Anda di halaman 1dari 2

Gambar proyeksi orthogonal dipergunakan untuk memberikan informasi

yang lengkap dan tepat dari suatu benda tiga dimensi. Untuk mendapatkan hasil
demikian bendanya diletakkan dengan bidang-bidangnya sejajar dengan bidang
proyeksi. Proyeksi orthogonal pada umumnya tidak memeberikan gambaran dari
benda, hanya dari satu proyeksi saja. Oleh karena itu diambil beberapa bidang
proyeksi. Biasanya diambil tiga bidang tegak lurus, dan dapat ditambah dengan
bidang bantu dimana diperlukan. Bendanya diproyeksikan secara orthogonal pada
tiap-tiap bidang proyeksi untuk memperlihatkan benda tersebut pada bidang-
bidang dua dimensi. Dengan menggabungkan gambar-gambar proyeksi tersebut
dapat diperoleh gambaran jelas dari benda yang dimaksud.
Cara menggambarkannya diperlihatkan pada Gambar dibawah ini, antara
benda dan titik penglihatan di tak terhingga diletakkan pada sebuah bidang tembus
pandang sejajar dengan bidang yang akan digambar. Pada Gambar ini bidang
tembus pandang diambil vertikal. Apa yang terlihat pada bidang tembus pandang
ini merupakan proyeksi dari benda tersebut.

Gambar 1. Proyeksi orthogonal


(sumber: https://listrikwiber.files.wordpress.com/2008/09/elk_das_02_depan.pdf )

a. Pandangan depan
b. Pandangan atas
c. Pandangan kiri
d. Pandangan kanan
e. Pandangan bawah
f. Pandangan belakang

Gambar 2. Susunan pandangan proyeksi orthogonal


(sumber:https://handimuradi.wordpress.com/2012/08/11/proyeksi-amerika-eropa/)
Pada proyeksi orthogonal secara garis besar dibagi menjadi dua cara
penggambarannya yaitu, menggunakan cara amerika dan cara eropa.
Cara amerika:
a. Pada proyeksi Amerika, letak proyeksi bidangnya sama dengan arah
pandanganya,
b. Mempergunakan 6 bidang proyeksi (benda dipandang dari 6 sisi).
c. Urutan pengamatan : pengamat, bidang proyeksi, dan obyek

Cara eropa:
a. Pada proyeksi eropa, letak proyeksi bidangnya terbalik dengan arah
pandanganya.
b. Mempergunakan 3 bidang proyeksi saling berpotongan tegak lurus
satu sama lain, di mana benda berada di atara ketiga bidang tersebut.
c. Urutan pengamatan : pengamat, obyek, dan bidang proyeksi

Anda mungkin juga menyukai