memberi dana hibah kepada korban dan bukan merupakan dana
ganti rugi korban tanah tenggelam, tetapi lagi-lagi jumlah ganti rugi yang
disodorkan masyarakat kepada kami terlalu besar dan kami anggap tidak
sesuai dengan jumlah kerugain yang sebenarnya, makanya kami akhirnya
meminta untuk dilakukan perhitungan kembali dari pihak masyarakat
dengan bantuan pemerintah Luwu timur agara tidak terjadi kekeliruan
mengenai data korban tanah tenggelam,...” (Wawancara dengan BK9 juni
2015).
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa PT. Vale mulai terbuka
tersebut terdapat tanggapan yang berbeda terkait penyelesaian konflik antara PT.
Vale dengan masyarakat, PT. Vale menganggap persoalan tanah tenggelam telah
terselesaiakan pada tahun 1999 dan dana yang akan diberikan kepada masyarakat
menganggap persoalan ganti rugi tanah tenggelam ini belum terselesaiakan pada
tahun 1999 karena bentuk penyelesaian tersebut hanya secara sepihak tanpa
2. Mediasi
belah pihak berkonflik untuk sepakat dalam menunjuk pihak ketiga sebagai
konfllik tanah tenggelam ini juga dihadiri dari pihak pemerintah luwu Timur
yang menjabat sebagai asisten I Kab. Luwu Timur, kepala Desa Timampu,
meminta kepada masyarakat dan PT. Vale agar dipercayakan sebagai mediator dan
yang sudah terjadi dari beberapa tahun silam dan akhirnya mediator diberikan
kesempatan kepada dua belah pihak untuk menjadi mediator pada kasus tanah
tenggelam ini.
Anggota DPRD selaku mediator juga mengharapkan agar pihak PT. Vale
permasalahan ini, pihak mediator juga menyarankan kepada PT. Vale untuk
kembali meninjau persoalan tunutan ganti rugi masyarakat sesuai dengan bukti
data yang ada, serta mediator juga menyarankan agar masyarakat menuntut ganti
rugi sesuai dengan jumlah kerugian yang mereka tafsirkan dalam data-data yang
telah di perhitungkan, agar konflik ini bisa dapat terselesaikan tanpa ada lagi
pihak yang merasa dirugikan. Berikut hasil kutipan wawancara dari informan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut:
listrik dari PT. Vale sedangkan dampak negatif lahan masyarakat diakibatkan
lahan mereka tenggelam disebabkan luapan air dari DAM PLTA Larona. (b)
tenggelam.
2. Pola penyelesaian konflik antara PT. Vale dengan masyarakat mengenai kasus
Timampu dengan PT. Vale dari tahun ke tahun terjadi dan melalui proses
tanah tenggelam.
B. Saran
sebagai mediator.
perusahaan.
AMDAL.
75
DAFTAR PUSTAKA
Diana, F., 2006. Teori Dasar Transformasi Konflik Sosial. Yogyakarta : Quills.
Emzir. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.
Fuad,F.H.&Maskanah, S., 2000.InovasiPenyelesaian Sengketa
PengelolaanSumberdaya Hutan.Bogor :PustakaLATIN.
Fisher, S et al. 2001. Mengelola Konflik: Keterampilan dan strategi untuk
bertindak. S.N. Kartika Sari; M.D. Tapilatu; R. Maharani & D.N. Rini
(Penterjemah). Terjemahan. Jakarta : The British Council
Foster., 2013.Ekologi Marx : Materialisme dan Alam. Jakarta: WALHI dan
Pemuda Progresif
Gunawan, W.,2000. Reforma Agraria: Perjalanan yang Belum Berakhir.
Yogyakarta: Insist.
Gorz, A., 2003. Ekologi dan Krisis Kapitalisme. Yogyakarta: Insist press.
Hadi,P.,S. 2004.ManusiadanLingkungan.Skripsi (Diterbitkan). Semarang:
Fakultas Ilmu SosialUniversitasDiponegoro.Semarang
Khairina, 2013. Mediasi sebagai alternatif penyelesaian sengketa antara bank
dan nasabah. Skripsi (Diterbitkan). Makassar: Fakultas Hukum
Universitas Hasanuddin.
Martono, N., 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta; Rajawali Pers.
Mitchell,B.B.,Setiawan&Dwita.H.R.,2003.Pengelolaan Sumberdaya
danLingkungan.S kri ps i (Di t e rb i t k a n) Uni v e rs i t as G adj ah M a d a
F ak ul t as Il m u S os i a l . Yogyakarta.
Mustain, 2007. Petani VS Negara (Gerakan soisial petani melawan hegemoni
Negara). Jiogjakarta : AR-RUZZ Media.
Muta’ali, L. 2012. Daya Dukung Lingkungan Untuk Pengembangan
76
Internet :
http://www.vale.com/indonesia/bh/Pages/default.aspx, diakses pada tanggal 28
Juli 2011 pukul 21.00 WITA
Kab. Luwu Timur. 2008. Selayang pandang. Diakses dari
77
Ia menyelesaikan program strata satu pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
2015.