OLEH :
KELOMPOK 3
OLEH :
KELOMPOK 3
A. Latar Belakang
Lanjut usia adalah suatu kejadian yang pasti akan dialami oleh semua orang yang dikarunia
usia panjang, terjadi tidak bisa dihindari oleh siapapun, namun manusia dapat berupaya untuk
menghambat kejadiannya (Arya, 2008). Proses menua (aging) adalah proses alami yang disertai
adanya penurunan kondisi fisik, psikologis maupun sosial yang saling berinteraksi satu sama lain.
Keadaan itu cenderung berpotensi menimbulkan masalah kesehatan secara umum maupun
kesehatan jiwa secara khusus pada lansia (Kuntjoro, 2002).
Lansia tidak hanya meliputi aspek biologis, tetapi juga psikologis dan sosial. Lansia banyak
menghadapi berbagai masalah kesehatan yang perlu penanganan segera dan terintegrasi
(Akhmadi, 2009).Menurut Laksamana (1983:77), perubahan yang terjadi pada lansia dapat disebut
sebagai perubahan `senesens` dan perubahan 'senilitas'. Perubahan `senesens' adalah perubahan-
perubahan normal dan fisiologik akibat usia lanjut. Perubahan 'senilitas' adalah perubahan-
perubahan patologik permanent dan disertai dengan makin memburuknya kondisi badan pada
usia lanjut. Sementara itu, perubahan yang dihadapi lansia pada umumnya adalah pada bidang
klinik, kesehatan jiwa dan problema bidang sosio ekonomi. Oleh karena itu lansia adalah
kelompok dengan resiko tinggi terhadap problema fisik dan mental.
Lansia sebagai tahap akhir dari siklus kehidupan manusia, sering diwarnai dengan kondisi
hidup yang tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu dalam pendekatan pelayanan kesehatan
pada kelompok lansia sangat perlu ditekankan pendekatan yang dapat mencakup sehat fisik,
psikologis, spiritual dan sosial. Hal tersebut karena pendekatan dari satu aspek saja tidak akan
menunjang pelayanan kesehatan pada lansia yang membutuhkan suatu pelayanan yang
komprehensif.
B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan lansia yang mengalami gangguan psikososial?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengetahui dan mempelajari tentang asuhan keperawatan lansia yang mengalami
gangguan psikososial.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tentang Konsep Teori Lansia
b. Mengetahui tentang Teori Psikososial Lansia
c. Mengetahui tentang Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Psikososial Lansia
d. Mengetahui tentang Perubahan Psikososial pada Lansia
e. Mengetahui tentang Macam-macam Masalah Keperawatan Psikososial
f. Mengetahui tentang Tahap-tahap Asuhan Keperawatan Lansia
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan konsep diri dan depresi
Tujuan :
- Pasien mampu berpartisipasi dalam memutuskan perawatan dirinya
- Pasien mampu melakukan kegiatan dalam menyelesaikan masalahnya
Intervensi
- Bicara secara langsung dengan klien, hargai individu dan ruang pribadinya jika tepat
- Beri kesempatan terstruktur bagi klien untuk membuat pilihan perawatan
- Beri kesempatan bagi pasien untuk bertanggung jawab terhadap perawatan dirinya
- Beri kesempatan menetapkan tujuan perawatan dirinya. Contoh : minta pasien
memilih apakah mau mandi, sikat gigi atau gunting kuku.
- Beri kesempatan untuk menetapkan aktifitas perawatan diri untuk mencapai tujuan.
Contoh : Jika pasien memilih mandi, bantu pasien untuk menetapkan aktifitas untuk
mandi (bawa sabun, handuk, pakaian bersih.
- Berikan pujian jika pasien dapat melakukan kegiatannya.
- Tanyakan perasaan pasien jika mampu melakukan kegiatannya.
- Sepakati jadwal pelaksanaan kegiatan tersebut secara teratur.
- Bersama keluarga memilih kemampuan yang bisa dilakukan pasien saat ini
- Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian terhadap kemampuan yang masih
dimiliki pasien.
- Anjurkan keluarga untuk membantu pasien melakukan kegiatan sesuai kemampuan
yang dimiliki.
- Anjurkan keluarga memberikan pujian jika pasien melakukan kegiatan sesuai dengan
jadwal kegiatan yang sudah dibuat.
e. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tak efektif sekunder terhadap
respon kehilangan pasangan.
Tujuan :
- Klien merasa harga dirinya naik.
- Klien mengunakan koping yang adaptif.
- Klien menyadari dapat mengontrol perasaannya.
Intervensi
- Bina hubungan saling percaya dan keterbukaan.
- Maksimalkan partisipasi klien dalam hubungan terapeutik.
- Bantu klien menerima perasaan dan pikirannya.
- Bantu klien menjelaskan konsep dirinya dan hubungannya dengan orang lain melalui
keterbukaan.
- Berespon secara empati dan menekankan bahwa kekuatan untuk berubah ada pada
klien.
- Mengeksplorasi respon koping adaptif dan mal adaptif terhadap masalahnya.
- Bantu klien mengidentifikasi alternatif pemecahan masalah.
- Bantu klien untuk melakukan tindakan yang penting untuk merubah respon
maladaptif dan mempertahankan respon koping yang adaptif.
- Identifikasi dukungan yang positif dengan mengaitkan terhadap kenyataan.
- Berikan kesempatan untuk menangis dan mengungkapkan perasaannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahwa pelayanan geriatrik di Indonesia sudah saatnya diupayakan di seluruh jenjang
pelayanan kesehatan di Indonesia. Untuk itu pengetahuan mengenai geriatric harus sudah
merupakan pengetahuan yang harus diajarkan pada semua tenaga kesehatan. Dalam hal ini
pengetahuan mengenai psikogeriatri atau kesehatan jiwa pada usia lanjut merupakan salah satu di
antara berbagai pengetahuan yang perlu diketahui. Tatacara pemeriksaan dasar psikogeriatri oleh
karena itu sering disertakan dalam pemeriksaan/assesmen geriatric, antara lain mengenai
pemeriksaan gangguan mental. Kognitif, depresi dan beberapa pemeriksaan lain.
B. Saran
Melalui makalah ini kami mengharapkan mahasiswa dapat mengetahui mengenai askep lansia
masalah psikososial, mulai dari konsep psikososial, masalah psikososial pada lansia serta asuhan
keperawatan terkait dengan masalah psikososial tersebut.