Demand of domestic and international sea transportation increase sea traffic, espe-
cially in cargo transport that potentially to damage the environment at sea. Examples
are oil, hazardous and toxic liquid substances in bulk, and the potential of pollution
from ship operations that are difficult to avoid, such as oily waste and exhaust gas
from ship machinery and other waste and garbage and ship accidents them selves.
Some shipping companies are not responsible for their ship waste. Many ships thrown
65
*) Peneliti Madya pada Puslitbang Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan
J.Pen.Transla Vol.13 No 1 halaman 1 - 77 Maret 2011
their waste into the sea that polluted the ocean or disturb marine biota. Data show
that the incidence of marine pollution in Indonesian waters is prevalent (e.g. Malacca
Strait 25%, Java Sea 20%, Karimata Strait and waters of Riau or ALKI I 20%, ALKI II
20%). Therefore it needs preventive measures for addressing the complex problems
concerning the protection of marine environment.This assessment to be quantitative
description, which is directed in an effort to reveal the conditions and facts dealing
with marine pollution and its handling steps. This will give a figures or suggestions for
improvement of marine environmental protection activities, especially according to
laws and regulations, particularly provisions in government regulation Number 21/2010
concerning protection of marine environment.
Keyword : marine protection from pollution of fship.
PENDAHULUAN
saatnya kini semua pembangunan lebih dio-
Laut merupakan perairan yang didalam-
rientasikan pada aspek lingkungan meskipun
nya terkandung beraneka ragam sumber
hal ini telah lama dicanangkan.
daya alam dan sebagai sarana transportasi
Laut menjadi bagian penting bagi
yang semuanya dapat dimanfaatkan untuk
kehidupan manusia, karena 60 % populasi
kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
manusian di bumi, berdiam di 60 km dari
Sebagai negara kepulauan, hampir seluruh
sebuah pantai yang sangat bergantung pada
provinsi di Indonesia memiliki wilayah perai-
hasil laut (Hartanto, 2008). Oleh karena itu,
ran yang terdiri atas kawasan hulu dan pesi-
wajib dilakukan pelestarian lingkungan hidup
sir. Kerusakan ekologis di hulu dan akumulasi
dan pencegahan pencemaran lingkungan
limbah yang dialirkan dari daerah hulu, dapat
laut. Di Indonesia sendiri, pencemaran ling-
mengancam kawasan pesisir. Fenomena ini
kungan akibat tumpahan minyak kapal bukan
tentunya disebabkan oleh pola pembangunan
hal baru. Salah satu contohnya adalah sejak
yang lebih berorientasi pada aspek ekonomi
tahun 2003 sampai tahun 2009, pencemaran
dan kurang mempertimbangkan faktor ling-
minyak terjadi berulangkali di Kepulauan
kungan dan sosialnya. Lingkungan hidup
Seribu. Hal ini dikarenakan tidak adanya
dalam kaitan dengan pembangunan sudah
penanganan serius dari pemerintah. Ma-
mulai dikenal di kalangan pemerintahan di
syarakat pesisir terutama nelayan terus men-
dunia ini pada tahun 1972, dan sejak itu
jadi korban atas ketidakseriusan pemerintah
mulai dirintis berbagai langkah pengemban-
dalam mengurus sumberdaya perairannya.
gan pola pembangunan yang tidak merusak
Di dunia internasional menurut Ingmanson
lingkungan (Emil Salim, 1990). Meskipun
dan Wallace (1985), ada sekitar 6 juta metrik
demikian, pada kenyataannya masih ban-
ton minyak setiap tahun mencemari lautan.
yak terlihat aktivitas yang mengakibatkan
Penyebabnya secara umum tidak lain adalah
pencemaran lingkungan, di darat maupun di
angkutan bahan bakar minyak, pengeboran
laut. Akibatnya, fenomena ini menjadi sebuah
minyak lepas pantai, pengilangan minyak dan
krisis lingkungan yang menimbulkan persoa-
pemakaian bahan bakar produk minyak bumi.
lan baru dengan dampak yang cukup besar
Pencemaran laut diartikan sebagai ad-
terhadap kehidupan manusia, akan tetapi
anya kotoran atau hasil buangan aktivitas
penyelesaiannya sering besikap setengah
makhluk hidup yang masuk ke daerah laut.
hati, dan upaya pemecahan masalahnya
Sumber dari pencemaran laut selain dijelas-
tidak pernah diselesaikan secara tuntas
(Moh. Nasir, 2010). Dengan demikian, maka
Kajian Pencemaran Laut dari Kapaldalam Rangka Penerapan PP Nomor 21 Tahun 2010 Tentang
Perlindungan Lingkungan Laut
kan di atas, adalah sisa damparan amunisi fokus pada analisis pencemaran lingkungan
perang, buangan dan proses di kapal, buan- dikaitkan dengan peraturan pemerintah yang
gan industri ke laut, proses pengeboran min- baru tentang perlindungan lingkungan mari-
yak di laut, buangan sampah dari transportasi tim (PP 21 tahun 2010).
darat melalui sungai, emisi transportasi laut Penelitian ini ditujukan untuk melakukan
dan buangan pestisida dari pertanian. Namun analisis sejauh mana dampak penerapan
sumber utama pencemaran laut berasal dari aturan perlindungan lingkungan maritim
tumpahan minyak baik dari proses di kapal, dalam mengupayakan tindakan pencega-
pengeboran lepas pantai maupun akibat ke- han pencemaran laut. Diharapkan dengan
celakaan kapal. Polusi dari tumpahan minyak adanya penjelasan tentang upaya pence-
di laut merupakan sumber pencemaran laut gahan pencemaran laut beserta penang-
yang selalu menjadi fokus perhatian dari ma- gulangannya, maka akan timbul kesadaran
syarakat luas, karena akibatnya akan sangat sehingga pencemaran dapat dikurangi dan
cepat dirasakan oleh masyarakat sekitar pan- akan diperoleh lingkungan laut yang aman
tai dan sangat signifikan merusak makhluk untuk melakukan aktivitas transportasi laut
hidup di sekitar pantai tersebut. khususnya.
Kegiatan-kegiatan yang menyebabkan Diharapkan penelitian ini dapat ber-
pencemaran lingkungan seperti terangkum manfaat dalam menyebarluaskan informasi
di atas menghasilkan berbagai limbah yang tentang pencemaran laut, dan upaya penang-
menyebabkan tercemarnya air laut yang gulangannya, terutama sehingga aman bagi
berdampak pada kehidupan di laut seperti penyelenggaraan transportasi, dan dapat
dampak pada ekosistem laut berupa keru- memberi kesadaran akan pentingnya pema-
sakan terumbu karang, mangrove, padang haman tentang transportasi laut berwawasan
lamun, estuaria dan lain-lain, yang membu- lingkungan bersih.
tuhkan waktu pemulihan yang sangat lama Manusia merupakan bagian dari alam
dan teknologi yang memadai serta dana yang yang bersama-sama dengan komponen
sangat besar dalam menyelesaikan perma- makhluk hidup lainnya, memanfaatkan ling-
salahan pencemaran limbah ini. Keseriusan kungan sekitarnya berdasarkan kepentingan
pemerintah dan masyarakat pada umumnya masing-masing. Namun manusia memiliki
dibutuhkan, agar dampaknya dapat dikurangi akal dan pikiran, sehingga perannya dalam
sehingga tidak menumpahkan persoalan mengelola lingkungan sangat besar. Manusia
pada aktivitas industri, seperti yang telah dapat dengan mudah mengatur lingkungan-
terjadi selama ini. Pada umumnya kegiatan nya melalui penerapan ilmu dan teknologi
industri di pusat dan daerah, menyebabkan yang dikembangkannya sendiri.
terjadinya pencemaran lingkungan seperti ak- Oleh karena itu, manusia mampu me-
tivitas industri di sektor perindustrian, pertam- manfaatkan alam sebesar-besarnya yang
bangan dan sumberdaya mineral, pariwisata, akibatnya cenderung mengeksploitasi secara
kehutanan, pekerjaan umum, perhubungan, besar-besaran pula, bersifat konsumtif dan
pertanian, kelautan dan perikanan, riset dan merusak/ mencemari lingkungan. Akibatnya
teknologi, dan perumahan rakyat, serta sek- pula polusi di darat, air maupun di udara tak
tor kesehatan. Oleh karena itu, banyaknya terbendung dan pada akhirnya berdampak
aktivitas dan instansi yang terlibat dalam negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri.
industri mengakibatkan besarnya potensi Polutan dalam air mencakup unsur-unsur
terhadap pencemaran lingkungan. Dengan kimia, pathogen/bakteri dan perubahan
demikian, penelitian yang dilakukan ini ter- sifat fisika dan kimia dari air. Patogen/bak-
67
J.Pen.Transla Vol.13 No 1 halaman 1 - 77 Maret 2011
rentan tercemar limbah hasil operasi kapal tindakan pengelolaan sarana dan prasarana
seperti minyak dan bahan berbahaya dan secara efektif dan berupaya mencegah ter-
beracun (B3). jadinya pencemaran lingkungan laut. Keru-
Penelitian ini dilakukan secara deskriptif sakan lingkungan, dalam konteks hukum,
dan kuantitatif dengan mengunakan kerang- disebabkan oleh perbuatan manusia, oleh
ka teori berdasarkan analisis peramalan karena itu, tindakan manusia yang merusak
(regresi) untuk melihat kecenderungan yang lingkungan harus dikendalikan. Hukum atau
terjadi di bidang pencemaran laut. Metode peraturan yang baik adalah yang tidak saja
penelitian yang digunakan terbagi menjadi memenuhi persyaratan formal sebagai suatu
dua bagian, yaitu proses pengumpulan data peraturan, tetapi memberikan rasa keadilan
dan proses analisis dan evaluasi. Proses pen- dan kepatutan, serta dalam kenyataannya
gumpulan data sekunder dilakukan melalui dilaksanakan atau ditegakkan (Rasdiani,
survei kepustakaan, mencakup kebijaksa- 2006). Oleh karena itu, pengendalian dan
naan pemerintah di bidang perlindungan ling- penegakan hukum terkait dengan lingkungan
kungan maritim, serta laporan perkembangan terus dibangun oleh pemerintah, sehingga
kejadian kecelakaan kapal dan pencemaran beberapa dasar hukum pengendalian dan
laut melalui data-data statistik selama be- tanggungjawab terhadap dampak pencema-
berapa tahun belakangan ini. Sedangkan ran lingkungan antar lain :
pengumpulan data primer dilakukan melalui 1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009
diskusi dengan beberapa nara sumber terkait tentang Perlindungan dan Pengelolaan
dengan kebijakan dan upaya penegakan Lingkungan Hidup.
hukum di perairan Indonesia dan pandangan
terhadap upaya-upaya pencemaran laut. 2) Undang-undang Nomor 17 tahun 2008
Data-data lain yang dihimpun berupa hasil tentang Pelayaran.
seminar / roundtable discussion yang dilak- 3) Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun
sanakan oleh Badan Litbang Perhubungan 2010 tentang Perlindungan Lingkungan
maupun instansi terkait lainnya. Maritim.
4) Peraturan Pemerintah Nomor 10 jo Nomor
19 tahun 1999 tentang Pengendalian
DATA DAN ANALISIS
Pencemaran dan/atau Perusakan Laut.
A. Aspek legalitas
5) Peraturan Pemerintah Nomor 18 jo No.
Pencemaran lingkungan oleh tumpa- 85 tahun 1999 tentang Limbah Bahan
han minyak dari kapal bukan hal baru di Berbahaya dan Beracun.
Indonesia. Kita telah seringkali diperlihatkan
kejadian-kejadian yang sekan memberikan 6) Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun
daftar panjang kecelakaan kapal di tanah 2001 tentang Pengelolan Kualitas Air
air, mulai dari kapal tenggelam, kandas, dan Pengendalian Pencemaran Air.
terbakar sampai pada kapal mengalami ke- 7) Peratruan Presiden Nomor109 Tahun
bocoran karena alasan operasional. Semua 2006 tentang Penanggulangan Keadaan
kecelakaan ini memiliki dampak negatif Darurat Tumpahan Minyak di Laut.
terhadap lingkungan laut sehingga semua
pihak mestinya tidak melepaskan tanggung- 8) Keputusan Menteri Negara Lingkungan
jawabnya untuk bersama-sama mengambil Hidup Nomor 51 tahun 2004 tentang
69
J.Pen.Transla Vol.13 No 1 halaman 1 - 77 Maret 2011
oleh tumpahan minyak karena kecelakaan dalam jumlah besar setiap tahun. Jika ter-
kapal tanker sangat merugikan kehidupan jadi pencemaran laut, akan mengakibatkan
masyarakat pesisir. Setidaknya telah terjadi minyak mengapung di atas permukaan laut
sembilan belas kali kasus tumpahan minyak yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke
di Indonesia yakni : pantai. Data pada tabel diatas menunjukkan
Saat ini industri minyak dunia telah betapa tumpahan minyak (oil spill) dalam
berkembang pesat, sehingga kecelakaan- jumlah yang besar mengakibatkan rusaknya
kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya lingkungan dan mempengaruhi pola kehidu-
minyak di laut hampir tidak bisa dielakkan. pan di laut baik yang dilakukan oleh para
Kapal tanker mengangkut minyak mentah
71
J.Pen.Transla Vol.13 No 1 halaman 1 - 77 Maret 2011
nelayan maupun mahluk hidup lainnya yang demikian, potensi pencemaran akan terus
menggantungkan hidupnya di laut. mengancam manakala tidak dibarengi den-
Demikian halnya untuk kasus-kasus gan pengawasan dan pemanfaatan sarana
lain seperti pencucian tangki, air ballast yang transportasi (kapal tanker) yang berwawasan
berfungsi sebagai penyeimbang hidrostatik lingkungan, seperti double hull tanker.
bagi tangker saat tidak memuat minyak. Air c. Penanggulangan pencemaran laut
ballast bersal dari alir laut yang dipompakan
Terdapat kecenderungan penggunaan
kedalam storage tanks yang terletak pada
kapal-kapal niaga yang semakin besar den-
bagian lambung dibawah geladak. Dalam ke-
gan kecepatan yang juga semakin tinggi.
adaan tertentu kapal tanker boleh melakukan
Mengingat tingginya biaya investasi terhadap
pembuangan ballast namun tetap berpedo-
man pada panduan sistem dan prosedur load
on top sebelum tiba di terminal.
Salah satu isi panduan adalah residu/
oil, sludge hasil pembersihan tangki harus
tetap berada dalam kapal dan boleh dibuang
di pelabuhan muat yang memiliki fasilitas
penampung buangan ballas kotor. Kenyataan
di lapangan membuktikan bahwa pencema-
ran laut karena buangan ballast kotor yang
tercampur dengan residu/oil sludge sering
dijumpai di perairan Indonesia. Hal ini dapat
terjadi karena pihak pelabuhan tidak me-
nyediakan fasiltas dengan daya tampung Gambar :1
yang mencukupi sehingga operator kapal Produksi Minyak Mentah Indonesia (barrel) sum-
cenderung melakukan pembuangan ballas ber : BPS
kotor yang disengaja ke laut kawasan antar
kapal tersebut, maka efisiensi pengoperasian
pulau maupun di wilayah ZEE. Oleh karena
kapal serta peningkatan waktu berlayar men-
itu, peran fasilitas penampungan (reception
jadi semakin dituntut. Oleh karena itu pemili-
facilities) menjadi amat penting untuk mengu-
han rute pelayaran juga menjadi salah satu
rangi frekuensi pembuangan limbah.
opsi untuk memperpendek jarak pelayaran
Pencemaran lingkungan laut diartikan
dan muatan dapat sampai ke tujuan dalam
dengan membuang sampah dari kapal di laut
waktu yang tidak terlalu lama. Demikian
lepas, atau membuang limbah minyak serta
pula teknologi armada angkutan laut terus
barang cair lainnya yang ditampung dalam
berkembang, seiring dengan peningkatan
tangki-tangki penampungan di dasar palkah
penduduk, terbukanya negara dengan sistem
atau kamar mesin dibawah permukaan laut,
perekonomian yang baru, dan berkembang-
atau laut tercemar oleh minyak karena kapal
nya teknologi kepelabuhanan mengikuti
karam atau tenggelam. Pencemaran tentu-
teknologi perkapalan serta kecenderungan
nya tidak terlepas dari banyaknya konsumsi
penyatuan/mergernya beberapa perusahaan
energi karena perkembangan pesat teknologi
pelayaran internasional.
saat ini. Meskipun produksi minyak terus
Untuk kapal yang mengangkut muatan
menurun. Akan tetapi dengan konsumsi yang
curah cair (kapal tanker), kecenderungan
terus meningkat akibatnya aktivitas pengang-
yang terjadi adalah ukurannya semakin
kutan (transportasi) juga meningkat. Dengan
Kajian Pencemaran Laut dari Kapaldalam Rangka Penerapan PP Nomor 21 Tahun 2010 Tentang
Perlindungan Lingkungan Laut
73
J.Pen.Transla Vol.13 No 1 halaman 1 - 77 Maret 2011
dari operasi kapal, pencemaran dari kegiatan pencemaran lingkungan laut yang bersumber
pelabuhan, dan pencemaran akibat mem- dari pengoperasian kapal dan sarana sejen-
buang limbah ke perairan. isnya dengan mengakomodasikan ketentuan
Dalam kaitan dengan pembuangan internasional terkait seperti International
limbah di perairan, tudak dapat dipungkiri Convention for the Prevention of Pollution
bahwa kapal-kapal tanker maupun kapal- from Ships. Selain hal tersebut di atas,
kapal yang lain dalam pengoperasiannya yang juga diatur oleh Pemerintah adalah
sering membuang balast dan sudah tentu pembentukan institusi di bidang penjagaan
menyebabkan terjadinya pencemaran laut. laut dan pantai (Sea and Coast Guard) yang
Oleh karena itu dalam mengatur masalah Kebijakan Pemerintah di Bidang Perkapa-
pencemaran akibat operasi kapal maka IMO lan dan dibentuk dan bertanggung jawab
mengeluarkan 2 konvensi yang terkait den- kepada Presiden dan secara teknis opera-
gan pencegahan pencemaran yaitu menge- sional dilaksanakan oleh Menteri. Penjaga
luarkan Konvensi Internasional tentang laut dan pantai memiliki fungsi komando
Pencegahan Pencemaran dari Kapal pada dalam penegakan aturan di bidang kesela-
1973 dan protocolnya pada 1978 (relating to matan dan keamanan pelayaran, dan fungsi
International Convention for the Prevention koordinasi di bidang penegakan hukum di
of Pollution from Ships) sehingga dikenal luar keselamatan pelayaran. Penjagaan laut
dengan MARPOL 1973/1978 sebagaimana dan pantai tersebut merupakan pemberday-
disebutkan di atas serta Konperensi Inter- aan Badan Koordinasi Keamanan Laut dan
nasional tentang Keamanan Kapal Tanker perkuatan Kesatuan Penjagaan Laut dan
dan Pencegahan Pencemaran (International Pantai. Diharapkan dengan pengaturan ini
Conference on Tanker Safety and Pollution penegakan aturan di bidang keselamatan
Prevention). Pemerintah Indonesia telah dan keamanan pelayaran dapat dilaksanakan
meratifikasi konvensi ini dan protokolnya secara terpadu dan terkoordinasi dengan
melalui Keputusan Presiden No. 46 Tahun baik sehingga tidak terjadi tumpang tindih
1986 tertanggal 9 September 1986 tentang kewenangan penegakan hukum di laut yang
Pengesahan Marpol 73/78. Bagi Pemerintah dapat mengurangi citra Indonesia dalam
Indonesia ratifikasi ini menjadi sangat pent- pergaulan antarbangsa. Terhadap Badan
ing karena merupakan upaya mencegah Usaha Milik Negara yang selama ini telah
pencemaran di perairan Indonesia dan me- menyelenggarakan kegiatan pengusahaan
lindungi lingkungan laut di wilayah teritorial pelabuhan tetap dapat menyelenggarakan
maupun di Zone Ekonomi Eksklusif. Hal ini kegiatan yang sama dengan mendapatkan
dinyatakan dalam pertimbangan Keputusan pelimpahan kewenangan Pemerintah, dalam
Presiden yang menyatakan bahwa untuk upaya meningkatkan peran Badan Usaha
menjaga kelestarian lingkungan laut dari Milik Negara guna mendukung pertumbuhan
bahaya pencemaran yang berasal dari pen- ekonomi.
goperasian kapal-kapal. Pemerintah Republik E. Langkah-langkah penanggulangan
Indonesia memandang perlu untuk ikut serta pencemaran
menjadi pihak di dalam konvensi beserta
protokol tersebut. 1) Koordinasi antar instansi pemerintah
Pengaturan untuk bidang perlindungan dan kepolisian dalam menuntaskan
lingkungan maritim memuat ketentuan men- suatu kasus. Koordinasi ini sangat
genai pencegahan dan penanggulangan penting dilakukan agar pencemaran
Kajian Pencemaran Laut dari Kapaldalam Rangka Penerapan PP Nomor 21 Tahun 2010 Tentang
Perlindungan Lingkungan Laut
75
J.Pen.Transla Vol.13 No 1 halaman 1 - 77 Maret 2011
http://www.docstoc.com/docs/22614141/
Pencemaran-Laut (diakses 10 januari
DAFTAR PUSTAKA 2011).
1. Bahtiar Ayi, 2007, Polusi Air Tanah 7. Nahduddin (2002), Kajian Kelembagaan
Akibat Limbah Industri dan Rumah Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Tangga serta Pemecahannya, FMIPA, Wilayah Pelabuhan Tanjung Priok, Warta
Universitas Padjadjaran. Penelitian Perhubungan, 05[XIV].
2. Carmen Gasparotti, Lucian Georgescu, 8. N o n t j i A n u g e r a h ( 2 0 0 8 )
Mirela Voiculescu (2008), Implementing Upaya Internasional Dalam
a Sea Pollution and Safety Management Pemonitoran Pencemaran
System in the Navigation Companies, Laut, http://www.google.co.id/
Journal of Environmental Engineering
and Management, 7 [6].
3. Emil Salim (1990), Kependudukan
dan Lingkungan Hidup, Kantor Menteri
Kependudukan dan Lingkungan Hidup,
Jakarta.
4. Hartanto Beni (2008), Oil Spill
(Tumpahan Minyak) di Laut dan
Beberapa kasus di Indonesia, Bahari
Jogja, VIII [12].
5. Lina Warlina (2004), Pencemaran
A i r : S u m b e r, D a m p a k D a n
Penanggulangannya, Pasca Sarjana
/ S3 IPB, http://rudyct.com/PPS702-
ipb/08234/lina_warlina.pdf (diakses 15
januari 2011).
6. Mohamad Nasir (2010), Pencemaran
Limbah Minyak di Pesisir Laut Kota Balik
papan dan Kab. Penajan Paser Utara,
Tantangan bagi Penegakan Hukum,
77