Anda di halaman 1dari 14

BAB IX

KULIT
(INTEGUMENTUM COMMUNE)

Kulit Integumentum Commune) menutupi seluruh permukaan badan, terdiri


atas lapisan : epidermis dan suatu lapisan jaringan penyambung berupa DERMIS atau
korium serta HYPODERMIS atau sub kutis yang terdiri dari jaringan ikat longgar
menghubungkan dermis dengan jaringan dibawahnya.
Adapun fungsi dari kulit ini adalah :
1. Membungkus serta melindungi tubuh hewan terhadap pengaruh luar yang
merugikan.
2. Mengatur suhu tubuh serta kadar air.
3. Membuang garam dan hasil metabolisme yang berlebihan.
4. Melindungi tubuh terhadap pengaruh fisik, kimia dan jasad renik kedalam tubuh.
Kelenjar-kelenjar kulit juga berperan dalam berbagai fungsi sekresi kulit, antara
lain : Kelenjar Palit, Kelenjar Peluh, Kelenjar ambing dan kelenjar-kelenjar kulit
khusus. Beberapa struktur yang merupakan turunan dari kulit adalah : rambut, bulu,
kuku, tanduk, jengger, pial dan galambir.
1. KULIT
1.1 Epidermis
Terdiri dari epithel pipih banyak lapis yang bertanduk, memiliki lima
lapis utama yakni :
a. Stratum basale
Disebut juga stratum germinativum, merupakan lapis paling bawah
terdiri dari epithel kubis atau silindris sebaris rendah. Lapisan ini
mempunyai kemampuan mitosis aktif untuk menggantikan lapis di
atasnya yang mati / aus. Pigmen juga bisa ditemukan pada lapis ini selain
pada lapis spinosum.
b. Stratum spinosum
Terdiri dari sel-sel poligonal beberapa lapis, semakin keatas semakin
memimpih. Pertautan antar sel yang cukup kuat ditunjang oleh
desmosoma, sel-sel memiliki tenofibril yang berakhir pada desmosoma.
Lapis ini juga mempunyai kemampuan rmitosis.
c. Stratum granulosum
Terdiri dari satu sampai tiga lapis, sel berbentuk elip yang mulai
menunjukkan tanda bertanduk (cornification). Sel-sel tersebut
mengandung kerantobilia dan fungsinya masih belum jelas diketahui.
d. Stratum lusidum
Terdiri dari beberapa lapis sel yang telah mati, karenanya beraspek
homogen. Inti dan organoida tidak jelas tapi desmosoma masih jelas
terlihat, sedangkan butir keratohyalinnya sudah lenyap berubah menjadi
eledin.
e. Stratum korneum
Merupakan lapis sel yang paling luar, sel-selnya bertanduk dan
mengandung keratin yang diduga hasil perubahan eledin. Lapis ini
beberapa tempat tebal dan bila kering akan mengelupas membentuk
stratum disjunctum. Khususnya untuk stratum lusidum hanya ditemukan
pada daerah yang tidak berambut, misalnya : planumnasale atau bantalan
kaki/tangan.
Keratin adalah suatu skleroprotein yang sangat resisten terhadap
pengaruh kimia dan biasanya keratin yang terdapat pada epidermis
adalah keratin lunak dan keratin keras terdapat pada kuku, rambut yang
bersifat kurang elastis karena kandungan sulfur tinggi.

1.2 Dermis
Sering disebut Cutis vera, merupakan bagian utama kulit terdiri dari
serabut kolagen dengan susunan yang padat sedangkan serabut elastis dan
jaringan ikat lain sedikit.
Khorium dibedakan atas dua bagian, yakni :
a. Stratum papilleare
Yakni membentuk jalinan dengan epidermis pada kulit tidak berambut.
Tampak papil-papil yang sering terdapat ujung saraf, pembuluh darah
dan saluran kelenjar peluh.
b. Stratum retikulare
Antara stratum papillare dengan stratum retikulare sebenarnya
mempunyai batasan yang tidak jelas. Hanya serabut kolagen pada
stratum ini lebih padat dan anyamannya mengarah horisontal terhadap
permukaan kulit.
Didalam ilmu bedah mengetahui arah anyaman serabut kolagen ini
sangat penting karena dalam operasi yakni memberikan proses
kesembuhan yang lebih cepat.

1.3 Hypodermis
Hypodermis atau sub kutis terdiri dari jaringan ikat longgar yang
banyak mengandung serabut elastis. Dalam keadaan patologis akan
membentuk rongga-rongga yang berisi cairan (edema) atau udara
(emphysema). Daerah ini juga merupakan tempat perlindungan lemak
terutama pada babi. Pada hewan yang gemuk sel-sel lemak dapat menyusup
lebih dalam dan terdapat diantara otot.
Daerah tubuh yang sedikit terdapat sub kutis adalah : metakarpus kuda,
oleh sebab itulah kulit sulit digerakkan karena melekat kuat.

Integmentum Mammalia
Epidermis berkembang dari ektoderm dan hypodermis merupakan
turunan dari mesoderm. Pada mulanya epidermis tersusun dari lapis-lapis
sel berbentuk kubus. Proliferasi dari sel ini menghasilkan lapisan-lapisan sel
epidermis dan proliferasi sel basal menambah dengan cepat ketebalan sel
yang berada diluarnya. Invaginasi dan proliferasi sel basal menambah
dengan cepat ketebalan sel yang berada diluarnya. Invagansi dan proliferasi
sel-sel basal ke dalam lapisan di bawah epidermis seperti dermis dan
hypodermis menandakan adanya rambut, bulu dan kelenjar, yang mana sel-
sel dari jaringan tersebut di atas berhubungan dengan sel-sel epidermis.
Dermis dan hipodermis berkembang dari mesenkhim khusus.
Proliferasi dan difrensiasi yang cepat dari sel-sel mesenkhim menghasilkan
jaringan yang ditandai dengan jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat.

Pigmentasi Kulit
Melanosit adalah sel pembentuk pigmen yang juga dikenal dengan
nama : dermal chromatophore. Terdapat diantara stratum basale dan stratum
spinosum tapi dapat juga terdapat pada stratum papillace dari korium.
Sel ini mempunyai bentuk khusus yakni memiliki penjuluran yang
menyusup sampai stratum spinosum untuk melepas pigmen melanin, pigmen
tersebut selanjutnya diambil oleh sel-sel pada lapis tersebut. Melanosit yang
tidak berfungsi (istirahat) dikenal dengan sel cerah (clear cells).
Sedangkan melanosit yang berfungsi dapat dikenali dengan reaksi DOPA
(dihydroxyphenylalanine) yaitu melakukan sintesa komplek mengubah
DOPA menjadi melanin. Reaksi DOPA inilah yang membedakan sel-sel
yang dapat membuat pigmen dan sel yang hanya menampung pigmen dalam
epidermis.
Melanin berfungsi juga melindungi tubuh terhadap pengaruh sinar
ultraviolet yang memiliki daya tembus kuat. Sebagian sinar ditahan oleh
pigmen melanin. Pada beberapa organisme melanin mungkin tidak ada
( albinisme) mis : kerbau, sapi, harimau dan kera. Dari segi perkembangan
ternak piara, albinisme agaknya dianggap suatu cacad keindahan. Kenyataan
pada derajat albino yang kuat terdapat gejala takut sinar (photophobia) dan
kondisi tubuhnya lebih lemah dari normal. Peristiwa hilang atau tidak
cukupnya produksi melanocyte yakni menghasilkan melanin juga disebut
White Spots.

Kulit daerah Khusus


Beberapa bagian dari kulit ada yang berambut dan ada yang tidak atau
gundul. Beberapa bagian tubuh ditandai dengan epidermis yang tebal,
sedangkan bagian yang lain tipis. Sama halnya dengan dermis, ketebalannya
beragam dalam penyebarannya keseluruh tubuh. Dermis adalah bagian yang
paling tebal dari kulit. Kulit daerah tertentu beragam bentuknya, hal ini erat
hubungannya dengan cara kerjanya, cara hidup, penyebaran dan type
kelenjar serta ketebalan kulit merupakan adaptasi fungsional yang paling
idela terhadap lingkungan sekitarnya.
a. Bantalan Kaki (Digital pad / food pad)
Bantalan kaki hewan karnivora mengalami penandukan yang hebat
menebal, berpigmen kuat dan bagian kulit yang tidak berbulu berguna
untuk perpindahan (lokomosi). Bantalan kaki ini tahan terhadap abrasi
dan efektif sebagai penyerap goncangan.
b. Skrotum
Kulit skrotum umumnya kurang berkembang, stratum korneum tidak
berkembang dengan baik dan dermisnya kurang luas. Kelenjar tubuler
apokrin dan kelenjar palit ditemui disini. Rambut halus dan pendek.
Serabut otot polos dari tunica dartos mengadakan persilangan dengan
serabut kolagen dan elastis dari dermis. Tunica dartos dapat dipengaruhi
oleh suhu sekitarnya dan bertanggung jawab atas kedudukan relatif
testis terhadap dinding tubuh. Pada derajat yang tinggi otot ini akan
berelaksasi, scrotum akan meregang karena dipengaruhi oleh berat testis
sehingga kedudukan testis akan menjauhi dinding tubuh sebaliknya
terjadi apabila derajat suhu merendah.
c. Hidung
Planum nasale karnivora terbentuk dari penebalan dan pertandukan yang
hebat dari epidermis disertai dengan tidak adanya kelenjar palit dan
kelenjar tubuler. Planum nasale sapi dan ruminansia kecil tidak berbulu
dan mengandung kelenjar merokrin tubuler yang melembabkan
permukaannya. Epidermis tebal dan menanduk dengan hebat.
Penandukan yang hebat dari planumrostale babi mengandung banyak
kelenjar merokrin ubuler dan ditutupi oleh rambut yang jarang. Rambut
yang halus dan kelenjar palit menandai kulit yang tipis di sekitar lubang
hidung kuda.
d. Meatus Accousticus Externus
Yakni saluran yang menghubungkan antara lubang telinga dengan
genderang telinga. Saluran ini dilapisi kulit dengan folikel rambut yang
kecil, kelenjar palit dan kelenjar tubuler apokrin yang telah
bermodifikasi (kelenjar ceruminous) dijumpai disini. Dermis dari saluran
ini bercampur dengan perichondrium dan periosteuon tulang rawan dan
penunjang telinga.
Kulit ayam
Secara garis besar kulit ayam sama dengan mamalia, terdiri dari
epidermis dan korium. Lapisan epidermis agak tipis terdiri dari beberapa
lapis sel. Stratum corneum jelas, papil tidak tampak . Korium terdiri dari dua
bagian, bagian superfisial jalinan serabut kolagen lembut dan bagian
profundal lebih kasar.
Sub kutis tebal dan banyak mengandung lemak, oleh sebab itu
gampang digeser, sedangkan subkutis pada kaki tipis, karena kurang bertaut
erat pada tulang kecuali bantalan kaki yang agak tebal dan padat dengan sel
lemak dengan septa dan mengandung pembuluh darah.

2. KELENJAR-KELENJAR KULIT
2.1 Glandula Surodifera
Dibedakan atas dua type yakni : bentuk merokrin dan bentuk apokrin
a. Bentuk Merokrin
Bentuk kelenjar ini lebih banyak terdapat pada kulit yang sedikit atau
tidak terdapat rambut misal : telapak kaki. Lumen ujung kelenjar agak
sempit dan epithelnya berbentuk kubis, sel epithel mengandung lemak,
glikogen dan kadang-kadang pigmen. Pada ujung kelenjarnya terdapat
mioepithel yang lebih jarang dari bentuk apokrin. Tempat bermuaranya
pada permukaan kulit dan sekretanya lebih bersifat cair dari pada bentuk
apokrin.
b. Bentuk Apokrin
Banyak tersebar pada permukaan tubuh hewan piaraan karena
selalu berkaitan dengan rambut. Disebut apokrin karena sebagian dari
ujung kelenjarnya tampak lebih luas dari merokrin dan kutub bebasnya
terlepas sebagai sekreta. Bentuk epithel silindris dan tergantung
aktivitasnya keadaan mioepithel relatif lebih rapat.
Type apokrin berkembang baik pada hewan piaraan terutama
mamalia. Glandula sudorifera tersebar hampir seluruh permukaan tubuh
kecuali pada : gland penis, kulit dalam preputium dan membrana
tympani. Kelenjar ini dilengkapi dengan sel-sel mioepithel (Basketcells)
yang terdapat diantara kutub basal epithel dan membran basal.
Kelenjar peluh menghasilkan peluh, berbentuk cairan dengan bau
khas. Sekresi kelenjar merokrin ternyata lebih encer. Bau khas kelenjar
apokrin pada hewan ada kaitannya dengan kehidupan seks dan daya tarik
seks. Dalam kelenjar peluh terdapat ureum pada kuda menyebabkan
terjadinya busa, garam NaCl, Kholesterin, asam urin dan lain-lain.
Kelenjar peluh pada berbagai hewan piara berbeda dalam beberapa
aspek, kuda lebih cepat mengeluarkan peluh karena kelenjar merokrin
relatif banyak, ruminansia besar agak kurang. Sedangkan kelenjar peluh
pada anjing dan kucing bersifat rudimente, karenanya apabila panas
lidah menjulur keluar untuk mengatur suhu tubuhnya. Pada daerah
tertentu suhu tubuh tampak subur misal : didaerah ventral ekor pada
domba, daerah puting susu pada babi dan daerah pinggir berambut. Pada
manusia kelenjar merokrin tersebar seluruh tubuh sednagkan kelenjar
apokrin terdapat didaerah aksilia. Kelenjar peluh sebenarnya adalah alat
pembuang metabolit disamping sebagai termoregulator.

2.2 Glandula Sebaceaea


Disebut juga kelenjar palit, membentuk semacam lobulus yang
memeiliki membran basal. Alat penyalurnya terdiri dari sel epithel pipih atau
kubis rendah selapis dan bermuara didaerah folikel. Cara sekresi kelenjar ini
adalah holokrin, sel-sel tua hancur dan menjadi sebum (minyak) yang
berguna untuk meminyaki rambut atau bulu, sebum mengandung protein dan
kholestrin. Bentuk kelenjar palit ini tergantung dari lebat atau jarangnya
rambut, besar atau kecilnya rambut, jenis hewan dan daerah pada tubuh.
2.3 Glandula Mammaria
Kelenjar ini merupakan kumpulan kelenjar tubuloalveola, yakni
modifikasi kelenjar keringat. Kelenjar ambing ini terdiri dari : puting dan
ambing. Ambing terdiri dari kapsula, jaringan ikat interstitial, epithel
pansekresi dan sistem saluran pengeluaran. Penyebaran jaringan ikat dan
parenkhim berfungsi dalam aktivitas sekresi dari kelenjar. Kelenjar yang
berlaktasi aktif mempunyai sekresi dari kelenjar. Kelenjar yang berlaktasi
aktif mempunyai lebih banyak parenkhim dan sedikit jaringan ikat dan
keadaan akan berbalik apabila kelenjar tidak berlaktasi. Dengan demikian
juga struktur kelenjar ambing pada hewan dewasa yang inaktif (tidak
menyusui) berbeda dengan yang aktif dan yang sama sekali belum beranak
(dara).
Ciri khas bahwa kelenjar ambing masih aktif, ditandai dengan adnaya
benda kasein yang terdapat pada sisa alveoli, alat penyalur atau pada
jaringan ikat bekas alveoli. Pengurangan ujung kelenjar secara progresif
diimbali dengan terbentuknya jaringan ikat dan jaringan lemak. Pada
permulaan laktasi dimulai dengan perkembangan ujung alat penyalur yang
nantinya menumbuhkan ujung kelenjar (alveoli) yang diatur oleh pengaruh
hormon progesteron selama proses kebuntingan.
Bangun histologi kelenjar ambing adalah sebagai berikut : yakni
dikenal adanya stroma dan parenkhim.
a. Stroma
Stroma disini mencakup kapsula, septa dan jaringan interstitial atau
interaveolar yang semuanya terdiri dari jaringan ikat sebagai kernagka /
penunjang.
b. Parenkhim
Mencakup ujung kelenjar yang berbentuk tubulu alveolar bercabang
majemuk dan alat penyalur. Pada hewan muda yang belum beranak
ujung kelenjarnya tidak / belum tampak yang nampak hanya alat
penyalur dengan banyak jaringan ikat interstitial, bahkan tampak sel
lemak. Pada lumen terdapat susu.

Alveoli
Epithelnya berbentuk kubis rendah atau silindris rendah pada yang
aktif, jadi tergantung pada status fisiologinya. Pada permukaan epithel
tampak mikrovilli dan pada sitoplasma tampak benda-benda golgi, butir
lemak memiliki selaput ganda, protein. Pada susu sapi terdapat sekitar 3-4
%. Dan alveoli dikitari oleh sel-sel mioepithelium.

Alat Penyalur
Satu atau dua alveoli sekreta dialirkan melalui duktus intralobularis,
dengan epithel kubis yang kitari sel mioepithelium. Epithel alat penyalur
masih dapat bersekresi meskipun intensitastnya agak kurang. Pada saluran
yang agak besar bentuk epithelnya kubis dua lapis tapi ada tanda-tanda
bersekresi.

Sinus Laktiferus
Sinus ini merupakan penampung sekreta susu dari loburus atau lobus.
Epitel silindris banyak baris dan dikitari oleh serbaut elastis dan otot polos.
Sinus ini biasnaya menjulur sampai daerah puting susu (Papilla mamae).
Puting Susu
Terdiri atas empat bagian yakni :
- Saluran puting susu
Epithelnya pipih banyak lapis dan bertandu, selaput lendir membentuk
lipatan dengan jaringan ikat sebagai tunica propriaa submukosa. Kuda
memiliki 2-4 buah, ruminansia 1, babi 2-3 buah, kucing 4-7, anjing 8-20
buah dan manusia 13-24 buah.
- Sinus puting Susu
Epithel silindris atau kubis dua lapis, selaput lendir membentuk lipatan
melingkar dan longitudinal, dengan jaringan limferetikkular pada tunica
propria.
- Stingter puting susu
Yakni otot polos yang tersusun melingkar antara propria submukosa dan
hypodermis, sering pula tampak otot yang yersusun memanjang.
- Kulit puting susu
Epithelnya pipih banyak lapis bertanduk, korium terdiri dari serabut
kolagen pekat seperti kulit. Hypodermis relatif tipis.

2.4 Kelenjar-kelenjar Kulit Khusus


Kelenjar kulit khusus perlu kita kenali karena mempunyai peranan
klinis yang cukup penting antara lain :
a. Glandula Anales
Pada babi sekreta bersilat mukus sedangkan pada anjing berbentuk
lemak bermuara diluar zona collumnaris ani didaerah zona intermedia.
Pada daerah peralihan anus dan rektum babi dan karnivora membentuk
zona collumnar is ani dengan jaringan limfoid dan fleksus venosus.
b. Sinus Paranales (anal sac)
Terdapat pada ujung dinding lateral dubur, berbentuk kantong berisi
sekreta mirip lemak berwarna kelabu dan busuk. Kantong ini berepithel
pipih banyak lapis dan pada tunica propria terdapat kelenjar, folikel
getah bening, otot polos dan jaringan pengisi yang bersifat fibroelastis.
c. Glandula circumanales
Kelenjar ini jelas terdapat pada anjing. Terdapat dua macam yakni
superfisial berbentuk kelenjar palit dengan alat penyalur pada folikel
rambut dan profundal bersifat non subaseus membentuk lobulus dengan
sel-sel poligonal, berinti pucat. Butir sekretanya mengandung protein
yang nantinya membentuk sekreta bersifat mukus.
d. Glandula tarsalia (Kelenjar Meibom)
Terdapat pada kelopak mata yang lebih subur pada kelopak mata atas.
Disekitar alat penyalur terdapat lobulus yang mengelompok
menghasilkan sekreta berbentuk lemak didaerah pinggir palpebra yang
berfungsi mengurangi pengeluaran air mata.
e. Glandula preputiales
Berbentuk kelenjar-kelenjar kulit pada bagian dalam preputium. Kuda
persebaran kelenjar ini berbentuk cincin. Pada babi terdapat saccus
preputialis yang memiliki papil dengan banyak follikel getah bening.
Pada manusia kelenjar ini dikenal sebagai kelenjar Tyson yang
mengahsilkan smegma berbentuk keju.
f. Glandula uropygealis
Satu-satunya kelenjar kulit yang terdapat pada ayam (unggas), letaknya
dibagian dorsal pada ruas ekor terakhir. Terdapat sepasang, pada unggas
air pertumbuhan kelenjar ini lebih subur. Sekretanya berfungsi
meminyaki bulu.

3. TURUNAN KULIT
3.1 Rambut
Merupakan serabut epidermis yang telah bermodifikasi. Rambut juga
melakukan fungsi sebagai alat penutup, pelindung dan penerima rangsangan.
Rambut berkembang sebagai penebalan setempat epidermis, selanjutnya
mengadakan invaginasi kedalam lapisan jaringan ikat dan kemungkinan
meluas sampai ke hypodermis.
Istilah rambut dan bulu untuk hewan memang sering dipakai tetapi
istilah bulu dikhususkan untuk bangsa unggas. Hampir seluruh permukaan
tubuh hewan dibungkus rambut, kecuali pada beberapa tempat tertentu
misal : daerah moncong termasuk hidung, telapak kaki, daerah
mukokuteneus dan lain-lain. Secara morfologis rambut terbagi atas :
a. Batang rambut
Bagian rambut yang tampak dari luar, bertanduk dan berpigmen terdiri
atas : kutikula rambut, berbentuk epithel pipih selaras korteks, terdiri
dari sel-sel yang telah bertanduk dengan sisa-sisa inti yang tampak.
Medulla : sel-selnya sedikit mengandung pigmen tapi banyak
mengandung butir tikhohialin.
b. Akar rambut dan Follikel rambut
Follikel rambut merupakan invaginasi epidermis dan korium, dibagian
tengah menjulur papil rambut. Secara histologi dibedakan atas :
- Selubung akar dalam : kutikula, lapis huxley, lapis henle
- Selubung akar luar
- Lapis basal (Glassy membrane)
Pada follikel rambut bertaut otot polos yang disebut musculus
arrectores pilorum yang berfungsi menegakkan rambut atau bulu pada
saat marah atau ketakutan (ayam dan angsa).
Rambut Sinus
Rambut sinus mirip dengan rambut biasa, hanya lebih besar dan
follikel rambutnya terdapat anyaman pembuluh darah. Pada Ungulata
membentuk trabekula pada karnivora bentuk trabekula tidak tampak pada
daerah superfisial sedangkan bagian propundal pembuluh darah sinus relatif
kecil demikian juga pada babi.

Siklus Rambut
Terdiri atas tahapan yakni : anagen, katagen dan telogen. Anagen
adalah periode dimana rambut telah tumbuh sempurna, yakni didahului
dengan aktifitas mitosis sel-sel kecambah dan sel-sel kerucut rambut.
Periode katagen ditandai dengan perubahan perlahan-lahan dalam kerucut
rambut. Sel-sel kecambah berkembang dibawah rambut, batang bentukkan
ini menandai periode telogen yang mungkin bertahan selama beberapa
minggu. Jadi metosis yang berkelanjutan akan memanjangkan rambut.

3.2 Bulu
Bulu berasal dari epidermis dan mirip dengan rambut pada manusia,
berkembang dalam folikel. Bulu dalam hal ini adalah bulu ayam. Bulu ayam
hampir menutupi seluruh tubuh kecuali paruh, balung, pial dan kaki. Pada
ayam dikenal tiga yakni :
a. Bulu bentuk (contour feather)
- Bulu elar : untuk terbang
- Bulu ekor : untui mengatur keseimbangan waktu terbang (remics)
o Remices primer : tumbuh dari daerah karpal dua, tiga dan digit.
o Remices sekunder : tumbuh dari daerah sayap dan selebihnya.
b. Bulu bawah (plumae) : lebih kecil dan halus
c. Bulu halus (fitoplumae) : lebih halus dari plumae
Follikel bulu ayam menembus kulit secara miring, tertanam dalam
sampai subkutis disebabkan karena bentuk bulu yang cukup besar. Secara
umum bulu mempunyai bagian-bagian sebagai berikut :
a. Tangkai
- Calamus : bersifat tembus cahaya dan berongga berisi udara
- Rachys : merupakan axis dari vekillum
b. Sayap (Vexillum / vane) : berbentuk lamel yang langsing, tumbuh secara
berpasangan dis : Barbs. Dari barbs tumbuh lamel berpasangan yang
lebih halus dis : Barbules. Barbules yang keluar dari tiao barbs
membentuk jalinan sehingga sayap cukup rapat dan elastis yang
menguntungkan waktu terbang.

3.3 Kuku
Terutama untuk karnivora disebut : kuku, teracak untuk ruminansia dan
sepatu kuku untuk kuda. Daerah kuku dikenal adanya epidermis (kuku
sebenarnya), korium (pododerm) dan sub kutis. Sayatan melintang dinding
sepatu kuku dapat dibedakan atas :

a. Stratum tektorium
Merupakan ratis kuku yang paling luar dan tipis, bentuk sel sudah lenyap
lebih-lebih pada kuku tua. Terdiri dari buluh tanduk yang masih lunak
dan tidak berpigmen.
b. Stratum medium
Bagian kuku yang paling tebal, keras kuat karena padat. Didalamnya
terdapat buluh tanduk yang mengandung bahan tanduk. Tiap buluh
tanduk mengandung bagian cortex dan medulla. Stratum germinativum
pada ujung dua papil didaerah kroon membentuk buluh tanduk, sedang
selebihnya membentuk bahan tanduk intertubuler yang tumbuh kearah
distal. Daerah ini berpigmen.
c. Stratum lamellatum
Pada kuku yang masih hidup dikenal adanya : lamel epidermal yang
merupakan kuku sebenarnya dan lamel korium yang merupakan
pododerm.

Pododerm
Struktur pododerm berbeda dengan korium kulit, karena pada
pododerm terdapat pembuluh darah besar. Pododerm banyak mengandung
serabut kolagen dan elastis juga terdapat stratum papilare dan stratum
reticulare. Didaerah koroner korium paling tebal, sebaliknya dipinggiran
tipis.
Pododerm daerah dinding kuku membentuk lamine coriales, primer
dan sekunder. Di bagian depan lamine relatif lebih subur dibandingkan
dengan daerah belakang.

Teracak
Pada teracak bulb dan frog tidak ada sedangkan sol sangat kecil.
Laminae epidermal sekunder tidak ada, sednagkan yang primer panjang,
langsing dan kadang bercabang. Sedangkan kuku untuk karnivora
mempunyai dinding kuku bilateral pipih, dan daerah pertemuan dermis dan
epidermis pada garis tengah agak lunak.

3.4 Tanduk
Merupakan penjuluran os frontale yang disebut pocessus cornualis,
berongga dan berhubungan dengan sinus frontalis. Epidermis membentuk
stratum kornium yang tebal yang selanjutnya membentuk horn sheats dan
didaerah akar tanduk berbentuk epikeras. Epikeras terdiri dari bahan tanduk
lunak homolog dengan periopel kuku, pada tanduk terdapat buluh halus yang
dibagian tengah memiliki unsur medulla.
Pada tanduk sering tampak cincin tanduk yang sering dihubungkan
dengan perubahan periodik pertumbuhan terutama : kerbau dan domba.
Sednagkan sisik, paruh dna taji pada ayam secara garis besarnya memiliki
struktur mirip kuku.

Perbaikan Kerusakan Kulit


Kulit merupakan subyek dari berbagai type luka atau kerusakan
keutuhan anatomi abrasi, kontusio, laserasi punstio dan insisi. Perbaikan
kulit merupakan hal yang komplek dan dinamis dan aktivitas selular diawali
dari luka dan persambungan pada seluruh jaringan yang terluka. Walaupun
perbaikan luka menggambarkan persambungan dari aktivitas sel-sel secara
keseluruhan, untuk membahas proses perbaikan ini dibagi atas tahapan-
tahapan yakni : perlukaan, induksi, inflamatori dan tahap maturasi.
Yang terlihat dalam perbaikan kulit adalah epidermis, dermis dan
hypodermis. Kebanyakan proses abrasi ringan pada epidermis tanpa
kerusakan dermis umumnya mampu diperbaiki melalui aktivitas mitosis
stratum basale epidermis.

Anda mungkin juga menyukai