Anda di halaman 1dari 12

SOP

Standar Operasional Prosedur


PENANGANAN SAMPAH / LIMBAH MEDIS di FASYANKES

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


01/SOP-Limbah ................................... 12
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG Medis/2017
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang

Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :


Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Penanganan sampah medis dengan tepat dan aman sehingga tidak
membahayakan dan menimbulkan gangguan kesehatan bagi masyarakat
Tujuan Agar sampah medis di puskesmas dan rumah sakit dapat ditangani dengan
baik dan aman sehingga tidak membahayakan lingkungan dan kesehatan
masyarakat
Kebijakan 1. Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah
2. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
4. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 Rumah Sakit
5. Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun
6. Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun
7. Permenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit
8. Permen LHK P.56/Menlhk-Sekjen/2015 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah B3 dari FASYANKES
Standar Tenaga Petugas adalah orang yang telah dilatih/mendapat pengetahuan tentang
penanganan sampah medis dengan didampingi oleh Petugas Sanitasi
Standar Sarana dan 1. Alat Pelindung Diri (Sarung tangan tebal dan aman dari kulit/karet,
Prasarana masker, apron)
2. Wadah tempat sampah medis (kuat, tidak mudah robek dan ada tutup)
a. Wadah warna kuning (safety box) : untuk semua sampah medis yang
akan dibakar di incenerator
b. Wadah warna merah : untuk sampah medis yang dibakar tidak
dengan incenerator / dikubur dengan sanitary landfill
Reagen -
Prosedur Tetap 1. Persiapan petugas
2. Persiapan alat
3. Melaksanakan penanganan sampah medis cair dan padat sesuai SOP
Cara Melaksanakan 1. Penanganan Sampah Medis Cair yang Terkontaminasi (darah, feses,
Tiap Kegiatan urin dan cairan tubuh lainnya).
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa
sampah tersebut.
b. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah tersebut pada bak yang
mengalir atau dalam toilet, hindari percikannya.
c. Cuci toilet dan bak secara hati-hati dan siram dengan air untuk
membersihkan sisa-sisa sampah, hindari percikannya.
d. Dekontaminasi wadah specimen dengan larutan klor 0,5 % atau
disenfeksi lokal lainnya yang adekuat, dengan merendam selama 10
menit sebelum dicuci.
e. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan
dekontaminasi, kemudian cuci sarung tangan.
2. Penanganan Sampah Medis Padat (Misalnya pembalut yang sudah
digunakan dan benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi
dengan darah atau materi organic lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa
sampah tersebut.
b. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci dan
tidak korosif (plastic atau metal yang berlapis seng) dengan tutup
yang rapat.
c. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama dan bawa
sampah-sampah yang dapat dibakar ke tempat pembakaran. Jika
tempat pembakaran tidak tersedia maka bisa dilakukan penguburan.
d. Pembakaran atau penguburan harus segera dilakukan sebelum
tersebar ke lingkungan sekitar. Pembakaran adalah metode terbaik
untuk membunuh mikroorganisme.
e. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi
serta cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan
sampah tersebut.
3. Penanganan Sampah Medis berupa Benda Tajam (jarum, silet, mata
pisau dan lain-lain)
a. Gunakan sarung tangan yang aman
b. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat sampah yang
tahan pecah misalnya ember tertutup/safety box.
c. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang
memerlukan sehingga sampah-sampah tajam tersebut tidak perlu
dibawa terlalu jauh sebelum dibuang.
d. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik, jangan
menekuk atau mematahkan jarum sebelum dibuang.
e. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah penuh, tutup dengan
rapat.
f. Diangkut untuk dimusnahkan di incenerator
g. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi
serta cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan
sampah tersebut.
Catatan 1. Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :
- Simpan dalam kontainer yang memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam wadah warna dan kode terpisah
- Ditaruh pada tempat yang kering
- Aman dari orang yang tidak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah
SOP
Standar Operasional Prosedur
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat/STBM

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


02/SOP- ................................... 12
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG STBM/2017
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk
mengubah perilaku higienes dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metode pemicuan
Tujuan Mewujudkan perilaku masyarakat yang higienes dan saniter secara mandiri
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya melalui 5 (lima) Pilar STBM
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan STBM :
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 852 Tahun 2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi
Total Berbasis Masyarakat (STBM)
3. Permenkes No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Standar Tenaga Minimal 1 petugas kesling dan 1 petugas Promkes
Standar Sarana dan 1. Peta wilayah/sanitasi
Prasarana 2. Buku dan alat tulis
3. Alat Peraga Pemicuan
Prosedur Tetap 1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak
terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi
dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran.
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan
dan pemeliharaan.
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.
Cara Melaksanakan 1. Analisis Data Sanitasi Jamban
Tiap Kegiatan 2. Penyusunan Jadwal kegiatan STBM
3. Koordinasi dengan Tim STBM tingkat Puskesmas/ Lintas Program
4. Koordinasi dengan Kepala Desa, Kepala Dusun, dan Ketua RT
5. Membuat Surat Tugas STBM
6. Pemicuan ke dsun/RT
7. Pembentukan Tim Kerja Desa/Dusun
8. Pendampingan Rencan Tindak Lanjut Tim Kerja Desa/Dusun
9. Monitoring Evaluasi
10. Pelaporan
Hal-hal yang perlu Berkomunikasi menggunakan bahasa yang mudah dimengerti (Bahasa
diperhatikan Indonesia/Bahasa Masyarakat setempat) melakukan pemeriksaan dan
pengamatan harus cermat, cepat dan sesuai dengan form yang telah
ditetapkan.
Unit Terkait - Pengelola Program Promkes
- Petugas Puskesmas Pembantu
- Petugas Poskesdes
Catatan
SOP
Standar Operasional Prosedur
PEMICUAN Sanitasi Total Berbasis Masyardkat (STBM)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


03/SOP- ................................... 1
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG Pem.STBM/20
DINAS KESEHATAN 17
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang

Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :


Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Strategi dalam pencapaian STBM melalui pendekatan perubahan perilaku
hygiene dan sanitasi secara kolektif melalui pemberdayaan masyarakat
dengan metoda pemicuan
Tujuan meningkatkan akses terhadap sarana sanitasi yang difasilitasi oleh pihak
diluar komunitas sehingga masyarakat dapat mengambil keputusan untuk
meningkatkan akses terhadap sarana jamban berdasarkan analisa kondisi
lingkungan tempat tinggal dan resiko yang dihadapinya
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan pemicuan STBM
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 852 Tahun 2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM)
3. Permenkes No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat (STBM)
Standar Tenaga Minimal 1 petugas kesling dan 1 petugas Promkes
Standar Sarana dan 1. Peta wilayah
Prasarana 2. Buku dan alat tulis
3. Alat Peraga Pemicuan
Prosedur Tetap 1. Tidak adanya subsidi yang diberikan kepada masyarakat, tidak
terkecuali untuk kelompok miskin untuk penyediaan fasilitas sanitasi
dasar.
2. Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan masyarakat sasaran.
3. Menciptakan prilaku masyarakat yang higienis dan saniter untuk
mendukung terciptanya sanitasi total.
4. Masyarakat sebagai pemimpin dan seluruh masyarakat terlibat dalam
analisa permasalahan, perencanaan, pelaksanaan serta pemanfaatan
dan pemeliharaan.
5. Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi.

Cara Melaksanakan 1. Perkenalan


Tiap Kegiatan 2. Sampaikan maksud dan tujuan
3. Pencairan suasana
4. Minta ijin ke masyarakat bahwa kita boleh belajar
5. Pemetaan
6. Penelusuran lokasi pilar STBM
7. Alur kontaminasi
8. Simulasi kontaminasi
9. Diskusi kelompok
10. Pemicuan bagi yang berubah dibuat kesepakatan pelaksanaan
11. Membentuk komite dan merumuskan rencana tindak lanjut pemicuan
12. Penutup

Catatan -
SOP
Standar Operasional Prosedur
PELAYANAN KLINIK SANITASI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


04/SOP-P.Klinik ................................... 1
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG Sanitasi/2017
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang

Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :


Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Pelayana Klinik Sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah
kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan
lingkungan, pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan
bantuan teknis dari petugas puskesmas. Klinik sanitasi bukan sebagai unit
pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian integral dari kegiatan
Puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait di
wilayah kerja Puskesmas.
Tujuan Sebagai Pedoman kerja bagi petugas dalam memberikan pelayanan Klinik
Sanitasi di Puskesmas
Kebijakan 1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Standar Tenaga Petugas adalah Sanitarian dan Petugas Promosi Kesehatan
Standar Sarana dan 1. Panduan wawancara sesuai dengan masalah yang dihadapi pasien/klien
Prasarana 2. Sarana penyuluhan (Leaflet/lembar balik, dll)
3. Alat untuk pencatatan dan pelaporan (buku notulen dan ballpoint)
Reagen -
Prosedur Tetap 1. Persiapan petugas
2. Persiapan alat dan bahan
3. Melaksanakan pelayanan klinik sanitasi sesuai SOP
Cara Melaksanakan 1. Petugas menerima pasien/klien dari loket pendaftaran / klinik umum
Tiap Kegiatan 2. Wawancara terhadap pasien (identitas pribadi dan anggota keluarga,
masalah yang sedang dihadapi / yang mau dikonsulkan, keadaan
lingkungan tempat tinggal (sarana air bersih, jamban keluarga, tempat
pembuangan / pengelolaan sampah, TTU, TPM). Keadaan rumah tempat
tinggal (lantai, dinding, atap, luas ruangan, pencahayaan, ventilasi, dll)
3. Petugas melaksanakan analisa masalah berdasarkan informasi dari
pasien/klien
4. Petugas melakukan konseling dan penyuluhan atas masalah yang
dihadapi pasien/klien
5. Petugas memberikan alternatif pemecahan masalah dan
mendiskusikannya dengan pasien/klien alternatif mana yang bisa
dikerjakan oleh pasien/klien
6. Bila diperlukan, membuat kesepakatan dengan pasien/klien tentang jadual
kunjungan lapangan/rumah
7. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan klinik
sanitasi yang telah dilakukannya
Dokumen Terkait Kartu Status klien dan Buku registrasi Klinik Sanitasi
Unit Terkait - KIA dan Gizi
Catatan Kriteria utama penderita penyakit berbasis lingkungan yang dirujuk ke klinik
sanitasi :
1. Pasien menderita penyakit yang diduga kuat berkaitan dengan faktor
lingkungan : Diare, DBD, Malaria, Penyakit kulit, Penyakit Kecacingan, TB
Paru
2. Pada kunjungan sebelumnya pasien pernah menderita penyakit yang
sama (berulang)
3. Dalam 1 keluarga terdapat 2 orang atau lebih menderita penyakit yang
sama. Khusus untuk penderita TB Paru BTA +, Malaria dan DBD harus
dirujuk ke klinik sanitasi
4. Adanya kecendrungan jumlah penderita meningkat atau potensial KLB
SOP
Standar Operasional Prosedur
INSPEKSI SANITASI SARANA AIR BERSIH (SAB)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


05/SOP- ................................... 1
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG IS.SAB/2017
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
April 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Pemantauan/pengawasan sarana air bersih (perpipaan maupun non
perpipaan) yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari hari, dengan cara pengamatan serta penilaian kualitas fisik dan
faktor resikonya
Tujuan Mengetahui kualitas fisik dan faktor resiko sarana air bersih yang digunakan
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat pengguna sarana air
bersih
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes RI No. 416/Menkes/Per/IX/1990 tentang syarat-syarat dan
Pengawasan Kualitas Air Bersih
Standar Tenaga Petugas adalah sanitarian
Standar Sarana dan 1. Data kepemilikan dan pemanfaatan sarana air bersih
Prasarana 2. Form inspeksi sanitasi sarana air bersih
3. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur Tetap 1. Melaksanakan pendataan kepemilikan dan pemanfaatan SAB
2. Melaksanakan inspeksi sanitasi SAB
3. Melaksanakan pembinaan kepada pemilik / pengguna SAB
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
Cara Melaksanakan 1. Lakukan pendataan mengenai kepemilikan dan pemanfaatan SAB
Tiap Kegiatan 2. Tentukan lokasi dan jenis SAB yang akan diinspeksi (perpipaan atau non
perpipaan)
3. Lakukan inspeksi SAB sesuai dengan jenisnya
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Kemudian tentukan faktor resikonya (rendah, sedang, tinggi, amat tinggi)
6. Sampaikan hasil inspeksi SAB kepada pemilik / pengguna SAB
7. Jika hasil inspeksi tinggi / amat tinggi beri pengarahan / saran perbaikan
kepada pemilik / pengguna SAB
8. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -
SOP
Standar Operasional Prosedur
PENYEHATAN TEMPAT TEMPAT UMUM (TTU)

No. No. Revisi : Halaman :


Dokumen : ................................... 1
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG 06/SOP-
DINAS KESEHATAN Penyehatan
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
TTU/2017
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian 1. Penyehatan TTU merupakan kegiatan pengawasan terhadap TTU agar
tercipta kondisi TTU yang memenuhi syarat kesehatan, bebas dari faktor
resiko penyakit dan kecelakaan terhadap masyarakat di dalam TTU
maupun terhadap masyarakat di sekitar / di luar TTU tersebut
2. Tempat tempat umum (TTU) adalah tempat kegiatan bagi umum yang
dilaksanakan oleh badan pemerintah, swasta maupun perorangan yang
langsung digunakan oleh masyarakat serta memiliki fasilitas. Yang
termasuk ke dalam TTU adalah sarana pendidikan, sarana ibadah,
perkatoran, hotel, sarana kesehatan, tempat rekreasi, pasar, terminal, dll
Tujuan Melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
pengelola TTU sehingga tercipta kondisi TTU yang memenuhi syarat
kesehatan
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TTU
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes RI No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman
Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum
Standar Tenaga Petugas adalah sanitarian
Standar Sarana dan 1. Form inspeksi sanitasi/checklist TTU
Prasarana 2. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur Tetap 1. Melakukan pengumpulan data TTU
2. Melakukan pengawasan terhadap TTU
3. Melakukan pembinaan terhadap TTU yang diperiksa
4. Pencatatan dan pelaporan
Cara Melaksanakan 1. Lakukan pendataan TTU yang ada di wilayah kerja
Tiap Kegiatan 2. Tentukan lokasi TTU yang akan diawasi / dibina
3. Lakukan inspeksi sanitasi TTU dan lingkungan sekitarnya
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Sampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TTU (pembinaan /
penyuluhan)
6. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -
SOP
Standar Operasional Prosedur
PENYEHATAN TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DAN MINUMAN
(TPM)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG
07/SOP- ................................... 1
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
Penyehatan
TPM/2017
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Penyehatan TPM merupakan kegiatan pengawasan terhadap tempat
pengelolaan makanan dan minuman agar memenuhi persyaratan kesehatan
baik dari segi lokasi, konstruksi, cara pengelolaan, penyiapan, pengemasan
dan pengedarannya serta perilaku hygiene penjamahnya.
Tujuan Melaksanakan pemeriksaan dan pembinaan terhadap masyarakat dan
pengelola TPM sehingga tercipta kondisi TPM yang memenuhi syarat
kesehatan
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
serta pembinaan kepada masyarakat dan pengelola TPM
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. PP No. 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi, Pangan
3. Permenkes No. 942/Menkes/Sk/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan
Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan
4. Permenkes No. 1098/Menkes/SK/VII/2003 tentang Persyaratan Hygiene
Sanitasi Makanan dan Restoran
5. Permenkes No. 1096/Menkes/SK/VI/2003 tentang Hygiene Sanitasi
Jasaboga
6. Permenkes No. 43 Tahun 2014 Hygiene Sanitasi Depot Air Minum
Standar Tenaga Petugas adalah sanitarian
Standar Sarana dan 1. Form inspeksi sanitasi/checklist pemeriksaan TPM
Prasarana 2. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur Tetap 1. Melakukan pengumpulan data mengenai TPM
2. Melakukan pengawasan terhadap TPM
3. Melakukan pembinaan terhadap TPM yang diperiksa
4. Pencatatan dan pelaporan
Cara Melaksanakan 1. Lakukan pendataan TPM yang ada di wilayah kerja
Tiap Kegiatan 2. Tentukan lokasi TPM yang akan diawasi / dibina
3. Lakukan inspeksi sanitasi TPM dan lingkungan sekitarnya
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Sampaikan hasil inspeksi kepada pengelola TPM (pembinaan /
penyuluhan)
6. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -
SOP
Standar Operasional Prosedur
SANITASI RUMAH SEHAT

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


08/SOP- ................................... 1
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG SRS/2017
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Rumah sehat adalah rumah yang memenuhi beberapa persyaratan lain :
Memenuhi kebutuhan physiologis, Memenuhi kebutuhan sychologis,
Memenuhi kebutuhan sychologis dan aman mencegah terjadinya
kesehatan.
Tujuan Untuk mengetahui Kesehatan rumah warga, Saluran Pembuangan Air
Limbah/SPAL, dan sarana air bersih masyarakat
Kebijakan 1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan
Kesehatan Perumahan
Standar Tenaga Minimal 1 petugas kesling/sanitarian
Standar Sarana dan 1. Daftar sasaran
Prasarana 2. Daftar Pertanyaan
3. Alat Tulis
4. Media Penyuluhan
Prosedur Tetap 1. Petugas sanitasi berkoordinasi dengan kader kesling tentang rencana
pendataan
2. Kader kesling melaksanakan pengumpulan data dengan cara
mengunjungi rumah tangga di tiap wilayah sesuai dengan pembagian
wilayah masing-masing
3. Kader melakukan wawancara pada KK/Istri dan observasi kondisi
lingkungan/rumah
4. Kader melakukan pencatatan hasil wawancara/observasi dalam
kuesioner yang dibawa secara cermat
5. Data hasil pendataan dipegang kader pendata, hasil pendataan
diserahkan oleh kader kesling kepada petugas sanitasi puskesmas
6. Petugas sanitasi puskesmas mengelola data untuk mengetahui urutan
permasalahan
Hal-hal yang perlu KK yang disurvey diambil secara bertahap
diperhatikan

Unit Terkait Lintas Program, dan Lintas Sektor

Dokumen Terkait Laporan Inspeksi Sanitasi Rumah Sehat


Catatan -
SOP
Standar Operasional Prosedur
INSPEKSI SANITASI DEPOT ISI ULANG AIR MINUM (DAMIU)

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


09/SOP- ................................... 1
PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG IS.DAMIU/2017
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Kegiatan pemeriksaan Inspeksi Sanitasi hygiene dan sanitasi lingkungan
setempat di tempat isi ulang air minum
Tujuan 1. Sebagai acuan pemeriksaan sanitasi di tempat isi ulang air minum
2. Mengetahui kualitas fisik dan faktor risiko sarana air bersih yang
digunakan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari hari
3. Agar tercipta tempat isi ulang air minum yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan lingkungan
Kebijakan Sebagai acuan bagi petugas dalam pelaksanaan kegiatan inspeksi sanitasi
sarana air bersih serta pembinaan kepada masyarakat pengguna sarana air
bersih
1. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air
Minum
3. Permenkes No. 736/Menkes/Per/VI/2010 tentang Tata Laksana
Pengawasan Kualitas Air Minum
4. Permenkes RI No. 43 tahun 2014 tentang Higiene Sanitasi Depot Air
Minum
Standar Tenaga Petugas adalah sanitarian
Standar Sarana dan 1. Data kepemilikan dan pemanfaatan sarana air minum
Prasarana 2. Form inspeksi sanitasi sarana air minum
3. Alat Pemeriksaan Sanitasi (Termometer, Luxmeter, pH meter, Sound
Levelmeter, Senter)
4. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur Tetap 1. Melaksanakan pendataan kepemilikan dan pemanfaatan Depot Air Minum
2. Melaksanakan inspeksi sanitasi Depot Air Minum
3. Melaksanakan pembinaan kepada pemilik / pengguna Depot Air Minum
4. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan
Cara Melaksanakan 1. Lakukan pendataan mengenai kepemilikan dan pemanfaatan Depot Air
Tiap Kegiatan Minum
2. Tentukan lokasi Depot Air Minum yang akan diinspeksi (perpipaan atau
non perpipaan)
3. Lakukan inspeksi sanitasi Depot Air Minum sesuai syarat kesehatan
4. Catat hasil inspeksi pada form inspeksi
5. Kemudian tentukan faktor resikonya (rendah, sedang, tinggi, amat tinggi)
6. Sampaikan hasil inspeksi Depot Air Minum kepada pemilik Depot Air
Minum
7. Jika hasil inspeksi tinggi / amat tinggi beri pengarahan / saran perbaikan
kepada pemilik Depot Air minum
8. Catat hasil kegiatan ke dalam buku register dan laporkan hasil kegiatan
kepada kepala puskesmas / dinas kesehatan
Catatan -
SOP
Standar Operasional Prosedur
PENCATATAN DAN PELAPORAN
KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG
10/SOP- ................................... 1
DINAS KESEHATAN
Jl. DI. Panjaitan No. 40 Ketapang
Lap.Kesling/2017
Tanggal Disusun Oleh : Ditetapkan :
Ditetapkan Penanggung Jawab Seksi Plt. Kepala Dinas Kesehatan
Penyehatan Lingkungan dan Kab. Ketapang
Maret 2017 Kesja Kab. Ketapang Sekretaris Dinas,

NUHDI ARFARISY, ST., M.Kes HARTO, SE., M.Si


NIP. 19780522 200903 1 006 Pembina Tk.I
NIP. 19670612 199604 1 001
Pengertian Rangkaian pencatatan, pendokumentasian sampai pelaporan kegiatan
kesehatan lingkungan
Tujuan Untuk mengetahui dan menganalisa pencapaian kegiatan kesehatan
lingkungan
Kebijakan Sebagai acuan dalam melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan
kesehatan lingkungan :
1. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
2. Permenkes RI No. 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan
Kesehatan Lingkungan Di Puskesmas
Standar Tenaga Petugas adalah sanitarian
Standar Sarana dan 1. Form laporan bulanan Kesehatan Lingkungan
Prasarana 2. Form hasil Inspeksi Kesehatan Lingkungan
3. Buku dan alat tulis
Reagen -
Prosedur Tetap Persiapan petugas (sesuai SOP)
Persiapan alat dan bahan (sesuai SOP)
Cara Melaksanakan 1. Tulis hasil kegiatan harian inspeksi sanitasi ke dalam buku kegiatan
Tiap Kegiatan harian
2. Rekap hasil kegiatan inspeksi sanitasi yang dilakukan selama 1 bulan
3. Salin hasil rekap kegiatan ke form laporan bulanan kesehatan lingkungan
4. Buat salinan laporan rangkap 2 (untuk disetor ke Seksi Penyehatan
Lingkungan dan Kesehatan Kerja di Dinas Kesehatan Kabupaten
Ketapang dan untuk arsip puskesmas)
Catatan Laporan bulanan dikirim ke Dinas Kesehatan paling lambat tanggal 10

Anda mungkin juga menyukai