Anda di halaman 1dari 2

Setelah perang dunia kedua, limbah amunis merupakan hal mendasar yang harus diatasi.

Pada saat itu


dengan cara yang sama seperti setelah Perang Dunia Pertama dilakukan dengan pembuangan laut
dipandang sebagai cara pembuangan limbah bahan kimia yang paling umum dan masuk akal. Dalam
fokus penelitian ini adalah di Bornholm Basin yang merupakan lokasi pembuangan utama di Baltik
dimana menurut Laporan Akhir Kelompok Kerja Pembuangan Limbah Amunisi (HELCOM 1996) 32.000
ton berbagai senjata kimia (CW) yang mengandung sekitar 11.000 ton agen senjata kimia dibuang ke
laut (Tabel 1). Amunisi kimia dikirim oleh kapal dan dibuang ke kapal melintang di lokasi pembuangan
melingkar dalam radius tiga mil laut seperti yang ditunjukkan pada peta navigasi (Gambar 1).

Gambar 1
Tempat pembuangan utama (CW) (Gambar 1) terletak di bagian tengah cekungan Bornholm di
kedalaman air berkisar antara 70 dan 100 m, ditutup dengan lumpur lunak sampai dua sampai tiga
meter tebal hingga semi cair atas (Emelyanov 2007). Limbah amunisi tenggelam di lumpur ini (Missiaen,
Feller 2008).Isi merupakan zat beracun dalam lumpur "hot spot", dalam 10-4% (mg / kg); Fe dan Mn
dalam%.

Berikut adalah kandungan As dan logam lainnya (Fe dan Mn dalam%; Cu, Zn, Pb, dan As dalam 10-4%
atau mg / kg) di lumpur aleuro-pelit dari Deep Bornholm (inti PSh-4027, 55 21.48 'N, 15 43.07' E;
kedalaman 93 m)

Peningkatan konsentrasi (111-277 mg / kg) di lapisan permukaan sedimen bawah ditemukan di dekat
kapal-kapal dimana unsur unsur logam berada di lumpur tersebut. Distribusi dari arsen bisa
diperhitungkan sebagai indikator limbah dari amunisi yang mengandung arsen.

Anda mungkin juga menyukai