Benadetha P. H.(161710201020), Dwi Arief W.(1617102010..),
Bacrul Ulum (161710201092)
KAJIAN PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI INDUSTRI TAHU
DI DESA JIMBARAN, BANDUNGAN, JAWA TENGAH Industri pembuatan tahu merupakan industri yang memiliki prospek untuk terus berkembang. Sentralisasi industri tahu memberikan dampak positif dan negatif pada berbagai aspek termasuk aspek lingkungan, dampak positifnya adalah kemudahan dalam pembinaan lingkungan industri, sedangkan dampak negatifnya antara lain, akumulasi dan intensitas polutan yang tinggi di kawasan industri apabila limbah yang dihasilkan tidak dikelola dengan baik. Pencemaran akibat limbah tahu dikarenakan kesadaran pengusaha yang masih kurang dan kendala financial untuk membangun unit instalasi pengolahan limbah, sehingga diperlukan strategi lain guna menekan masalah akibat limbah produksi, salah satunya adalah penerapan produksi bersih. Produksi bersih ini merupakan suatu kegiatan produksi suatu produk tanpa mencemari lingkungan yakni, dengan memanage segala sesuatu, mulai dari awal produksi sampai dengan pemanfaatan limbah produksi. Produksi bersih ini meliputi elimination, reduce, reuse, recycle, recovery. Dalam rangka menciptakan green industry dan meningkatkan daya saing industry tahu maka perlu dikajian-kajian. Tujuan utama dari kajian ini adalah untuk mendapatkan alternative strategi produksi bersih yang paling efektif untuk diterapkan pada industi tahu. Kajian dilakukan penerapan produksi bersih ini dilakukan pada sentra industri tahu di Dukuh Blater, Desa Jimbaran, Bandungan, Kabupaten Semarang. Kapasitas produksi 100 kg kedelai/hari. Analisis penerapan produksi bersih ini berdasarkan dengan menggunakan data berdasar survey lapangan, wawancara dengan pelaku industri dan pendapat pakar. Proses pembuatan tahu dimulai dengan pemilihan kedelai. Pada pemilihan kedelai para pelaku industri tahu ini menggunakan kedelai dengan kualitas I ditandai dengan warna dan ukuran kedelai seragam, mengilat, dan kulitnya tidak berkerut. selanjutnya yaitu penimbangan kedelai secara batch dengan kapasitas 25 kg sekali proses. Kemudian kedelai direndam dengan 60 L air selama 4 jam. Tujuan perendaman untuk melunakkan struktur shell kedelai sehingga mudah untuk digiling. Proses selanjutnya yaitu pencucian dengan air sebanyak empat kali dengan menggunakan air 60 L. berikutnya yaitu penggilingan menggunakan mesin giling kedelai/blender dengan ditambah air dua kali berat kedelai 50 L. Setelah penggilingan kemudian kedelai direbus untuk mendenaturasi protein dari kedelai sehingga mudah terakogulasi saat penambahan asam. Kedelai giling selanjutnya ditambah air mendididh sebanyak enam kali berat kedelai (150 L) sambil diaduk 5- 10 menit. Kemudian kedelai disaring terus menerus hingga berwarna putih susu. Selanjutnya dilakukan pemasakan menggunakan uap bertekanan. Pemasakan dilakukan selama 15-30 menit dengan menghasilkan masakan 700 L. Setelah pemasakan hingga suhu 70 C kemudian ditambah asam cuka untuk menggumpalkan protein sehingga dapat memisahkan whey dengan gumpalan. Masakan yang telah digumpalkan kemudian dimasukkan ke saringan bambu, lalu air didalam saringan diamabil dengan gayung. endapan yang dihasilkan inilah yang menjadi bahan baku pembuatan tahu. Kemudian gumpalan tadi dibungkus dengan kain, tiap bungkus berisi 120 gr, lalu dipadatkan sampai berbentuk kotak, setelah itu dipress sampai benar-benar padat kemudian bungkus kain di tiriskan dan selanjutnya masuk ke proses pemasakan, pemasakan tahu dilakukan selama 5 menit dalam air mendidih yang sudah di beri bumbu bawang putih dan garam. Selanjutnya tahu ditiriskan dan kemudiaan di lakukan pengemasan. Dari proses produksi yang telah dilakukan industry tahu ini secara tidak langsung telah memenuhi salah satu syarat produksi bersih yaitu eliminasi, dengan dilakukannya pemilihan bahan baku yang bermutu, sehingga bahan baku yang terbuang (karena rusak) akan semakin sedikit. Namun syarat-syarat lainnya belum terlaksana, seperti reuse, reycle dll. Berdasarkan analisis kelayakan teknis, ada beberapa alternative yang dapat di terapkan untuk industry ini yaitu:1) mengurangi penggunaan air; 2) Good house keeping; 3) memperbaiki alur tata cara proses; 4) modifikasi peralatan; 5) reuse air pemasakan; 6) modifikasi tungku; 7) pembuatan cerobong asap. Berdasarkan pemaparan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa industry tahu ini belum termasuk kedalam katagori produksi bersih, walaupun salah satu syarat telah terpenuhi.