PENDAHULUAN
2.3 Sifat Fisik dan Kimia Lateks Segar dan Lateks Pekat
2.3.1 Lateks Segar
Lateks merupakan suatu dispersi butir-butir karet dalam air, dimana di
dalam dispersi tersebut juga arut beberapa garam dan zat organik, seperti
zat gula, dan zat protein (Lie, 1964). Lateks memiliki putih susu
kekuningan, berupa getah kental, seringkali mirip susu, dan membeku
ketika terkena udara bebas. Lateks mempunyai sifat kenyal (elastis), sifat
kenyal tersebut berhubungan dengan viskositas atau plastisitas karet.
Lateks membeku pada suhu 32oF karena terjadi koagulasi.(Goutara, dkk,
1985)
Lateks dalam getah yang dikeluarkan oleh pohon karet, warnanya
putih susu sampai kuning. Lateks mengandung 25-40 % bahan karet
mentah (crude rubber) dan 60-77 % serum (air dan zat yang larut). Karet
mentah mengandung 90-95 % karet murni, 2-3 % protein, 1-2 % asam
lemak, 0,2 % gula, 0,5 % garam dari Na, K, Mg, P, Ca, Cu, Mn, dan Fe.
Karet alam adalah hidrokarbon yang merupakan mikromolekul
poliisoprene (C5H8)n dengan rumus kimia 1,4-cis-poliisoprene. Partikel
karet tersuspensi atau tersebar secara merata dalam serum lateks dengan
ukuran 0.04-3.00 mikron dengan bentuk partikel bulat sampai lonjong
(Triwijoso, 1995).
Lateks adalah suatu koloid dimana karet dilapisi oleh protein dan
fosfolipida terdispersi di dalam air. Protein terdiri dari asam amino dengan
mengandung gugus amina-(NH2) dan karboksil -(COOH) yang bersifat
amfoter ( dapat bersifat asam atau basa). Dengan sifat amfoter maka pH
lingkungan sangat berpengaruh terhadap kemantapan karet. Lateks segar
mempunyai pH±6,8 sehingga partikel karet bermuatan negatif. Lapisan
pelindung protein dan lipida dengan muatan negatif bersifat hidrofilik,
sehingga berinteraksi dengan molekul air. Molekul air tersusun sedemikian
rupa membentuk lapisan disekeliling partikel karet tersebut terdispersi
membentuk larutan koloid yang mantap (Ompusunggu, 1987)
Komposisi lateks apabila disentrifugasi dengan kecepatan 18.000 rpm
yang adalah sebagai berikut :
1. Fraksi lateks (37%) : Karet (isopren), protein, lipida, dan ion logam.
2. Fraksi Frey Wyssling (1-3%) : Karotenoid, lipida, air, karbohidrat dan
inositol, protein dan turunannya.
3. Fraksi serum (48%) : Senyawaan nitrogen, asam nukleat dan nukleotida,
senyawa organik, ion anorganik, dan logam.
4. Fraksi dasar (14%) : Air, protein dan senyawaan nitrogen, karet dan
karotenoid, lipida dan ion logam.
Partikel karet di dalam lateks tidak dapat saling berdekatan, karena
masing-masing partikel mempunyai muatan listrik. Lateks dilapisi
dengan lapisan protein, sehingga partikel karet bermuatan listrik. Protein
merupakan gabungan dari asam-asam amino yang bersifat dipolar
(dalam keadaan netral mempunyai dua muatan listrik) dan amphoter
(dapat bereaksi dengan asam atau basa).
3.1.1 Alat
1. Gelas ukur
2. Beaker glass
3. Timbangan analitik
4. Spatula
5. Bulp pipet
6. Hot plate
7. Kempa hidrolik
8. Karet gelang
9. Plastik
10. Penyaring
3.1.2 Bahan
1. Lateks segar
2. Asam format 1%
3. Asam asetat 1 %
4. CMC
5. Tissue
6. Label
3.2 Skema Kerja
Pengepresan
Penyaringan
Penentuan KK dan Ke
Keterangan :
Penyaringan
Pengepresan
5 ml 6 ml 7 ml
Berat BG (g) 176,62 204,27 213,77
Berat BG + Lateks (g) 273,85 299,93 310,27
Berat Lateks (a gram ) 97,23 95,66 96,5
5 ml 6 ml 7 ml
Berat BG 218,28 178,10 182,01
Berat BG + Lateks 314,38 275,37 277,50
Berat Lateks (a gram ) 96,1 97,27 95,49
Penambahan Penyimpanan Parameter yang diamati
Aroma Warna
CMC
5 ml 0 hari ++ ++
6 ml ++ ++
7 ml ++ ++
5 ml 5 hari ++++ +++++
6 ml ++++ ++++
7 ml ++++ +++
Keterangan :
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
Sebaiknya lateks pekat yang diamati pada penyimpanan 4 dan
5 hari untuk setiap shift tidak sama, sehingga masing-masing shift
dapat melakukan pengamatan langsung.
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, A.A, dan Y. Syamsu. 2004. Degraded and Stabilized Natural Rubber Latex
Djumarti. 2011. Diktat Kuliah Teknologi Pengolahan Tembakau, Gula dan Lateks.
Jember: Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Jember
Suwardin, D. 1989. Teknik Pengendalian Limbah Pabrik Karet. Jurnal. Lateks Wadah
Informasi dan Komunikasi Perkebunan Karet, 4(2) : 28-34.
Triwijoso, Sri Utami. 1995. Pengetahuan Umum Tentang Karet Hevea. Bogor : Balai
Penelitian Teknologi Karet Bogor.
LAMPIRAN PERHITUNGAN
FP = a-b x 100%
a
KKK = (a-FP x a)%
Keterangan =
FP = Faktor pengering
FP =
= 59,7%
KKK = (96,31- 0, 597 x 96,31)%
= 38,82
Penambahan asam format
FP =
= 58%
KKK = (95,63- 0, 58 x 95,63)%
= 40,14
2. Pengenceran Lateks pada Pembuatan Karet Sheet
At = Kk-Ke x N lt
Ke
At =
= 155 ml
At =
= 167,8 ml
A. Penyimpanan 4 hari
CMC 5 ml
FP =
= 60,65%
KKK = (97,23- 0, 6065 x 97,23)%
= 38,26
CMC 6 ml
FP =
= 58,37%
KKK = (95,66- 0, 5837 x 95,66)%
= 39,3%
CMC 7 ml
FP =
= 61,34%
KKK = (96,5- 0, 6134 x 96,5)%
= 37,3%
B. Penyimpanan 5 hari
CMC 5 ml
FP =
= 35,24%
KKK = (96,1 - 0, 3524 x 96,1)%
= 33,87
CMC 6 ml
FP =
= 56,95%
KKK = (97,27- 0, 5695 x 97,27)%
= 41,87%
CMC 7 ml
FP =
= 61,084%
KKK = (95,49- 0, 61084 x 95,49)%
= 37,165
LAMPIRAN FOTO
Karet sheet penambahan asam asetat Karet sheet penambahan asam format
Acara 3 ( Pengaruh Penambahan Bahan Pendadih dan Lama Pemisahan
terhadap Sifat-Sifat Lateks Pekat)
Pemanasan Penggumpalan
Lateks pekat penyimpanan 4 hari
A
AAAasAsaCVV NM