BAB I
PENDAHULUAN
Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon. Perilaku
tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orang tua, teman, Perubahan perilaku
Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku
terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu masukan
(input), proses, dan keluaran (output. lndividu atau masyarakat dapat merubah perilakunya bila
tersebut. Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di dalam
individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya yang disebut
Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu
sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas,
mencakup: berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan internal
(internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk
kepentingan kerangka analisis dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh
organisme tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi
baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa
faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk
perilaku manusia. Hereditas atau faktor keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk
perkembangan perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan lingkungan adalah
1. Kesiapan individu intuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau
Ketiga faktor diatas dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berhubungan dengan
kepribadian dan lingkungan individu, serta pengalaman berhubungan dengan sarana dan
petugas kesehatan. Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti persepsi tentang
terhadap penyakit, potensi ancaman, dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan
memberikan keuntungan.
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas
Proses perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar, proses tersebut
a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus
c. Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut
(stimulus).
b. Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning process).
Teori S-O-R
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara sebab atau
alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila terjadi stimulus dari luar
yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi ketidak seimbangan (dissonance).
Kalau akhirnya stilmulus tersebut direspons positif (menerimanya dan melakukannya) maka
berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi
(conssonance).
Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi karena adanya
kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan, panas).
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap gejala sosial).
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab situasi (marah,
senang).
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining
forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua
kekuatan tersebut.
Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yakni :
a. Perubahan alamiah (natural change): Perubahan perilaku karena terjadi perubahan alam
internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini berbeda pada
setiap individu.
b. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku tersebut, maka kegiatan promosi kesehatan sebagai
a. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepaada faktor predisposisi adalah pemberian
b. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin (enabling) adalah
c. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat (reinforcing) adalah
berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun non formal.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang
bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk
b. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia
c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku
masyarakat.
3.2 Saran
ini. Namun, sebagai manusia biasa yang membutuhkan bantuan orang lain, penulis
mengaharapkan dukungan baik dalam bentuk kritik dan saran, semoga dengan itu semua dapat
membuat makalah ini semakin baik dan berguna bagi semua orang.