Anda di halaman 1dari 5

ardyan

MODEL INTI

A. Model Tetesan Cair


Model tetes cairan dikembangkan oleh Niels Bohr, Wheeler, dan Frenkel. Model ini
memperlakukan inti sebagai suatu massa homogen dan setiap nukleon berinteraksi secara
kuat dengan nukleon terdekatnya. Nukleon-nukleon penyusun nukleus saling tarik-menarik
sehingga jarak antar nukleon menjadi sangat rapat. Gaya interaksi adalah gaya jarak pendek
yang bersifat jenuh dan tidak bergantung pada muatan dan spin nukleon, sehingga energi
interaksi antarnukleon merupakan fungsi kontinu dari massa inti (nomor massa A). Nukleon-
nukleon yang ada dipermukaan nukleus mendapatkan gaya tarikan yang lebih kuat kearah
dalam nukleus cenderung menjadi bulat seperti setetes cairan.
C. V. Wieszacker pada tahun 1935 mendapati bahwa sifat-sifat inti berhubungan dengan
ukuran, masa dan energi ikat. Hal ini mirip dengan yang dijumpai pada tetes cairan. Kerapatan
cairan adalah konstan, ukurannya sebanding dengan jumlah partikel atau molekul di dalam
cairan, dan penguapannya (energi ikatnya) berbanding lurus dengan massa atau jumlah partikel
yang membentuk tetesan.
Model ini disebut model tetesan cairan karena adanya sejumlah kesamaan kelakuan
antara inti dan tetesan suatu cairan. Kesamaan kelakuan tersebut adalah
1. Baik tetes cairan maupun inti, keduanya bersifat homogen dan tidak dapat dimampatkan.
Tetes cairan tersusun oleh sejumlah atom atau molekul, sedangkan inti tersusun atas nukleon.
Implikasi dari hal ini adalah volume inti sebanding dengan massa A.
2. Kemiripan inti dengan tetesan larutan ideal ditunjukkan dengan anggapan bahwa gaya
interaksi antarnukleon adalah sama, tidak memperhatikan muatan maupun spin nukleon,
yakni f n-n f n-p f p-p. Hal ini didukung oleh fakta bahwa energi pengikat inti pada pasangan
inti cermin adalah hampir sama, yaitu penggantian gaya p-p oleh gaya n-n tidak
memberikan pengaruh yang berarti terhadap energi pengikat total.
3. Sama dengan suatu tetes cairan, inti atom akan menunjukkan adanya gaya tegangan
permukaan, gaya yang sebanding dengan A.
4. Gambaran umum untuk tetes cairan, yaitu dapat terjadi penggabungan tetesan kecil menjadi
tetesan yang lebih besar atau sebaliknya, pemecahan tetesan besar menjadi tetesan yang lebih
kecil. Hal ini ada kemiripan dengan reaksi fusi dan fisi pada reaksi inti.
5. Jika tetes cairan atau inti ditembaki dengan partikel berenergi tinggi, partikel penembak
ditangkap dan terbentuk suatu inti gabungan (inti majemuk). Kemudian tambahkan energi
partikel yang tertangkap akan secara cepat didistribusikan kepada semua partikel dalam
tetesan atau nukleon-nukleon dalam inti. Proses pemanasan energi ini dalam inti gabungan
dapat berlangsung dan bergantung pada kecepatan partikel penembak.
6. Pelepasan kelebihan energi (dieksitasi) pada tetesan atau inti majemuk dapat dilakukan
melalui proses berikut :
Pada tetesan inti majemuk :
Pendinginan dengan melepaskan panas
Penguapan sejumlah partikel
Pemecahan tetesan menjadi dua tetesan yang lebih kecil
Pada inti majemuk :
Pendinginan dengan memancarkan radiasi
Pemancaran satu atau lebih partikel
Pembelahan inti menjadi dua inti yang lebih kecil

Nukleon-nukleon yang berbeda jenis setelah membentuk nukleus menjadi satu-kesatuan, dan
tidak lagi sebagai nukleon yang berdiri-sendiri. Bila nukleus menerima suatu aksi dari luar
maka seluruh nukleon penyusun nukleus memberikan aksi secara bersama-sama.
Dalam keadaan tereksitasi sifat dari nukleus menjadi tidak stabil. Untuk mencapai kestabilan
kembali nukleus akan melakukan reaksi nuklir. Hasil dari reaksi nuklir dapat berwujud energi
panas, radiasi partikel dan gelombang elektromagnet. Terpancarnya partikel-partikel dari
nukleon dapat dianalogkan dengan teruapkannya melekul-molekul air dari tetes cairan.

Model tetes cairan juga mampu menjelaskan mekanismelogis dari reaksi inti berenergi
rendah, menjelaskan gejala pembelahan dan penggabungan inti. Selain itu, model tetes cairan
memberikan dasar perhitungan energi pengikat inti dan massa atom secara inti empirik yang
dikemukakan Weizsacker yang dapat diaplikasikan dalam menghitung tetapan jari-jari nuklir
dan memperkirakan nuklida stabil pada deret isobarik peluruhan.
Model tetes cairan membawa pada persamaan semi empiris. Massa defek inti
dirumuskan:

Konstanta dalam persamaan (3.1) ditentukan dari eksperimen, yang nilainya:

b1 = 14,0 MeV b3 = 0,58 MeV


b2 = 13,0 MeV b4 = 19,3 MeV

Koreksi Persamaan Semi Empiris

Persamaan (3.1) diperoleh dari berbagai koreksi yang dilakukan berurutan. Dengan
energi ikat yang diabaikan, estimasi pertama adalah untuk massa inti yang tersusun dari proton
Z dan neutron N = A-Z adalah Zmp+(A-Z)mn
Selanjutnya, estimasi massa ini dikoreksi untuk menghitung energi ikat inti. Lantaran
gaya inti adalah tarik menarik, energi ikatnya menjadi positif, sehingga massa inti menjadi
lebih kecil dibanding massa nukleon yang terpisah-pisah. Dari model tetes cairan, penguapan
panas (energi ikat) berbanding lurus dengan jumlah nukleon A. Sehingga menghasilkan koreksi
sebesar (b1 A).
Asumsi pada koreksi pertama, yaitu b1 pernukleon, tentu tidak terlalu tepat. Sebab, hal
itu hanya berlaku untuk inti di bagian dalam yang dikelilingi inti yang lain. Sedangkan inti
pada bagian permukaan, pasti terikat lebih lemah. Makanya diperlukan koreksi permukaan
yang besarnya seluas permukaan inti, yaitu (b2 A2/3).
Selanjutnya adalah koreksi dari adanya Energi Coulomb (Ec) antar proton yang tolak-
menolak. Adanya gaya tolak-menolak ini, energi ikat (besanya massa defek) akan lebih kecil.
Yang memberikan koreksi sebesar (b3Z2A-1/3). Sampai disini bentuk ekspresi massa inti telah
didapatkan dari analogi dengan tetesan cairan bermuatan. Selain itu, muncul koreksi dari
mekanika kuantum. Menurut prinsip pengecualian Pauli, jika terdapat kelebihan netron
ketimbang proton atau kebalikannya di dalam inti, maka energinya (massanya) akan
mengalami kenaikan. Akhirnya muncul koreksi
Nukleon-nukleon di dalam inti juga cenderung berpasangan. Netron-netron atau proton-
proton akan berkelompok bersama dalam spin-spin yang berbeda. Akibat efek ini
menimbulkan pasangan energi hadir bervariasi sebesar A-3/4 dan bertambah sebesar jumlah
nukleon-nukleon tidak berpasangan.
Rata-rata energi ikat per nukleon diperoleh dari persamaan diatas:

(3.3)

Dari persamaan diatas jika digambarkan akan tampak seperti gambar 3.1.

B. Model Kulit
Pada model tetesan cairan, nukleon-nukleon tidak diperlakukan secara individu, tetapi
dipandang secara kolektif (rata-ratanya). Model ini berhasil menjelaskan beberapa sifat inti, seperti
rata-rata energi ikat per nukleon. Namun, sifat inti lainya, seperti energi-energi keadaan eksitasi
dan momen magnetik inti, membutuhkan pemakaian model mikroskopik dalam perhitungan
perilaku nukleon-nukleon secara individu.
Menurut data eksperimenl, terbukti bahwa sifat-sifat inti mengalami perubahan pada N atau
Z sebesar 2, 8, 20, 28, 50, 82, atau 126 yang dikenal sebagai bilangan ajaib
24
(Gambar cari di buku Krane). Pada bilangan ajaib ini didapatkan bahwa inti berada dalam keadaan
stabil dan berjumlah banyak.
Selain itu, energi-energi keadaan tereksitasi pertama pada bilangan ajaib, ternyata lebih
besar dibandingkan dengan inti-inti di luar bilangan ajaib. Sebagai contoh perak, dengan bilangan
ajaib Z = 50 memiliki 10 isotop stabil, sehingga energi yang dibutuhkan untuk melepaskan proton
sekitar 11 MeV dan keadaan tereksitasi pertama untuk isoto-isotop genap-genap (N dan Z bernilai
genap) adalah sekitar 1,2 MeV di atas keadaan dasar.
Sebaliknya untuk isotop-isotop terulium (Z = 52) energi yang dibutuhkan untuk melepas
proton 7 MeV dan untuk isotop-isotop genap, keadaan tereksitasi pertama memiliki energi sebesar
0,6 MeV.
Tampak sekali ada semacam pola sebagaimana pada atom yang elektron-elektronnya mengisi kulit
atom dengan pola tertentu. Kesamaan dalam perilaku ini mengisyaratkan adanya kemungkinan
bahwa beberapa sifat inti dapat dijelaskan dengan model kulit inti.
Diposting oleh ardyan di 06.58
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Beranda


Langganan: Posting Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog
2012 (3)
o Januari (3)
Escalator
ELEVATOR (application of simple planes)
model Inti

Mengenai Saya
ardyan
Lihat profil lengkapku

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bundel Isoterm Adsorpsi
    Bundel Isoterm Adsorpsi
    Dokumen18 halaman
    Bundel Isoterm Adsorpsi
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka 44-45
    Daftar Pustaka 44-45
    Dokumen2 halaman
    Daftar Pustaka 44-45
    Nur Amalia Rahman
    100% (1)
  • Nilai Permanganat Secara Titrimetri
    Nilai Permanganat Secara Titrimetri
    Dokumen10 halaman
    Nilai Permanganat Secara Titrimetri
    Nurdina Bestari
    Belum ada peringkat
  • Kim
    Kim
    Dokumen11 halaman
    Kim
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Bab Iic
    Bab Iic
    Dokumen11 halaman
    Bab Iic
    Muhamad Sodik
    Belum ada peringkat
  • Minyak Bumi
    Minyak Bumi
    Dokumen3 halaman
    Minyak Bumi
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Pengelolaan Limbah B3
    Pengelolaan Limbah B3
    Dokumen3 halaman
    Pengelolaan Limbah B3
    Siti Suwaibatul Aslamiah
    Belum ada peringkat
  • Pemutihan Kertas Koran Bekas Dengan Menggunakan Asam Peroksida-1
    Pemutihan Kertas Koran Bekas Dengan Menggunakan Asam Peroksida-1
    Dokumen18 halaman
    Pemutihan Kertas Koran Bekas Dengan Menggunakan Asam Peroksida-1
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • D-28 - Deni
    D-28 - Deni
    Dokumen10 halaman
    D-28 - Deni
    Zumrotus Sa'dah
    Belum ada peringkat
  • Partikel
    Partikel
    Dokumen44 halaman
    Partikel
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Makalah Pemanfaatan Limbah Kertas
    Makalah Pemanfaatan Limbah Kertas
    Dokumen10 halaman
    Makalah Pemanfaatan Limbah Kertas
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • SILOGISME
    SILOGISME
    Dokumen9 halaman
    SILOGISME
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Materi Hidrokarbon
    Materi Hidrokarbon
    Dokumen13 halaman
    Materi Hidrokarbon
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen13 halaman
    Tugas
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Model
    Model
    Dokumen6 halaman
    Model
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • GFGU
    GFGU
    Dokumen22 halaman
    GFGU
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kimia Inti
    Kimia Inti
    Dokumen2 halaman
    Kimia Inti
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Analisis Data Gelombang Tali
    Analisis Data Gelombang Tali
    Dokumen2 halaman
    Analisis Data Gelombang Tali
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Reaktor
    Reaktor
    Dokumen20 halaman
    Reaktor
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Hidrokarbon
    Hidrokarbon
    Dokumen14 halaman
    Hidrokarbon
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kalor Reaksi
    Kalor Reaksi
    Dokumen15 halaman
    Kalor Reaksi
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Bhs Ing
    Bhs Ing
    Dokumen9 halaman
    Bhs Ing
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen13 halaman
    Tugas
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Kimia Inti
    Kimia Inti
    Dokumen2 halaman
    Kimia Inti
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • BIOKIMIA
    BIOKIMIA
    Dokumen6 halaman
    BIOKIMIA
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • Bubur Barobbo
    Bubur Barobbo
    Dokumen2 halaman
    Bubur Barobbo
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • HNMR 1. 11 MNT
    HNMR 1. 11 MNT
    Dokumen2 halaman
    HNMR 1. 11 MNT
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • HNMR 1. 11 MNT
    HNMR 1. 11 MNT
    Dokumen2 halaman
    HNMR 1. 11 MNT
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat
  • EKSTRAKSI MINYAK NABATI
    EKSTRAKSI MINYAK NABATI
    Dokumen9 halaman
    EKSTRAKSI MINYAK NABATI
    Nur Amalia Rahman
    Belum ada peringkat