TUGAS
Oleh :
1. Pendahuluan
2. Pembahasan
Pulau Bali dengan daya tarik alam dan aktifitas sosial budayanya
merupakan destinasi wisata dunia. Sebagai salah satu destinasi wisata dunia, Bali
terus berbenah dengan mengupayakan peningkatan ekonomi dari sektor pariwisata.
Mulai dengan peningkatan sarana dan prasarana penunjang akomodasi pariwisata
sampai pada peningkatan kualitas pelayanan pariwisata. Seiring dengan
berkembangnya pariwisata di Bali, tak ayal sector ini menjadi tumpuan pendapatan
daerah dan lapangan pekerjaaan andalan masyarakat. Semakin terbukanya lapangan
kerja di akibat dampak berkembangnya pariwisata, turut membawa dampak
urbanisasi dari luar daerah. Hal ini juga memberi dampak bertambahnya beban
Pulau Bali dari berbagai aspek, mengingat urbanisasi ini menumpuk pada daaerah
2
Sarbagita yang juga merupakan daerah pusat perkembangan industri pariwisata di
Bali. Terlebih lagi Pulau Bali memiliki luasan yang relative kecil.
Dari luas wilayah Provinsi Bali relative kecil tersebut, yaitu hanya sebesar
5.636,66 Km2, dengan pusat kegiatan utama bertumpu di wilayah Bali selatan.
Jumlah penduduk yang terus meningkat dengan tingkat pertumbuhan sekitar 1,2%
per tahun, mengakibatkan tingkat kepadatan penduduk di wilayah Provinsi Bali
semakin tinggi khususnya di daerah metropolitan Sarbagita. Dari kepadatan
penduduk dan berpusatnya kegiatan industri pariwisata pada suatu wilayah, maka
semakin kompleks juga permasalahan pekotaan yang timbul. Permasalahan-
permasalahan yang timbul pada pada kota-kota metropolitan yaitu semakin
berkurangnya tingkat keamanan, kenyamanan, kesehatan sampai pada masalah
transportasi dengan ditandai oleh mobilitas yang terganggu.
3
terutama di wilayah perkotaan Sarbagita akibat tidak seimbangnya supply dan
demand tersebut. Mengingat daerah industri pariwisata yang ada hanya bertumpu
pada daerah Bali selatan, pola pergerakan pun cenderung membebani daerah
tersebut. Tentunya hal ini membutuhkan suplply atau akses jalan yang memadai
untuk mengimbangi tingginya demand. Selama ini satu-satunya akses yang
menghubungkan Bali utara dan bagian selatan yang menjadi pusat industri adalah
jalan By Pass Ngurah Rai. Dengan terbatasnya akses ini, tentu beban yang diterima
jalan By Pass Ngurah Rai sangat tinggi. Sehingga dipandang perlu untuk
melakukan upaya peningkatan supply.
Which : pemilihan jalan bypass ngurah rai dan simpang dewa ruci sebagai
tempat pembangunan jalan tol bukan tidak beralasan. Selain rencana
pengembangan bandara internasionalnya, akses di ruas jalan ini sangat padat. Lalu
lintas menuju dan dari arah bandara, pelabuhan alternatif benoa dan spot pariwisata
sanur dan nusa dua merupakan prioritas utama pemprov Bali untuk mengurangi
kemacetan.
What : pembangunan jalan tol diatas laut ini merupakan keputusan yang
efektif mengingat secara teknis pembangunan jalan tol layang sangat tidak
dimungkinkan dilaksanakan di pulau dewata ini karena terbentur adat istiadat
masyarakat setempat. Selain itu juga, keputasan itu mampu menghemat anggaran
4
Who : pemprov bali yang terkendala oleh pendanaan karena tidak mendapat
dukungan dari APBN tetap dapat merealisasikan proyek ini setelah melakukan
kerjasama melalui konsorsium BUMN yang sebagaian besar memang bergerak
dibidang konstruksi bangunan dan jasa jalan tol.
When : jalan tol ini sebenarnya sudah mulai diwacanakan sejak tahun 2004,
dimana pada saat ini berbagai kendala teknis dan non teknis menjadi penghambat
terealisasinya mega proyek ini. Sehingga di tahun 2009 sepertinya pemerintah
provinsi bali ikut ambil bagian ketika pemerintah pusat sedang mengatur
kebijakan percepatan ekonomi atau yang dikenal dengan MP3EI. Perencanaan
teknis terus dilakukan hingga tahun 2012 realisasi pembangunannya terlaksana.
Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jasa angkutan ini
yaitu dengan penyediaan pelayanan angkutan umum masal. Perencanaan trayek
dengan penataan rute yang tepat dapat mengurangi timbulnya berbagai
permasalahan seperti kemacetan. Kebutuhan terhadap sarana transportasi yaitu
angkutan yang cepat, murah, aman, dan nyaman juga semakin berkembang.
5
Mengingat bahwa pelayanan angkutan umum merupakan kebutuhan yang harus
dipenuhi terutama untuk kota-kota besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Menjadi jalan bebas hambatan pertama di pulau Bali, tol Bali Mandara
sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2009. Berbagai pernyataan dan
pertanyaan bermunculan meragukan pembangunan jalan tol ini. Beberapa
diantaranya adalah pertanyaan mengenai penting atau tidaknya jalan tol dibangun
di Bali, sistem pendaan yang terlalu membebani APBD, hingga teknologi yang akan
digunakan terkait adanya permasalahan mengenai adat istiadat masyarkat setempat.
Kondisi ragam adat dan budaya masyarakat Bali yang sangat konservatif
menjadi isu yang sangat menjadi pertimbangan pemilihan jenis konstruksi
bangunan jalan tol yang harus dipilih oleh pemerintah dan kontraktor. Keterbatasan
dana APBD juga turut menunda realisasi pelaksanaannya pada saat itu.
Salah satu kesepakatan APEC ke-24 di Rusia pada bulan September 2012
lalu adalah akselerasi investasi infrastuktur adalah strategi penting untuk
melaksanakan pembangunan berkelanjutan di Asia Pasifik. Namun seperti
kesepakatan itu tidak berlaku secara langsung pada pembangunan jalan tol Bali
Mandara ini. Tidak adanya minat investor dalam pembangunan infrastruktur ini
sebagai pendukung pariwisata mendorong adanya konsorsium BUMN,
mengingat tidak dimungkinkannya penggunaan APBN dalam pembangunan jalan
tol ini. Jasa Marga sebagai BUMN yang bergerak di bidang jalan tol tentunya punya
porsi kepemilikan yang lebih dibanding BUMN lain sebagai kontraktor yang ikut
andil dalam sinergi BUMN ini. Proyek yang menelan dana sebesar 2.5 Triliun
Rupiah ini pun memiliki susunan kepemilikan sebagai berikut, Jasa Marga sebesar
60%, PT Pelindo III sebesar 20%, PT Angkasa Pura I sebesar 10%, PT Wijaya
Karya Tbk (Wika) sebesar 5%, PT Adhi Karya Tbk sebesar 2%, PT Hutama Karya
Tbk sebesar 2%, dan PT Pengembangan Pariwisata Bali sebesar 1%. Dengan tarif
tol sebesar Rp. 10.000 untuk golongan I (sedan, jip, pickup/truk kecil dan minibus)
dan Rp. 4.000 untuk golongan VI (kendaraan bermotor roda dua) dirasa sedikit
lebih mahal jika dibandingkan beberapa jalan tol di pulau jawa yang memiliki
panjang lebih dari 12.7 km ini. Menelan total biaya 2.5 triliun rupiah, mega proyek
6
jalan Bali Mandara ini mampu diselesaikan dalam jangka waktu 14 bulan
dan dinyatakan resmi digunakan pada tanggal 23 September 2013 oleh Presiden
Indonesia ke-5, Susilo Bambang Yudhoyono.
7
bundaran Ngurah Rai. Benturan terhadap isu adat istiadat masyarkat Bali secara
paralel dapat dihindari.
3. Penutup
3.1 Kesimpulan