Anda di halaman 1dari 14

Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

IMPLEMENTASI SISTEM PENTANAHAN GRID


PADA TOWER TRANSMISI 150 KV
(APLIKASI PADA TOWER SUTT 150 KV TOWER 33)

Ija Darmanaa, Dea Ofika Yudhab, Erliwatic


a
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Universitas Bung Hatta Padang,
b
Alumni Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Universitas Bung Hatta Padang,
c
Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektromedik Politeknik Kesehatan Siteba Padang.
e-mail : ijadarmana.2012@gmail.com

ABSTRAK
Sistem pentanahan merupakan sistem yang terintegrasi pada sistem ketenagalistrikan.
Sistem pentanahan berfungsi sebagai keamanan sistem secara keseluruhan dari gangguan
yang mungkin terjadi pada peralatan. Sistem pentanahan yang diterapkan adalah dengan
cara : penanaman elektroda (konduktor) didalam tanah secara vertikal (rod), secara
horizontal (sejajar dengan permukaan tanah), bentuk kisi-kisi (grid), kombinasi vertikal dan
horizontal. Implementasi sistem pentanahan grid dilakukan pada tower no. 33 yang
berlokasi di kecamatan Lubuk Kilangan, kelurahan Tarantang Pegambiran Padang.
Pengukuran nilai tahanan pentanahan pada tower dilakukan dengan mengukur nilai tahanan
pentanahan melalui kaki tower dengan menggunakan alat earth tester. Rangka-rangka tower
di hubungkan dengan pentanahan grid dan ditambah dengan satu batang elektroda. Dari
hasil penelitian yang dilaksanakan, sistem pentanahan grid mampu mereduksi nilai
pentanahan sebesar 0,5 Ohm. Semakin kecil nilai pentanahan yang di dapat maka semakin
bagus sistem pentanahannya. Untuk mendapatkan nilai pentanahan kecil dari 1 (satu) Ohm,
pentanahan dengan sistem grid menjadi solusi yang tepat untuk di implementasikan.

Kata Kunci : Sistem Pentanahan Grid;Tower.

ABSTRACT
Grounding system is an integrated system within the electricity system. Earthing system
serves as an overall system security from interference that may occur in the equipment.
Grounding system applied is the way: planting electrodes (conductors) in the soil vertically
(rod), horizontally (parallel to the ground surface), form the lattice (grid), a combination of
vertical and horizontal. Implementation of the system was done on the tower grounding grid
no. 33 which are located in the district Lubuk Kilangan, Pegambiran Tarantang village of
Padang. Measurement of earth resistance value on the tower was done by measuring the
earth resistance value through a foot tower by using earth tester. Skeletons tower connected
with the grounding grid and coupled with a rod electrodes. From the research conducted,
earthing systems could reduce the value of the grounding grid of 0.5 Ohm. The smaller the
value of grounding in the can, the better the grounding system. To achieve a grounding
value which is smaller than 1 (one) Ohm, grounding using the grid system is an appropriate
solution to be implemented.

Keywords: System Grounding Grid;Tower.

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 1


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

I. PENDAHULUAN memenuhi syarat keamanan, dibutuhkan


Suatu pengaman diperlukan konduktor pentanahan yang lebih panjang.
apabila terjadi gangguan-gangguan, Penelitian ini ditujukan untuk
seperti hubung singkat, gangguan dari menganalisa pentanahan dengan
sambaran petir ataupun gangguan tanah menggunakan sistem grid simetris.
dapat diatasi oleh suatu sistem atau Pentanahan dengan sistem grid ini
pengaman yang terpasang[1][6]. dilakukan dengan menanamkan batang-
Sistem pentanahan atau biasa batang elektroda pentanahan dalam tanah
disebut sebagai grounding system adalah pada kedalaman beberapa cm, sejajar
sistem pengamanan terhadap perangkat- dengan permukaan tanah. Batang
perangkat yang mempergunakan listrik elektroda dihubungkan satu dengan
sebagai sumber tenaga, dari lonjakan lainnya sehingga membentuk beberapa
listrik utamanya petir[2]. Sistem jaringan. Makin banyak konduktor yang
pentanahan digambarkan sebagai ditanam dengan sistem ini, maka tegangan
hubungan antara suatu peralatan atau yang timbul pada permukaan tanah pada
sirkit listrik dengan bumi. Sistem saat terjadi gangguan ke tanah akan
pentanahan biasanya menggunakan terdistribusi merata.
konduktor yang ditanam secara vertikal, Gangguan yang sering terjadi ialah
horizontal (rod), atau dalam bentuk kisi- gangguan hubung singkat[9]. Besar arus
kisi (grid) dimana konduktor pentanahan hubung singkat itu tergantung dari jenis
biasanya terbuat dari batang tembaga[5]. dan sifat gangguan hubung singkat itu.
Batang tembaga memiliki konduktivitas Arus gangguan ini menimbulkan gradient
tinggi, tahan terhadap peleburan dari tegangan antara peralatan dengan
keburukan sambungan listrik, dan tahan peralatan, peralatan dengan tanah, serta
terhadap korosi. Pentanahan dengan pada permukaan tanah itu sendiri.
menggunakan sistem grid sangat umum Besarnya gradien tegangan pada
diterapkan pada gardu induk, disamping permukaan tanah itu tergantung pada
itu juga dikenal sistem gabungan grid- resistansi jenis tanah. Salah satu usaha
rod[7]. Kedua sistem ini jarak antara untuk memperkecil gradient tegangan
konduktor paralelnya sama (sistem grid permukaan tanah yaitu dengan suatu
simetris). Kelemahan dengan sistem elektroda pembumian yang ditanam ke
tersebut adalah bahwa untuk memperoleh dalam tanah. Gangguan hubung singkat
tegangan permukaan yang masih itu tidak hanya dapat merusak peralatan

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 2


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

atau elemen-elemen sirkuit, tetapi juga kondisi operasi normal atau tidak
dapat menyebabkan jatuhnya tegangan normal[8]. Untuk mencapai tujuan
dan frekuensi sistem, sehingga kerja ini, suatu sistem pengetanahan
paralel dari unit-unit pembangkit menjadi peralatan sangatlah dibutuhkan.
terganggu pula. Besar arus gangguan Sistem pengetanahan ini sangat
hubung singkat tiga fasa sama dengan besar membantu untuk memperoleh
arus urutan positif [3] [9]. potensial yang merata (uniform)
Akibat-akibat yang disebabkan dalam semua bagian struktur dan
gangguan antara lain : peralatan, serta untuk menjaga
1. Menginterupsi kontinuitas agar makhluk hidup yang berada
pelayanan daya kepada para di daerah instalasi tersebut berada
konsumen ganggua itu sampai pada potensial yang sama dan
menyebabkan terputusnya suatu tidak membahayakan pada setiap
rangkaian (sirkuit) atau waktu. Dengan dicapainya
menyebabkan keluarnya suatu potensial yang hampir merata pada
unit pembangkit. semua titik dalam daerah sistem
2. Penurunan tegangan yang cukup pengetanahan ini, kemungkinan
besar menyebabkan rendahnya timbulnya potensial yang besar
kualitas tenaga listrik dan pada jarak yang dapat dicapai oleh
merintangi kerja normal pada manusia sewaktu terjadi hubung
peralatan konsumen. singkat kawat ketanah menjadi
3. Pengurangan stabilitas sistim dan sangat kecil.
menyebabkan jatuhnya tegangan 2. Untuk memperoleh impedansi
pada generator. yang kecil atau rendah dari jalan
4. Merusak peralatan pada daerah balik arus hubung singkat ke tanah.
terjadinya gangguan itu. Kecelakaan pada personil timbul
pada saat hubung singkat ketanah
Tujuan Pentanahan Peralatan : terjadi. Jadi bila arus hubung
1. Untuk membatasi tegangan antara singkat ketanah itu dipaksakan
bagian-bagian peralatan yang tidak mengalir melalui impedansi tanah
dialiri arus dan antara bagian- yang tinggi, akan menimbulkan
bagian ini dengan tanah sampai perbedaan potensial yang besar
pada suatu harga yang aman (tidak dan sangat membahayakan.
membahayakan) untuk semua Impedansi yang besar pada

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 2


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

sambungan rangkaian pentanahan peralatan maupun keselamatan


dapat menimbulkan busur listrik jiwa disekitar pentanahan.
dan pemanasan yang besarnya 2. Memiliki kekuatan mekanis
cukup menyalakan material yang yang cukup tinggi.
mudah terbakar. 3. Tahan terhadap peleburan dari
keburukan sambungan listrik.
Elektroda Pentanahan. 4. Tahan terhadap korosi
Elektroda pentanahan, yaitu Pada umumnya tembaga
penghantar yang ditanam ke dalam tanah digunakan sebagai bahan untuk konduktor
dan membuat kontak langsung dengan (elektroda) pentanahan, karena tembaga
tanah. elektroda pentanahan ini berfungsi dikatakan mempunyai sifat yang
untuk mempertahankan tegangan tanah memenuhi syarat diatas. Tahanan tanah
pada konduktor yang dihubungkan disekitar elektroda tergantung pada
padanya dan untuk menyerap ke tanah tahanan jenis tanah. Pada sistem
arus yang dihantarkan ke elektroda pembumian terdapat beberapa komponen
tersebut. Adanya kontak langsung tahanan yang berpengaruh terhadap
tersebut diatas dengan tujuan agar besarnya, dimana ketiga komponen
diperoleh pelaluan arus yang sebaik- tersebut mempunyai hubungan yang
baiknya apabila terjadi gangguan simetris dalam membentuk nilai tahanan
sehingga arus tersebut disalurkan ketanah. pembumian, yaitu :
Elektroda pentanahan dapat berupa 1. Tahanan elektroda
sistem perpipaan air minum yang telah pembumian beserta
ada menggunakan pipa-pipa logam. sambungan-sambungan
Selaian itu juga digunakan elektroda- padanya.
elektroda buatan yang berupa batang, pipa, 2. Tahanan kontak antara
plat atau penghantar yang ditanamkan ke elektroda pembumian dengan
dalam tanah, dan logam yang tidak dapat tanah disekitarnya.
berkarat. Elektroda yang digunakan untuk 3. Tahanan tanah disekitarnya.
pentanahan harus memenuhi beberapa Ketiga komponen tahanan,
persyaratan , antara lain: tahanan tanah disekitar elektroda
1. Memiliki daya hantar jenis yang merupakan besaran yang paling besar
cukup besar sehingga tidak akan pengaruhnya pada tahanan pembumian
memperbesar beda potensial dibandingkan tahanan elektroda dan
lokal yang berbahaya bagi tahanan kontak.

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 3


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

L = panjang lintasan arus


pada tanah [ m ]
A = luas penampang
lintasan arus pada tanah [ m2 ]
Selain ditentukan oleh luas permukaan
elektroda pembumian dan tahanan jenis
Gambar-1. Komponen tahanan dari suatu tanah, tahanan pembumian yang diperoleh
batang elektroda pembumian juga ditentukan pula oleh jenis dan bentuk
elektroda pembumiannya.
Elektroda pembumian terbuat dari Beberapa bentuk elektroda
logam mempunyai tahanan cukup kecil pembumian yang dipergunakan antara
jika ukurannya memadai. Demikian pula lain :
dengan tahanan kontak ke tanah dapat 1. Elektroda bentuk batang
diabaikan apabila permukaan elektroda 2. Elektroda bentuk pita
bebas dari lemak dan cat serta tempat 3. Elektroda bentuk plat.
kontak cukup padat, sehingga elektroda
dapat dipasak dengan kuat. Elektroda bentuk batang.
Untuk mendapatkan tahanan Elektroda bentuk batang ini adalah
pembumian yang kecil, diperlukan elektroda berbentuk pipa atau batang
elektroda pembumian. Prinsip dasar untuk profil[4] atau logam lain yang ditanamkan
memperoleh tahanan pembumian yang tegak lurus ke dalam tanah dengan
kecil adalah dengan membuat permukaan kedalaman antara 1 sampai 10 meter.
elektroda bersentuhan dengan tanah Pentanahan ini paling banyak digunakan,
sebesar mungkin. Sesuai dengan rumus karena mepunyai banyak keuntungan
dibawah ini: apabila dibandingkan dengan
ρL menggunakan elektroda lainnya. Adapun
R=
A
keuntungan tersebut adalah :
1. Harga elektroda ini cukup murah
(1)
dan mudah didapat.
dimana
2. Pemasangannya mudah dan
R = tahanan pembumian
tidak memerlukan tempat yang
[Ω]
luas.
ρ = tahanan jenis tanah 3. Apabila ditanam sampai pada
[Ω.m ] kedalaman air tanah dengan

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 4


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

maksud supaya tahanan Elektroda Bentuk Pita.


pentanahan menjadi rendah. Elektroda pita adalah elektroda
4. Apabila tahanan dari sebuah yang dibuat dari penghantar berbentuk
elektroda belum cukup rendah, pita atau berpenampang bulat atau
disekitar elektroda yang pertama penghantar pilin yang pada umumnya
dapat dipasang elektroda lain ditanam secara dangkal[4]. Elektroda ini
yang kemudian dihubungkan dapat ditanam secara dangkal pada
secara paralel untuk kedalaman 0,5 sampai 1,0 meter dari
mendapatkan tahanan permukaan tanah, dan tergantung dari
pentanahan yang lebih rendah. kondisi dan jenis tanah. Elektroda jenis
Makin panjang elektroda batang ini sering digunakan pada tempat-tempat
ditanam dalam tanah, maka tahanan yang mempunyai tahanan jenis tinggi,
kontaknya terhadap tanah akan semakin terutama pada tanah yang banyak
kecil karena menurunnya tahanan jenis mengandung batu-batu sejajar dengan
tanah dan bertambahnya luas permukaan permukaan tanah dan elektroda tersebut
tanah yang terkena elektroda[4][9] Untuk dihubungkan satu dengan lainnya
menentukan besarnya tahanan sehingga membentuk beberapa jaringan.
pembumian dengan elektroda batang Makin banyak konduktor yang ditanam
dipergunakan rumus sebagai berikut : dengan sistem ini, maka tegangan yang
ρ ⎛ 4 L ⎞ timbul pada permukaan tanah pada saat
R= ⎜ ln − 1⎟
2πL ⎝ a ⎠ terjadi ganguan ketanah akan terdistribusi
merata Besar tahanan pembumian untuk
(2) elektroda pita dapat dihitung dengan
dimana : rumus:
R = Tahanan pembumian ρ ⎛ 2 L ⎞
R= ⎜ ln ⎟
elektroda batang [ Ω ] πL ⎝ d ⎠
ρ = Tahanan jenis tanah
[Ω.m ] (3)

L = Panjang batang yang dimana : R = Tahanan pembumian

tertanam [ m ] elektroda pita [ Ω ]


a = Jari-jari elektroda ρ = Tahanan jenis tanah
pentanahan (m) [Ω.m ]
L = Panjang elektroda pita

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 5


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

yang tertanam [ m ] elektroda plat ( Ω )


d = Lebar pita/diameter ρ = Tahanan jenis tanah
elektroda pita kalau bulat [ m ] (Ω.m )
Elektroda Bentuk Plat. L = Panjang elektroda
Elektroda plat adalah elektroda plat (m )
dari plat logam. Pada pemasangannya b = Lebar plat ( m )
elektroda ini dapat ditanam tegak lurus t = Kedalaman plat
atau mendatar tergantung dari tujuan tertanam dari permukaan tanah ( m )
penggunaannya [4]. Bila digunakan
sebagai elektroda pembumian pengaman II. METODE PENELITIAN
maka cara pemasangannya adalah tegak Implementasi sistem pentanahan ini
lurus dengan kedalaman kira-kira 1 meter dilakukan pada tower SUTT 150 kV
di bawah permukaan tanah dihitung dari antara gardu induk Indarung dengan
sisi plat sebelah atas. Bila digunakan gardu induk Bungus tepatnya pada tower
sebagai elektroda pengatur yaitu mengatur 33 yang berlokasi di kecamatan Lubuk
kecuraman gradien tegangan guna Kilangan, kelurahan Tarantang yang
menghindari tegangan langkah yang besar dilaksanakan pada bulan April tahun 2015.
dan berbahaya, maka elektroda plat Sebelum melakukan penelitian ini,
tersebut ditanam mendatar. penulis melakukan pengujian sistem
Pentanahan hantaran netral dengan pentanahan grid di belakang labor teknik
menggunakan elektroda pelat sudah elektro. Dalam implementasi sistem
jarang dipakai karena tidak pentanahan grid ini alat yang dibutuhkan
menguntungkan, sebab harganya terlalu sebagai berikut :
mahal, mudah berkarat dan juga kurang 1. Alat Ukur Earth tester Kyoritsu
praktis, dimana waktu pengecekan harus model 4102,
digali lobang terlebih dahulu. 2. Elektroda Batang dan Elektroda
Untuk menghitung besar tahanan Grid,
pembumian elektroda plat dipergunakan 3. Multitester,
rumus sebagai berikut : 4. Kawat Penghatar,
ρ ⎛ b ⎞ 5. Palu,
R= ⎜1 + 1,84 ⎟
4,1L ⎝ t ⎠ Pertama-tama diukur nilai tahanan
` pentanahan disekitar lokasi, kemudian
(4) ditanamkan elektroda batang dan diukur
dimana R = Tahanan pembumian

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 6


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

nilai tahanan pentanahannya, Selanjutnya


dipasangkan elektroda grid dan diukur 2. Pengukuran Pentanahan Tower
nilai tahanan pentanahannya. Setelah itu Pada tower transmisi 150 kv
pentanahan grid yang sudah ditanam biasanya pentanahannya menggunakan
kemudian dikopel dengan kaki tower 33 elektroda batang yang ditancapkan
dan dilakukan pengukuran. Pengukuran ketanah. Batang pentanahan pada tower
dilakukan 4 (empat) kali berdasarkan jam ini dihubungkan dengan earth tester
seperti tabel-1, kemudian dilakukan dengan menggunakan kabel berwana
perhitungan dengan menggunakan data hijau, kemudian dua batang elektroda
pengukuran seperti tabel-2. masing-masing dihubungkan dengan
menggunakan kabel kuning dan kabel
1. Pengukuran 1 Batang Konduktor berwarna merah di tancapkan.
(Tahanan tanah)
Pentanahan ini dilakukan pada 3. Pengukuran Pentanahan Grid
daerah disekitar tower. Elektroda batang Pengukuran tahanan pentanahan
di tancapkan pada daerah di sekitar grid dilakukan dengan cara
tower. menghubungkan kabel earth tester warna
Untuk mengetahui tahanan jenis hijau dengan konduktor pada grid. Dan
tanah, maka harus dilakukan pengukuran menancapakan dua batang elektroda
langsung tahanan pentanahan dilokasi ketanah, masing masing elektroda di
yang bersangkutan[8][9]. Apabila hubungkan dengan kabel warna kuning
digunakan elektroda pentanahan jenis dan kabel warna merah. Grid di tanam
elektroda batang, maka : ketanah minimal 0,5 meter. Semakin
R 2π L dalam grid yang di tanam semakin bagus
ρ=
4L nilai pentanahan yang didapat.
ln −1
a
Grid yang telah di tancapkan
ketanah kemudian di pasangkan elektroda
(5)
batang. Elektroda batang di tancapkan di
Dimana :
tengah-tengah grid, fungsi elektroda
= tahanan jenis tanah
batang yang ditancapkan ini adalah untuk
R = tahanan pentanahan (ohm) memperkecil nilai tahanan pentanahan.
L = panjang elektroda (m) Semakin kecil nilai pentanahan yang
a = jari-jari elektroda pentanahan didapat semakin bagus pengamanan
(m) tower. Nilai pentanahan tower yang bagus

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 7


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

sesuai standar pentanahan adalah < 5 =                                                          


ohm.
Rumus tahanan grid oleh IEEE std                                      

80-1986 diperoleh persamaan utuk (7)

kedalaman konduktor 0 m < h<2,5 meter : Dimana :

= = tahanan akhir gabungan


grid dan tower
= tahanan grid
(6) = tahanan tower
Dimana :
= tahanan pentanahan grid

(ohm) III. HASIL DAN PEMBAHASAN


= tahanan jenis tanah (ohm) Hasil pengukuran pada tower
L = panjang konduktor (m) trasmisi 150 kV yang diukur pada tower
r = jari-jari konduktor (m) 33, yang terletak di Tarantang
A = Luas area pertanahan ( ) Pegambiran Padang seperti yang
h = kedalaman penanaman ditunjukan pada tabel-1. berikut ini :
konduktor (m)
Tabel-1. Hasil pengukuran pentanahan pada

4. Pengukuran Gabungan tower transmisi

Pentanahan Grid Urutan


dengan Nilai tahanan Keda elektroda Panjang

Pentanahan Tower No. Batang yang terukur laman batang elektroda

Setelah melaksanakan pengukuran (𝛀) (cm) (cm)

tahanan tanah, tahanan pentanahan 1batang


tower, 18,2

tahanan maka 1 selanjutnya


grid konduktor 15,4 95 1,75x10-8 100

pengukuran sistem pentanahan grid(tanah)


akan 17,2
Tahanan
di paralelkan dengan sistem pentanahan 2,7

pada tower transmisi. 2 tower 2,4 95 1,75x10-8 100

Nilai pentanahan grid yang telah 2,5

digabungkan dengan pentanahan Tahanan


towerGrid 1,17

dapat dirumuskan melalui 3persamaan[8]


+1 Batang
  1,58 95 1,75x10-8 100

[9]: elektroda 1,26


Tahanan 0,65

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 8


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

tower 0,5 95 1,75x10-8 100 • Panjang


17.13 batang-batang pentanahan
dan grid 0,6 17.35 = 4x1 = 4 meter
• Diameter konduktor
Tabel-2. Hasil rata-rata pengukuran = 16 mm
• Kedalaman grid ditanam (h)
Pengukuran Pengukuran Pengukuran Pengukuran R rata-rata = 30 cm = 0,3 m
1 2 3

1 batang Ø Untuk menghitung tahanan tanah


konduktor 18,2 15,4 17,2 16,93dengan tiga kali pengukuran,
(tanah) maka tahanan rata-rata tanah
adalah:

Tahanan 2,7 2,4 2,5 2.53


Tower R= = 16,93 Ω

Tahanan Maka nilai tahanan tanah rata-rata


Grid+ 1,17 1,58 1,26 adalah
1,33 16,93 Ω
elektroda Ø Untuk menentukan tahanan jenis

Gabungan tanah digunakan persamaan 5,

grid dan 0,65 0,5 0,6 0,58 sehingga dapat diperoleh:


tower
=
Grid terbuat dari gabungan
Berdasarkan tabel 6.2. R rata-rata
beberapa tembaga yang dirangakai
atau tahanan tanah pada tower transmisi
menjadi satu sehingga satu sama lain
adalah:
membentuk kisi-kisi atau jaring. Dalam
penelitian ini ukuran konduktor grid yang = =
digunakan adalah 16,93 ohm
• Panjang konduktor kisi-kisi utama
= 4x1 = 4 meter Jari-jari (a) berdasarkan diameter
• Panjang konduktor kisi-kisi konduktor diperoleh :
melintang = 5x1 = 5
a= = 0,008 m
meter

Dimana :

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 9


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

d = diameter dari batang konduktor Ø Untuk menghitung tahanan grid


maka tahanan jenis tanah diperoleh yang sudah dikopel dengan satu
sebesar : batang elektroda, maka panjang
konduktor (L) adalah total seluruh

= konduktor yang ditanam pada


sistim grid di tambah dengan

= = 16,39 Ω panjang konduktor batangan yang


ditanam secara vertikal yang
menggunakan elekroda batang,
Ø Tahanan pentanahan dengan
sehingga diperoleh:
menggunakan sistem grid di
hitung berdasarkan persamaan 6 :
L = Panjang konduktor grid +
R =ρ panjang konduktor elektroda batang
= 10 + 1 = 11 meter
Dimana panjang konduktor pentanahan Maka untuk mendapatkan nilai
(L) merupakan panjang total dari kisi-kisi pentanahan grid yang digabungkan
yang digunakan, sehingga panjang dengan 1 batang elektroda,
konduktor diperoleh : berdasarkan persamaan6 adalah :
L= .N + .M = ρ
=(1x5)+(1x5)
= 10 meter = 1,95 Ω

A merupakan luas switchyard (daerah


pentanahan), luas daerah pentanahan grid
itu berbentuk persegi yang panjang Ø Untuk menghitung tahanan grid

sisinya 1 meter, maka : yang telah digabungkan dengan

A = sisi x sisi tahanan tower maka bisa kita

= 1 x 1 = 1 meter paralelkan dengan menggunakan

Dengan memasukan nilai A pada persamaan:

persamaan 6, dan nilai h = 0,3 m maka


tahanan grid diperoleh: =
=

Pengukuran 1 :
ρ = 6,71Ω
=2,7Ω

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 10


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

=1,17 Ω pembangunan tower. Nilai rata-rata


tahanan pentanahan tower yang terdapat
= =
pada tower 33 sebesar 2,53 Ω.

=0 ,81 Peneliti menggabungkan


pentanahan yang terdapat pada rangka /
Pengukuran 2 :
kaki tower dengan pentanahan jenis grid
=2,4
dimana dengan luas area grid dipasang
=1,58
1x1 meter dapat mereduksi pentanahan
= `= = tower sebesar 0,5 Ω. Semakin kecil nilai
pentanahan semakin bagus sistem
0,95
proteksinya. Hasil dari pengukuran ini
Pengukuran 3 :
dapat disimpulkan penambahan sistem
= 2,5
pentanahan dengan menggunakan grid yg
=1,26
di gabungkan dengan elektroda batang

= = = 0,83 dapat menghasilkan nilai tahanan


pentanahan kecil dari 1 ohm. Nilai
ohm
tahanan pentanahan pada tower transmisi
150 kV semakin bagus dengan
Berdasarkan perhitungan dan
penambahan sistem pentanahan jenis grid
pengukuran yang dilakukan pada tower
ini.
33 (Tarantang) Pegambiran Padang,
penggunaan sistem pentanahan grid
IV. SIMPULAN
dengan menambahkan elektroda batang
Dari hasil penelitian, pengukuran
ditengah-tengah mampu mereduksi nilai
dan perhitungan yang diperoleh dapat
pentanahan yang sudah ada pada
diambil kesimpulan sebagai berikut:
tower.Tidak semua tower transmisi yang
1. Sistem pentanahan grid yang di
memiliki pentanahan tambahan. Untuk
pasang saat penelitian, pada tower
melakukan pengukuran pentanahan pada
33 dapat mereduksi nilai
tower yang tidak menggunakan
pentanahan tower kecil dari satu
pentanahan tambahan cukup dengan cara
ohm.
mengukur kaki tower dengan
2. Sistem pentanahan grid yang di
menggunakan alat earth tester. Hal ini
kopel dengan penambahan elektroda
dikarenakan pentanahan tower sudah ada
batang, yang dikopel ditengah-
pada rangka-rangka tower pada saat

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 11


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

tengah grid mampu memperkecil tanah disetiap daerah sama. Satu-


nilai pentanahan grid. satunya cara untuk mengukur
3. Pentanahan grid adalah alternatif tahanan jenis tanah adalah
cara untuk mendapatkan nilai melakukan pengukuran langsung.
pentanahan kecil dari 1 Ω. 2. Agar pentanahan pada tower
transmisi lebih baik, kepada pihak
Saran PLN disarankan menggunakan
1. Kepada pembaca untuk mengetahui pentanahan tambahan agar tercapai
tahanan jenis tanah jangan mengacu pentanahan pada tower transmisi
pada tabel tahanan jenis tanah, sebesar 0,5 Ω atau kecil dari 1 Ω.
karena tidak semua tahanan jenis

REFERENSI

[1] Arif Putra Utama. 2014. Evaluasi Nilai Tahanan Pentanahan Tower Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Transmisi Maninjau-Simpang Empat. E-Journal
Universitas Bung Hatta. 3:1(2014)
[2] Badan Standardisasi Nasional. Persyaratan umum instalasi listrik 2000, Jakarta :
Yayasan PUIL
[3] Erliwati, 2015, Koordinasi sistem proteksi arus lebih pada penyulang distribusi 20
kV GI Pauh Limo. Jurnal Nasional Teknik Elektro. Padang : Universitas Andalas.
vol. 4 (2015).
[4] Hutauruk, T.S. 1991. Pengetanahan netral sistem tenaga dan pengetanahan
peralatan, Jakarta : Erlangga
[5] Janardana IGN. 2005. Pengaruh Umur Pada Beberapa Volume Zat Aditif Betonit
Terhadap Nilai Tahanan Pentanahan. Jurnal Teknologi Elektro. Bali : Universitas
Udayana, vol. 4:2 (2015).
[6] Muhammad Suyanto, 2007, Analisis perbaikan sistem pentanahan pada kaki menara
saluran transmisi tegangan tinggi 150 kV Bantul-Semanu Yogyakarta. Jurnal
Teknologi Academia ISTA. Yogyakarta : vol. 12:1 (2007).

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 12


Ija Darmana, Dea Ofika Yudha, Erliwati

[7] Muhammad Suyanto. 2012. Pengaruh porositas tanah sistem pentanahan pada kaki
menara saluran transmisi 150 kV. Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains &
Teknologi (SNAST). Yogyakarta, III (2012).
[8] Muklis. 2008. Implementasi Sistem Pentanahan. Skripsi. Universitas Bung Hatta
Padang. (2008).
[9] William D. Stevenson, Jr., Analisa Sistem Tenaga Listrik. edisi keempat, penerbit
Erlangga Jakarta, 1994.
[10] Zulfikar Limolang, 2012. Studi pengaruh jenis tanah dan kedalaman
pembumian driven rod terhadap resistansi jenis tanah. ILTEK. vol. 7 (2012).

Jurnal Ipteks Terapan (JIT) 2

Anda mungkin juga menyukai