Anda di halaman 1dari 25

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku

2.1.1. Ruang Lingkup Perilaku Kesehatan

Perilaku manusia sangat kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat

luas. Menurut Benjamin Bloom (dalam Soekidjo Notoatmodjo, 2007), ranah perilaku

terbagi dalam 3 domain, yaitu :

a. Pengetahuan (kognitif)

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan

peraba. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

Pengetahuan memiliki 6 (enam) tingkatan:

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yag dipelajari sebelumnya.

Termasuk dalam mengingat kembali (recall) terhadap suatu hal yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu

tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa

seseorang itu tahu dilihat dari kemampuan seseorang untuk menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara


2. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang objek

yang diketahui dan dapat diinterpretasikan secara benar. Orang yang telah paham

terhadap suatu objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3. Aplikasi (Apllication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang dipelajari

pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai

hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis diartikan sebagai kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan

masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.

5. Sintesis (Synthetis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru. Dengan kata

lain, sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan,

meringkas, menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

Universitas Sumatera Utara


6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang antara lain :

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain agar

mereka dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah pula bagi mereka untuk menerima informasi dan pada

akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang mereka miliki.

3. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan

psikologis (mental), dimana pada aspek psikologis ini, taraf berpikir seseorang

semakin matang dan dewasa.

5. Minat

Minat diartikan sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba menekuni suatu hal dan pada

akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.

Universitas Sumatera Utara


6. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami oleh individu baik dari

dalam dirinya ataupun dari lingkungannya. Pada dasarnya pengalaman mungkin saja

menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi individu yang melekat menjadi

pengetahuan pada individu secara subjektif.

7. Informasi

Kemudahan seseorang untuk memperoleh informasi dapat membantu mempercepat

seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru (Wahid dkk, 2007).

b. Sikap (afektif)

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu stimulus

atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau

aktivitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku (Wahid dkk, 2007).

Sikap menentukan jenis tingkah laku dalam hubungannya dengan rangsangan

yang relevan, individu lain atau fenomena-fenomena. Dapat dikatakan bahwa sikap

merupakan faktor internal tapi tidak semua faktor internal adalah sikap.

Adapun ciri-ciri sikap menurut WHO adalah sebagai berikut :

1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan

seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap

objek atau stimulus.

2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal references) merupakan faktor

penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada

pertimbangan-pertimbangan individu.

Universitas Sumatera Utara


3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap

positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan

kebutuhan dari pada individu tersebut.

4. Sosial budaya (Culture) berperan besar dalam mempengaruhi pola pikir seseorang

untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu (Notoatmodjo, 2007).

Fungsi (tugas) sikap dibagi empat golongan, yaitu :

1. Sebagai alat menyesuaikan diri

Sikap adalah sesuatu yang bersifat communicable yang artinya sesuatu yang mudah

menjalar, sehingga mudah menjadi milik bersama. Sikap bisa menjadi rantai

penghubung antara orang dengan kelompoknya atau dengan anggota kelompok lain.

2. Sebagai alat pengatur tingkah laku

Pertimbangan antara perangsang dan reaksi pada orang dewasa. Pada umumnya

tidak diberi perangsang secara spontan, tetapi adanya proses secara sadar untuk

menilai perangsang-perangsang itu.

3. Sebagai alat pengatur pengalaman-pengalaman

Manusia di dalam menerima pengalaman-pengalaman dari luar sikapnya tidak pasif,

tetapi diterima secara aktif, artinya semua yang berasal dari luar tidak semuanya

dilayani olah manusia, tetapi manusia memilih mana yang perlu dilayani dan mana

yang tidak perlu dilayani. Jadi semua pengalaman diberi nilai lalu dipilih.

4. Sebagai pernyataan kepribadian

Sikap sering mencerminkan pribadi seseorang. Ini disebabkan karena sikap tidak

pernah terpisah dari pribadi yang mendukungnya. Oleh karena itu, dengan melihat

Universitas Sumatera Utara


sikap pada objek tertentu, sedikit banyak orang bisa mengetahui pribadi orang

tersebut (Ahmadi, 1999).

Seperti halnya pengetahuan, sikap memiliki berbagai tingkatan yaitu :

1. Menerima (Receiving) diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus

yang diberikan.

2. Merespon (Responding) diartikan sebagai memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan adalah indikasi dari

sikap karena dengan usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas

yang diberikan terlepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti bahwa orang

menerima ide tersebut.

3. Menghargai (Valuating) diartikan sebagai mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah adalah indikasi sikap tingkat ini.

4. Bertanggung jawab (Responsible) adalah bertanggung jawab atas segala sesuatu

yang telah dipilihnya dengan segala risiko adalah merupakan sikap yang paling

tinggi (Notoatmodjo, 2007).

c. Tindakan (psikomotor)

Suatu sikap belum terwujud dalam bentuk tindakan. Untuk mewujudkan sikap

menjadi sebuah perbuatan diperlukan menanamkan pengertian terlebih dahulu,

membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik serta

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan antara lain fasilitas

dan faktor pendukung dari berbagai pihak (Notoatmodjo, 2007).

Adapun tingkatan dari tindakan adalah :

Universitas Sumatera Utara


1. Persepsi (Perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan

diambil adalah merupakan praktek yang pertama.

2. Respon Terpimpin (Guide Response)

Dapat melakukan sesuatu dengan urutan yang benar sesuai dengan contoh-contoh

adalah indikator tingkat kedua.

3. Mekanisme (Mechanisme)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis atau

sesuatu itu sudah menjadi kebiasaan maka ia sudah mencapai tingkat ketiga.

4. Adaptasi (Adaptation)

Tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasinya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut (Notoatmodjo,

2007).

2.1.2. Perubahan Perilaku

Menurut WHO yang dikutip oleh Soekidjo Notoatmodjo (2007), perubahan

perilaku dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

1. Perubahan Alamiah (Natural Change)

Perilaku manusia selalu berubah. Sebagian perubahan itu disebabkan karena

kejadian alamiah. Apabila dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan lingkungan

fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka anggota-anggota masyarakat di dalamnya

juga akan mengalami perubahan.

Universitas Sumatera Utara


2. Perubahan Terencana (Planned Change)

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang direncanakan sendiri oleh subjek.

Didalam melakukan perubahan perilaku yang telah direncanakan dipengaruhi oleh

kesediaan individu untuk berubah, misalnya apabila terjadi suatu inovasi atau program-

program pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering terjadi adalah sebagian

orang sangat cepat menerima inovasi atau perubahan tersebut dan sebagian orang lagi

sangat lambat menerima inovasi atau perubahan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3. Teori Alasan Berperilaku (Theory of Reasoned Action)

Teori alasan berperilaku merupakan teori perilaku manusia secara umum.

Sebenarnya, teori ini digunakan dalam berbagai perilaku manusia, kemudian

berkembang dan banyak digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan

dengan perilaku kesehatan (Maulana, 2009).

Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), niat

(intention) dan perilaku. Niat (kehendak) merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya

jika ingin mengetahui apa yang dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui

niat orang tersebut. Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience),

yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting (Maulana, 2009).

Niat ditentukan oleh sikap dan norma subjektif. Komponen sikap merupakan

hasil pertimbangan untung rugi dari perilaku tersebut dan pentingnya konsekuensi-

konsekuensi bagi individu. Di lain pihak, komponen norma subjektif atau sosial

mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan apa yang dipikirkan orang-

orang yang dianggap penting dan motivasi seseorang mengikuti pikiran tersebut. Jika

Universitas Sumatera Utara


orang yang dianggap penting (kelompok referensi) menyetujui tindakan tersebut,

terdapat kecenderungan positif untuk berperilaku (Maulana, 2009).

Theory of reasoned action (TRA) merupakan model untuk meramalkan perilaku

preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang berlainan,

seperti penggunaan substansi tertentu (merokok, alkohol dan narkotik), perilaku makan

dan pengaturan makanan, penggunaaan kondom, latihan kebugaran (fitness) dan

olahraga (Maulana, 2009).

Bagan Theory of Reason Action (TRA)

Keyakinan
terhadap Sikap
perilaku

Niat Tindakan

Keyakinan Norma
nomatif subjektif

2.1.4. Proses Adopsi Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh

pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang

mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses

berurutan yakni :

1. Awarness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

Universitas Sumatera Utara


2. Interest (ketertarikan), dimana orang mulai tertarik pada stimulus (objek).

3. Evaluation (mempertimbangkan baik tidaknya stimulus bagi dirinya), hal ini berarti

sikap responden sudah baik.

4. Trial, dimana orang sudah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adaption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan dan

sikap terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2007).

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku seperti ini, dimana

didasari pengetahuan, kesadaran sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat

langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila adopsi perilaku tidak didasari pengetahuan

dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama (Notoatmodjo, 2007).

2.2 Sayur-sayuran dan buah-buahan

2.2.1. Manfaat sayur-sayuran dan buah-buahan

Gerakan kembali ke alam menjadi salah satu faktor pendorong konsumsi buah-

buahan dan sayuran sebagai sarana menuju hidup sehat dan berumur panjang. Kondisi

ini secara tidak langsung menumbuhkan masyarakat baru yaitu pengkonsumsi buah-

buahan dan sayuran. Sayur dan buah-buahan merupakan sumber makanan

yang mengandung gizi lengkap dan sehat. Sayur berwarna hijau merupakan

sumber karoten (provitamin A). Semakin tua warna hijaunya, maka

semakin banyak kandungan karotennya. Kandungan beta karoten pada sayuran

membantu memperlambat proses penuaan dini, mencegah resiko penyakit kanker,

meningkatkan fungsi paru-paru dan menurunkan komplikasi yang berkaitan dengan

diabetes. Sayuran yang berwarna hijau tua diantaranya adalah kangkung, daun singkong,

daun katuk, daun pepaya, genjer dan daun kelor (Fenny, 2011).

Universitas Sumatera Utara


Di dalam sayuran dan buah juga terdapat vitamin yang bekerja sebagai

antioksidan. Antioksidan dalam sayur dan buah bekerja dengan cara mengikat lalu

menghancurkan radikal bebas dan mampu melindungi tubuh dari reaksi

oksidatif yang menghasilkan racun. Alpokat, apel, belimbing, jambu, jeruk, mangga,

pepaya kaya akan vitamin A. Sedangkan kecambah atau tauge merupakan sumber

vitamin E (Fenny, 2011).

Buah-buahan pada umumnya kaya akan berbagai jenis mineral, diantaranya

kalium (K), kalsium (Ca), Natrium (Na), dan zat besi (Fe). Buah-

buahan yang kaya kalsium adalah buah salak, sawo, jeruk nipis, arbei, nangka, pala dan

srikaya (Fenny, 2011).

2.3. Metabolisme

Metabolisme adalah proses pemecahan zat-zat gizi di dalam tubuh untuk

menghasilkan energi atau untuk pembentukan struktur tubuh. Suatu rentetan reaksi

kimia dari awal hingga akhir yang terjadi dalam metabolisme dinamakan jalur

metabolisme. Jalur metabolisme terdiri atas reaksi-reaksi anabolisme dan katabolisme.

Reaksi anabolisme adalah reaksi membangun dari ikatan sederhana ke ikatan lebih besar

dan kompleks misalnya glukosa diubah menjadi glikogen, asam lemak dan gliserol

menjadi trigliserida, serta asam amino menjadi protein. Proses anabolisme memerlukan

energi (Almatsier, 2004).

Reaksi katabolisme adalah reaksi yang memecah ikatan kompleks menjadi

ikatan lebih sederhana. Reaksi katabolisme biasanya melepaskan energi. Contoh reaksi

katabolisme adalah pemecahan glikogen menjadi glukosa, trigliserida menjadi gliserol

dan asam lemak serta protein menjadi asam amino (Almatsier, 2004).

Universitas Sumatera Utara


2.4. Pola Makan Vegetarian

2.4.1. Pengertian Pola makan vegetarian

Vegetarian mempunyai dua pengertian, yakni sebagai kata benda dan kata sifat.

Vegetarian sebagai kata benda berarti orang yang berpantang makan daging dan hanya

makan sayur-mayur serta bahan makanan nabati lainnya. Vegetarian sebagai kata sifat

berarti tidak mengandung daging atau kebiasaan berpantang daging (Bangun,2003).

Istilah 'vegetarian' diciptakan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara

formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan lain-lain, di

Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan dari Vegetarian

Society Inggris (Suprapto, 2009).

Kata Vegetarian ini berasal dari bahasa Latin vegetus berarti keseluruhan, sehat,

segar, hidup. Penyebutan secara umum mereka yang tidak makan daging sebelum tahun

1847 sebagai 'Pythagorean' atau mengikuti 'Sistem Pythagorean'. Definisi asli dari

'vegetarian' adalah dengan atau tanpa telur atau produk olahannya. Definisi ini masih

digunakan hingga sekarang oleh Vegetarian Society. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia Balai Pustaka terbitan tahun 2005, vegetarian adalah orang yang karena alasan

agama atau kesehatan hanya memakan sayur-sayuran dan hasil tumbuh-tumbuhan.

Pengertian pola makan menurut Lie Goan Hong dan Sri Karjati (1985) yang

dikutip oleh Chairuny (2004) adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran

mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang

dan merupakan ciri khas suatu kelompok masyarakat. Pola makan dalam penelitian ini

tidak memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang

dimakan tetapi lebih kepada kebiasaan makan seseorang dalam masyarakat.

Universitas Sumatera Utara


Di Indonesia secara tradisional suku bangsa Jawa tidak terlalu banyak

mengkonsumsi daging dan gemar mengkonsumsi tahu dan tempe dalam menu mereka

sehingga dapat dikatakan menjalankan diet semi vegetarian. Orang Yogyakarta memiliki

tingkat harapan hidup yang tertinggi di Indonesia karena banyak mengkonsumsi

makanan berbahan dasar kedelai tersebut (Bangun, 2003).

2.4.2. Sejarah Vegetarian

Menilik dari sejarahnya, kaum vegetarian diduga sudah ada sejak zaman Mesir

Kuno. Saat itu dikenal suatu kelompok kecil warga yang hanya gemar menyantap

makanan berupa sayuran dan buah-buahan. Vegetarian semakin dikenal luas setelah

beberapa aliran keagamaan di Asia Timur mengajarkan tidak menyembelih hewan untuk

dimakan dengan berbagai alasan contohnya adanya kepercayaan bahwa dengan

menyembelih hewan maka seseorang kelak akan bereinkarnasi menjadi makhluk

tingkatan paling rendah. Selain itu kaum Buddist di Jepang percaya bahwa dengan

memakan daging hewan maka tubuh mereka akan mengandung racun yang baru akan

hilang setelah 8 hari. Tentang anjuran vegetarian juga disinggung dalam kesusastraan

religi di India seperti Kitab Mahabharata juga pada aliran Yoga. Intinya pilihan untuk

vegetarian berangkat dari rasa welas asih terhadap nyawa makhluk hidup lain seperti

hewan, dan berarti dengan membunuh hewan maka tubuh yang memakan dagingnya

akan tercemari (Suprapto, 2009).

Pada abad kelima sebelum Masehi. Orang-orang yang bervegetarian disebut

'vitagorian' alias pengikut Phytagoras, ilmuwan jenius dan ahli matematika, yang

ternyata juga vegetarian. Istilah vegetarian sendiri baru muncul seribu tahun kemudian,

tahun 1800an. Pada 1847 kata vegetarian mulai diperkenalkan, saat berdirinya UK

Universitas Sumatera Utara


Vegetarian Society. Itu adalah organisasi vegetarian modern pertama, di Inggris

(Suprapto, 2003).

2.4.3. Manfaat Vegetarian

Adapun manfaat menjadi vegetarian adalah sebagai berikut Siddhi (2009) :

1. Umur panjang (longevity)

Banyak penelitian menunjukan bahwa secara umum, seorang vegetarian bisa hidup

5 sampai 20 tahun lebih lama dibandingkan dengan orang biasa (non vegetarian).

Selain itu mereka memilki kualitas kehidupan yang lebih baik.

2. Resiko penyakit jantung koroner rendah

Karena rendahnya kandungan lemak dan kolesterol pada makanan vegetarian,

resiko penyakit jantung koroner menjadi lebih rendah. Resiko penyakit kematian

pada penyakit jantung bagi vegetarian hanya setengah lebih kecil dibanding dengan

non vegetarian.

3. Resiko penyakit kanker berkurang

Menjadi seorang vegetarian menurut British Medical Journal dapat mengurangi

50% - 76% dari semua penyakit kanker. Kematian akibat kanker banyak

dihubungkan pada kegemukan dan makanan berlemak tinggi serta berserat rendah

pada makanan hewani. Vitamin A dan C juga dapat melindungi dari kanker kolon.

Diet makanan yang berlemak rendah bisa melindungi dari kanker prostat dan

kanker payudara.

4. Dapat mencegah penyakit di usus

Universitas Sumatera Utara


Makanan yang berserat tinggi akan memperlancar pengolahan makanan dalam

sistem pencernaan sehingga mengurangi resiko gangguan pencernaan seperti:

kanker usus, ambeien, usus buntu, konstipasi dan lain-lain.

5. Mengurangi osteoporosis

Konsumsi protein yang rendah dan lebih banyak vitamin D dan kalsium bisa

mempertinggi densitas tulang pada vegetarian Sedangkan makanan hewani dapat

meningkatkan resiko osteopororsis dan rematik. Konsumsi protein yang tinggi

biasanya juga diikuti dengan konsumsi lemak yang tinggi. Konsumsi lemak yang

tinggi mempengaruhi adsorpsi kalsium ke dalam tulang sehingga tulang lebih

mudah mengalami pengeroposan yang disebut dengan osteoporosis.

6. Menghindari obesitas

Makanan vegetarian yang rendah lemak dan tinggi serat akan mengurangi resiko

obesitas. Dengan demikian resiko penyakit lain juga akan menurun.

7. Mencegah dan mengurangi Hipertensi

Makanan vegetarian yang kaya dengan kalsium seperti: pisang, seledri, sayur hijau,

tempe yang terbukti dapat mengurangi tekanan darah. Penelitian membuktikan

tekanan darah orang yang bervegetarian rata rata 110/70mmHg. Bahkan penderita

hipertensi mengubah dietnya menjadi vegetarian terbukti dapat menurunkan

tekanan darah secara bermakna.

8. Stamina (endurance)

Sumber yang paling baik untuk stamina adalah makanan yang berkabohidrat.

Makanan vegetarian kaya dengan karbohidrat sehingga menyediakan energi yang

berlimpah untuk aktivitas sehari-hari.

Universitas Sumatera Utara


2.4.4. Tipe Vegetarian

Tipe vegetarian dapat dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan

tingkat kekuatannya meninggalkan konsumsi produk hewani. Ada kelompok yang

paling ketat tidak hanya meninggalkan produk hewani, mereka hanya makan bagian

tanaman yang dipanen tanpa merusak tanaman pokoknya. Mereka menolak makan

kentang atau bayam karena cara memanennya harus mencabut seluruh tanamannya.

Bahkan mereka juga tidak mau menggunakan bahan asal hewan dalam bentuk apapun

dalam kehidupan sehari-harinya.

Ada pula kelompok yang paling longgar, mereka masih mengkonsumsi jenis

daging tertentu dan meninggalkan daging merah (daging dari hewan mamalia) atau

daging yang menurut agama/ kepercayaan harus dihindari dan tidak boleh dikonsumsi.

Sehingga kita jangan heran pada saat ada hidangan daging tertentu tidak dikonsumsi

mereka lebih memilih makanan dari unsur nabati tapi pada momen yang lain

mengkonsumsi daging lainnya.

Pengelompokkan Vegetarian yang lazim dikenal di masyarakat ada tiga (Yuliarti, 2009),

yaitu:

1. Pesco/pollo Vegetarian (semi vegetarian) adalah kelompok yang masih

mengonsumsi produk daging tertentu misalnya daging ayam dan ikan tapi

meninggalkan kelompok daging merah.

2. Lacto-ovo Vegetarian adalah kelompok yang masih mengonsumsi telur dan produk

susu dan menghindari segala jenis daging termasuk ikan. Penyebutan kelompok

yang mengonsumsi susu tapi tidak mengonsumsi telur disebut lacto vegetarian,

Universitas Sumatera Utara


sedangkan yang mengonsumsi telur tapi tidak mengonsumsi susu disebut ovo

vegetarian.

3. Vegan adalah Vegetarian murni yang hanya mengonsumsi biji-bijian, kacang-

kacangan, sayur-sayuran dan buah-buahan. Kelompok ini sama sekali tidak

mengonsumsi produk hewani maupun turunannya, termasuk gelatin, keju, yogurt.

Mereka juga menghindari madu, royal-jeli dan produk turunan serangga. Bahkan

sebagian penganut vegan menghindari penggunaan produk hewani seperti kulit

hewan ataupun kosmetik yang mengandung produk hewani.

2.4.5. Alasan Orang menjadi Vegetarian

2.4.5.1. Alasan agama

Ada beberapa agama di dunia ini menganjurkan umatnya untuk menjadi seorang

Vegetarian, seperti agama Buddha, Hindu dan Advent.

1. Agama Buddha

Terlepas dari segala macam pertimbangan yang ada. Sisi baik Vegetarian tidak

merugikan diri sendiri, orang lain dan dipuja oleh para bijak. Maka sepatutnya latihan

ini perlu dikembangkan. Agama budha tidak mewajibkan umatnya untuk menjadi

vegetarian, tetapi menyarankan. Buddha merupakan guru para dewa dan manusia,

memiliki cinta kasih tanpa batas. Artinya pancaran cinta kasih tidak hanya untuk

manusia saja, tetapi semua makhluk tanpa batas, termasuk pada hewan. Lebih lanjut di

kitab Jataka 37, berbunyi : "Bila seseorang memiliki pikiran cinta kasih, ia merasa

kasihan kepada semua makhluk di dunia, yang ada di atas, di bawah, dan di

sekelilingnya, tak terbatas di mana pun. "Sementara itu, apa akibatnya bila seorang umat

Buddha membunuh binatang dan dipersembahkan kepada para Bhikkhu? Buddha

Universitas Sumatera Utara


menyatakan bahwa perbuatan demikian dikategorikan sebagai perbuatan buruk yang

menimbun karma buruk (Siddhi, 2009).

2. Agama Hindu

Agama hindu menganjurkan umatnya untuk bervegetarian, tetapi tidak

diwajibkan menjadi vegetarian. Dalam Weda, setiap bentuk kehidupan dinyatakan

mempunyai kesadaran dan energi dan setiap kehidupan dianggap suci. Bersama dengan

pemahaman tentang karma, pandangan ini melandasi vegetarianisme yang berawal di

India. Weda juga mengajurkan hidup hemat sumber daya, sebagai bagian dari tugas

manusia untuk memelihara alam. Yajur Weda mengatakan, Jangan melukai makhluk

yang hidup di bumi, di udara, dan dalam air. Juga dikatakan Hendaknya kamu tidak

menggunakan tubuh yang diberikan Tuhan untuk membunuh makhluk Tuhan, apakah

itu manusia, hewan atau apapun (D. Ghindwani, 2010).

Vegetarian dalam Hindu disebut pola makan satvika yaitu pola makan yang

mengonsumsi makanan yang bersifat segar dan alami, direbus dan tidak mempunyai

rasa yang tajam seperti sayuran, biji-bijian dan buah. Pola makan ini dipercaya

meningkatkan prana (kehidupan), kekuatan mental dan menajamkan intelek (D.

Ghindwani, 2010).

3. Umat Advent

Umat advent memasukkan tiga tuntutan kesehatan pada persyaratan

keanggotaannya, yakni tidak menggunakan tembakau dalam bentuk apa pun,

menghindari minuman beralkohol, dan menghindari daging pada makanan mereka.

Jemaat mereka dianjurkan, tetapi tidak diwajibkan menjadi vegetarian. selain itu,

mereka juga didorong untuk melakukan kebiasaan-kebiasaaan sehat lainnya, termasuk

Universitas Sumatera Utara


mengonsumsi biji-bijian padi yang utuh, mengurangi gula putih, bebas mengonsumsi

sayur dan buah, menghindari makanan yang mengandung bumbu dan penyedap, makan

sesuai jumlah yang dibutuhkan untuk mempertahankan berat badan ideal, mengindari

teh dan kopi dan makanan berkafein lainnya.

Sebuah riset menunjukkan perbandingan kesehatan dan perilaku orang-orang

Advent di California dengan penduduk California secara keseluruhan menunjukkan

bahwa orang-orang advent secara dominan lebih sedikit mengidap berbagai penyakit,

seperti jantung, kanker, stroke. Selain itu orang Advent di California memiliki usia

harapan hidup yang lebih tinggi dari penduduk California (bukan Advent) (Bangun,

2003).

2.4.5.2. Alasan Keuangan

Keadaan kondisi krisis ekonomi global mengubah gaya kehidupan orang.

Ekonomi yang semakin sulit membuat orang melakukan penghematan dalam banyak

hal, termasuk makanan. Orang mulai mengurangi makan di restoran atau di luar rumah.

Mereka mulai ke pasar atau supermarket membeli kebutuhan pangan, termasuk sayur-

sayuran yang harganya relatif lebih murah daripada daging ada dan memasak di rumah.

Bahkan pada sebagian masyarakat pedesaan maupun masyarakat tertentu, mereka tidak

terlalu banyak mengonsumsi daging sebaliknya gemar mengonsumsi tahu dan tempe

dalam menu mereka sehari-hari sehingga dapat dikatakan mereka menjalankan diet semi

vegetarian (Siddhi, 2009).

2.3.5.3. Alasan Kesehatan

Kesehatan merupakan harta yang berharga bagi manusia. Meskipun orang

memiliki harta, kedudukan atau kesuksesan kalau kesehatan menurun bahkan terjangkit

Universitas Sumatera Utara


penyakit yang kronis semua perolehan tersebut tidak dapat menggantikan kesehatan.

Sementara bagi mereka yang ekonominya menengah ke bawah, biaya kesehatan relatif

tinggi bahkan banyak timbulnya penyakit-penyakit baru salah satunya dari makanan.

Akibatnya orang mulai hati-hati dalam mengonsumsi makanan. Beberapa orang mulai

memilih pola makan vegetarian, karena makanan daging mengandung lemak jenuh

berkolesterol tinggi dan banyak berita mengenai hewan-hewan tertentu yang terjangkit

virus yang membahayakan manusia, seperti : kasus virus sapi gila, kasus virus flu

unggas yang menyerang ayam dan bebek di Hong Kong (1998) sampai ke Indonesia,

kasus virus babi Jepang (Japanese encephalitis virus) yang melanda Malaysia dan

kasus-kasus lainnya (Siddhi, 2009).

Beberapa dokter yang tergabung dalam The Physician Committee for

Responsible Medicine (PCRM) dengan ahli-ahli gizi yang dalam American Dietetic

Association (ADA) pada tahun 1991 bersama-sama merevisi diet 4 Sehat 5 Sempurna

menjadi 4 sehat yaitu:

1. Palawija seperti: beras, gandum, kentang, sagu, jagung, oat, jali- jali dan umbi-

umbian seperti singkong, ketela, talas, roti, mie, bihun dan sebagainya. Kelompok ini

sangat kaya akan serat makanan, karbohidrat kompleks sekaligus protein, vitamin B

kompleks dan mineral seperti kalsium, zat besi, fosfat, kalium, seng. Palawija

dianjurkan dikonsumsi 4 porsi sehari.

2. Sayur-sayuran yang merupakan sumber vitamin dan mineral yang cukup lengkap dan

juga serat makanan yang sangat penting untuk kelancaran pencernaan, penyerapan

kolesterol dan bahan-bahan beracun serta memperbesar volume tinja. Sayuran

dianjurkan dikonsumsi 3 porsi sehari.

Universitas Sumatera Utara


3. Buah-buahan yang merupakan sumber yang sangat kaya serat makanan, vitamin C

dan beta karoten serta fitokimia untuk mencegah berbagai penyakit kanker. Buah-

buahan dianjurkan dikonsumsi 3 porsi sehari.

4. Legum merupakan kelompok yang terdiri dari kacang-kacangan dan polong termasuk

hasil olahan seperti : tahu, tempe, susu kedelai dan gluten. Kelompok ini merupakan

sumber protein yang sehat dan lengkap yang bersumber dari asam lemak tak jenuh

seperti asam linoleat, asam linolenat, kaya dengan lesitin, vitamin B kompleks,

vitamin A, C, E dan mineral. Legum dianjurkan dikonsumsi 2 porsi sehari (Siddhi,

2009).

2.4.5.4. Alasan Etika

Banyak orang yang masih memandang dan menganggap hewan sebagai

makhluk yang kurang berharga. Keberadaan mereka adalah untuk manusia sehingga

orang bebas menyalahgunakan, memanfaatkan, mengeksploitasi bahkan menyiksa

mereka. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, salah satunya menampilkan

kisah-kisah hewan yang berjasa pada kehidupan manusia. Mereka tidak hanya

membantu pemiliknya bahkan ada pula yang sampai menyelamatkan nyawa manusia.

Gerak-gerik hewan yang begitu menarik, lucu dan membawa tawa. Ini menambah

simpatik bahkan beberapa orang pun mengurangi makanan dari unsur hewan secara

perlahan-lahan bahkan ada yang langsung hidup vegetarian. Sehingga semakin

meningkat jumlah vegetarian.

Keberadaan hewan-hewan ada alasannya. Mereka pun merupakan penghuni

bumi, kita tidak mempunyai hak untuk membunuh mereka. Ada beberapa penelitian

Universitas Sumatera Utara


yang mengatakan bahwa hewan kadang dapat menyembuhkan sakit pada manusia,

bahkan ada beberapa jenis hewan dipakai untuk pengobatan sakit manusia.

2.4.5.5. Alasan Lingkungan

Lingkungan dipakai sebagai alasan karena pemakaian energi untuk

menghasilkan daging teramat mahal dan merusak alam, antara lain :

1. Polusi air

Pupuk dan pembuangan kotoran dari tempat penyimpanan ternak, peternakan ayam,

dan fasilitas pemberian makanan lain kepada ternak dapat menyebabkan polusi

persediaan air.

2. Polusi udara

Tiga puluh juta ton gas metana yang menimbulkan pemanasan global berasal dari

pupuk di dalam kolam pembuangan kotoran ternak.

3. Pengikisan tanah

Hampir 40 persen produksi biji-bijian dunia dan lebih dari 70 persen di Amerika

Serikat diberi makan kepada ternak. Untuk setiap pon (setengah kilogram) daging,

unggas, telur, dan susu yang kita produksi, ladang pertanian kehilangan kira-kira

lima pon permukaan tanah (Siddhi, 2009).

2.5. Hasil penelitian-penelitian lain

a. Nutrient Intakes and Eating Behavior see of Vegetarian and Non Vegetarian
Women

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari tahun 1995 di daerah

metropolitan di sebelah barat Kanada bertujuan untuk membandingkan gizi yang masuk

antara wanita yang bervegetarian dan tidak bervegetarian dengan umur antara 20-40

Universitas Sumatera Utara


tahun, dengan BMI (Body Mass Index) antara 18-25, tidak merokok dan melakukan

olahraga 7 jam dalam atau kurang dari seminggu. Responden yang tidak bervegetarian

(22 orang) memakan daging 3 kali atau lebih dalam seminggu dan yang bervegetarian

(23 orang) tidak memakan daging, ikan dan unggas selama 2 tahun atau lebih.

Analisis data dilakukan dengan membandingkan kelompok yang bervegetarian

dengan kelompok yang tidak bervegetarian menggunakan uji T tidak berpasangan. Hasil

dari penelitian ini adalah bahwa pola makan wanita di bagian barat Kanada telah sangat

mendekati pola makan yang sehat. Kelompok yang bervegetarian memiliki kadar

protein dan kolestrol yang lebih rendah, dan memiliki kadar karbohidrat dan serat yang

lebih tinggi daripada yang tidak bervegetarian.

b. Status Gizi Balita Vegetarian Lacto-Ovo dan Non Vegetarian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status gizi anak balita vegetarian

lacto-ovo dan non vegetarian di Jakarta pada bulan Februari sampai Maret 2008 dengan

desain cross sectional (potong lintang). Sampel berjumlah 148 balita (75 vegetarian dan

73 non vegetarian) yang diambil secara sengaja dari playgroup dan TK Mutiara

Bangsa.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan bermakna

antara status gizi balita vegetarian lacto-ovo dengan balita non vegetarian. Penghasilan

keluarga merupakan hal yang paling dominan yang berhubungan dengan status gizi

balita vegetarian lacto-ovo. Sedangkan hal yang paling dominan terkait dengan balita

non vegetarian adalah penyakit infeksi.

c. Gambaran Kadar Hemoglobin, Pola Konsumsi, Serta Pola Penyakit pada


Wanita Vegetarian dan Non Vegetarian di Keluarga Vegetarian Maitreya
Indonesia (KVMI) Medan Tahun 2004

Universitas Sumatera Utara


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin, pola

konsumsi, serta pola penyakit pada wanita vegetarian dan non vegetarian di Keluarga

Maitreya Indonesia (KVMI) Medan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional

(potong lintang) terhadap 30 orang responden vegetarian dan 30 orang responden non

vegetarian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar Hb normal pada wanita vegetarian

24 orang (80%) dan < normal 6 orang (20%). Kadar Hbnormal pada wanita non

AKG
vegetarian 19 orang (63,33%) dan < normal 11 orang (36,67%). Konsumsi Fe

pada wanita vegetarian 25 orang (83,33%) dan < AKG 5 orang (16,67%), konsumsi Fe

AKG pada wanita non vegetarian 22 orang (73,33%) dan < AKG 8 orang (26,67%).

Konsumsi protein AKG pada wanita vegetarian 26 orang (86,67%) dan < AKG 4

AKG pada
orang (13,33%), konsumsi protein wanita non vegetarian 20 orang

(66,67%) dan < AKG 10 orang (33,33%). Wanita vegetarian yang menderita ISPA 3

orang (10%) dan non vegetarian 4 orang (13,33%). Wanita vegetarian yang menderita

hipertensi 2 orang (6,67%) dan jantung koroner 1 orang (3,33%), wanita non vegetarian

yang menderita hipertensi 4 orang (13,33%) dan jantung koroner 2 orang (6,67).

Universitas Sumatera Utara


2.6. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Karakteristik :
- Jenis Kelamin
- Uang saku

Pengetahuan Sikap

Tindakan :
Niat Pola makan
Sumber Kelompok vegetarian
Informasi referensi :
Keluarga
Teman
Tokoh idola

Perilaku atau tindakan pola makan vegetarian terbentuk dari adanya niat

terhadap pola makan vegetarian. Niat ini dibentuk oleh sikap terhadap pola makan

vegetarian dan norma subjektif responden yaitu kelompok referensi (keluarga, teman

dan tokoh idola). Sikap terhadap pola makan vegetarian dipengaruhi oleh kepercayaan

normatif untuk mengikuti pola makan vegetarian yaitu pengetahuan dari responden dan

pengetahuan tentang pola makan vegetarian itu didapat dari faktor internal (karakteristik

responden meliputi jenis kelamin dan uang saku) dan faktor eksternal (sumber-sumber

informasi yang berasal dari keluarga, teman, media cetak, media elektronik dan

internet).

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai