Anda di halaman 1dari 21

ASKEP TUMOR INTRACRANIAL (TUMOR OTAK)

09.27 Alamsyah Aris


Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook
BAB I

KONSEP MEDIK

A. PENGERTIAN

Tumor otak adalah lesi intrakranial setempat yang menempati ruang di dalam

tulang tengkorak. Tumor otak dapt terjadi pada setiap usia; dapat terjadi

pada anak usia kuran dari 10 tahun tetapi paling sering terjadi pada dewasa

usia dekade ke lima dan enam.

Klasifikasi tumor otak memiliki banyak klasifikasi. Klasifikasi tumor otak

berdasarkan nama sel yang terserang :

- Giloma

- Tumor maningeal

- Tumor hipofisis

- Neurilemoma / neuroma akustik

- Tumor metastasis

- Tumor pembuluh darah

- Tumor gangguan perkembangan (congenital)

- Pinealoma / tumor adneksa


B. ETIOLOGI

1. Glioma

Glioma disebabkan oleh sel-sel glia (mikroglia, oligodenrogilia dan astrosit) yang

berkumpul membentuk parul sikatriks padat di bagian otak di mana neuron

mengilang.

2. Tumor meningeal / meningloma

Berasal dari meningeal, sel-sel niesiotieel dan sel-sel penyembung aradnoid dan

dura.

3. Tumor hipofisis

berasal dari sel-sel kromofog, iopsinofil atau basofil dan hiofoisis anterior.

4. Neuroma akustik

tumor yang berasal dari sel-sel scwann selubung saraf yang menyebabkan

serabut-serabut saraf otak ke VIII menjadi rusak.

5. Tumor metastasis

berasal dari tumor atau kanker sistemik dari daerah lain yang bermetastase ke

otak.
6. Tumor pembuluh darah

Angioma disebabkan malformasi arteriovenosa konginetal. Hemangioblastoma

merupakan neoplasma yang terdiri dari unsur-unsur vaskular embriosis yang

paling sering din serebellum. Sindrom von hippellindau merupakan gabungan

antara hemangioblasioma serebellum, angio matosis retina dan kista ginjal dan

prankeas.

7. Tumor gangguan perkembangan (konginetal )

kordoma terdiri dari sel-sel yang berasal dari sisa-sisa notokorda embrional

dan dijumpai pada dasar tengkorak. Teratoma akibat sumbatan pada ventrikel

III akueduktus. Karaniofaringeoma berasal dari sisa-sisa duktus

kraniofaringeal embrional (kantung rathke) dan umumnya terletak di posterior

sela tursila.

C. Manifestasi klinik

Trias klasik tumor otak adalah nyeri kepala, muntah dan papiledema.

Nyeri kepala

Nyeri dapat digambarkan bersifat dalam, terus-menerus kumpul dan

kadang-kadang hebat seklali. Nyeri ini paling hebat waktu pagi hari dan

menjadi lebih hebat oleh aktifitas yang biasanya meningkatkan tekanan


intrakranial seperti pada saat membungkuk, batuk atau mengejan pada waktu

buang air besar.

Nyeri kepala yang dihubungkan dengan tumor otak disebabkakn oleh

traksi dan pergeseran struktur peka nyeri dalam rongga intrakranial. Struktur

peka nyeri ini termasuk arteri vena, sinus-sinus vena dan saraf otak.

Lokasi nyeri kepala sepertiga terjadi pada tempat tumor dan sepertiga

lainnya terjadi di dekat atau di atas tumor. Nyeri kepala oksipital merupakan

gejala utama pada tumor ossa posterior. Kira-kira sepertiga lesi supratentorial

menyebabkan nyeri kepala fronatal.

Mual dan Muntah

Mual dan muntah terjadi akibat rangsangan pusat muntah di medula

oblongata. Muntah poaling sering terjadi pada anak-anak dan berhubungan

peningkatan ICP disertai pergeseran batang otak. Muntah dapat terjadi tanpa

didahului mual dan dapat bersifat proyektif.

Papiledema

Disebabkan oleh stasis vena yang menimbulkan pembengkakan dan

pembesaran discus optikus. Bila terlihat pada pemeriksaan endoskopi tanda ini

mengisyaratkan peningkatan ICP. Namun sulit menggunakan tanda ini untuk


mendiagnosis. Menyertai papiledema dapat terjadi gangguan penglihatan.

Gangguan ini adalah pembesaran bintik dan amaurosis fugaks (ketika

penglihatan berkurang).

Lokalisasi gejala

Gejala dan tanda lain tumoir otak cenderung makin dapat menentukan lokasinya.

Tumor lobus frontalis membri gejala perubahan mental, hemiparesis, ataksia,

dan gangguan bicara. Perubahan menntal bermanifestasi sebagai perubahan

ringan dalam kepribadian. Beberapa penderita mengalami periode depresi,

bingung atau preode ketika tingkah laku penderita mediane.

Tumor lobus occipitalis dapat menimbulkan kejang konvulsif yang didahului oleh

aura. Dapat terjadi agnosia kesulitan dalam memperkirakan jarak, dan

kecenderuangan untuk tersesat dalam lingkungan yang sudah dikenalnya.

Tumor lobus temporalis menyebabkan tinitus dan halusinasi pendengaran yang

mungkin terjadi akibat iritasi korteks pendengaran temporaklis atau kortreks

yang berbatasan. Sering timbul gejala mentalm yang menyerupai tumor lobus

frontalias. Kelumpuhan wajah terjadi karena tekanan tumor yang tumbuh dim

korteks frontalis. Lesi pada kutub temporalis anterior menyebabkan anoksia

kuadran superior yang dapat berkembang menjadi hemiaanoksia sempurna,.


Tumor dalam korteks sensorik lobus parietalis mengakibatkan hilangnya fun gsi

sensorik korteks, gangguan lokalisasi sensorik, diskriminasi dua titik,

grafestesia, kesan posisi, dan stereognosis.

Tumor serebellum menyebabkan papiledema dini dan sering menimbulkan nyeri

kepala nyucal. Lesi serebellum juga menyebakan gangguan gerak yang bervariasi

sesuai dengan u8kuran dan likasi spesifik tumor dalam serebellum. Ciri khas

cerebellum yang kurang menyolok tapi sama adalah hipotonia (tidak ada

resistensi normal untuk mereghangkan / menggeser ekstremitas dari posisi

tertentu ) dan hiperekstensibilitas. Saat berbicara, pasien cenderungh

memecah kata menjadi suku-suku kata yang terpisah dan diucapkan dalam

irama stakato yang disebut bicara sekilas (scanning speech).

Tumor ventrikel dan hipotalamus mengakibatkan gangguan. Lesi invasi ventrikel

ke III dan hipotaklamus menyebabkan somnolen, diabetes insipidus, obesitas,

dan gangguan pengaturan suhu. Sebaliknya, tumor kecil pada ventriklel ke III

mengakibatkan nyeri kepala terus menerus dan papiledema dan beberapa tanda

lokal. Tumor 2 yang mengenai ventrikel ke IV menyebabkan peningkatan ICP

yang cepat disertai gejala-gejala papiledema dan serebellum.

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Setiap pasien yang dicurigai menderita lesi intrakranial harus menjalani

evaluasi medis secara lengkap dengan perhatian khusus pada pemeriksaan

neurologik. Pemeriksaan diagnostik dilakukian setelah pemeriksaan neurologik

dan dimulai dari tindakan non-invasif yang menimbulkan resiko terkecil sampai

tindakan yang mempergunakan teknik invasif dan lebih berbahaya.

Pencitraan CT (CT Scan) untuk memberikan informasi spesifik yang menyangkut

jumlah, ukuran, dan kepadatan jejas tumor dan meluasnya edema serebral

sekunder, juga memberi informasi tentang sistem ventrikuler.

MRI untuk menghasilkan deteksi jejas yang kecil. Umumnya untuk mendeteksi

tumor didalam batang otak di daerah hipofisis.

Biopsi stereotaktik bantuan komputer (tiga dimensi) untuk mendiagnosis

kedudukan tumor yang dalam dan untuk memberikan dasar-dasar pengobatan

dan informasi prognosis.

Angiografi otak merupakan suatu tindakan invasif yang membantu menentukan

dioagnosis akhir dan membantu dokter dalam menentukan pengobatan yang

sesuai.

Elektroensefalogram (EEG) untuk mendeteksi gelombang otak abnormal pada

daearah yang ditempati tumor dan dapat memungkinkan untuk mengevaluasi

lobus temperol pada waktu kejang.


Penelitian sitologis pada cairan serebrospinal (CSF) dapat dilakukan untuk

mendekteksi sel-sel ganas, karena tumor-tumor pada SSP mampu menggusur

sel-sel ke dalam cairan serebrospinal.

E. PENATALAKSANAAN

Tumor otak yang tidak terobati menunjukkan arah kematian, salah satu akibat

dari peningkatan ICP atau dari kerusakan otak yang disebabkan tumor.

Tujuannya adalah mengangkatkan dan memusnahkan semua tumor atau banyak

kemungkinan tanpa meningkatnya penurunan neurologik (paralisi, kebutahan)

atau tercapainya gejala-gejala dengan mengangkat sebagian (dekompresi).

Salah satu variasi pengobatan dapat digunakan;pendekatan spesifik bergantung

pada tipe tumor, lokasinya dan kemampuan yang dicapai dengan mudah antara

lain:

Pendekatan pembedahan konvensional memerlukan insisi tulang (kraniotomi).

Pendekatan ini digunakan umum mengobati pasien meningioma, neuroma akustik,

astrositoma kistik pada serebelum, kista koloid pada ventrikel ketiga, tumor

konginetal seperti kista dermoid dan beberapa glanuloma.

Pendekatan stereotaktik meliputi penggunaan kerangka tiga dimensi yang

mengikuti lokasi tumor yang sangat tepat, kerangka stereotaktik dan studi

pencintraan multipel (sinar-x, CT).


Pengggunaan pisau gamma dilakukan pada bedah radio sampai dalam, untuk

tumor yang tidak dapat dimasukkan obat, tindakan tersebut sering dilakukan

sendiri. Dosis yang sangat tinggi radiasi akan dilepaskan pada luas bagian yang

kecil. Keuntungan metode ini adalah tidak membutuhkan insisi pembedahan,

kerugiannya adalah waktu yang lambat diantara pengobatan dan hasil yang

diharapkan.

Modalitas tindakan lain terdiri dari kemotrapi dan terapi sinar radiasi

eksternal, di mana digunakan hanya salah satu model atau dikombinasi dengan

pendekatan yang lain. Terapi radiasi, merupakan dasar pada pengobatan

beberapa tumor otak, juga menurunkan timbulnya kembali tumor yang tidak

lengkap.

Transplantasi sumsum tulang autolog intravene digunakan pada beberapa pasien

yang akan menerima kemoterapi atau terapi radiasi, karena keadaan ini penting

sekali untuk menolong pasien terhadap adanya keracunan pada sumsum tulang

pasien diaspirasi sedikit, biasanya menerima dosis kemoterapi dan terapi

radiasi yang banyak, akan menghancurkan sejumlah besar sel-sel keganasan

(maligna).

Penelitian genetik akan memberi informasi genetik pada dokter yang akan diubah

menjadi identifikasi target potensial untuk perkembangan obat antitumor.


BAB II

KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas / istirahat

Gejala : Keterbatasan akibat keadaan.

Ketegangan mata, sakit kepala yang hebat pada saat perubahan postur tubuh,

aktivitas (kerja) atau karena perubahan cuaca.


Tanda : Gangguan tonus otak dan terjadi kelemahan umum.

Gangguan penglihatan, ataksia, dan masalah berjalan.

2. Integritas Ego

Gejala : Faktor-faktor sters emosional/lingkungan tertentu.

Perasaan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan, depresi.

Tanda : Kekuatiran (takut akan sesuatu yang akan terjadi), ansietas, peka rangsang

selama sakit kepala.

Mekanisme represif/defensif (sakit kepala kronis).

3. Makanan/cairan

Gejala : Mual dan muntah

Tanda : Penurunan berat badan

4. Neurosensori

Gejala : Pening, disorientasi (selama sakit kepala), tidak mampu berkonsentrasi.

Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke, infeksi

intrakranial, kraniotomi.

Aura: visual, olfatorius, tinitus.

Parestesia, kelemahan progresif/paralisis satu sisi temporer.


Tanda : Perubahan dalam pola bicara/proses pikir

Papiledema.

Perubahan status mental

Gangguan penginderaan : penglihatan, pendengaran dan ketidakseimbangan

Atasia

5. Nyeri/kenyamanan

Gejala : Nyeri hebat, menetap, menyeluruh atau intermitten, seringkali membuat

pasien terbangun. Mungkin terlokalisasi, pada posisi tertentu.

Tanda : Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah.

Fokus menyempit

Respon emosional/prilaku takterarah, seperti menangis, gelisah

Otot-otot daerah leher meregang, rigiditis nukal

6. Keamanan

Gejala : Riwayat alergi/reaksi alergi

Tanda : Demam (sakit kepala meningeal).

Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis.

7. Interaksi Sosial
Gejala : Perubahan dalam tanggung jawab peran/interaksi sosial yang berhubungan

dengan penyakit.

Tanda : Afasia motorik

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d kakeksia akibat

pengobatan dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi.

3. Kurang perawatan diri b/d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan

sensori serta penurunan kemampuan kognitif.

4. Ansietas b/d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam

penampilan, perubahan gaya hidup.

C. RENCANA KEPERAWATAN

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial

Tujuan : Klien akan menunjukkan nyeri berkurang/hilang


INTERVENSI RASIONAL
- Kaji keluhan nyeri, cacat
- Nyeri merupakan pengalaman

intensitasnya (dengan skala 0-10), subjektif dan harus dijelaskan oleh

karakteristiknya (misal: berat, pasien. Identifikasi karakteristik

berdenyut, konstan), lokasinya, nyeri dan faktor yang berhubungan

lamanya, faktor yang merupakan suatu hal yang amat

memperburuk atau meredakan. penting untuk memilih intervensi

selangjutnya yang cocok dengan

klien.
- Observasi adanya tanda-tanda
- Merupakan indikator/derajat nyeri

nyeri nonverbal, seperti: eksperi yang tidak langsung dialami. Sakit

wajah, posisi tubuh, gelisah, kepala mungkin bersifat akut atau

menangis/meringis, menarik diri. kronis, jadi manifestasi fisiologi

bisa muncul/tidak.

- Anjurkan untuk beristirahat dalam


- Menurunkan stimulus yang berlebihan

ruangan yanng tenang yang dapat meningkatkan serangan.

- Masase daerah
- Menghilangkan ketegangan dan

kepala/leher/lengan jika pasien meningkatan relaksasi otot.

dapat mentoleransi sentuhan.


- Berikan obat sesuai dengan - Penanganan pertama dari sakit
indikasi: Analgetik, seperti kepala secara umum hanya kadang-

aseteminofrn, ponstan, dan kadang bermanfaat pada sakit

sebagainya. kepala karena gangguan vaskuler.

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d kakeksia akibat pengobatan

dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi.

Tujuan : Untuk mengetahui asupan diet dan obat klien.

INTERVENSI RASIOANAL
- Kaji kemapuan klien untuk- Faktor ini menentukan pemilihan

menguyah, menelan, batuk dan terhadap jenis makanan sehingga

mengatasi sekresi pasien harus terlindung dari

aspirasi.
- Timbang berat badan sesuai indikasi- Mengevaluasi keefektifan atau

kebutuhan mengubah pemberian

nutrisi
- Berikan makan dalam jumlah yang- Meningkatkan proses pencernaan

kecil dan dalam waktu yang sering dan tolerans pasien tehadap nutrisi

dengan teratur. yang diberikan dan dapat

meningkatkan kerjasama pasien

saat makan.
- Kolaborasi dengan ahli gizi dengan- Merupakan sumber yang efektif

cara konsultasi dengan ahli gizi. untuk mengindentifikasi kebutuhan


kalori/nutrisi tergantung pada usia,

berat badan, ukuran tubuh,

keadaan penyakit sekarang.

3. Kurang perawatan diri b/d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik

dan sensori serta penurunan kemampuan kognitif.

Tujuan : Untuk membantu klien mendapatkan mekanisme koping, adaptasi dan konvensasi

dalam meningkatkan pemecahan masalah-masalah.

INTERVENSI RASIONAL
- Kaji kemampuan dan tingkat- Membantu dalam mengantisipasi

kekurangan (dengan menggunakan atau merencanakan pemenuhan

skala 0-4) dalam melakukan kebutuhan sehari-hari.

kebutuhan sehari-hari
- Diskusikan mengenai pentingnya- Menurunkan regangan pada otot

posisi/letak tubuh yang normal. daerah leher dan lengan dan dapat

menmghilangkan ketegangan dari

tubuh dengan sangat berarti.


- Anjurkan pasien/orang yang- Perasaan yang terlalu berlebihan

terdekat untuk menyediakan waktu untuk memikirkan tugas-tugas

agar dapat relaksasi dan dapat mengarahkan pada sikap

bersenang-senang. yang lupa untuk memikirkan


penerimaan/mencintai diri sendiri

yang kemudian ditambah adanya

ster dan menberikan kontribusi

pada sakit kepala tersebut.

4. Ansietas b/d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam

penampilan, perubahan gaya hidup.

Tujuannya : Mengetahui tingkat gelisah dan perubahan suasan hati.

INTERVENSI RASIONAL
- Kaji status mental dan tingkat
- Gangguan tingkat kesadaran dapat

ansietas pasien/keluarga. Catat mempengaruhi ekspresi rasa takut

adanya tanda-tanda verbal dan tetapi tidak menyangkal

nonverbal. keberadaanya. Derajat ansietas

akan dipengaruhi bagaimana

informasi tersebut di terima oleh

individu.
- Berikan penjelasan hubungan antara
- Meningkatkan pemahaman,

proses penyakit dan gejala. mengurangi rasa takut karena

ketidaktahuan dan dapat

membantu menurunkan ansietas.


- Berikan kesempatan pasien untuk- Mengungkapkan rasa takut secara
mengungkapkan isi pikiran dan terbuka di mana rasa takut dapat

perasaan takutnya. ditujukan.

D. EVALUASI

Hasil yang diharapkan

1. Nyeri b/d peningkatan tekanan intrakranial

Kriteria hasil :

- Melaporkan nyeri hilang/terkontrol.

- Menunjukkaan postur rileks dan mampu tidur/ istirahat dengan tepat.

2. Perubahan nutrisi, kurang dari kebutuhan tubuh b/d kakeksia akibat

pengobatan dan pengaruh tumor, penurunan asupan makanan dan malabsorbsi.

Kriteria hasil :

Mendemonstrasikan pemeliharaan/kemajuan peningkatan berat badan.

- Tidak mengalami tanda-tanda malnutris, dengan nilai laboratorium dalam

rentang normal.

3. Kurang perawatan diri b/d kehilangan atau kerusakan fungsi motorik dan

sensori serta penurunan kemampuan kognitif.

Kriteria hasil :

- Mengungkapkan pemahaman tentang kondisi dan pengobatan.

- Mengidentifikasikan hubungan dari tanda-tanda/gejala terhadap kondisi.


- Memulai perubahan gaya hidup/prilaku yang yang tepat

- Mengidentifikasi sitasi stress dan metode khusus untuk menghadapinya.

4. Ansietas b/d kemungkinan kematian, ketidakpastian, perubahan dalam

penampilan, perubahan gaya hidup.

Kriteria hasil :

Melaporkan asientas berkurang.

- Gelisah berkurang dan tidur lebih baik.

- Mengungkapkan kekuatiran tentang kematian.

- Berpartisipasi dalam aktivitas pribadi yang penting selama mungkin.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Tumor otak adalah lesi intrakranial setempat yang menempati ruang di dalam

tulang tengkorak. Tumor otak dapt terjadi pada setiap usia; dapat terjadi

pada anak usia kuran dari 10 tahun tetapi paling sering terjadi pada dewasa

usia dekade ke lima dan enam.

Klasifikasi tumor otak berdasarkan nama sel terserang :

Glioma

Tumor maningeal

Tumor hipofisis

Neurilemoma / neuroma akustik

Tumor metastasis

Tumor pembuluh darah

Tumor gangguan perkembangan (congenital)

Pinealoma / tumor adneksa

Manifestasi klinik dari tumor otak dikenal dengan sebutan trias klasik tumor

otak adalah nyeri kepala, muntah, dan papiledema.

B. SARAN-SARAN

Setelah pasien diagnosa menderita penyakit tumor otak segera melakukakn

tindakan karena jika terlambat akan merakibat fatal dan bisa menyebabkan

kematian.
Jika sudah merasa gejala seperti yang disebut diatas yaitu nyeri kepala,

muntah dan mual, dan papiledema segera melakukan pemeriksaan, karena jika

dibiarkan terus-menerus akan menambah parah dan bisa terkena tumor otak.

Anda mungkin juga menyukai