A. Pengertian
Nutrisi adalah zat-zat gizi dan zat lain yang berhubungan dengan kesehatan dan
penyakit, termasuk keseluruhan proses dalam tubuh manusia untuk menerima makanan atau
bahan-bahan dari lingkungan hidupnya dan menggunakan bahan-bahan tersebut untuk aktivitas
penting dalam tubuhnya serta mengeluarkan sisanya. Nutrisi dapat dikatakan sebagai ilmu
tentang makanan, zat-zat gizi dan zat lain yang terkandung, aksi reaksi dan keseimbangan yang
berhubungan dengan kesehatan dan penyakit (Wartonah, 2010).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang
bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat, 2006).
Nutrisi adalah substansi organik dan non organik yang ditemukan dalam makanan dan
dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik ( Kozier dalam Mubarak, 2008).
Sedangkan nutrien adalah elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam kategori
zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral (Potter&Perry,2006).
Gangguan ketidakseimbangan nutrisi akan mengganggu kesehatan tubuh dan akan
menghambat aktivitas yang ingin kita lakukan. Dalam gangguan ketidakseimbangan nutrisi ada
dua, yaitu ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dan ketidakseimbangn
nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrisi tidak
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolik (NANDA. 2009-2011). Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah suatu keadaan ketika individu yang tidak puasa
mengalami atau berisiko mengalami penurunan berat badan yang berhubungan dengan asupan
yang tidak adekuat atau metabolisme nutrien yang tidak adekuat untuk kebutuhan metabolik
(Lynda Juall Carpenito, 2007).
Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh adalah asupan nutrien yang
melebihi kebutuhan tubuh (NANDA. 2009-2011). Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh adalah keadaan ketika seorang individu mengalami atau berisiko mengalami
penambahan berat badan yang berhubungan dengan asupan yang melebihi kebutuhan
metabolik (Lynda Juall Carpenito, 2007).
C. Pohon Masalah
Resiko Resiko Ketidak
Kekurangan Kelebihan Kekurangan seimbangan Volume
Volume Cairan Volume Cairan Volume Cairan Cairan
Gangguan Pemenuhan
Nutrisi
D. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pengukuran Antropometrik
Pengukuran ini meliputi pengukuran tinggi badan, berat badan, dan lingkar
lengan. Tinggi badan anak dapat digambarkan pada suatu kurva/ grafik sehingga dapat
terlihat pola perkembangannya.
Pada umumnya, berat untuk pria lebih dari berat badan seorang wanita walaupun
tingginya sama. Ini disebabkan pria mempunyai presentase jaringan dan stuktur tulang
yang berbeda. Seseorang dengan presentase bagian tubuh yang besar dan jaringan otot
yang banyak akan terlihat gemuk (over weight). Pada umumnya, wanita mempunyai
lipatan kulit lebih tebal atas trisep. Ini disebabkan banyaknya jaringan subkutan pada
wanita, sehingga membuat wanita terlihat lebih gemuk.
2. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang langsung berhubungan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adalah pemeriksaan albumin serum, Hb, glukosa, elektrolit, dan lain-
lain.
E. Penatalaksanaan Medis
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nuteisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan/ nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/ Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/ lambung merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada pasien yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara oral
atau tidak mampu menelan dengan cara member makan melalui pipa lambung atau pipa
penduga. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien.
3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral
Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi
parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian
nutrisi melalui parenteral dilakukan pada pasien yang tidak bias makan melalui oral atau
pipa nasogastrik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi enteral yang hanya memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian.
Metode Pemberian:
a. Nutrisi Parenteral Parsial
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena yang digunakan untuk memenuhi
sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien karena pasien masih dapat menggunakan
saluran pencernaan. Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dextrose atau
cairan asam amino.
F. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
- Identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status, agama, suku
bangsa, pendidikan, pekerjaan, no CM, diagnosa medis, sumber biaya.
- Identitas penanggung jawab meliputi: nama, umur, jenis kelamin, alamat, status,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, hubungan dengan pasien.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Keluhan Utama
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
3) Kronologi Keluhan
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
3. Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual
Kebutuhan Bio- Psiko- Sosial- Spiritual meliputi: bernapas, makan dan minum,
eleminasi, gerak dan aktivitas, istirahat tidur, kebersihan diri, pengaturan suhu, rasa
aman dan nyaman, sosialisasi dan komunikasi, prestasi dan produktivitas, pengetahuan,
rekreasi, dan ibadah.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan Umum
Keadaan umum meliputi: kesan umum, kesadaran, berat badan, postur tubuh,
warna rambut, warna kulit, turgor kulit, dan kebersihan diri.
b. Gejala Kardinal
Gejala kardinal meliputi: suhu, nadi, tekanan darah, dan respirasi.
c. Keadaan Fisik
Keadaan fisik meliputi pemeriksaan dari kepala sampai ekstremitas bawah.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang merupakan hasil pemeriksaan laboratorium.
G. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi: Kurang dari Kebutuhan Tubuh
a. Berhubungan dengan:
- Faktor biologis
- Faktor ekonomi
- Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrien
- Ketidakmampuan untuk mencerna makanan
- Ketidakmampuan menelan makanan
- Faktor psikolososial
b. Ditandai dengan:
- Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal.
- Bising usus hiperaktif
- Cepat kenyang setelah makan
- Diare
- Gangguan sensasi rasa
- Kehilangan rambut berlebihan
- Kelemahan otot pengunyah
- Kelemahan otot untuk menelan
- Kerapuhan kapiler
- Kesalahan informasi
- Kesalahan persepsi
- Ketidakmampuan memakan makanan
- Kram abdomen
- Kurang informasi
- Kurang minat pada makanan
- Membrane mukosa pucat
- Nyeri abdomen
- Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
- Sariawan rongga mulut
- Tonus otot menurun
2. Gangguan Menelan
Abnormal fungsi mekanisme menelan yang dikaitkan dengan struktur atau fungsi oral,
faring, atau esofagus
a. Berhubungan dengan:
1) Defisit Kongenital
Abnormalitas jalan napas atas
Gagal bertumbuh
Gangguan dengan hipotonia yng signifikan
Gangguan neuromuscular
Gangguan perilaku mencederai diri
Gangguan pernafasan
Malnutrisi energi-protein
Masalah perilaku makan
Obstruksi mekanis
Penyakit jantung congenital
Riwayat makan dengan slang
2) Masalah Neurologis
Abnormalitas laring
Abnormalita orofaring
Akalsia
Anomaly jalan napas atasa otak (mis,gangguan
Cedera otak (misalnya gangguan serebrovaskular, penyakit neurologis,
trauma dan tumor)
Defek anatomic didapat
Defek laring
Defek nasal
Defek rongga nasofaring
Defek trachea
Gangguan neurologis
Gangguan saraf cranial
Keterlambatan perkembangan
Paralisis serebral
Penyakit refluks gastroesofagus
Prematuritas
Trauma
b. Ditandai dengan:
1) Tahap Pertama: Oral
Abnormalitas pad fase oral pada pemeriksaan menelan
Batuk sebelum menelan
Bibir tidak menutup rapat
Bolus masuk terlalu cepat
Kerja lidah tidakn efektif pada pembentukan bolus
Ketidakmampuan membersihkan rongga mulut
Makanan jatuh dari mulut
Makanan terdorong keluar dari mulut
Makanan terkumpul di sulkus lateral
Mengatup putting susu tidak efisien
Menghisap putting susu tidak efesien
Mengunyah tidak efesien
Muntah sebelum menelan
Ngiler
Pembentukan bolus terlalu lambat
Piecemeal deglutition
Refluks nasal
Tersedak sebelum menelan
Waktu makan lama dengan konsumsi yang tidak adekuat
2) Tahap Kedua: Faring
Abnormalitas pada fase faring pada pemeriksaan menelan
Batuk
Demam dengan etiologi tidak jelas
Gangguan posisi kepala
Infeksi paru berulang
Keterlambatan menelan
Ketidak adekuatan elevasi laring
Menelan berulang
Menolak makan
Muntah
Refluks nasal
Suara seperti kumur
Tersedak
3) Tahap Ketiga: Esofagus
Abnormalitas pada fase esophagus pada pemeriksaan menelan
Bangun malam hari
Batuk malam hari
Bruksisme
Hematemesis
Hiperekstensi kepala
Kegelisahan yang tidak jelas seputaran waktu makan
Keluhan ada yang menyangkut
Kesulitan menelan
Menelan berulang
Menolak makan
Muntah
Muntahan di bantal
Nyeri epigastrik
Nyeri ulu hati
Odinofagia
Pembatasan volume
Pernafasan bau asam
Regurgitasi
3. Kesiapan Menikatkan Nutrisi
Suatu pola asupan nutrisi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik dan dapat
ditingkatkan
a. Ditandai dengan :
- Menyatakan keinginan untuk meningkatkan nutrisi
H. Rencana Keperawatan
Diagnosa Rencana Keperawatan
Keperawatan/
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Tgl Masalah
Kolaborasi
Ketidakseimbangan NOC: NIC:
Setelah diberikan asuhan
nutrisi kurang dari
keperawatan selama ...x24 1. Bantuan 1) Mempersiapkan ibu baru
kebutuhan tubuh
jam pada gangguan Pemberian Asi untuk menyusui bayinya
2) Mencegah dan menangani
Berhubungan ketidakseimbangan nutrisi 2. Manajemen
pembatasan diet yang
dengan... ditandai kurang dari kebutuhan
gangguan
sangat ketat dan aktivitas
dengan... tubuh, diharapkan kriteria makan
berlebih atau memasukkan
hasil:
Status gizi: Asupan makanan dan minuman
makanan dan cairan yang 3. Manajemen dalam jumlah banyak.
3) Meningkatkan
dibuktikan oleh indikator gangguan
keseimbangan elektrolit
sebagai berikut(tidak elektrolit
dan pencegahan komplikasi
adekuat, sedikit adekuat,
akibat dari kadar elektrolit
cukup adekuat, adekuat,
serum yang tidak normal
sangat adekuat):
a. Makanan oral, atau di luar harapan
4. Pemantauan 4) Mengumpulkan dan
pemberian makanan
elektrolit menganalisis data pasien
lewat selang, atau
untuk mengatur
nutrisi parenteral total
b. Asupan cairan oral keseimbangan elektrolit
5) Pengumpulan dan analisis
atau IV
data pasien untuk mengatur
5. Pemantauan
keseimbangan cairan
cairan
6) Mengatur dan mencegah
komplikasi akibat
perubahan kadar cairan dan
elektrolit
7) Menggunakan proses
6. Manajemen bantuan interaktif untuk
cairan/elektrolit membantu
mempertahankan
7. Konseling keberhasilan menyusui
laktasi 8) Membantu atau
menyediakan asupan
makanan dan cairan diet
8. Manajemen seimbang, serta
nutrisi(ketahui menyediakan makanan
makanan sesuai dengan kesukaan
kesukaan pasien
pasien) 9) Pemberian makanan dan
cairan untuk mendukung
proses metabolik pasien
9. Terapi nutrisi
yang malnutrisi atau
berisiko tinggi terhadap
malnutrisi
10) Mengumpulkan dan
10. Pemantauan menganalisis data pasien
nutrisi untuk mencegah dan
meminimalkan kurang gizi
11. Bantuan
11) Membantu individu untuk
Perawatan-
makan
Diri : Makan 12) Untuk mengetahui jumlah
kalori dan jenis zat gizi
12. Kolaborasi
yang dibutuhkan untuk
dengan ahli gizi
memenuhi kebutuhan
dan dokter
nutrisi pasien
I. Referensi
Tarwoto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4.
Jakarta : Salemba Medika.
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Mubarak, Wahit Iqbal.2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia :Teori dan Aplikasi dalam
Praktik. Jakarta: EGC.
Potter &Perry.2006.Buku Ajar Fundamental Keperawatan Volume 2 Edisi 4.Jakarta: Buku
Kedokteran EGC
Craft-Rosernberg,Martha, dan Kelly Smith, MSN, RN.2010. NANDA DIAGNOSA
KEPERAWATAN Definisi dan Klasifikasi.Yogyakarta : Digna Pustaka.