Anda di halaman 1dari 10

Vol: 3 No.

2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

ANALISA PERFORMANSI SISTEM KENDALI FREKUENSI TENAGA


LISTRIK MULTIMESIN DENGAN METODA LINEAR QUADRATIC
REGULATOR (LQR)

Heru Dibyo Laksono* dan M. Reza Permana**


*Staff Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas
**Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Andalas

AbstrakJurnal ini membahas tentang analisa performansi sistem kendali frekuensi tenaga listrik
multimesin dengan metoda Linear Quadratic Regulator (LQR). Sistem kendali frekuensi tenaga listrik
multimesin ini merupakan subsistem tenaga listrik yang terdiri dari dua atau lebih generator yang saling
terinterkoneksi dan merupakan subsistem yang paling berpengaruh terhadap performansi sistem tenaga
listrik terutama performansi terhadap tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga listrik. Performansi
tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga listrik ini merupakan salah satu faktor penting yang harus
diperhatikan dalam operasi sistem tenaga listrik dan merupakan salah satu indikator yang menunjukkan
performansi sistem tenaga listrik saat terjadi gangguan. Gangguan gangguan ini
menyebabkanperubahan nilai parameter yang mengakibatkansistem kendali frekuensi tenaga listrik
multimesin akan terganggu dan berakibat sistem tidak mampu lagi bekerja secara normal setelah
mengalami gangguan. Dengan menggunakan metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) dilakukan
analisa performansi tanggapan deviasi frekuensi dari sistem kendali frekuensi tenaga listrik multimesin.
Analisa performansi yang dilakukan meliputi analisa performansi dalam domain waktu dan domain
frekuensi. Hasil analisa menunjukkan bahwa performansi tanggapan deviasi frekuensi sistem kendali
frekuensi tenaga listrik multimesin dengan metoda metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) mempuyai
performansi yang lebih baik.

Kata kunci : sistem kendali frekuensi, multimesin, Linear Quadratic Regulator (LQR)

AbstractThis journal discusses about the performance analysis of frequency control power system in
multi machine with Linear Quadratic Regulator method (LQR). The frequency control power system in
multi machine is power subsystem consists of two or more generators are interconnected each other and
the most influential subsystem on the performance of power system primarily to the performance toward
frequency deviation responses of the power system. The Performance of frequency deviation response
power system is one of the important factors that must be considered in the operation of electric power
system and the indicator show the performance of the power system during disturbance. Disturbances
causes changes in parameter values which lead to frequency control power system in multi machine will
be disrupted so it result system no longer able to work normally after disturbance. By using the method
of Linear Quadratic Regulator (LQR) is conducted performance analysis of frequency control power
system in multi machine. The Performance analysis was conducted on the performance analysis in the
time and frequency domain. The result of analysis shows that the performance of frequency deviation
response in of multi machine frequency control power system with Linear Quadratic Regulaetor method
has better performance.

Keywords: Frequency control system, Multi Machine , Linear Quadratic Regulator (LQR)

1. PENDAHULUAN sudah dilakukan dengan berbagai metoda


diantaranya metoda logika fuzzy dan kendali
Performansi tanggapan deviasi frekuensi konvensional dengan pengendali Integral [1].
sistem tenaga listrik merupakan salah satu Penelitian ini membahas tentang analisa
indikator performansi sistem tenaga listrik saat performansi sistem kendali frekuensi tenaga
terjadi gangguan. Usaha untuk memperbaiki listrik multi mesin dalam domain waktu tetapi
tanggapan deviasi frekuensi pada sistem tenaga analisa performansi dalam domain frekuensi
listrik multimesin akibat perubahan beban

Jurnal Nasional Teknik Elektro 167


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

tidak dilakukan. Metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) [2], dengan


pembahasan pada analisa performansi sistem frekuensi dengan diagram blok pada Gambar
kendali frekuensi tenaga listrik multimesin 1. Adapun tujuan dasar dari pengaturan
dalam domain waktu. Dengan pengendali frekuensi adalah memberikan keseimbangan
Proporsional Integral Diferensial (PID) daya aktif antara sistem pembangkit dan
Optimal [3]. Adapun pembahasan dalam jurnal beban, memperkecil penyimpangan frekuensi
ini ditekankan pada analisa performansi sistem akibat perubahan beban secara tiba-tiba agar
kendali frekuensi tenaga listrik multimesin perubahan frekuensi tersebut mendekati nol
dalam domain waktu. Dengan pengendali dan menjaga aliran daya pada tiap pembangkit
Integral (I), pengendali Proporsional Integral yang saling terinterkoneksi agar berada pada
(PI) dan pengendali Proporsional Integral kemampuan kapasitas masing - masing
Diferensial (PID) [4]. Pembahasan pada jurnal generator. Selain itu berdasarkan diagram
ini juga ditekankan pada analisa performansi sistem kendali frekuensi pada Gambar 1.
sistem kendali frekuensi tenaga listrik dibentuk diagram blok dari sistem kendali
multimesin dalam domain waktu. Berdasarkan frekuensi multimesin yang diperlihatkan pada
kajian tersebut maka dilakukan analisa Gambar 2.
performansi sistem kendali frekuensi tenaga Perilaku dinamis sistem kendali frekuensi
listrik multimesin dalam domain waktu dan tenaga listrik multimesin [6]ini dinyatakan
domain frekuensi dengan menggunakan dalam bentuk persamaan keadaan (1) dan (2)
metoda Linear Quadratic Regulator (LQR). berikut
Adapun alasan digunakan metoda Linear x t = Ax t + Bu t Lw t (1)
Quadratic Regulator (LQR) ini dikarenakan
metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) ini y t = Cx t (2)
menjamin sistem bersifat stabil. dimana
Dengan penelitian ini diharapkan nantinya A : matrik keadaan
diperoleh informasi performansi dalam domain B : matrik masukan
waktu dan domain frekuensi dari sistem C : matrik keluaran
kendali frekuensi tenaga listrik multimesin. L : Matrik gangguan
Agar tercapai hasil penelitian yang efektif dan Untuk matrik A pada persamaan (1) disusun
efisien maka penelitian ini dibatasi sebagai atas submatrik yang dinyatakan dalam bentuk
berikut persamaan (3) berikut
1. Model sistem kendali frekuensi tenaga A11 A12 A13
listrik multimesin bersifat linier, tak A = A 21 A 22 A 23 (3)
berubah terhadap waktu dan kontinu
A31 A32 A33
2. Sistem kendali frekuensi tenaga listrik
multimesin bersifat banyak masukan dan dimana
banyak keluaran 1 K p1
3. Analisa dilakukan dengan bantuan - 0
perangkat lunak Matlab. Tp1 Tp1
1 1
A11 = 0 (4)
2. TINJAUAN PUSTAKA Tt1 Tt1
1 1
Pada bagian ini membahas tentang 0
pemodelan matematis sistem kendali R1Tg1 Tg1
frekuensi tenaga listrik multimesin dan K p1
T

metoda Linier Quadratic Regulator (LQR) A12 = - 0 0 (5)


Menurut [5], Pengendalian daya aktif Tp1
pada generator berkaitan dengan pengaturan 0 0 0
frekuensi. Frekuensi itu sendiri diatur oleh A13 = 0 0 0 (6)
putaran rotor generator yang terkopel dengan
pengerak mula (prime mover). Pengendalian 0 0 0
daya aktif ini dilakukan oleh sistem kendali A 21 = T12 0 0 (7)

Jurnal Nasional Teknik Elektro 168


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

A22 = 0 (8) Untuk matrik C pada persamaan (1) disusun


atas submatrik yang dinyatakan dalam bentuk
A 23 = -T12 0 0 (9) persamaan (16) berikut.
0 0 0 C = C1 C2 C3 (16)
A31 = 0 0 0 (10) dimana
0 0 0 b 0 0 1 0 0 0
C1 = 1 C2 = C3 =
K p2
T
0 0 0 1 b2 0 0
A32 = 0 0 (11) (17)
Tp2 Vektor x t dinyatakan dalam bentuk
1 K p2 persamaan (18) berikut
- 0
Tp2 Tp2 x t = f1 Pt1 Pv1 Ptie f 2 Pt2 Pv2 (18)
T

1 1
A33 = 0 (12) Vektor u t dinyatakan dalam bentuk
Tt2Tt2
persamaan (19) berikut.
1 1
u t = Pc1 t Pc2 t
T
0 (19)
R 2 Tg2 Tg2
Vektor w t dinyatakan dalam bentuk
Untuk matrik B pada persamaan (1) disusun
atas submatrik yang dinyatakan dalam bentuk persamaan (20) berikut.
w t = Pd1 t Pd2 t
T
persamaan (13) berikut (20)
B1 Vektor yt dinyatakan dalam bentuk
B = B2 (13)
persamaan (21) berikut.
B3
y t = y1 t y2 t
T
(21)
dimana
Menurut [7], Metoda Linier Quadratic

0 Regulator (LQR) adalah sebuah teknik kendali
0 0 0
modern yang menggunakan pendekatan

B1 = 0 0 B2 = 0 0 B3 = 0 0 persamaan keadaan Sistem kendali yang akan
ditinjau dinyatakan dengan persamaan (22)
1 0 1 berikut
0 Tg2
Tg1 x t = Ax t + Bu t (22)
(14) dimana akan ditentukan matrik K dari vektor
Untuk matrik L pada persamaan (1) disusun kendali dalam bentuk persamaan (23) berikut
atas submatrik yang dinyatakan dalam bentuk u t = -Kx t (23)
persamaan (15) berikut. dengan meminimumkan indeks performansi
L1 yang dinyatakan dalam bentuk persamaan
L = L 2 (15) (24)untuk metoda Linier Quadratic Regulator
L3 (LQR) berikut

dimana J = x ' t Q x t + u ' t Ru t dt (24)
K p1 K p2 0

0 0 dimana Q adalah matrik simetrik nyata definite


Tp1 Tp2 positif (atau semidefinite positif ) dan R adalah
L1 = 0 0 L 2 = 0 0 L3 = 0 0 matrik simetrik nyata definite positif. Matrik Q
dan matrik R menentukan kepentingan relatif
0 0 0 0
dari kesalahan dan kebutuhan energi. Selain
itu dianggap bahwa vektor kendali u t tanpa
kendala. Dengan mensubstitusikan persamaan
(23) ke persamaan (22) diperoleh persamaan
(25) berikut

Jurnal Nasional Teknik Elektro 169


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

x t = Ax t - BKx t = A - BK x t (25)
x ' t Q + K ' RK x t = -x ' t Px t -x ' t Px t
Pada penurunan persamaan berikut, dianggap (31)
= x ' t A-BK P + P A-BK x t
'
matrik A - BK adalah stabil. Dengan
mensubstitusikan persamaan (23) ke Dengan membandingkan kedua ruas
persamaan (24) diperoleh persamaan (26) s/d persamaan (31) dan mengingat bahwa
(28) berikut persamaan ini harus berlaku untuk setiap x,

' maka diperoleh persamaan (32) berikut
J x' t Qx t + Kx t RKx t dt (26)
0 A - BK ' P + P A - BK = - Q + K' RK (32)

Berdasarkan metoda kedua Lyapunov jika
J = x ' t Qx t + x ' t K'RKx t dt (27) A - BK merupakan matrik stabil, maka ada
0
matrik definite positif P yang memenuhi
J = x t Q + K RK x t dt
' '
(28) persamaan (22). Selanjutnya dengan
0 mengingat bahwa x = 0 maka indeks
Berdasarkan penyelesaian persoalan optimasi
performansi dinyatakan pada persamaan (33)
parameter diperoleh persamaan (29) berikut
berikut
d

x ' t Q + K ' RK x t x ' t Px t (29)
dt
J = x' 0 P x 0 (33)
Berdasarkan persamaan (29) diperoleh
persamaan (30) dan (31) berikut
x ' t Q + K' RK x t = -x ' t P x t - x ' t P x t (30)

Gambar 1. Diagram Sistem Kendali Frekuensi Pada Generator [5]

-3.5997 5.9996 0 -5.9996 0 0 0


0 -2 2 0 0 0 0

-100 0 -5 0 0 0 0

A= 2 0 0 0 -2 0 0 (34)
0 0 0 7.50236 -6.7521 7.5023 0

0 0 0 0 0 -1.6667 1.6667
0 0 0 0 -53.3333 0 -3.3333

Jurnal Nasional Teknik Elektro 170


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

Gambar 2. Diagram Sistem Kendali Frekuensi Multimesin [6]

0 0
0 0

5 0
(35)
B = 0 0
0 0

0 0
0 3.333

20.6 0 0 1 0 0 0
C = (36)
0 0 0 -1 16.9 0 0
1000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 1.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

0.0000 0.0000 1500.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000

Q = 0.0000 0.0000 0.0000 800.0000 0.0000 0.0000 0.0000 (37)
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 132.0000 0.0000 0.0000

0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.1323 0.0000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 971.0000

5.67000 0.0000
R = (38)
0.0000 4.1957
14.0634 9.0627 15.5166 7.5330 1.6267 1.9217 0.0574
K = (39)
0.4463 2.0239 0.0517 1.2657 11.3392 6.1805 14.4468

Jurnal Nasional Teknik Elektro 171


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

frekuensi sistem tenaga listrik dilakukan


3. METODE PENELITIAN dalam domain waktu dan domain
frekuensi.
Pada bagian ini terdiri dari metodologi o Dalam domain waktu, analisa performansi
penelitian, data - data parameter sistem kendali tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
frekuensi tenaga listrik multimesin, Persamaan listrik multimesin yang dilakukan adalah
keadaan dan kriteria perancangan. analisa performansi tanggapan deviasi
a. Metodologi Penelitian frekuensi sistem tenaga listrik lingkar
Penelitian ini diselesaikan dengan langkah tertutup. Adapun performansi tanggapan
langkah berikut deviasi frekuensi sistem tenaga listrik
o Penelitian ini dimulai dengan pemodelan lingkar tertutup ini ditunjukkan oleh waktu
matematis sistem kendali frekuensi tenaga naik, waktu keadaan mantap dan lewatan
listrik multimesin. Pemodelan matematis maksimum yang diperoleh dari tanggapan
untuk sistem kendali frekuensi tenaga deviasi frekuensi sistem tenaga listrik
listrik multimesin ini terdiri dari beberapa dalam keadaan peralihan.
komponen diantaranya pemodelan o Dalam domain frekuensi, analisa
generator, pemodelan beban, pemodelan performansi tanggapan deviasi frekuensi
penggerak mula, pemodelan governor. sistem tenaga listrik
Pemodelan matematis sistem kendali multimesinditunjukkan dengan margin
frekuensi tenaga listrik multimesin ini penguatan dan frekuensi margin
menggunakan persamaan linear diferensial penguatan.
dan transformasi Laplace. o Setelah dilakukan analisa performansi
o Model sistem kendali frekuensi tenaga tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
listrik multimesin yang digunakan adalah listrik multimesin tanpa metoda metoda
model sistem yang terdiri dari 2 Linear Quadratic Regulator (LQR) maka
pembangkit yang saling terinterkeoneksi. dilakukan analisa performansi tanggapan
o Hasil pemodelan masing masing deviasi frekuensi sistem tenaga listrik
komponen ini berupa fungsi alih orde satu. multimesin dengan metoda metoda Linear
Fungsi alih dari masing-masing komponen Quadratic Regulator (LQR) dengan
ini kemudian digabungkan dan diperoleh terlebih dahulu menentukan kriteria
persamaan keadaan dari sistem kendali tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
frekuensi tenaga listrik multimesin. listrik multimesin yang diinginkan.
Adapun keluaran yang diamati adalah o Setelah kriteria perancangan ditentukan,
tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga maka dilakukan penentuan matrik bobot Q
listrik dari masing masing pembangkit. dan matrik bobot R agar memenuhi kriteria
o Setelah diperoleh persamaan keadaan dari perancangan yang telah diinginkan.
sistem kendali frekuensi tenaga listrik Penentuan matrik bobot Q dan matrik
multimesin kemudian dilakukan substitusi bobot R dilakukan secara coba coba.
nilai parameter parameter setiap Adapun matrik bobot Q dan matrik bobot
komponen sehingga diperoleh persamaan R yang digunakan dalam simulasi
keadaan yang lengkap. Untuk persamaan diperlihatkan pada persamaan (37) dan
keadaan dari sistem kendali frekuensi (38).
sistem tenaga listrik multimersin o Dengan menggunakan matrik bobot Q dan
diperlihatkan pada persamaan (34) s/d matrik bobot R kemudian ditentukan
(36). konstanta penguatan dengan menggunakan
o Setelah diperolehnya persaman keadaan metoda Linear Quadratic Regulator (LQR).
secara lengkap dari sistem kendali Adapun konstanta penguatan yang
frekuensi tenaga listrik multimesin diperoleh diperlihatkan pada persamaan
kemudian dilanjutkan dengan analisa (39).
performansi tanggapan deviasi frekuensi o Setelah konstanta penguatan diperoleh,
sistem tenaga listrik multimesin tanpa kemudian disubstitusikan ke persamaan
metoda Linear Quadratic Regulator (LQR). keadaan sistem kendali frekuensi tenaga
Analisa performansi tanggapan deviasi listrik multimesin sehingga terbentuk

Jurnal Nasional Teknik Elektro 172


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

persamaan keadaan untuk sistem kendali deviasi frekuensi sistem tenaga listrik
frekuensi tenaga listrik multimesin yang multimesin. Kriteria ditentukan dalam domain
baru. waktu dan domain frekuensi. Untuk domain
o Dengan menggunakan persamaan keadaan waktu, tanggapan deviasi frekuensi sistem
yang telah disubstitusi konstanta penguatan tenaga listrik multimesin yang diinginkan
maka dilakukan analisa performansi dalam adalah lewatan maksimum kurang dari20.0000
domain waktu dan frekuensi. Tahap %, waktu keadaan mantapkurang dari 2.5000
tahap yang dilakukan dalam analisa detik dan waktu naik kurang dari 1 detik.
performansi tanggapan deviasi sistem Untuk domain frekuensi, tanggapan deviasi
kendali frekuensi tenaga listrik multimesin frekuensi sistem tenaga listrik multimesin yang
dengan metoda Linear Quadratic Regulator diinginkan adalah margin penguatan besar dari
(LQR) sama dengan tahap tahap yang 6 dB.
dilakukan dalam analisa performansi
tanggapan deviasi sistem kendali frekuensi 4. HASIL PEMBAHASAN
tenaga listrik multimesin tanpa metoda
Linear Quadratic Regulator (LQR). Pada bagian ini dilakukan analisa
b. Data Data Parameter Sistem performansi tanggapan deviasi frekuensi sistem
Kendali Frekuensi Tenaga Listrik tenaga listrik multimesin tanpa dan
Multimesin denganmetoda Linear Quadratic Regulator
(LQR). Analisa dilakukan dalam domain waktu
Adapun parameter-parameter sistem
dan domain frekuensi. Untuk performansi
kendali frekuensi tenaga listrik yang digunakan
tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
dalam penelitian ini diperlihatkan pada Tabel
listrik multimesin tanpa metoda Linear
1. berikut (Saadat, 1999)
Quadratic Regulator (LQR) dalam domain
Tabel 1. Nilai Parameter Sistem Kendali
Frekuensi Tenaga Listrik Multimesin waktu ditunjukkan dengan besarnya lewatan
maksimum, waktu keadaan mantap dan waktu
naik. Untuk domain frekuensi, performansi
Parameter Nilai tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
Tp1 0.2778 detik listrik multimesin tanpa metoda Linear
Tp2 0.1481 detik Quadratic Regulator (LQR) ditunjukkan dengan
nilai margin penguatan dan frekuensi margin
K p1 1.6667 Hz/pu (MW) penguatan.
K p2 1.1111 Hz/pu (MW) Untuk performansi tanggapan deviasi
frekuensi sistem tenaga listrik multimesin tanpa
Tt1 0.5000 detik metoda Linear Quadratic Regulator (LQR)
Tt2 0.6000 detik dalam domain waktu diperlihatkan pada Tabel
Tg1 0.2000 detik 2. s/d Tabel 5. Performansi tangapan deviasi
frekuensi untuk keluaran 1 terhadap masukan 1
Tg2 0.3000 detik diperlihatkan pada Tabel 2.berikut
R1 0.0500Hz/pu (MW) Tabel 2. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
Sistem Tenaga Listrik Multimesin
R2 0.0625 Hz/pu (MW) Kriteria Nilai
D1 0.6000pu MW/Hz Lewatan Maksimum NaN
D2 0.9000pu MW/Hz Waktu Keadaaan Mantap NaN
T12 Waktu Naik NaN
2.0 (MW)
Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
keluaran 1 terhadap masukan 2 diperlihatkan
c. Kriteria Perancangan pada Tabel 3.berikut
Agar performansi tanggapan deviasi Tabel 3. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
frekuensi sistem tenaga listrik Sistem Tenaga Listrik Multimesin
multimesindenganmetoda Linear Quadratic Kriteria Nilai
Regulator (LQR) menghasilkan performansi Lewatan Maksimum NaN
yang baik perlu ditentukan kriteria tanggapan Waktu Keadaaan Mantap NaN

Jurnal Nasional Teknik Elektro 173


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

Waktu Naik NaN Margin Penguatan Tidak Terhingga


Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk Frekuensi Margin NaN
keluaran 2 terhadap masukan 1 diperlihatkan Penguatan
pada Tabel 4.berikut Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
Tabel 4. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi keluaran 1 terhadap masukan 2 diperlihatkan
Sistem Tenaga Listrik Multimesin pada Tabel 3.berikut
Kriteria Nilai Tabel 7. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
Lewatan Maksimum NaN Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Waktu Keadaaan Mantap NaN Kriteria Nilai
Waktu Naik NaN Margin Penguatan 0.9944
performansi tangapan deviasi frekuensi untuk Frekuensi Margin Penguatan 8.5821 rad/detik
keluaran 2 terhadap masukan 2 diperlihatkan Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
pada Tabel 5.berikut keluaran 2 terhadap masukan 1 diperlihatkan
Tabel 5. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi pada Tabel 4.berikut
Sistem Tenaga Listrik Multimesin Tabel 8. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
Kriteria Nilai Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Lewatan Maksimum NaN Kriteria Nilai
Waktu Keadaaan Mantap NaN Margin Penguatan -2.2367
Waktu Naik NaN Frekuensi Margin 8.4396 rad/s
Untuk tanggapan deviasi frekuensi sistem Penguatan
tenaga listrik multimesin tanpa metoda Linear performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
Quadratic Regulator (LQR) terhadap masukan keluaran 2 terhadap masukan 2 diperlihatkan
undak satuan diperlihatkan pada Gambar 3. pada Tabel 5.berikut
berikut Tabel 9. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
13
Sistem Tenaga Listrik Multimesin
x 10Tanggapan Deviasi Frekuensi Terhadap Masukan Undak Satuan
8 Kriteria Nilai
6 Margin Penguatan Tidak Terhingga
4 Frekuensi Margin NaN
Penguatan
Deviasi Frekuensi

0
Untuk tanggapan deviasi frekuensi sistem
-2
tenaga listrik multimesin tanpa metoda Linear
Quadratic Regulator (LQR) terhadap Masukan
sinusoidal diperlihatkan pada Gambar 4.
-4

-6
0 2 4 6 8 10 12
Time (seconds)
14 16 18 20 berikut
Gambar 3. Tanggapan Deviasi Frekuensi 100
Bode Diagram

Sistem Tenaga Listrik Multimesin 0


Magnitude (dB)

-100

Berdasarkan hasil perhitungan yang


-200

-300

diperlihatkan pada Tabel 2. s/d Tabel 5. dan 0

-90

Gambar 3. terlihat bahwa performansi


Phase (deg)

-180

-270

tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga -360

listrik multimesin dalam domain waktu belum -450


10
-2 -1
10
0
10 10
1

Frequency (rad/s)
2
10
3
10
4
10

memenuhi kriteria ditetapkan. Gambar 4. Tanggapan Deviasi Frekuensi


Untuk performansi tanggapan deviasi Sistem Tenaga Listrik Multimesin
frekuensi sistem tenaga listrik multimesin tanpa Hasil analisa memperlihatkan bahwa
metoda Linear Quadratic Regulator (LQR) tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
dalam domain frekuensi diperlihatkan pada listrik multimesin tanpa metoda Linear
Tabel 6. s/d Tabel 9. Performansi tangapan Quadratic Regulator (LQR) memperlihatkan
deviasi frekuensi untuk keluaran 1 terhadap performansi yang tidak memuaskan baik dalam
masukan 1 diperlihatkan pada Tabel 6.berikut domain waktu maupun domain frekuensi.
Tabel 6. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi Untuk performansi tanggapan deviasi
Sistem Tenaga Listrik Multimesin
frekuensi sistem tenaga listrik multimesin
Kriteria Nilai
dengan metoda Linear Quadratic Regulator

Jurnal Nasional Teknik Elektro 174


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

(LQR) dalam domain waktu diperlihatkan pada Berdasarkan hasil perhitungan yang
Tabel 10. s/d Tabel 13. Performansi tangapan diperlihatkan pada Tabel 10. s/d Tabel 13. dan
deviasi frekuensi untuk keluaran 1 terhadap Gambar 5. terlihat bahwa performansi
masukan 1 diperlihatkan pada Tabel 10.berikut tanggapan deviasi frekuensi sistem tenaga
Tabel 10. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi listrik multimesin dalam domain waktu sudah
Sistem Tenaga Listrik Multimesin memenuhi kriteria ditetapkan.
Kriteria Nilai Untuk performansi tanggapan deviasi
Lewatan Maksimum 12.3874 % frekuensi sistem tenaga listrik multimesin
Waktu Keadaaan Mantap 1.2079 detik dengan metoda Linear Quadratic Regulator
Waktu Naik 0.3245 detik (LQR) dalam domain frekuensi diperlihatkan
Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk pada Tabel 14. s/d Tabel 17. Performansi
keluaran 1 terhadap masukan 2 diperlihatkan tangapan deviasi frekuensi untuk keluaran 1
pada Tabel 11.berikut terhadap masukan 1 diperlihatkan pada Tabel
Tabel 11. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi 14.berikut
Sistem Tenaga Listrik Multimesin Tabel 14. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
Kriteria Nilai Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Lewatan Maksimum 0.0000 % Kriteria Nilai
Waktu Keadaaan Mantap 2.0962 detik Margin Penguatan 38.0880
Waktu Naik 0.7579 detik Frekuensi Margin 23.6650
Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk Penguatan rad/detik
keluaran 2 terhadap masukan 1 diperlihatkan Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
pada Tabel 12.berikut keluaran 1 terhadap masukan 2 diperlihatkan
Tabel 12. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi pada Tabel 15.berikut
Sistem Tenaga Listrik Multimesin Tabel 15. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
Kriteria Nilai Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Lewatan Maksimum 0.0000 % Kriteria Nilai
Waktu Keadaaan Mantap 2.0618 detik Margin Penguatan 6.3464
Waktu Naik 0.7447 detik Frekuensi Margin Penguatan 4.6338 rad/detik
Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk Performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
keluaran 2 terhadap masukan 2 diperlihatkan keluaran 2 terhadap masukan 1 diperlihatkan
pada Tabel 13.berikut pada Tabel 16.berikut
Tabel 13. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi Tabel 16. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
Sistem Tenaga Listrik Multimesin Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Kriteria Nilai Kriteria Nilai
Lewatan Maksimum 16.4402 % Margin Penguatan 6.0120
Waktu Keadaaan Mantap 2.2751 detik Frekuensi Margin 4.7027 rad/s
Waktu Naik 0.2893 detik Penguatan
Untuk tanggapan deviasi frekuensi sistem performansi tangapan deviasi frekuensi untuk
tenaga listrik multimesin dengan metoda Linear keluaran 2 terhadap masukan 2 diperlihatkan
Quadratic Regulator (LQR) terhadap masukan pada Tabel 17.berikut
undak satuan diperlihatkan pada Gambar 5. Tabel 17. Performansi Tangapan Deviasi Frekuensi
berikut Sistem Tenaga Listrik Multimesin
Tanggapan Deviasi Frekuensi Terhadap Masukan Undak Satuan
Kriteria Nilai
0.6
Margin Penguatan 38.54000
0.5

0.4
Frekuensi Margin 21.9890
Penguatan
Deviasi Frekuensi

0.3

0.2
Untuk tanggapan deviasi frekuensi sistem
0.1 tenaga listrik multimesin tanpa metoda Linear
0 Quadratic Regulator (LQR) terhadap Masukan
-0.1
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
sinusoidal diperlihatkan pada Gambar 6.
Time (seconds)
berikut
Gambar 5. Tanggapan Deviasi Frekuensi
Sistem Tenaga Listrik Multimesin

Jurnal Nasional Teknik Elektro 175


Vol: 3 No. 2 September 2014 ISSN: 2302 - 2949

Bode Diagram
[6]. D. Kothari & Mahalanabis, A., 1988.
0
Computer Aided Power System Analysis
and Control. New Delhi : Tata McGraw-
Magnitude (dB)

-100

Hill.
-200
[7]. Franklin, G. & Naeini, A. E., 1986.
-300
Feedback. New York : Addison - Wesley.
360

180
Phase (deg)

0 Biodata Penulis
-180

-360
-2 -1 0 1 2 3 4
Heru Dibyo Laksono ST, MT, Lahir di
10 10 10 10 10 10 10
Frequency (rad/s) Sawah Lunto, 7 Januari 1977, Menamatkan S1
Gambar 6. Tanggapan Deviasi Frekuensi di Jurusan Teknik Elektro Universitas Andalas
Sistem Tenaga Listrik Multimesin (Unand) Padang tahun 2000 bidang Teknik
Tenaga Listrik. Pendidikan S2 bidang Kendali
5. KESIMPULAN dan Sistem diselesaikan di Institute Teknologi
Bandung (ITB) tahun 2004. Masuk sebagai
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dosen Teknik Elektro Universitas Andalas
bahwa performansi tanggapan deviasi frekuensi sejak tahun 2005.
sistem tenaga listrik multimesin dengan metoda
Linear Quadratic Regulator (LQR) lebih baik Muhammad Reza Permana, Lahir di Padang
dibandingkan dengan performansi tanggapan pada tahun 1992. Menerima gelar sarjana dari
deviasi frekuensi sistem tenaga listrik Fakultas teknik Universitas Andalas pada tahun
multimesin tanpa metoda Linear Quadratic 2014. Bidang keahlian Sistem tenaga listrik.
Regulator (LQR) baik dalam domain waktu
maupun domain frekuensi.

DAFTAR PUSTAKA

[1]. Shah, N. N., Chafekar, A. D., Mehta, D. N.


& Suthar , A. R., 2012. Automatic Load
Frequency Control of Two Area Power
System With Conventional dan Fuzzy
Logic Control. IJRET, 1(3), pp. 343 - 347.
[2]. Parmar, K. S., S. M. & D. K., 2012.
Improvement of Dynamic Performance of
LFC of The Two Area Power System : An
Analysis Using Matlab. International
Journal of Computer Applications, 40(10),
pp. 28 - 32.
[3]. Shanmugasundaram, V., A. R. & T. J.,
2012. Load Frequency Control Using
Optimal PID Controller For Non - Reheat
Thermal Power System With Tcps Unit.
International Journal of Engineering and
Advanced Technology (IJEAT) , 1(5), pp.
414 - 417.
[4]. Ikhe, A. & A. K., 2013. Load Frequency
Control For Interconnecte Power System
Using Different Controllers. 1(4), pp. 85 -
89.
[5]. Saadat, H., 1999. Power System Analysis.
Canada: McGraw Hill.

Jurnal Nasional Teknik Elektro 176

Anda mungkin juga menyukai