BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. METODOLOGI
Mulai
A
3
Kompor dihidupkan
B
4
Selesai
1 0 28 1417,5 0
2 1 36 1344,6 72,9
3 2 49 1304,1 40,5
4 3 58 1287,9 16,2
5 4 64 1279,8 8,1
6 5 73 1255,5 24,3
50 Ketinggian 1 m
0 Ketinggian 1.5 m
0 2 4 6 8
Waktu (menit)
= 20,35gram = 0,0203 kg
Qminyak total = m. c. ΔT
= 0,0203 kg . 220 J/kg°C . (53-32)°C
= 0,0203 kg . 220 J/kg°C . 21°C
= 94,0 Joule
Jadi besarnya panas yang dihasilkan oleh pembakaran minyak pada pada
percobaan 2 adalah sebesar 94,0 Joule.
Keterangan:
1) Badan kompor: digunakan sebagai penyangga maupun menggambarkan struktur
ataupun susunan pada kompor tersebut.
2) Kompor: digunakan sebagai media untuk proses pembakaran.
3) Tangki bahan bakar: digunakan untuk menampung bahan bakar berupa minyak.
4) Selang bahan bakar: digunakan untuk menyalurkan bahan bakar minyak ke
kompor.
dapat diolah menjadi biogas. Untuk biogas sederhana, bahan organik yang paling
banyak digunakan di Indonesia adalah dari kotoran dan urine hewan. Beberapa bahan
lain yang digunakan adalah dari kotoran manusia, sampah bio (organik), dan sisa
proses pembuatan tahu. Proses biokonversi seperti ini dikenal pula sebagai
proses pencernaan anaerob. Perlu ditekankan disini bahwa proses fermentasi dalam
biodigester sendiri berlangsung secara alami. Mikroba (bakteri) yang berfungsi untuk
menguraikan bahan organik juga dapat terbentuk secara alami asalkan kondisi
biodigester terpenuhi untuk tumbuhnya bakteri tersebut. Ciri fisik yang terlihat dari
terjadinya proses fermentasi alami adalah terbentuknya gelembung pada permukaan
air.. Proses pembuatan biogas melalui tahapan seperti:
BAB 4. PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1) Suhu berbanding lurus dengan waktu pembakaran
2) untuk laju pemanasan, nilai Qserap air percobaan 1 sebesar 38.934 Joule dan
percobaan 2 sebesar 88.200 Joule.
3) Efiiensi termal didapat nilai Qminyak total percobaan 1 sebesar 60,4 Joule dan
percobaan 2 sebesar 94,0 Joule.
4) Biogas terbentun secara alami melaului proses anaero.
4.2 Saran
Pada saat melakukan prantikum energi fosil, praktikan harus fokus saat
melakukan proses pembakaran agar tidak terjadi sesuatu yang tiadak diharapkan
serta.
13
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
15